Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH FARMAKOTERAPI 1

“TERAPI ANEMIA PADA CKD”

KELOMPOK 1 :

AGNES RIWU (184111033)

AGUSTINA NONI METE (184111034)

ANTONI RIVALDO DOPO KUDU (184111035)

APLOSIANA MALORUNG (184111036)

APRIANI GA (184111037)

CESARINA FREITAS (184111038)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

UNIVERSITAS CITRA BANGSA

KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan doa kehadapan hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat dan penyertaannya maka penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Terapi Anemia Pada CKD”. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas
matakuliah Farmakoterapi 1 pada program studi sarjana farmasi semester V. Selain itu, makalah
ini juga dibuat dengan tujuan agar kita semua dapat mengetahui apa itu Anemia pada CKD,
bagaimana proses hingga terjadinya anemia serta cara-cara pencegahan anemia itu seperti apa.

Dalam penyelesaian makalah ini, penulis menyadari masih banyak sekali kesalahan yang
dilakukan sehingga makalah ini terlihat masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak terkhusunya
pembaca dengan tujuan agar penyelesaian tugas selanjutnya boleh dilakukan dengan baik.

Akhir kata penulis mengucapkan limpah Terima Kasih kepada semua pihak yang sudah
membantu dengan caranya masing-masing dalam proses penyelesaian makalah ini. Herapan
penulis, semoga makalah ini bisa bermanfaat untuk kita semua dengan menambah wawasan kita
sebagai pelajar maupun pengajar. Terima kasih

Kupang, Desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.....................................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................5

C. TUJUAN.........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6

2.1. PENGERTIAN ANEMIA................................................................................................................6

2.2 PATOFISIOLOGIS ANEMIA PADA CKD.....................................................................................6

2.3 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANEMIA....................................................................................7

2.4 TERAPI ANEMIA PADA PASIEN CKD.........................................................................................8

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................10
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Anemia merupakan kondisi ketika jumlah sel darah merah (yang berfungsi
membawa oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh.
Kebutuhan fisiologis spesifik bervariasi pada manusia dan bergantung pada usia, jenis
kelamin, kebiasaan merokok, dan tahap kehamilan.
Anemia sering dijumpai pada sebagian besar pasien gagal ginjal kronik (CKD).
Ginjal adalah salah satu organ penting dlam tubuh manusia. Ginjal berfungsi mengatur
sekresi sisa metabolisme dan mempertahankan zat-at yang berguna bagi tubuh, ginjal
juga berfungsi mengatur keseimbangan cairan tubuh, keseimbangan asam basa dan
elektrolit tubuh. Selain itu ginjal juga berperan penting mengatur tekanan darah,
pembentukan sel darah merah (eritropoesis) dan beberapa fungsi endokrin lainnya.
Anemia pada CKD paling sering terjadi karena defisiensi eritropoietin (EPO)
tetapi masih ada faktor lain yang dapat mempermudah terjadinya anemia. Hanya 3%
penderita yang menjalani hemodialisis mempunyai hemoglobin normal dan 25%
memerlukan transfusi berulang.
Anemia pada CKD terutama disebabkan karena defisiensi relatif dari eritropoietin
(EPO), namun ada faktor-faktor lain yang dapat mempermudah terjadinya anemia, antara
lain memendeknya umur sel darah merah, inhibisi sum-sum tulang, dan paling sering
defisiensi zat besi dan folat. Anemia yang terjadi pada pasien CKD dapat menyebabkan
menurunnya kualitas hidup pasien. Selain itu anemia pada pasien CKD juga
meningkatkan terjadinya morbiditas dan mortilitas. Evaluasi terhadap anemia dimulai
saat kadar hemoglobin ≤ 10 % atau hematokrit ≤ 30 %.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu Anemia ?
2. Bagaimana patofisiologi Anemia pada pasien CKD ?
3. Apa saja faktor penyebab Anemia pada penderita CKD ?
4. Bagaimana terapi Anemia pada pasien CKD ?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui apa itu Anemia !
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit CKD !
3. Untuk mengetahui Faktor penyebab Anemia pada pasien CKD !
4. Untuk mengetahui terapi Anemia pada CKD !
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN ANEMIA


Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah (yang berfungsi sebagai pembawa
oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan
fisiologis spesifik bervariasi pada manusia dan bergantung pada usia, jenis kelamin,
kebiasaan merokok, dan tap kehamilan (WHO,2008).

Anemia adalah kondisi klinis yang terjadi akibat insufisiensi kebutuhan sel darah merah
(SDM), baik volume total SDM maupun kuantitas hemoglobin. Hipoksia terjadi karena
jaringan tubuh tidak adekuat dalam mendapat oksigen. Anemia bukan merupakan penyakit
tersendiri, malainkan merupakan dampak dari berbagai proses patologis yang menyebabkan
abnormalitas jumlah sel darah merah dan stuktur atau fungsi sel darah merah (Black, dkk.
2009).

Anemia adalah suatu konsentrasi apabila hemoglobin <105g/L atau penurunan kapasitas
darah dalam membawa oksigen, hal tersebut terjadi karena penurunan produksi sel darah
merah, dan/atau penurunan Hb dalam darah. Anemia sering didefinisikan sebagai penurunan
kadar Hb darah sampai dibawah rentang normal 13,5 g/dL (pria); 11,5 g/dL (wanita); dan
11,0 g/dL (anak-anak) (Fraser,dkk. 2011).

2.2. PATOFISIOLOGIS ANEMIA PADA CKD


Anemia pada pasien gagal ginjal kronis terutama disebabkan karena defisiensi relatif
dari eritropoietin (EPO), namun ada faktor-faktor lain yang dapat mempermudah terjadinya
anemia,antara lain memendeknya umur sel darah merah, inhibisi sumsum tulang, dan paling
sering defisiensi zat besi dan folat (perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam, 2001).

Pasien gagal ginjal kronik biasanya mengalami anemia. Penyebab utamanya adalah
defisiensi produksi eritropoietin (EPO) yang dapat meningkatkan resiko kematian, uremia
penghambat eritropoiesis, pemendekan umur eritrosit, gangguan homeostasis zat besi.
Resistensi EPO disebabkan oleh peradangan maupun neocytolysis. Beberapa mekanisme
patofisiologi mendasari kondisi ini, termasuk terbatasnya ketersediaan besi untuk
eritropoiesis, gangguan proliferasi sel prekursor eritroid, penurunan EPO dan reseptor EPO,
dan terganggunya sinyal transduksi EPO. Penyebab lain anemia pada pasien GGK adalah
infeksi dan defisiensi besi mutlak. Kehilangan darah adalah penyebab umum dari anemia
pada GGK. Hemolisis, kekurangan vitamin B12 atau asam folat, hiperparatiroidisme,
hemoglobinopati dan keganasan, terapi angiotensin-converting-enzyme (ACE) inhibitor yang
kompleks dapat menekan eritropoiesis (perhimpunan dokter spesialis penyakit dalam, 2001).

2.3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ANEMIA


Anemia, salah satu jenis kelainan darah, umumnya terjadi ketika tingkat sel darah merah
yang sehat didalam tubuh terlalu rendah. Kondisi ini dapat mengganggu kesehatan karena
sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb), protein yang membawa oksigen ke jaringan
tubuh. Anemia dapat menyebabkan berbagai komplikasi termasuk stress dan sensasi lebih
pada tubuh.

Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun ada tiga mekanisme tubuh utama
yang memicunya yaitu:

 Rusaknya sel darah merah dalam jumlah yang besar


 Kehilangan darah
 Produksi sel darah merah kurang

Anemia dapat terjadi karena kurangnya zat besi dalam tubuh sehingga cadangan zat
besi untuk pembentukan sel darah merah berkurang yang menyebabkan kadar Hemoglobin
(Hb) darah kurang dari normal.

Diantara berbagai penyebabnya, anemia dapat terjadi akibat kelainan bawaan,


masalah gizi (kekurangan zat besi atau vitamin), infeksi beberapa jenis kanker, atau
paparan obat atau racun. Tubuh membutuhkan vitamin, mineral, dan nutrisi untuk
membuat cukup sel darah merah. Zat besi, vitamin B12 dan asam folat merupakan tiga zat
yang paling penting (Nurbaya,dkk.2019)
2.4. TERAPI ANEMIA PADA PASIEN CKD
Menurut kepustakaan, terapi eritropoetin diindikasikan untuk pengobatan anemia
pada GGK. Pemberian terapi EPO dilakukan apabila penyebab anemia adalah karena
defisiensi eritropoetin. Eritropoetin secara konsisten menjaga dan memperbaiki kadar Hb dan
Ht, penggunaan EPO juga dapat menurunkan kebutuhan transfusi pada pasien GGK
(KDIGO,2012). Menurut rekomendasi KDIGO, terapi EPO diindikasikan apabila pada
beberapa kali pemeriksaan didapatkan Hb < 10 g/dL dan Ht <30% , selain itu juga harus
sudah disingkirkan penyabab lain dari anemia (KDIGO,2012).

Terapi EPO dibagi menjadi 2 fase yaitu fase koreksi dan fase pemeliharaan. Tujuan
fase koreksi adalah untuk mengoreksi anemia renal hingga target Hb dan Ht tercapai
(KDIGO,2012). Rekomendasi KDOQI menyebutkan bahwa target hemoglobin pada pasien
GGK adalah 11 hingga 12 g/dL. Menurut beberapa penelitian klinik hemoglobin pada level
tersebut terbukti meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan morbiditas (National Kidney
Foundation.2007).
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
1. Anemia adalah kondisi ketika jumlah sel darah merah (yang berfungsi sebagai
pembawa oksigen) mengalami penurunan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis
tubuh. Kebutuhan fisiologis spesifik bervariasi pada manusia dan bergantung pada
usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, dan tahap kehamilan
2. Anemia adalah suatu konsentrasi apabila hemoglobin <105g/L atau penurunan
kapasitas darah dalam membawa oksigen, hal tersebut terjadi karena penurunan
produksi sel darah merah, dan/atau penurunan Hb dalam darah. Anemia sering
didefinisikan sebagai penurunan kadar Hb darah sampai dibawah rentang normal
13,5 g/dL (pria); 11,5 g/dL (wanita); dan 11,0 g/dL (anak-anak)
3. Anemia, salah satu jenis kelainan darah, umumnya terjadi ketika tingkat sel darah
merah yang sehat didalam tubuh terlalu rendah. Kondisi ini dapat mengganggu
kesehatan karena sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb), protein yang
membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia dapat menyebabkan berbagai
komplikasi termasuk stress dan sensasi lebih pada tubuh.
4. Anemia dapat disebabkan oleh banyak faktor, namun ada tiga mekanisme tubuh
utama yang memicunya yaitu:
 Rusaknya sel darah merah dalam jumlah yang besar
 Kehilangan darah
 Produksi sel darah merah kurang
5. Menurut kepustakaan, terapi eritropoetin diindikasikan untuk pengobatan anemia
pada GGK. Pemberian terapi EPO dilakukan apabila penyebab anemia adalah
karena defisiensi eritropoetin. Eritropoetin secara konsisten menjaga dan
memperbaiki kadar Hb dan Ht, penggunaan EPO juga dapat menurunkan
kebutuhan transfusi pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

KDIGO. Diagnosis and evaluation of anemia in CKD. Kidney International Supplements. 2012.
hlm. 288–91 5.
National Kidney Foundation. KDOQI Clinical Practice Guideline and Clinical Practice
Recommendations for anemia in chronic kidney disease: 2007 update of hemoglobin
target. Am J Kidney Dis. 2007.
Nurbaya,Siti,dkk.2019. Cerita Anemia. Jakarta: Penerbit UI Publishing
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid ke-3.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2001
World Health Organization. 2008. The Global Prevalence Of Anemia. Geneva: World Health
Organization.

Anda mungkin juga menyukai