ANEMIA
Disusun Oleh:
PROFESI NERS
2023/2024
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan kasihnya kami boleh
menyusun makalah mengenai “Anemia” ini dengan baik yang dapat digunakan sebagai bahan ajar
referensi untuk mata kuliah keperawatan. Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah kami
tidak terlepas dari berbagai hambatan dan kekirangan namun atas bantuan beberapa pihak maka
makalah ini dapat terselesaikan.
Sehingga pada kesempatan ini kami sebagai penyusun mengucapkan kepada semua pihak yang
telah mendukung dalam penyusunan makalah ini, mengingat makalah kami belum sempurna untuk
itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
Anemia adalah suatu istilah yang menunjukkan rendahnya sel darah merah dan
kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit,
melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis
anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke
jaringan.
Anemia defisiensi besi merupakan masalah umum dan luas dalambidang gangguan gizi di
dunia. Kekurangan zat besi bukan satu-satunyapenyebab anemia. Secara umum penyebab anemia
yang terjadi di masyarakatadalah kekurangan zat besi. Prevalensi anemia defisiensi besi masih
tergolongtinggi sekitar dua miliar atau 30% lebih dari populasi manusia di dunia.Prevalensi ini
terdiri dari anak- anak, wanita menyusui, wanita usia subur, danwanita hamil di negara-negara
berkembang termasuk Indonesia (WHO, 2011).
Zat besi merupakan salah satu mikro nutrien terpenting kehidupan anak. Kekurangan atau
defisiensi besi yang berat akan menyebabkan anemia atau kurang darah. Di dunia, defisiensi
besi terjadi pada 20-25% bayi. Di Indonesia, ditemukan anemia pada 40,5% balita, 47,2% usia
sekolah, 57,1% remaja putri, dan 50,9% ibu hamil. Penelitian pada 1000 anak sekolah yang
dilakukan oleh IDAI di 11 propinsi menunjukkan anemia sebanyak 20-25%. Jumlah anak yang
mengalami defisiensi besi tanpa anemia tentunya jauh lebih banyak lagi
1.2 Tujuan
1
4. Menjelaskan tentang patofisiologi dari Anemia
5. Menggambarkan tentang pathway Anemia
6. Menjelaskan penatalaksaan dari Anemia
7. Menjelaskan penunjang Anemia
2
BAB 2
PEMBAHASAN
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah sehat,
volume sel darah merah kurang, dan atau kurang jumlah hemoglobin. Hipoksia terjadi
karena tubuh kekurangan oksigen. Terlepas dari penyakit itu sendiri anemia
mencerminkan beberapa kondisi patogenik yang mengarah pada abnormalitas jumlah,
struktur, dan normal), fungsi sel darah merah. Ketika diketahui terdapat anemia
pemeriksaan lanjutan perlu dilaksanakan untuk mengetahui merah ya penyebabnya.
Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah (eritrosit) dalam sirkulasi
darah atau massa hemoglobin
Anemia secara labolatorik adalah suatu keadaan apabila terjadinya penurunan kadar
Hb di bawah normalkadar eritrosit dan hematrokrit (packedredcell)Sedangkan menurut
World Health Organization (WHO) anemia adalah suatu keadaan yang ditunjukkan
dengan kadar Hb lebih rendah dari batas normal untuk kelompok orang yang
bersangkutan. Anemia juga didefinisikan sebagai suatu penurunan massa sel darah merah
atau total Hb, secara lebih tepat dikatakan kadar Hb normal pada wanita yang sudah
menstruasi adalah 12.0 dan untuk ibu hamil 11,0 g/dL. Namun tidak ada efek merugikan
bila kadarnya <10,0 g/dL
Anemia adalah suatu konsentrasi apabila hemoglobin <105 g/L atau penurunan
kapasitas darah dalam membawa oksigen hal tesebut terjadi akibat penurunan produksi
sel darah merah, dan/atau penurunan Hb dalam darahAnemia sering didefinisikan sebagai
penurunan kadar Hb darah sampai di bawah rentang normal 13,5 g/dL (pria); 11,5 g/ dL
(wanita); 11,0 g/dL
3
di ginjal, menstruasi yang berlerbihanserta para pendonor darah yang tidak diimbangi dengan
gizi yang baik dapat memiliki resiko anemia
1. Perdarahan akut juga dapat menyebabkan kekurangan darah. Pada saat terjadi
pendarahan yang hebat, mungkin gejala anemia belum tampak transfusi darah
merupakan tindakan penanganan terutama jika terjadi pendarahan akut. Perdarahan
teresebut biasanya tidak kita sadari. Pengeluaran darah biasanya berlangsung sedikit
demi sedikit dan dalam waktu yang lama. Berikut ini tiga kemungkinan dasar
penyebab anemia. . Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Bisa disebut anemia hemolitikmuncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat
dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari)Sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan,
pembedahan, atau permasalahan dengan pembekuan darah. Kehilangan darah yang
banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan
anemia. Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi karena
zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dalam jumpah
cukupIni diakibatkan infeksi virus, paparan terhadap kimia beracun atau obat-obatan
(antibiotik, antikejang, atau obat kanker).
1) Anemia dapat timbul dari masalah hematologis primer atau sebagai
konsekuensi kedua akibat defek pada sistem lain dalam tubuh. Risiko anemia
bervariasi bergantung pada etiologinya. Oleh karena prevalensi anemia
meningkat seiring bertambahnya usia, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas
memiliki risiko tersendiri. Prevalensi untuk kelompok ini sekitar 20%. Akan
tetapi, penuaan tidak dapat dianggap sebagai penyebab anemia, tanpa
menyingkirkan dugaan penyebab reversibel anemia. Anemia herediter
Transpor memerlukan pertimbangan etnis dan kultural. Prevalensi hemoglob
penyakit sel sabit dan talasemia tinggi pada etnis Afrika- Anemia
4
diklasifikasikan berdasarkan etiologi atau nia dan morfologi pada anemia
tertentu. Anemia disebabkan oleh satu dari tiga jalur
(1) penurunan produksi sel darah merah,
(2) peningkatan kecepatan penghancuran darah (hemolisis),
(3) kehilangan darah
Ringkasnya, sel darah merah normal memiliki bentuk bikonkaf, dan anemia
sel sabit memiliki bentuk seperti sel sabit sferesitosis, kelainan bawaan
menyebabkan anemia hemolitik, sel darah merah berbentuk bulat.
2.4 Patofisiologi
Transpor oksigen akan terganggu oleh anemia. Kurangnya valensi hemoglobin atau
rendahnya jumlah sel darah merah, menyebabkan kurangnya pasokan oksigen ke jaringan dan
menyebabkan hipoksia. Tubuh berusaha mengompensasi hipoksi jaringan dengan
meningkatkan kecepatan produksi sel darah merah, meningkatkan curah jantung dengan
meningkatkan volume sekuncup atau frekuensi menguran denyut jantung, distribusi ulang
darah dari jaringan yang membutuhkan sedikit oksigen ke daerah yang membutuhkan banyak
oksigen, serta menggeser kurva beberapa disosiasi hemoglobin-oksigen ke arah kanan untuk
lain mempermudah pelepasan oksigen ke jaringan pada tekanan yang lain parsial oksigen
yang sama menyebabkan hipoksia.
Tubuh berusaha mengompensasi hipoksi jaringan dengan meningkatkan kecepatan
produksi sel darah merah, meningkatkan curah jantung dengan meningkatkan volume
5
sekuncup atau frekuensi menguran denyut jantung, distribusi ulang darah dari jaringan yang
membutuhkan sedikit oksigen ke daerah yang membutuhkan banyak oksigen, serta menggeser
kurva beberapa disosiasi hemoglobin-oksigen ke arah kanan untuk lain semb mempermudah
pelepasan oksigen ke jaringan pada tekanan yang lain parsial oksigen yang sama hemoglobin
(Hb) biasanya digunakan untuk menegakkan tingkat keparahan anemia. Klien dengan anemia
ringan (kadar Hb 10 hingga 14 g/dl) biasanya asimtomatis. Jika gejala klinis muncul, biasanya
sebagai akibat kerja terlalu keras. Klien dengan anemia sedang (kadar Hb 6 hingga 10 g/dl)
mungkin akan mengalami dispnea (sesak napas/ napas pendek), menggigil, diaforesis
(keringat berlebih) saat beraktivitas, dan kelelahan kronis. Beberapa klien dengan anemia
berat (kadar Hb kurang dari 6 g/dl), misalnya klien dengan gagal ginjal kronis, dapat saja
asimtomatis karena anemianya terjadi secara bertahap; sedangkan pada klien lain, gejala klinis
muncul dengan segera dan melibatkan banyak sistem tubuh. Manifestasi lain muncul
bergantung pada etiologi; pemeriksaan secara saksama dapat memberikan petunjuk mengenai
etiologi. .
2.5 Pathway
6
2.6 Penatalaksanaan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan konsumsi makanan tinggi zat besi, asam folat, vitamin A,
vitamin C dan Zink dan pemberian tablet tambah darah tatalaksana anemia ada 3 yaitu:
2) Pemberian zat besi intramuscular Terapi ini dipertimbangkan apabila respon pemberian
zat besi secara oral tidak berjalan baik
3) Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai dengan adanya risiko gagal
jantung yakni ketika kadar Hb 5-8 gr/dl. Komponen darah yang diberikan adalah PRC
dengan tetesan lambat.
7
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas pasien meliputi : Nama, tempat tinggal, Agama, pekerjaan, alamat,
suku/bangsa.
2. Identitas penanggung jawab : Nama, alamat, agama, pekerjaan, hubungan dengan
klien
3. Riwayat penyakit
Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui penyakit dahulu.Tanyakan kepada pasien apakah sebelumnya
pasien memiliki penyakit anemia sebelumnya.
Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan
tentang kronologi keluhan utama.Tanyakan juga gejala-gejala lain yang
mengganggu pasien.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Kardiologi
Kardiomegali, hepatomegali
Edema perifer
Takikardi, palpitasi
2. Pernafasan
Takipnea, orthopnea, dispnea
3. Sirkulasi
TD: peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan darah melebar,
Hipotensi postural
Bunyi jantung memutar sistolik DB
Ekstermitas: pucat pada kulit, dasar kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa.
8
Pengisian darah kepiler melambat
Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok
Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature
4. Gastrointestinal
Diare, muntah
Glosistis (peradangan lidah)
5. Integumen
Mukosa, kering
Kulit kering
9
berbentuk seperti sendok
(koilonika)
Terdapat edema perifer pada
klien
Membrane mukosa klien
tampak kering
Pada klien eksternitas terasa
dingin
2 DS:
Klien mengatakan bahwa ia Ketidakseimbangan antara Intoleransi
merasakan lemah dan letih suplai dan kebutuhan oksigen aktifitas
10
3 DS : Kegagalan atau Risiko defisit
Klien mengeluh sulit menelan ketidakmampuan untuk nutrisi
Klien mengeluh tidak nafsu mencerna makanan
DO:
Mukosa mulut klien tampak
Kering dan pecah-pecah
BB klien menurun
Klien terlihat lemah
Kulit klien tampak kering dan
pecah-pecah
D. Diagnosa keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif bd. Penurunan konsentrasi hemoblobin (D.0009)
2. Intoleransi aktivitas bd. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
(D.0056)
3. Risiko defisit nutrisi bd. Ketidakmampuan mencerna makanan (D.0032)
11
E. Intervensi Keperawatan
12
menurun rutin(mis. bekerja) dan
- Kemudahan dalam waktu luang
melakukan - Monitor respon
aktifitas berhari- emosional,fisik,sosial,dan
hari meningkat spiritual terhadap aktifitas
- Kekuatan tubuh Terapeutik
bagian atas cukup - Fasilitasi memilih aktifitas
meningkat dan tetapkan tujuan aktifitas
- Kekuatan tubuh yang konsisten sesuai
bagian bawah kemampuan
meningkat fisik,psikologis, dan sosial
- Koordinasi aktifitas sesuai
usia
- Fasilitasi pasien dan
keluarga memantau
kemajuannya sendiri untuk
mencapai tujuan
- Jadwalkan aktifitas dalam
rutinitas sehari-hari
- Berikan penguatan positif
dalam kehidupan atas
partisipasi dalam aktifitas
Edukasi
- Jelaskan metode aktifitas
fisik sehari-hari jika perlu
- Anjurkan cara melakukan
aktifitas fisik yang dipilih
- Anjurkan melakukan
aktifitas
fisik,sosial,spiritual, dan
13
kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
- Anjurkan keluarga untuk
memberikan penguatan
positif atas partisipasi
dalam aktifitas
L.03030 I .03119
3 Risiko defisit nutrisi (Status nutrisi) (Menejemen nyeri )
bd. Ketidakmampuan Setelah dilakukan Observasi
mencerna makanan tindakan keperawatan - Identifikasi status nutrisi
D.0032 selama 3x24 jam klien - Identifikasi alergi dan
terpenuhi status intoteransi makanan
nutrisinya dengan hasil - Identifikasi kebutuhan
: kalori dan jenis nutrien
- Porsi makanan yang - Monitor asupan
dihabiskan makanan
meningkat Terapeutik
- Kekuatan otot - Lakukan oral hyegine
pengunyah sebelum makan jika perlu
meningkat - Sajikan makanan secara
- Kekuatan otot menarik dan suhu yang
menelan meningkat sesuai
- Berikan makanan yang
tinggi serat untuk
mencegah terjadinya
konstipasi
Edukasi
- Anjurkan posisi duduk
jika mampu
Kolaborasi
14
- Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrien yang dibutuhkan
jika perlu
F. Implementasi keperawatan
15
menjadwalkan aktifitas rutinitas sehari-hari
- Memberikan penguatan positif atas partisipasi
dalam aktifitas
- Menjelaskan metode aktifitas fisik sehari-hari
jika perlu
- Mengajarkan cara melakukan aktifitas yang
dipilih
- Menganjurkan melakukan fisik,sosial,spiritual,
dan kognitif dalam menjaga fungsi dan
kesehatan
- Menganjurkan keluarga untuk memberi
penguatan positif atas partisipasi dalam
aktifitas
G. Evaluasi
Bersadarkan implementasi yang dilakukan maka evaluasi yang diharapkan untuk pasien
dengan Anemia adalah keadaan kulit, aktifitas kembali stabil, masalah-masalah tidak
16
terjadi lagi, serta pasien dan keluraga tidak mengalami kekhawatiran tentang penyakit
yang diderita pasien.
BAB III
PENUTUP
17
3.1 Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah.
Anemia terbagi atas anemia hipoproliferatif meliputi anemia aplastik, defisensi besi,
megaloblastik, penyakit kronik, dan penyakit ginjal dan anemia hemolitik
3.2 Saran
Setelah membaca makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan Anemia dengan tepat sehingga dapat mencegah
terjadinya kegawat daruratan dan komplikasi yang tidak diinginkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
(dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba) (dr. Ida Ayu Chandranita Manuaba., Sp.OG dr Ida Bagus
Manuaba Prof. dr. Ida Bagus Manuaba,Sp.OG, 2009)
Baughman, D. C., & Hckley, J.C. (2004) Keperawatan medikal-bedah buku saku untuk
brunner dan suddarth. alih bahasa : yasmin asih. Editor: Monica Ester. Jakarta: EGC
iii