PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang
2.1.1 Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan salah satu dari komponen
nyeri.
Keterangan: 0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9
nyeri berat, 10 nyeri hebat tidak tertahankan.
nyeri, lebih dari 10-30 mm nyeri ringan, lebih dari 30-70 mm nyeri
sedang, lebih dari 70-90 mm nyeri berat dan lebih dari 90-100 mm nyeri
sangat berat.
Skala nyeri menurut Bourbanis
0: Tidak nyeri.
dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
Wong Baker Faces Pain Rating Scale
Gambar 2.6 Pengukuran Skala Wong Baker Faces Pain Rating Scale
Sumber : Prasetyo, (2010)
Keterangan:
0: Tidak nyeri.
dengan baik.
berkomunikasi, memukul.
dan dalam kondisi seperti apa nyeri itu muncul (Mubarak et al.,
2015).
2.1.2 Diagnosa Keperawatan
2. Diagnosis Resiko
1. Masalah (Problem)
Masalah merupakan label diagnosis keperawatan
yang menggambarkan inti dari respon klien terhadap
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya. Label
diagnosis ini terdiri dari Deskriptor atau penjelas dan Fokus
Diagnostik. Deskriptor merupakan pernyataan yang
menjelaskan bagaimana suatu fokus diagnosis terjadi.
Beberapa deskriptor yang digunakan dalam diagnosis
keperawatan diuraikan melalui gambar dibawah ini.
2. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri dari penyebab,
tanda/gejala, dan faktor resiko dengan uraian sebagai
berikut.
a. Penyebab (Etiology)
Merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
perubahan status kesehatan. Etiologi ini dapat mencakup 4
kategori, yaitu; a. Fisiologis, Biologis atau Psikologis, b.
Efek Terapi/Tindakan, c. Situasional (lingkungan atau
personal), d. Maturasional
1. Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut ini.
a. Bandingkan data dengan nilai normal/rujukan
Data-data yang didapatkan dari pengkajian,
bandingkan dengan nilai-nilai normal dan
identifikasi tanda/gejala yang bermakna, baik
tanda/gejala mayor ataupun tanda/gejala minor.
b. Kelompokkan data
Tanda/gejala yang dianggap bermakna,
dikelompokan berdasarkan pola kebutuhan dasar
yang meliputi; respirasi, sirkulasi, nutrisi/cairan,
eliminasi, aktivitas/istirahat, neurosensori,
reproduksi/seksualitas, nyeri/kenyamanan, integritas
ego, pertumbuhan/perkembangan, kebersihan diri,
penyuluhan/pembelajaran interaksi sosial, dan
keamanan/proteksi.
Proses pengelompokan data ini dapat
dilakukan baik secara induktif, dengan memilah
dara sehingga membentuk sebuah pola, atau secara
deduktif, menggunakan kategori pola kemudian
mengelompokan data sesuai kategorinya.
2. Identifikasi Masalah
Contoh Penulisan:
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan
nafas d.d batuk tidak efektif, sputum berlebih, mengi, dispnea dan
gelisah.
b. Penulisan 2 Bagian (2 Parts Format)
Metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis resiko
dan diagnosis promosi kesehatan, dengan formulasi sebagai
berikut:
1. Diagnosis Resiko
Masalah dibuktikan dengan Faktor Resiko
Contoh Penulisan:
Resiko aspirasi dibuktikan dengan tingkat kesadaran menurun.
2. Diagnosis Promosi Kesehatan
Masalah dibuktikan dengan Tanda/Gejala
Contoh Penulisan:
Kesiapan peningkatan eliminasi urin dibuktikan dengan pasien
mengatakan ingin meningkatkan eliminasi urin, jumlah dan karakteristik
urin normal.
Salah satu diagnosa diagnosa dalam SDKI diuraikan sebagai berikut:
Kategori: Fisiologis
Subkategori: Respirasi
2.1.2.7 Penyebab
1. Agen pencedera fisiologi ( mis,inflamasi, iskemia,
neoplasma )
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
3. Gelisah
5. Sulit tidur
( tidak tersedia )
Objektif
5. Menarik diri
7. Diaforesis
2. Cedera traumatis
3. Infeksi
5. Glukoma
2.1.3 Intervensi
2.1.3.1 Standart Luaran SLKI
Perineum terasa 1 2 3 4 5
tertekan
Uterus teraba 1 2 3 4 5
membulat
Ketegangan otot 1 2 3 4 5
Pupil dilatasi 1 2 3 4 5
Muntah 1 2 3 4 5
Mual 1 2 3 4 5
Evaluasi Memburu Cukup Sedang Cukup Membaik
k Memburuk Membaik
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Pola nafas 1 2 3 4 5
Tekanan darah 1 2 3 4 5
Proses berfikir 1 2 3 4 5
Fokus 1 2 3 4 5
Fungsi berkemih 1 2 3 4 5
Perilaku 1 2 3 4 5
Nafsu makan 1 2 3 4 5
Pola tidur 1 2 3 4 5
2.2.3.1 Sumber :Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019.
2.1.2.2 Ekspektasi
Ekspektasi merupakan penilaian terhadap hasil yang
B. Pemberian analgesic
Tindakan
Observasi
1) Identifikasi karakteristik nyeri
(mis. Pencetus, pereda, kualitas,
lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
2) Identifikasi riwayat alergi obat
3) Identifikasi kesesuain jenis
anakgesik (mis. Narkotika, non-
narkotik, atau NSAID) dengan
tingkat keparahan nyeri
4) Monitor tanda-tanda vital sebelum
dan sesudah pemberian analgesic
5) Monitor efektifitas analgesik
Terapeutik
1) Diskuskan jenis analgesic yang
disukai untuk mencapai analgesia
optimal, jika perlu
2) Pertimbangkan penggunaan infus
continu, atau lobus oplod untuk
mempertahankan kadar dalam
serum
3) Tetapkan target efektifitas
analgesic untuk mengoptimalkan
respon pasien
Edukasi
1) Jelaskan efek terapi dan efek
samping obat
Kolaborasi
1) kolaborasai pemberian dosis dan
jenis analgesic, sesuai indikasi.
C. Terapi Relaksasi
Observasi
1) Periksa kemampuan fisik dan
mental untuk berpartisipasi dalam
kegiatan rekreasi.
2) Identifikasi makna kegiatan
rekreasi.
3) Identifikasi tujuan kegiatan
rekreasi (mis. Mengurangi ansietas,
stimulasi perkembangan)
4) Periksa respon emosional, fisik,
dan sosial terhadap kegiatan
rekreasi.
Terapeutik
1) Libatkan dalam perencanaan
kegiatan rekreasi
2) Pilih kegiatan sesuai dengan
kemampuan fisik, psikologis, dan
sosial.
3) Rencanakan kegiatan rekreasi
sesuai usia dan kemampuan (mis.
Mengunjungi pantai).
4) Fasilitasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk kegiatan rekreasi.
5) Sediakan peralatan rekreasi yang
aman.
6) Fasilitasi transportasi ke tempat
rekreasi.
7) Persiapkan tindakan pencegahan
risiko keselamatan.
8) Berikan pengawasan pada sesi
rekreasi, jika sesuai
9) Berikan penguatan positif terhadap
partisipasi aktif dalam kegiatan..
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
terapi.
2. Jelaskan manfaat stimulasi
melalui modalitas sensorik dalam
rekreasi.
Sumber : Tim Pokja SDKI PPNI, 2016. Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018.
a. Tahap 1 : Persiapan
b. Tahap 2 : Pelaksanaan
c. Tahap 3 : Dokumentasi
keperawatan.
dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah dibuat pada tahap
a. Tujuan Evaluasi
b. Macam Evaluasi
3) A artinya Analisa
4) P artinya Planning
5) I artinya Implementasi
pelaksanaan.
6) E artinya Evaluasi
keperawatan.
2.2.1 Pengertian
2.3.1. Pengertian
Latihan napas dalam yaitu bentuk latihan napas yang terdiri dari
2.3.2. Tujuan
2002).
thorakalis.
2.3.3. Manfaat
dilakukan setiap saat, kapan saja dan dimana saja, caranya sangat
mudah dan dapat dilakukan secara mandiri oleh pasien tanpa suatu
relaksasi napas dalam antara lain tidak dapat dilakukan pada pasien
Bare, 2002).
persepsi nyeri
\
c) Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang
yaitu:
pasien
f) Memasang sampiran
g) Mencuci tangan
satu bantal
hidung
berjalan
n) Mencuci tangan
pasien
PICOT
berikut:
1) Kriteria Inklusi
penelitian
2) Kriteria Eksklusi
dicelupkan
kedalam air
dingin
Teknik relaksasi
merupakan salah
satu terapi
nonfarmakologis
yang digunakan
dalam
penatalaksanaan
nyeri
2) Nyeri adalah
pengalaman
sensori dan
emosional tidak
menyenangkan
yang disebabkan
adanya kerusakan
jaringan aktual
maupun
potensial, atau
menggambarkan
kondisi terjadinya
proses kerusakan
tersebut (IASP,
2017).
3.5. Tempat dan Waktu
Tempat penelitian adalah suatu tempat atau objek untuk diadakan
suatu penelitian.
primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada seperti rekam medis.
tertulis)
5) Skala penilaian.
berikut:
menghormati keputusannya.