NYERI
NIM : 20089142181
NYERI
A. Pengertian.
1. Definisi Nyeri
a. Nyeri merupakan pengalaman yang bersifat subjektif (fundamental Keperawatan
vol 2, 2006)
b. Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan
akibat dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Keperawatan Medikal
Bedah vol 1, 2002)
c. Nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual.(
Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien, 2008)
d. Definisi Keperawatan tentang nyeri yaitu apapun yang menyakitkan tubuh yang
dikatakan individu yang mengalaminya, yang ada kapanpun individu
mengatakannya (Keperawatan Medikal Bedah vol 1, 2002)
e. Definisi medis tentang nyeri menurut Arthur C.Curton (1983) mengatakan bahwa
nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan
sedang rusak , dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan
rasa nyeri (Konsep dan Proses Keperawatn Nyeri,2010 )
B. Fisiologis Nyeri
Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik
untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen
fisiologis berikut yakni: resepsi, persepsi, dan reaksi. Stimulus penghasil nyeri
mengirimkan impuls melalui serabut saraf perifer. Serabut nyeri memasuki medulla
spinalis dan menjalani salah satu dari beberapa rute saraf dan akhirnya sampai di dalam
massa berwarna abu-abu di meduloa spinalis. Terdapat pesan nyeri dapat nberinteraksi
dengan sel-sel saraf inhibitor, mencegah stimulus nyeri sehingga tidak mencapai otak atau
di transmisi tanpa hambatan ke korteks serebral, maka otak menginterpretasi kualitas nyeri
dan memproses informasi tentang pengalaman dan pengetahuan yang lalu serta asosiasi
kebudayaan dalam upaya mempersepsikan nyeri.
Seorang klien yang sedang merasakan nyeri tidak dapat membedakan komponen-
komponen tersebut. Akan teteapi, dengan memahami setiap komponen, perawat akan
terbantu dalam menggali factor-faktor yang dapat menimbulakn nyeri, gejala yang
menyertai nyeri, dan rasional serta kerja terapi yang dipilih. (fundamental Keperawatan vol
2, 2006)
Skema Proses Terjadinya Nyeri
Stimulus nyeri : biologis, zat kimia, panas, listrik dan mekanik
Slow pain
C. Pengukuran nyeri
Ada tiga macam skala dalam hal mengukur intensitas nyeri pasien, guna membedakan
batasan-batasam khusus antara nyeri ringan, sedang dan berat yaitu :
1. Skala numerik (numerical rating scale, NRS )
Skala yang digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi data. Dalam hal ini,
pasien menilai nyeri dengan skala 0-10.
Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasakan nyeri, angka 10 mengindikasikan
nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini efektif digunakan untuk mengkaji
intensitas nyeri sebelum dan sesuadah intervensi terapeutik. Sebagai contoh : pada hari
pertama post operasi klien menyatakan skala nyeri yang ia rasakan pada angka 8,
kemudian hari kedua post operasi saat dilakukan pengkajian klien melaporkan adanya
penurunan nyeri yang ia rasakan pada angka 4. (Konsep dan Proses Keperawatn
Nyeri,2010 )
Skema NRS :
Tidak nyeri nyeri ringan nyeri sedang nyeri berat nyeri sangat berat
(dikutip dari buku Keperawatan Medikal Bedah vol 1, 2002)
Skema VDS :
4. Jenis Kelamin
Secara umum pria dan wanita ttidak berbeda secara bermakna dalam merspons
terhadap nyeri. Diragukan apakah hanya jrnis kelamin saja yang merupakan suatu faktor
dalam mengekspresikan nyeri. Beberapa kebudayaan yang mempengaruhi jenis kelamin
(menganggap laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis, sedangkan seorang anak
perempuan boleh menangis dalam situasi yang sama (fundamental Keperawatan vol 2,
2006)
5. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara indivisu mengatasi nyeri.
Individu mepelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh kebudayaan
mereka. Petugas kesehatan seringkali berasumsi bahwa cara yang mereka lakukan dan
apa yang mereka yakini adalah sama dengan cara dan keyakinan orang lain. Dengan
demikian mereka mencoba mengira bagaimana klien akan berespons terhadap nyeri.
(fundamental Keperawatan vol 2, 2006).
6. Makna Nyeri
Makna seseorang yang dikaitkan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman nyeri
dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri. Hal ini juga dikaitkan secara dekat
dengan latar belakang budaya individu terssebut. Individu akan mempersiapkan nyeri
dengan cara berbeda-beda., apabila nyeri tersebut member kesan ancaman, suatu
kehilangan, hukuman, dan tantangan. (fundamental Keperawatan vol 2, 2006)
7. Perhatian
Tingkat seorang klien memfokuskan perhatiannya pada nyeri dapat
mempengaruhi persepsi nyeri. Perhatian yang meningkat dihubungkan dengan nyeri
yang meningkat, sedangkan upaya pengalihan dihubungkan dengan respons nyeri yang
menurun. Konsep ini merupakan salah satu konsep yang perawat terapkan di berbagai
terapi untuk menghilangkan nyeri, seperti relaksasi, teknik imajinasi terbimbing, dan
masase. (fundamental Keperawatan vol 2, 2006)
8. Ansietas
Hubungan antara nyeri dan ansietas bersifak kompleks. Ansietas seringkali
meningkatkan persepsi nyeri, tetapi nyeri juga dapat menimbulkan suatu perasaan
ansietas. Pola bangkitan otonom adalah sama dalam nyeri dan ansietas. Sulit untuk
memastikan dua sensai.paice melaporkan suatu bukti bahwa stimulus nyeri
mengaktifkan bagian system limbic yang diyakini mengendalikan emosi seseorang,
khususnya ansietas. (fundamental Keperawatan vol 2, 2006)
9. Keletihan
Keletihan meningkatkan persepsi nyeri. Rasa kelelahan menyebabkan sensasi
nyeri semakin intensif dan menurunkan kemampuan koping. Hal ini dapat menjadi
masalah umum pada setiap individu yang menderita penyakit dalam jangka lama.
Apabila keletihan disertai kesulitan tidur, maka persepsi nyeri bahkan dapat terasa lebih
berat lagi. Nyeri seringkali lebih berkurang setelah individu mengalami suatu periode
tidur yang lelap disbanding pada akhir hari yang melelahkan.(fundamental
Keperawatan vol 2, 2006)
10. Gaya Koping
Pengalaman nyeri dapat menjadi suatu pengalaman yang mebuat anda merasa
kesepian. Apabila klien mengalami nyeri di keadaan perawatan kesehatan,seperti di
rumah sakit,klien akan merasa tidak berdaya dengan rasa sepi itu. Hal yang sering
terjadi adalah klien merasa kehilangan control terhadap lingkungan atau kehilangan
control terhapap hasil akhir dari peristiwa-peristiwa yang terjadi. Dengan demikia,
gaya koping mempengaruhi kemampuan individu tersebut untuk mengatasi nyeri.
(fundamental Keperawatan vol 2, 2006)
11. Dukungan Keluarga dan Sosial
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri ialah kehadiran orang-
orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien. Individu dari
kelompok socialbudaya yang berbeda memiliki harapan yang berbeda tentang orang
tempat mereka menumpahkan keluhan mereka tentang nyeri. Individu yang mengalami
nyeri seringkali bergantung kepada anggota keluarga atau teman dekat untuk
memperoleh dukungan,bantuan, atau perlindungan. Walaupun nyeri tetep dirasakan
klien, kehadiran orang yang dicintai klien akan meminimalkan kesepian dan ketakutan.
Apabila tidak ada keluarga atau teman, seringkali pengalaman nyeri membuat klien
semakin tertekan. Kehadiran orang tua sangat penting bagi anak-anak yang sedang
mengalami nyeri.(fundamental Keperawatan vol 2, 2006)
F. Pengkajian
Pengkajian nyeri yang faktual(terkini), lengkap dan akurat kan memudahkan
perawat dalam menetapkan data dasar, dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang
teapat, merencanakan terapi pengobatan yang cocok, dan memudahkan perawat dalam
mengevaluasi respon klien terhadap terapi yang diberikan.
Tindakan perawat yang perlu dilakukan dalam mengkaji pasien selama nyeri akut
adalah :
1. Mengkaji perasaan klien (respon psikologis yang muncul)
2. Menetapkan respon fisiologis klien terhadap nyeri dan lokasi nyeri
3. Mengkaji tingkat keparahan dan kualitas nyeri
Komponen pengkajian nyeri menurut Donovan dan Girton (1984) yaitu :
G. Diagnosa
Diagnosa Keperawatan
Keberadaan nyeri pada klien dapat mencetuskan masalah keperawatan lainnya.
Sebagai contoh nyeri arthritis yang dialami klien menyebabkan masalah keperawatan
Kerusakan Mobilitas Fisik atau nyeri yang dialmai klien menyebabkan klien tidak bisa
melakukan aktivitas sehari-harinya (seperti toileting, makan, minum) secara mandiri,
sehingga menimbulkan masalah keperawatan lainnya Defisit Perawatan Diri.
Diagnosa-diagnosa keperawatan lain yang mungkin muncul pada klien dengan
gangguan nyeri :
1. Ansietas berhubungan dengan nyeri kronis
2. Nyeri akut berhubungan dengan :Cedera fisik/trauma, Penurunan suplai darah ke
jaringan, Proses melahirkan
3. Nyeri kronik berhubungan dengan : Kontrol nyeri uang tidak adekuat, Jaringan parut,
Kanker maligna
4. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan :Nyeri musculoskeletal, Nyeri insisi
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri yang dirasakan
H. Rencanaann keperawatan dengan Diagnosa Nyeri
Tujuan dan kriteria hasil yaitu :
a. Klien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri
b. Klien melaporkan adanya peningkatan rasa nyaman
c. Klien mampu memepertahankan fungsi fisk dan psikologis yang dimiliki
d. Klien mampu menjelaskan faktor-faktor penyebab nyeri
e. Klien mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri saat di
rumah
1. Nyeri Akut
Intervensi Rasional
1. Kaji terhadap faktor yang menyebabkan Agar kita sebagai tenaga kesehatan dapat
nyeri mengetahui cara untuk mengurangi rasa
nyeri pasien dengan mengetahui faktor
penyebab nyeri tersebut
2. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor yang Dengan menghilangkan faktor yang dapat
dapat meningkatkan nyeri meningkatkan nyeri , kita dapat membantu
pasien untuk lebih cepat menghilangkan
rasa nyeri pasien
5. Berikan analgesik pada penurunan rasa Karena obat golongan analgesik memiliki
nyeri yang optimal kandungan zat yang dapat mengurangi rasa
nyeri
6. Kaji respon terhadap tindakan penurunan Agar mengetahui tindakan yang telah
rasa sakit diberikan dapat mengurangi nyeri atau
tidak
8. Ajarkan beberapa teknik pilihan pada klien Agar pasien memiliki pengetahuan tentang
dan keluarga penanganan rasa nyeri dan dapat
menentukan teknik yang tepat dalam
penanganan rasa nyerinya
2. Nyeri Kronis
Intervensi Rasional
2. Kaji terhadap faktor yang Agar kita sebagai tenaga kesehatan dapat
menyebabkan nyeri mengetahui cara untuk mengurangi rasa
nyeri pasien dengan mengetahui faktor
penyebab nyeri tersebut
3. Kurangi atau hilangkan faktor-faktor Agar pasien mengetahui faktor yang dapat
yang dapat meningkatkan nyeri meningkatkan nyeri sehingga pasien dapat
mengantisipasi faktor yang dapat
meningkatkan nyeri tersebut
4. Kaji efek kronis terhadap kehidupan Dengan mengkaji efek kronis yang
individu, dengan menggunakan disebebkan nyeri kita bisa mengetahui efek
individu dan keluarga sosial yang di rasakan individu selama
nyeri apakah ia menutup diri atau tidak
5. Bantu keluarga dan individu untuk Agar pasien memiliki pengetahuan tentang
menentukan metode yang dapat penanganan rasa nyeri dan dapat
digunakan untuk mengurangi nyerinya menentukan metode yang tepat dalam
penanganan rasa nyerinya
8. Berikan penurunan nyeri dengan obat Dengan memberikan obat analgesik dapat
analgesik yang diresepkan mengurangi rasa nyeri pasien
I. Implementasi
Terdapat tiga kategori tindakan yang digunakan untuk mengontrol nyeri, yaitu
tindakan farmakologis, non-invasif dan tindakan invasif.
J. Evaluasi
Evaluasi keperawatan terhadap pasien dengan masalah nyeri dilakukan dengan
menilai kemampuan dalam merespon rangsangan nyeri, diantaranya: klien melapor adanya
penurunan rasa nyeri, mampu mempertahankan fungsi fisik dan psikologis yang dimiliki,
mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi . 2008 . Konsep dan aplikasi Kebutuhan dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika
Suddarth, Brunner. 2002 . Keperawatan Medikal Bedah, E/8,VOL.1. Jakarta : EGC
Perry, Potter . 2006 . Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik, E/4,
VOL.2.Jakarta : EGC
Prasetyo,Sigit Nian. 2010. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta :Graha Ilmu
Tim Keperawatan Dasar. 2011. Panduan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan .
Denpasar :Stikes Bali
Priharjo Robert. Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta : EGC
Carpenito, Lynda Juall.2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi pada Praktik Keperawatan, E/9.
Jakarta : EGC
Robert Priharjo.2012.Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
A.Aziz Alimul H.2006.Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikaso Konsep dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
NIM : 20089142181
1. IDENTITAS KLIEN
IDENTITAS
KLIEN
Nama Klien :Tn. WW Jenis kelamin : L
No.RM :160772
Usia :67
Tgl.MRS :12 Mei 2021
Tgl.Pengkajian :12 Mei 2021
Alamat/ telp. :Ds Banyuseri Kec. Banjar
Status Pernikahan :Menikah
Agama :Hindu
Suku :Bali
Pendidikanterakhir :SMA
Pekerjaan :Petani
Lama Bekerja :-
Sumber Informasi :Keluarga
Kontak Keluarga Dekat :-
2. KELUHAN UTAMA
a. Saat MRS : Pasien mengatakan nyeri pada tangan kanannya yang patah
b. Saat Pengkajian : Pasien mengatakan nyeri pada tangan kanannya yang patah
DS :
Pasien mengatakan nyerinya pada tangan kanannya, nyeri sudah mulai berkurang dari
skal 7-6 dari skala 0-10 yang diberikan, nyeri terasa seperti ditusuk-tusuk, nyeri semakin
keras dirasakan ketika digerakkan
DO :
Pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak lemas, tampak ada luka abrasai
IVFD RL 20 tpm
Obat Injeksi : cefotaxine 1 gr (3x1) jam 08.15 WITA
Obat injeksi : ketorolac 25 mg (extra IV line) 08.20 WITA
Pemeriksaan laboratorium darah (terlampir)
Pemeriksaan diagnostik lainnya : rontgen ( terlampir)
4. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Pasien mengatakan tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya. Meskipun
pasien pernah kecelakaan, tetapi luka yang dialami pasien tidak parah , hanya keseleo dan
sedikit luka abrasi saja. Dan pasien menyatakan tidak ada riwayat penyakit lainnya
KET:
0 = Mandiri 3 = Tidak Mampu
1 =Alat Bantu
2 = Di Bantu Orang Lain
6. POLA NUTRISI
NO SMRS MRS
terakhir
luka
7. POLA ELIMINASI
a. Eleminasi BAB
Sebelum MRS pasien mengatakan biasa BAB 1 kali dan saat pengkajian pasien
mengatakan dari MRS sampai kemarin malam sudah BAB 1 kali dengan konsistensi
feses lembek, warna kuning dan bau khas feses.
b. Eleminasi BAK
Pasien mengatakan sebelum MRS kencing kira-kira 1400cc dalam sehari, namun
setelah MRS pasien hanya kencing kira-kira 1200cc dalam sehari dengan warna urine
kuning bening, bau khas urine.
8. POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
Pasien mengatakan sebelum MRS biasa tidur 8-9 jam dan setelah MRS kemarin
malam pasien hanya tidur 4-5 jam karena merintih nyeri sehingga merasa tidurnya
terganggu dan sering terjaga karena nyeri yang timbul.
S :36,1˚C
RR:20x/menit
c. Mata
Bentuk mata dan bentuk alis simetris, kemampuan membuka dan menutup mata
baik, bulu mata tidak ada yang rontok, sklera putih, pergerakan bola mata normal,
pupil isokor dan refleks pupil normal, medan pengelihatan normal, tidak ada kelainan
pada mata, tidak ada nyeri tekan
d. Hidung
Bentuk hidung simetris, cukup bersih, penciuman baik, tidak ada secret, tidak
terdapat nafas cuping hidung, tidak terdapat luka, tidak ada pembesaran polip,dan
tidak terdapat nyeri tekan.
e. Mulut dan Tenggorokan
Bentuk mulut simetris, mukosa bibir lembab, tidak ada perdarahan gusi, lidah bersih,
tidak terdapat lubang pada gigi, pasien tidak menggunakan gigi palsu tidak ada
peradangan dan pembengkakan pada tonsil, tidak ada nyeri tekan
f. Telinga
Bentuk simetris, pendengaran baik, bersih, tidak memakai alat bantu pendengaran,
tidak ada lesi saat dilakukan tes pendengaran Rinner, Weber, dan Swabach hasilnya
pasien normal, dan tidak ada nyeri tekan.
g. Dada dan thorax
Inspeksi : Bentuk dada simetris, pergerakan dada bebas, ridak ada secret
Palpasi : Tidak terkaji
Perkusi : Suara paru vesikuler/normal
Auskultasi : Suara nafas normal (vesikuler), tidak ada suara nafas tambahan (ronchi
dan wheezing), suara jantung S1 S2 tunggal reguler.
h. Abdomen
Inspeksi : Tidak terdapat luka, tidak terdapat pelebaran pembuluh darah,
Auskultasi : Peristaltik usus 12x/menit
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada semua kuadran, tidak ada pembesaran
hepar.
Perkusi : Tidak terdapat distensi dan asites
i. Genetalia
Tidak Terkaji
k. Ekstrimitas
a) Ekstremitas Atas
Kanan : adanya clossed fraktur radius dextra , ada oedema,serta adanya
perubahan pada tulang
Kiri : tampak ada luka abrasi di telapak tangan kiri tetapi pergerakan tidak
terbatas.
b) Ekstremitas Bawah
Kanan : normal
Kiri :Tampak ada luka pada lutut kiri pasien dan pergerakan tidak terbatas.
Kekuatan otot
--- 555
555 555
l. Kulit dan Kuku
Tidak ada kelainan
JAM
a. Data Fokus
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Pasien mengeluh nyeri pada tangan - Pasien terlihat meringis kesakitan menahan
kanan,pasien mengatakan nyeri nyeri yang dirasakan
terasa senut-senut (ditusuk-tusuk)
TTV :
skala nyeri 7 dari 0 -10 yang
- TD : 130/80 mmHg
diberikan,pasien mengatakan nyeri
- N :112x/menit
yang dirasakan semakin keras ketika
- S :36,1˚C
menggerakkan tangannya.
- RR:20x/menit
b. Analisa Data
Data Subjektif Data Objektif Masalah
No Hari/tgl/jam Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional Paraf
1, Rabu, 12 Gangguan Kenyamanan Setelah diberikan asuhan 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
Mei 2021 (nyeri) berhubungan keperawatan selama 2 x 24 pengaruh nyeri pasien
dengan cedera pada tangan jam diharapkan nyeri yang terhadap peningkatan
10.00 wita
kanan (clossed fraktur dirasakn pasien berkurang TD dan N pasien
radius dekstra ) ditandai (terkontrol) dengan kriteria 2. Kaji skala nyeri
2. Mempengaruhi
dengan : hasil : pasien dengan
pengawasan
teknik PQRST
DS : 1. Nyeri pada tangan keefektifan intervensi,
kanannya berkurang , tingkat ansietas dapat
- Pasien mengeluh nyeri
nyeri yang dirasakan mempengaruhi
pada tangan kanan,pasien
tidak seperti ditusuk- persepsi / reaksi
mengatakan nyeri terasa
tusuk lagi, skala nyeri 1-3 terhadap nyeri.
senut-senut (ditusuk-
dari 0 – 10 skala nyeri
tusuk),pasien 3. Berikan pasien 3. Mengurangi nyeri
yang diberikan, nyeri
mengatakan nyeri yang posisi yang nyaman karena otot-otot
tidak terlalu terasa meski
dirasakan semakin keras menjadi rileks dengan
saat digerakkan
ketika menggerakkan peredaran darah ke
2. Pasien lebih nyaman dan
tangannya,skala nyeri 7 jaringan
wajah pasien tampak
dari 0 -10 yang diberikan
rileks (tidak meringis)
DO : 3. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan teknik 4. Memfokuskan kembali
S : 36-38°𝐶 distraksi dan perhatian
- Pasien terlihat meringis
N : 60-100x/menit relaksasi pada saat meningkatkan rasa
kesakitan menahan nyeri
100−140 pasien merasa nyeri kontrol dan dapat
yang dirasakan TD : mm Hg
60−90
meningkatkan
RR : 16-24x/menit
- TTV : kemampuan koping
- TD : 130/80 mmHg dalam manajemen
- N :112x/menit nyeri
- S :36,1˚C
- RR:20x/menit
5. Diberikan untuk
5. Kolaborasi dalam menurunkan nyeri /
pemberian obat spasme otot
analgetik dan
antibiotik
20. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA Tn WW DENGAN GANGGUAN RASA NYAMAN NYERI
Keperawatan
Rabu, 12 Mei
2021(dinas pagi)
10.15 WITA
1. Dx.1 -Mengkaji skala nyeri DS :
10.30 WITA DO :
2. Dx.1 -Mengobservasi TTV
TTV :
- TD : 130/80 mm Hg
- N : 112x/menit
- S : 36,1 ° 𝐶
- RR : 20x/menit
-
DS :
3. 10.45 WITA Dx.1 -Memberikan pasien posisi
nyaman -pasien mengatakan nyeri dapat dialihkan dan lebih
nyaman setelah diberikan posisi nyaman
DS :
-Menganjurkan teknik distraksi -pasien mengatakan mengerti teknik tersebut guna
4. 10.50WITA Dx.1
(pengalihan nyeri seperti mengalihkan nyeri yang dirasakan
mengobrol, mendengarkan musik,
memikirkan hal selain nyeri, dll)
dan relaksasi DS :
D0 :
Rabu, 12 Mei
2021 (dinas
malam)
1.
17.00 WITA
Dx.1 -Mengkaji skala nyeri DS :
DS :
2. Dx. 1 - Menerima delegasi dalam
17.15 WITA Pasien mengatakan nyerinya mulai berkurang
pemberian ketorolac dengan
karena sudah dapat minum obat penurun rasa
dosis 25 mg (extra IV line),
nyeri
IVFD RL 20tpm, dan
antibiotik : cefotaxime 1 gr
(1x1)
3. 18.00 WITA Dx.1 -Mengobservasi TTV DO :
TTV
- TD : 130/60 mm Hg
- N : 107x/menit
- S : 36,2 ° 𝐶
- RR : 19x/menit
DS :
-pasien mengatakan nyerinya masih sama seperti
4. 18.15 WITA Dx. 1 -Mengkaji skala nyeri
tadi dengan skala 6
DS :
-pasien mengatakan pengalihan nyeri lumayan
efektif saat nyeri mulai dirasakan
5. 18.20 WITA Dx.1 - Menganjurkan teknik
distraksi (pengalihan nyeri
seperti mengobrol
,mendengarkan musik
DS :
,memikirkan hal selain nyeri
-Pasien mengatakan nyeri semakin berkurang
,dll) dan relaksasi
dengan posisi yang nyaman sehingga merasa
-Memberikan pasien posisi lebih nyaman
6. 18.25 WITA Dx.1
nyaman
No. Hari/Tgl/jam No. Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf
Keperawatan
Kamis, 13 Mei
2020 (dinas pagi)
08.00 WITA
1. Dx.1 -Mengkaji skala nyeri DS :
DO :
08.15 WITA DO :
2. Dx.1 -Mengobservasi TTV
TTV : -TD : 120/80 mm Hg
-N : 98x/menit
-S : 36,1 ° 𝐶
-RR : 19x/menit
DS :
-Menganjurkan teknik
5. 10.10 WITA Dx. 1
distraksi (pengalihan nyeri -Pasien mengatakan nyeri yang dialami dapat
seperti mengobrol, diatasi dengan melakukan pengalihan nyeri
mendengarkan musik seperti yang disarankan
,memikirkan hal selain nyeri,
dll) dan relaksasi rkan teknik
. distraksi dan relaksasi
7. 10.15 WITA Dx.1 -memberi posisi nyaman DS :
Kamis, 13 Mei
2020 (Dinas
malam)
17.00 WITA
1. Dx 1 Mengkaji skala nyeri DS :
DO :
DO :
2. Dx.1 Mengobservasi TTV
17.10 WITA
TTV :
-TD : 120/80 mm Hg
-N : 89x/menit
-S : 36,3 ° 𝐶
-RR : 20x/menit
3. 17.30 WITA Dx 1 Menerima delegasi dalam DO:
pemberian ketorolac dengan
Pasien tampak sudah tidak terlalu meringis lagi
dosis 30 mg (IV line), IVFD
RL 20tpm, dan antibiotik :
cefotaxime 1 gr
DS :
-Memberikan pasien posisi
6. 19.10 WITA Dx.1 - Pasien mengatakan lebih rileks ketika diatur
nyaman
dengan posisi yang nyaman
No. Hari/Tgl/Jam No. Diagnosa Tindakan Keperawatan Evaluasi Respon Paraf
Keperawatan
1. Jumat, 14 Mei
2021 (dinas pagi)
08.00 WITA
Dx.1 -Mengkaji skala nyeri DS :
DO :
08.05 WITA DO :
2. Dx.1 -Mengobservasi TTV
TTV :
-TD : 120/80 mm Hg
-N : 87x/menit
-S : 36,4 ° 𝐶
-RR : 21x/ menit
DO :
DS :
TTV :
-TD : 120/80 mm Hg
-N : 87x/menit
-S : 36,4 ° 𝐶
A:
P: