DISUSUN OLEH
KELOMPOK II :
1. Anita (51118001)
2. Evi Wulandari (51118009)
3. Hani Ammariah (51118012)
4. Helnia Sari (51118013)
5. Prasasti Supalas (51118021)
6. R.M.Rafly Perlambang (51118023)
7. Robin Rasta (51118027)
DOSEN PEMBIMBING :
Dr. Verdiansyah,SpPK,MMRS
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti. Penulis
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Jaminan Mutu
Laboratorium dengan judul “Anemia Primer Aplastik”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, dan
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikinlah yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menjadi
salah satu panduan untuk lebih menghormati Dosen bagi para pembaca. Kritik dan
saran senantiasa kami harapakan agar makalah ini dapat lebih di tingkatkan
kedepannya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR .......................................................................1
DAFTAR ISI` ....................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .................................................................3
1.1 latar Belakang ..............................................................................4
1.2 Rumusan Masalah........................................................................5
1.3 Tujuan ..........................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................6
2.1 Definisi Anemia ...........................................................................6
2.2 Anemia Aplastik ..........................................................................6
2.3 Klasifikasi Anemia Aplastik ........................................................8
2.4 Patologi anatomi anemia aplastik ................................................9
2.5 Manifestasi Anemia Aplastik ......................................................10
2.5 Diagnosis Anemia Aplastik ........................................................11
2.6 Pemeriksaan Penunjang ...............................................................11
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
sangat membantu memperbaiki hasil pengobatan, serta diharapkan dapat
membantu memperbaiki kualitas hidup pasien.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
5
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Anemia
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnyahitungan sel
darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal
(Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal seldarah
merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloodscells (hematokrit)
per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengandemikian anemia bukan
merupakan suatu diagnosis atau penyakit,melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit ataugangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yangmendasar yang diuraikan melalui anemnesis
yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.Anemia ,
dalam bahasa yunani tanpa darah adalah penyakitkurang darah yang
ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan seldarah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal.Jikakadar hemoglobin kurang dari 14g/dl dan
eritrosit kurang dari 41% pada pria , maka pria tersebut dikatakan anemia.
Demikian pula pada wanita , wanita yang memiliki kadar hemoglobin
kurang dari12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37% , maka wanita itu dikatakan
anemia.
Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.
- Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
- Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
- Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.Karena hemoglobin
terdapat dalam sel darah merah , setiapganguan pembentukan sel darah
merah , baik ukuran maupun jumlahnya , dapat menyebabkan terjadinya
anemia.ganguan tersebut dapat terjadi ‘’pabrik’’ pembentukan sel
(sumsum tulang) maupun ganguan karena kekurangan komponen
penting.
6
2.2 Definisi Anemia Primer Aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang disertai oleh pansitopenia
pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang
dalam bentuk aplasia atau hipoplasia tanpa adanya infiltrasi, supresi atau
pendesakan sumsum tulang.1 Pada anemia aplastik terjadi penurunan
produksi sel darah dari sumsum tulang sehingga menyebabkan
retikulositopenia, anemia, granulositopenia, monositopenia.
7
Berdasarkan derajat pansitopenia darah tepi, anemia aplastik dapat
diklasifikasikan menjadi tidak berat, berat atau sangat berat.
c. proses imunologik
Kerusakan sel induk telah dapat dibuktikan secara tidak langsung melalui
keberhasilan transplantasi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik, yang
berarti bahwa penggantian sel induk dapat memperbaiki proses patologik yang
terjadi. Teori kerusakan lingkungan mikro dibuktikan melalui tikus percobaan
yang diberikan radiasi, sedangkan teori imunologik dibuktikan secara tidak
8
langsung melalui keberhasilan pengobatan imunosupresif. Kelainan imunologik
diperkirakan menjadi penyebab dasar dari kerusakan sel induk atau lingkungan
mikro sumsum tulang.
9
menyebabkan penderita menjadi peka terhadap infeksi sehingga
mengakibatkan keluhan dan gejala infeksi baik bersifat lokal maupun bersifat
sistemik. Trombositopenia tentu dapat mengakibatkan pendarahan di kulit,
selaput lendir atau pendarahan di organ-organ.
Manifestasi klinis pada pasien dengan anemia aplastik dapat berupa:
Sindrom anemia :
a. Sistem kardiovaskuler : rasa lesu, cepat lelah, palpitasi, sesak napas
intoleransi terhadap aktivitas fisik, angina pectoris hingga gejala payah
jantung.
e. Epitel dan kulit: kelihatan pucat, kulit tidak elastis atau kurang cerah,
rambut tipis dan kekuning kuningan.
10
2.6 Diagnosis Anemia Aplastik
11
g. Darah Lengkap: Jumlah masing-masing sel darah (eritrosit, leukosit,
trombosit)
12
j. Pemeriksaan Flow cytometry dan FISH (Fluorescence In Situ
Hybridization).
Sel darah akan diambil dari sumsum tulang, tujuannya untuk
mengetahui jumlah dan jenis sel-sel yang terdapat di sumsum tulang.
Serta untuk mengetahui apakah terdapat kelainan genetik atau tidak.
k. Tes Fungsi Hati dan Virus .
Anemia aplastik dapat terjadi pada 2-3 bulan setelah episode akut
hepatitis. Tes ini juga dinilai jika mempertimbangkan dilakukannya
bone marrow transplantasion
l. Level Vitamin B-12 dan Folat menyingkirkan anemia megaloblastik
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, IM. Hematologi Klinik ringkas. Penerbit Buku Kedokteran. EGC: Jakarta.
2003. P: 98-109.
Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643. Pedoman
Diagnosis dan Terapi Penyakit Dalam RSUP Denpasar. Denpasar : Lab /
SMF Penyakit Dalam FK UNUD / RSUP Denpasar Bali, 1994.
Widjanarko, A. Anemia Aplastik. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II
Edisi IV. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2001. p. 637-643.
15