Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA


Dosen Pembimbing : Ns.,Nurhayati.S.Kep.,MNS

Di susun oleh :

Kelompok 3

1. Ainur Rohmah 22142010006


2. Sindi Legita N. 2214201113
3. Rika Riana 2214201125
4. Weni Martin 2214201097
5. Harpinte D. 2214201094
6. Ari Saputra 2214201115

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan
Dewasa Sistem Kardiovaskuler dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Anemia” Atas bimbingan Ibu dosen, dan saran dari teman-teman maka disusunlah
makalah proses keperawatan ini. Semoga dengan tersusunnya makalah ini diharapkan
dapat berguna bagi kita semua dalam memenuhi salah satu syarat tugas kami
diperkuliahan.
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan efisien dalam proses perkuliahan.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak
maka, kami mengucapkan terimakasih pada pihak terkait. Dalam menyusun makalah ini
kami berusaha dengan segenap kemampuan untuk membuat makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Sebagai pemula tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunannya,materi yang kurang lengkap,referensi yang kurang banyak dan lain
sebagainya. Oleh karena itu kami mohon maaf dan sangat mengharapkan kritik dan
saran agar makalah ini bisa jadi lebih baik lagi.
Demikianlah kata pengantar makalah ini dan kami berharap semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai mana mestinya, aamiin.

Bengkulu, 11 November 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I ...........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1 Tinjauan Teori .......................................................................................................1
1.2 Definisi Anemia ......................................................................................................2
1.3 Etiologi atau Penyebab Anemia.............................................................................2
1.4 Manifestasi Klinis Anemia.....................................................................................3
1.5 Patofisiologi Anemia...............................................................................................3
1.6 Komplikasi Anemia.................................................................................................4
1.7 Klasifikasi Anemia..................................................................................................4
1.8 Penatalaksanaan Anemia.......................................................................................6
1.9 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................7
BAB II............................................................................................................................9
ASUHAN KEPERAWATAN .......................................................................................9
2.1 Skenario Kasus .......................................................................................................9
2.2 14 Subkategori.........................................................................................................9
2.3 Analisa data.............................................................................................................9
2.4 intervensi SLKI/SIKI..............................................................................................11
Bab 111...........................................................................................................................16
3.1.A.Kesimpulan..........................................................................................................16
DAFTAR FUSTAKA....................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tinjauan Teori
Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah
merah (Hemogblogin) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Hemoglobin
yang terkandung di dalam sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari
paru paru dam mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan
Anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (HB) pada laki laki kurang dari 13,5 G/DL dan
Hematokrit kurng dari 41%, pada Perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5
G/DL atau Hemotokrit kurang dari 36%.
Anemia (Bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (Protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah
normal.Seldarah mengandung hemoglobinyang memungkinkan mereka memungkinkan
mengangkut oksigen dari paru paru dan menghantarkannya ke seluruh tubuh.
Anemia adalah Kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membrane mucosa
pucat, dan pada test laboratorium di dapatkan hitung Hemoglobin (HB), Hematokrin
(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkn oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolism tubuh yang optimal.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Keadaan ini sering menyebabkan energi
dalan tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lunglai, dan letih.
Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat
besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan meningkatnya penghancuran sel darah merah,
pembesaran limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap
sel darah merah: Hemoglobinuria nocturnal paroksimal, Sferositosis herediter,
Ellipsitosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia di sebabkan karena
pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi.

1
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan
jantung.
1.2 Definisi Anemia
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
paru paru, dan menghantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalan jumlah sesuain yang di perlukan tubuh (kamus Bahasa
Indonesia).
Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
1. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya
2. Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang di perlukan untuk pematangan eritrosit
Anemia secara umum adalah turunya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahui dengan adanya pemeriksaan darah lengkap
laboratorium.
1. Nilai HB Normal
a. Pria : 13.8 – 17.2 gram/dl
b. Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai HB Normal
a. Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b. Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
1.3 Etiologi atau Penyebab Anemia
1. Kurang gizi / malnutrisi
2. Kurang zat besi dalam zat makanan
3. Malabsorbsi kondisi tubuh tidak dapat menyerap nutrisi dari makanan
4. Penyakit kronik seperti TBC, Cacing usus, Malaria, dll.

2
1.4 Manifestasi Klinis Anemia
Tanda- tanda anemia itu disebabkan karena jumlah sel darah merah rendah akibatnya
berkurangnya pengiriminan oksigen ke setiap jaringan pada tubuh. Anemia bisa
memeperburuk kondisi medis lainya yang
mendasari (Poerwati, 2011).
Tanda – tanda anemia sebagai berikut :
a. Lesu, lemah, letih, lalai dan lelah
b. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang- kunang
c. Terlihat pucat kelopak mata, bibir, lidah, ringan, kulit, telapak tangan
d. Nafsu makan menurun
e. Sesak nafas
f. Adanya keluhan seputar infeksi, seperti demam, nyeri badan
g. Riwayat terjadinya perdarahan (Amirudin Ali et al., 2012).

1.5 Patofisiologi Anemia


Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya
berkurangnya eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik,
invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasildari proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi
normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera). Apabila
sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik)
maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin
bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal
dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar: 1) hitung retikulosit dalam sirkulasidarah; 2)
derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara

3
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia
danhemoglobinemia

1.6 Komplikasi Anemia


Penderita anemia yang tidak dapat perawatan yang baik bisa saja mengalami
beberapa komplikasi sebagai berikut :

a. Gagal jantung

b. Mengalami kejang

c. Daya konsentrasi mengalami penurunan

d. Perkembangan otot memburuk (jangka lama )

Komplikasi anemia menurut (Sugeng. 2013)adalah:

a. Kelelahan berat, bila anemia mencukupi parah seseorang mungkin merasa sangat
lelah sehingga tidak bisa menyelesaikan tugas sehari- hari.
b. Komplikasi kehamilan, wanita hamil dengan anemia defiensi folat mungkin lebih
cenderung mengalami komplikasi, seperti kelahiran premature.
c. Masalah jantung, anemia dapat menyebabkan detak jantung cepat atau ireguler
(aritmia). Bila seseorang menderita anemia, jantung harus memompa lebih banyak
darah untuk mengimbangi kekurangan oksigen dalam darah. Hal ini menyebabkan
jantung membesar atau gagal jantung
d. Kematian beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa menyebabkan
komplikasi yang mengancam jiwa Kehilangan banyak darah dengan cepat
mengakibatkan anemia akut dan berat juga bisa berakibat fatal.

1.7 Klasifikasi Anemia


Anemia dapat dikelompokkan menjadi kedalam tiga kategori yakni, dikatakan
anemia ringan apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 9-10 gr % , anemia
sedang apabila kadar hemoglobin dalam darah berkisar pada 7-8 gr %, dan anemia berat
apabila kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 7 gr % . Secara morfologis (menurut
ukuran sel darah merah dan hemoglobin yang dikandungnya), anemia dapat
dikelompokkan menjadi :

4
1) Makrositik, ketika ukuran sel darah merah bertambah besar sebagaimana jumlah
hemoglobin di setiap sel yang juga bertambah. Anemia makrositik dibagi menjadi
dua yakni megaloblastik yang dikarenakan kekurangan vitamin B12, asam folat, dan
gangguan sintesis DNA, dan anemia non megaloblastik yang disebabkan oleh
eritropoesis yang dipercepat dan peningkatan luas permukaanmembran.
2) Mikrositik, yakni kondisi dimana mengecilnya ukuran sel darah merah yang
disebabkan oleh defisiensi zat besi, gangguan sintesis globin, profirin dan heme
serta gangguan metabolisme besi lainnya.
3) Normositik, dimana ukuran sel darah merah tidak berubah, namun terjadi
kehilangan darah yang parah, peningkatan volume plasma darah berlebih, penyakit
hemolitik dan gangguan endokrin, hati dan ginjal.

Berdasarkan penyebabnya anemia dikelompokkan sebagai berikut :


1) Anemia defisiensi zat besi
Merupakan salah satu jenis anemia yang diakibatkan oleh kurangnya zat besi
sehingga terjadi penurunan sel darah merah. Jenis anemia ini yang paling umum
terjadi yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Untuk memproduksi
hemoglobin, sumsum tulang belakang membutuhkan zat besi yang cukup.Tanpa zat
besi yang memadai, tubuh tidak dapat menghasilkan cukup hemoglobin untuk
memproduksi sel darah merah.Anemia difiensi zat besi ini juga sering dialami oleh
ibu hamil, menstruasi yang tak mengeluarkan darah, kanker, penggunaan rutin obat
pereda nyeri yang dijual bebas, seperti aspirin.
2) Anemia pada penyakit kronik
Jenis anemia ini adalah anemia terbanyak kedua setelah anemia defisiensi zat
besi dan biasanya terkait dengan penyakit infeksi.
3) Anemia pernisius
Biasanya di derita orang usia 50-60 tahun yang merupakan akibat dari
kekurangan vitamin B12. Penyakit ini bisa diturunkan.
4) Anemia hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan oleh hancurnya sel darah merah yang lebih
cepat dari proses pembentukannya dimana usia sel darah merah normalnya adalah

5
120 hari. Kondisi ini bisa diturunkan secara genetic, maupun dialami dikemudian
hari.
5) Anemia defisiensi asam folat
Disebabkan oleh kurangnya asupan asam folat. Selama masa kehamilan,
kebutuhan asam folat lebih besar dari biasanya.
6) Anemia aplastic
Adalah anemia yang terjadi akibat ketidakmampuan sumsum tulang dalam
membentuk sel darah merah. Anemia jenis ini jarang terjadi, penyebab anemia
aplastik ini seperti infeksi, pemakaian obat-obatan tertentu, penyakit autoimun, dan
paparan terhadap bahan kimia yang beracun.Anemia yang berhubungan dengan
penyakit pada sumsum tulang belakang.Beberapa jenis penyakit seperti leukemia
dan myelofibrosis, yang dapat menyebabkan anemia yang dapat mempengaruhi
produksi sel darah merah pada sumsum tulang belakang.

1.8 Penatalaksanaan Anemia


Penatalaksaan anemia diajukan untuk mencari penyebab dan menganti darah yang
hilang, penatalaksaan anemia berdasarkan penyebabna, yaitu:
a. Anemia aplastik
1) Tranplantasi sumsum tulang
2) Peberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG )
b. Anemia pada penyakit ginjal
1) Pada pasien dialysis harus ditanganidengan pemberian besi dan asam folat
2) Ketersediaan eritropeotin rekombinan
c. Anemia pada penyakit kronis
Pada anemia tidak menunjukan gejala dan memerlukan penanganan khusus.
Besisumsum tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat
d. Anemia pada defiensi besi
1) Penyebab dari defisiensi besi
2) Menggunakan preparat besi oral
e. Anemia megaloblastik
1) Difisiensi vitamin B12 dengan pemberian vitamin B12 yang dapat diberikan
denganinjeksi

6
2)Terapi vitamin B12 diberikan pada pasien selama hidup untuk mencegah
kekambuhan anemia
f. Anemia defisiensi asam folat penangananya dengan diet dan penambahan asam folat
1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorsi(Safira, 2019).

1.9 Pemeriksaan Penunjang


a. Tes darah lengkap / Complete Blood Count )

b. Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur kadar sel darah di dalam sampel
darah. Yang dilihat dari jumlah hematokrit (sel darah merah dalam tubuh ).

c. Pemeriksaan sel darah merah

d. Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan ukuran dan bentuk sel darah merah.

e. Pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, vitamin B12, tes diagnostic tambahan.

f. Pemeriksaan yang dibutuhkan berfungsi untuk menentukan penyebab anemia.

g. melakukan pengujian pada sampel tulang sumsum untuk mendeteksi anemia


(DeLoughery, 2014).

Pemeriksaan penunjang pada anemia :

a. Antibiotik pada pasien ini dengan jumlah sel neutrofil yang rendah
(neutropenia)maka akan sering mengalami infeksi. Untuk itu diperlukan antibiotik
dibutuhkan untuk melawan untuk melawan infeksi tersebut.

b. Transfusi darah

Dilakukan pada penderita anemia yang mengalami pendarahan dan infeksi

c. Imunoterapi

Anemia dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, maka diberikan obat untuk

menekan sistem imun.

d. Transplantasi sum sum tulang

7
Transplantasi ini dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang telah rusak.
Transplantasi juga metode pengobatan yang dapat bersifat menyembuhkan.

(Neli Agustin & Maani, 2019).

8
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 Skenario Kasus


.Ny. A (31 tahun) masuk RS tanggal 17 November 2023 Diketahui setelah
pengkajian, pasien dengan diagnosa medis: Anemia. Pasien mengeluh lelah,
lemah tidak bisa melakukan apa apa, merasa tidak nyaman setelah beraktivitas,
pusing dengan mata berkunang-kunang, badan terasa dingin.
• Hasil pengkajian perawat : Tekanan darah 130/90 mmhg, Nadi 70x /menit suhu
36.1C ,RR 18x/menit, akral teraba dingin CRT >3 detik, nadi terasa lemah,
warna kulit pucat, turgor kulit menurun, konjungtiva anemis

2.2 14 Subkategori

2.3 Analisa data

No Data Etiologi Masalah


(subjrktif dan objektif)
1 DS : Penurunan konsentrasi Perfusi
 pasien hemoglobin perifer tidak
mengeluh lelah efektif
dan
lemah,pusing
dengan mata
berkuang
kunang ,badan
terasa dingin.

DO :
- Akral traba
dingin
- Warna kulit

9
pucat
- Konjung tiva
ahemis
- Tutgor kulit
menurun
- Pemriksaan ttv:
- Nadi :70x/
menit
- Rr:18x/ menit
- T:36,1 c
2 DS : Kondisifisiologis Keletihan
Pasien mengatakan (misPenyakitkronis,Penyakiterm (
lemas dan tidak bisa inal,AnemiaMalnutrsikehamilan
melakukan apa apa )
DO :
- Tidak mampu
mempertahanka
n aktivitas
- Vertilasi lelah
menurun
- Lesu menurun
- Pola istirahat
membaik
- Verbalisasi
kepulihan
energi
meningkat
3 DS : -
- pasien lemah
tidak bisa
melakukan apa
apa ,merasa

10
tidak nyaman
setelah
beraktivitas
DO :
- pasien tampak
pucat dan
lemah
- pemriksaan ttv
- N : 70x/menit
- RR : 18X/
menit
- T : 36,1 C

2.4 intervensi SLKI/SIKI

NO Diagnosa keprawatan Tujuan dan kriteria Intervensi keprawaran


(sdki) hasil (slki)
(slki)
1. Perfusi Perifer tidak Setelah dilakukan Perawatan sirkusi
efektif b.d Penurunan tindakan keprawatan (1.02079)
konsentrasiHemoglobi 2x24 jamdiharapkan O :
n d.d Akral terasa ferfusi ferifer - Priksa sirkulasi
dingin dan warna kulit meningkat dengan frifer(mis.nadi
pucat (Hal. 62, SDKI kriteria hasil : frifer,edeman
2017,(D.0009) ) - Kekuatan pengisian kapiler
nadi frifer warna,suhu,anxe
meningkat blacial index)
- Warna kulit - Monitor
pucat panas ,kemerahan
menurun ,nyeri,atau
- Akral bengkak pada
menurun ektermitas

11
- Edma frifer T :
membaik - Hindari
- Tekanan pemasangan
darah infus atau
membaik pentambilan
- Turgor kulit darah di area
membaik keterbatasan
perfusi
- Hindari
E:
- Anjurkan
berolaraga rutin
2 Setelah dilakukan manajemen energi
intervensi (1.05178)
keprawatan selama O:
2x24 jam maka - Identivikasi
diharpkan tingkatan ganguan fungsi
keletihan menurun tubuh yang
dengan kreteria hasil mengakibatkan
: kelelahan
- Kemampuan - Monitor pola dan
melakukan jam tidur
aktivitasan - Monitor lokasi
rutin dan ketidak
meningkat seimbangan
- Pertilasi lelah selama
menurun melakukan
- Lesu aktivitas
menurun T:
- Pola istirahat - Sediakan
membaik lingkungn
- Verbalisasi nyaman dan

12
kepulihan rendah stimulus
energi (mis.cayaha,suara
meningkat , kunjungan)
E:
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan strategi
koping untuk
mengurangi
stimulus
(mis.cahaya,suara
,kunjungan)
K:
- Klaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara
meningkatkan
asupan makanan

3 Setelah melakukan O :
intervensi - Identivikasi
keprawatan selama ganguan fungsi
2x24 jam tubuh yang
diharapkan toleransi menakibatan
aktivita meningkat keleahan
dengan kriteria - Monitor
hasil : kelelahan fisik
- Keluhan dan emosional
lelah - Monitor fola dan
menurun jam tidur

13
- Tekanan - Monitor lokasi
darah dan ketidak
membaik nyamanan dan
- Kemudahan selama
melakukan melakukan
aktivitas aktivitas
sehari hari T :
meningkat Sediakan lingkungan
- Prasaan nyaman dan rendah
lemah stimulus(mis.suara
menurun chaya,kunjungan)
E:
- Anjurkan tira
baring
- Anjurkan
melakukan
aktivitas secara
bertahap
- Anjurkan
mengunjungi
prawat jika tanda
dan gejala
kelelahan tidak
berkurang
- Anjurkan straegi
koping untuk
mengurangi
kelelahan
K:
- Klaborasi dengan
ahli gizi tentang
cara

14
meningkatkan
asupan makanan.

15
Bab 111

3.1.A.Kesimpulan

Anemia adalah Kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membrane mucosa
pucat, dan pada test laboratorium di dapatkan hitung Hemoglobin (HB), Hematokrin
(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkn oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolism tubuh yang optimal.
Anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
paru paru, dan menghantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan
berkurangnya jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalan jumlah sesuain yang di perlukan tubuh (kamus Bahasa
Indonesia).

16
DAFTAR FUSTAKA

Anemia Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Cara Mencegah. (n.d.)
Retrieved. April 10, 2021DeLoughery, T. G. (2014). Microcytic Anemia. New England
Journal of Medicine, 371(14), 1324-1331

Neli Agustin, B., & Maani, H. (2019). Gambaran Hematologi Pasien Myelodysplastic
Syndrome di RSUP Dr. M. Djamil Padang. In Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 8, Issue
3).
Safira, N. (2019). PENTINGNYA EVALUASI KEPERAWATAN BAGI PASIEN.
Amirudin Ali, M., Sugiyanto, Z., & Fakultas Kesehatan Univeritas Dian Nuswantoro, A.
(2012). HUBUNGAN INVEKSI HELMINTHIASIS DENGAN KADAR HEMOGLOBIN
(HB) PADA SISWA SD GEDONGBINA REMAJA KOTA SEMARANG 2011. In JURNAL
VISIKES (Vol. 11, Issue 2).
Handayani dan Haribowo. (2008). Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika

17

Anda mungkin juga menyukai