Anda di halaman 1dari 12

A.

DEFINISI NYERI
Bagi tenaga kesehatan, definisi tentang nyeri sangat penting untuk dipahami dan
dikomunikasikan ke pasien terutama ketika mengkaji tentang nyeri serta
penanganannya. Ada beberapa alasan mengapa definisi nyeri tersebut sangat penting
(Parsons and Preece, 2010), yaitu sebagai berikut.
1. Memungkinkan pasien/klien untuk terbuka tentang pengalaman nyeri yang
dirasakannya.
2. Memungkinkan pengasuh atau orang yang merawat atau carers agar dapat
berkomunikasi dengan pasien/klien mereka dengan cara menghindari salah
paham.
3. Penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang membentuk pengalaman
pasien/klien tentang nyeri.
4. Memastikan bahwa semua profesional yang berjuang untuk merawat mereka
yang mengalami nyeri dapat berbicara satu sama lain, memungkinkan
pemahaman dan menghindari kebingungan. Oleh karena itu, memastikan bahwa
perawatan yang diberikan membantu individu yang sedang mengalami nyeri.
5. Memungkinkan untuk identifikasi pendekatan terapeutik yang sesuai untuk
menangani nyeri seperti yang telah dijelaskan.

Namun demikian, dalam praktiknya tidak mudah untuk mendefinisikan tentang


nyeri yang dirasakan oleh pasien atau klien. Hal ini karena bergantung pada
interpretasi yang beragam serta nyeri juga berhubungan dengan banyak hal.
Berikut ini adalah beberapa definisi tentang nyeri yang disampaikan oleh para ahli
serta organisasi.
1. Nyeri adalah apa pun yang dikatakan pasien yang mengalaminya, ada setiap kali
dia mengatakannya. Pain is whatever the experiencing patient says it is, existing
whenever he says it does. Definisi tersebut dibuat oleh McCaffery pada tahun
1968. McCaffery adalah seorang Professor di the Univesity of California, Los
Angeles,School of Nursing & manager of the pain management unit at Centinela
Hospital Medical Center in Inglewood,California(McCaffery and Pasero,1999).
2. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial atau dijelaskan dalam hal
kerusakan tersebut. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience
associated with actual or potential tissue damage or described in terms of such
damage (Lellan,2006)
3. Nyeri adalah sensasi pribadi dan internal yang tidak dapat diamati atau diukur
secara langsung; pengukurannya tergantung pada respons subjektif dari orang
yang mengalaminya.Pain is a private and internal sensation that cannot be
directly observed or measured; its measurement depends on the subjective
response of the person experiencing it (McDowell,2006).
4. Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan
yang terkait dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial,atau dijelaskan
dalam hal kerusakan tersebut. Pain is an unpleasant sensoryand emotional
experience associated with actual or potential tissue damage, or described in
terms of such damage.Definisi ini adalah definisi lama yang dibuat oleh Asosiasi
Internasional untuk Studi Nyeri/The International Association for the Study of
Pain (IASP). Belakangan definisi tersebut direvisi mengingat definisi tersebut
meng-exclude bayi,lanjut usia,termasuk hewan karena tidak dapat menjelaskan
nyeri yang dialaminya. Adapun definisi terbaru yang dibuat IASP, yaitu nyeri
merupakan pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang
terkait dengan, atau menyerupai yang terkait dengan, kerusakan jaringan aktual
atau potensial. Pain is an unpleasant sensory and emotional experience
associated with, or resembling that associated with, actual or potential tissue
damage (IASP,2021).

NYERI AKUT
1. Nyeri akut berhubungan dengan cedera atau penyakit akut. Acute pain is
associated with acute injury or disease (Lellan,2006).
2. Nyeri akut sering kali secara temporal dihubungkan dengan cedera atau
timbulnya penyakit sehingga kebanyakan orang menganggap nyeri sebagai
bagian dari cedera atau proses penyakit. Acute pain is so often temporally
connected with injury or the onset of disease that most people regard pain as part
of that injury or disease process (Coniam and Mendham, 2005).
3. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset baru-baru ini dan kemungkinan durasinya
terbatas. Nyeri akut biasanya memiliki hubungan temporal dan kausal yang
dapat diidentifikasi dengan cedera atau penyakit. Acute pain is pain ofrecent
onset and probable limited duration. It usually has an identifiable temporal and
causal relationship to injury or disease. Definisi nyeri akut ini dikeluarkan oleh
IASP (Coniam and Mendham,2005).
NYERI KRONIS
1. Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang bertahan selama lebih dari tiga
bulan atau melewati waktu penyembuhan yang diharapkan setelah cedera atau
sakit. Chronic pain is defined as pain that has persisted for longer than three
months or past the expected time of healing following injury or disease (Lellan,
2006).
2. Nyeri kronis didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung untuk jangka waktu
yang lama dan bertahan di luar waktu penyembuhan cedera.Sering kali tidak ada
penyebab yang dapat diidentifikasi dengan jelas. Chronic pain is defined as pain
lasting for long periods of time and persisting beyond the time of healing of an
injury.Often there is no clearly identifiable cause (Coniam and Mendham, 2005).
3. Nyeri yang telah berlangsung 6 bulan atau lebih, berlangsung setiap
hari,disebabkan oleh penyebab yang tidak mengancam, tidak merespons metode
pengobatan yang tersedia saat ini, dan dapat berlanjut selama sisa hidup pasien.
Pain that has lasted 6 months or longer, is ongoing on a daily basis, is due to
nonthreatening causes, has not responded to currently available treatment
methods, and may continue for the remainder of the patient's life (McCaffery
and Beebe, 1989).

Lebih lanjut IASP dalam situsnya menyampaikan beberapa hal yang disebutnya
sebagai enam catatan kunci dan etimologi tentang nyeri, yaitu sebagai berikut.
1. Nyeri selalu merupakan pengalamanpribadi yang dipengaruhi oleh berbagai
faktor biologis, psikologis, dan sosial.
2. Nyeri dan nosiseptif adalah fenomena yang berbeda. Nyeri tidak dapat
disimpulkan hanya dari aktivitas di neuron sensorik.
3. Melalui pengalaman hidup mereka, individu belajar konsep nyeri.
4. Laporan seseorang tentang pengalaman nyeri harus dihormati.
5. Meskipun nyeri biasanya memiliki peran adaptif, nyeri mungkin memiliki
efek buruk pada fungsi dan kesejahteraan sosial serta psikologis.
6. Deskripsi verbal hanyalah salah satu dari beberapa perilaku untuk
mengekspresikan nyeri; ketidakmampuan untuk berkomunikasi tidak
meniadakan kemungkinan bahwa manusia atau hewan(yang bukan manusia)
mengalami nyeri.
B. KONSEP-TEORI NYERI
Nyeri adalah hal yang subjektif dan ini telah banyak dibahas dalam berbagai
literatur serta juga fakta di lapangan. Terkait dengan nyeri tersebut, ada hal menarik
yang disampaikan oleh Parsons dan Preece (2010),yang menyebutkan bahwa “The
person in pain is the only one who really knows their pain.We can guess but
ultimately must rely on their subjective judgement. Of course, this means we have to
trust the person in pain." Hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang mengalami
nyeri adalah satu-satunya orang yang benar-benar tahu tentang nyeri yang mereka
alami. Kita bisa menebak, tetapi pada akhirnya harus bergantung pada penilaian
subjektif mereka. Tentu saja, ini berarti kita harus percaya kepada orang yang
mengalami nyeri.
Definisi nyeri yang telah dibahas sebelumnya memberikan pengertian yang
luas tentang istilah nyeri yang dapat digunakan untuk mencakup banyak segi dari
fenomena yang sama.Nyeri diklasifikasikan dalam beberapa cara menurut jenis
nyeri, sumber nyeri,dan kecepatan transmisi sinyal saraf atau masalah/nyeri terkait
(Lellan, 2006).
1. Kategori Nyeri
a. Nyeri akut mereda saat penyembuhan terjadi, yaitu memiliki akhir yang dapat
diprediksi dan durasinya singkat,biasanya kurang dari enam bulan. Nyeri akut
sering berarti nyeri hebat yang tiba-tiba.Contohnya adalah nyeri pascoperasi
yang dirasakan setelah operasi.
b. Nyeri kronis berlangsung lama.Ini adalah rasa sakit yang bertahan melebihi
fase penyembuhan dari proses penyakit. Contohnya adalah nyeri punggung
bawah yang bertahan lebih dari 3-6 bulan.
2. Sumber Nyeri
Sumber atau tempat nyeri memberikan klasifikasi nyeri yang lain. Sumber nyeri
memengaruhi sejumlah reaksi tubuh terhadap nyeri.
a. Nyeri kulit (cutaneous pain) dihasilkan oleh stimulasi reseptor nyeri di kulit.
Ini dapat dilokalisasi secara akurat karena sejumlah besar reseptor di kulit.
Contohnya adalah rasa sakit akibat luka bakar tingkat pertama.
b. Nyeri somatik (somatic pain) dihasilkan oleh stimulasi reseptor nyeri di
struktur dalam,yaitu otot, tulang, sendi, tendon, ligamen. Tidak seperti nyeri
kulit, nyeri somatik tumpul, intens, dan berkepanjangan. Contohnya adalah
rasa sakit yang disebabkan oleh patah tulang pergelangan kaki.
c. Nyeri visceral (visceral pain) adalah yang dihasilkan oleh stimulasi reseptor
nyeri di visera. Nosiseptor visceral terletak di dalam organ tubuh dan rongga
internal. Ini kurang terlokalisasi dan sering menyebar ke tempat
lain.Contohnya, nyeri jenis ini adalah iskemia miokard yang sering
dirasakan pada lengan kiri atas atau bahu.
3. Kecepatan Transmisi Sinyal Saraf
a. Nyeri cepat (fast pain) ditransmisikan oleh serat A-delta.Ini terjadi sangat
cepat, biasanya dalam waktu 0,1 detik setelah stimulus diterapkan dan tidak
terasa di jaringan tubuh yang lebih dalam. Jenis rasa sakit ini juga dikenal
sebagai rasa sakit yang tajam,cepat,dan rasa sakit menusuk. Contohnya
adalah rasa sakit yang dirasakan akibat tusukan jarum atau pisau yang
tersayat pada kulit.
b. Nyeri lambat (slow pain) ditransmisikan oleh serat C.Serabut C
membutuhkan waktu sedikit lebih lama dari serabut A-delta untuk
mentransmisikan rasa sakit dan berakhir di area yang luas dari batang otak
serta talamus. Sinyal nyeri lambat ini tidak diteruskan ke korteks
somatosensori dan sulit dilokalisasi.Contoh dari jenis ini adalah sakit gigi.
4. Nyeri Lainnya
Ada rasa sakit lain atau masalah terkait yang tidak cocok dengan klasifikasi di
atas, tetapi penting untuk dipahami.
a. Nyeri tungkai phantom (phantom limb pain) adalah sensasi nyeri dari
anggota tubuh yang tidak ada atau sebuah pengalaman yang kadang-kadang
dibahas oleh orang yang diamputasi atau lumpuh.
b. Nyeri neuropathic (neuropathic pain) atau neuralgia dapat terjadi sebagai
akibat dari cedera atau penyakit pada jaringan saraf itu sendiri. Contoh ini
mungkin sakit saraf trigeminal.

Adapun klasifikasi tersebut dapat digambarkan seperti berikut.

Sementara itu, (Parsons and Preece, 2010) membagi nyeri menjadi beberapa
klasifikasi berdasarkan fungsi, durasi, patofisiologi,dan sumber.
1. Function
Jenis klasifikasi ini membagi nyeri menjadi dua, yaitu normal dan abnormal.
Klasifikasi inimelihat nyeri sebagai proses yang biasanya memiliki kebutuhan
dan fungsi penting. Ini telah berkembang sebagai mekanisme yang kuat untuk
menghindaratau menghilangkan organisme dari bahaya atau untuk
memungkinkan organisme belajar menghindari situasi yang menimbulkan nyeri.
Nyeri normal adalah nyeri yang menarik perhatian dalam tubuh sehingga kita
dapat mengambil tindakan yang tepat. Mereka melindungi kita karena
menyadari nyeri, mengistirahatkan area terluka, mencari bantuan jika perlu, dan
mengambil tindakan tepat untuk mencegah agar nyeri tidak menjadi makin
parah. Sementara itu, nyeri abnormal adalah nyeri yang menetap setelah
peringatan awal fase, terjadi di mana tidak ada kerusakan jaringan yang jelas
atau kerusakan jaringan telah sembuh atau menyertai progresif penyakit yang
tidak dapat disembuhkan.

(2000)(Parsons and Preece,2010)

2. Duration

Menurut klasifikasi ini,nyeri bersifat akut atau kronis.

a. Nyeri akut memiliki ciri-ciri sebagai berikut.


1) Ini biasanya merupakan akibat dari cedera jaringan yang telah terjadi di
masa lalu. Lokasi cedera mudah dideteksi.
2) Intensitas dan efeknya mereda saat penyembuhan berlangsung.
3) Durasinya paling singkat dari detik hingga bulan.

b. Nyeri kronis memiliki karakteristik sebagai berikut. Penyebab rasa sakit


mungkin tidak jelas. Ini mungkin karena:
1) Penyembuhan telah terjadi dan nyeri masih ada.
2) Atau sering ada pertanyaan apakah pernah ada cedera.
3) Ini telah berlangsung lebih lama daripada nyeri akut. Beberapa definisi
menyarankan lebih dari tiga bulan dan yang lain lebih dari enam bulan.
4) Nyeri menetap dan/atau memburuk seiring berjalannya waktu.
3. Pathophysiology
Cara lain untuk membagi klasifikasi nyeri adalah dilihat dari patofisiologinya.
Hal ini penting dalam rangka mempertimbangkan pendekatan terapeutik untuk
manajemennya. Dua kategori utama di sini adalah nyeri nosiseptif dan nyeri
neuropatik.
a. Nyeri nosiseptif, dasarnya menggambarkan rasa sakit yang terjadi dalam
keadaan sehat pada sistem saraf sensorik. Artinya, sistem saraf tidak rusak
dan rasa sakit muncul di luar sistem saraf pusat, otak, dan sumsum tulang
belakang, dideteksi olehreseptor saraf serta ditransmisikan melalui neuron
sensorik ke sumsum tulang belakang dan otak. Contoh nyeri nosiseptif
termasuk yang terlihat setelah sayatan, seperti setelah operasi atau laserasi,
atau nyeri setelah trauma, seperti patah pergelangan tangan atau bahu
terkilir. Ini adalah contoh nyeri akut, tetapi nyeri kronis juga bisa bersifat
nosiseptif.Contohnya adalah osteoartritis.
b. Nyeri neuropatik mengacu pada nyeri di mana saraf sistem dikompromikan
dalam beberapa cara. Mereka juga disebut nyeri neurogenik karena nyeri
berasal dari sistem saraf. Pada nyeri ini mungkin ada kerusakan fisik pada
saraf sensorik di perifer, misalnya, neuralgia pascaherpes ke saraf tulang
belakang, pada beberapa nyeri punggung bawah,misalnya, ke sumsum
tulang belakang atau ke otak setelah stroke.

4. Source
Asal nyeri juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis
nyeri.Berdasarkan sumbernya, nyeri dibagi menjadi 3, yaitu cancer pain, somatic
pain, dan visceral pain.
a. Nyeri kanker (cancer pain)
Nyeri pada kanker berasal dari berbagai sumber, nosiseptif dan neuropatik;
itu mungkin juga timbul sebagai akibat dari terapi dan mungkin ada
beberapa masalah nyeri.
b. Nyeri somatik (somatic pain)
Nyeri somatik mengacu pada nyeri nosiseptif terutama yang berasal dari
kulit atau sistem otot rangka, otot, tulang, tendon, dan sebagainya. Iu juga
muncul dari beberapa struktur yang lebih dalam, seperti peritoneum. Nyeri
somatik adalah jenis nyeri nosiseptif yang paling umum
dialami.Karakteristik dari nyeri somatik ini,yaitu:
1) sensasi dapat dilokalisasi dengan mudah,
2) nyeri sering intens dan mungkin cepat,
3) dilakukan pada neuron mielin dan tidak bermielin, dan
4) dapat disebabkan oleh trauma atau kerusakan pada jaringan di sekitar
reseptor.
c. Nyeri visceral (visceral pain)
Istilah viscera mengacu pada organ dalam tubuh yang besar. Nyeri viseral
lebih menyebar dan dihasilkan dari stimulasi reseptor nonspesifik yang
dimiliki, ke saraf otonom tak bermielin yang menyuplai organ dan jaringan
lain dalam struktur yang lebih dalam. Rasa sakit ditandai sebagai kram yang
tidak terlokalisasi dengan baik, difus atau kolik. Rasa sakit sering disebut
struktur yang lebih dangkal pada jarak tertetu dari jaringan yang
menghasilkan rangsangan.
Kejadian nyeri berdasarkan studi atau systematic review yang dilakukan oleh
Harstall and Ospina (2003).

C. DESKRIPSI BEBERAPA JENIS NYERI


Klasifikasi nyeri (kualitas nyeri, keparahan nyeri dan periode):
Kualitas Deskripsi

Nyeri tajam, nyeri yang menempel alami dan sifatnya


Sharp
intens.

Nyeri yang tidak intens atau akut,seperti nyeri


Dull tajam,mungkin lebih mengganggu.Lebih menyebar
daripada nyeri tajam.

Diffuse Nyeri yang menutupi area yang luas. Biasanya, pasien


tidak dapat menunjuk ke area tertentu tanpa
menggerakkan tangan ke permukaan yang luas,seperti
nyeri seluruh perut.

Nyeri yang berpindah dari satu area ke area lain,


Shifting seperti nyeri dari perut bagian bawah,dan nyeri pindah
ke area di atas perut.

Istilah lain yang digunakan untuk menggambarkan kualitas nyeri termasuk rasa
sakit,menyengat,mencubit,kram,menggerogoti,memotong,berdenyut,menembak,dante
kanan.

Keparahan

1. Slight/mild Istilah-istilah ini tergantung pada interpretasi nyeri


pasien.Tanda-tanda perilaku dan fisiologis membantu
2. Moderate
mengkaji keparahan nyeri,skala 1 sampai 10.
3. Severe/excruciating
1. Nyeri ringan:antara 1 dan 3.
2. Nyerisedang:antara 4 dan 7.
3. Nyeri parah,antara 8 dan 10.

Periodik

Continuous Nyeri yang tidak berhenti.

Intermittent Nyeri yang berhenti dan mulai lagi.

Brief or transient Nyeri yang berlalu dengan cepat.

(Sumber:Taylor et al.,2011)

D. PROSES NYERI
Lewis, Heitkemper, O'Brien, & Bucher(2007), membagi proses terjadinya nyeri
menjadi 4 tahapan, di antaranya (1) transduction,(2)transmission, (3) perception, and
(4) modulation of pain.
1. Transduksi (Transduction)
Aktivasi reseptor nyeri disebut sebagai transduksi. Transduksi melibatkan
konversi rangsangan menyakitkan menjadi listrik impuls yang berjalan dari
perifer ke sumsum tulang belakang pada punggung. Serabut saraf perifer yang
mentransmisikan nyeri disebut nosiseptor. Selain itu, ketika ambang persepsi
nyeri telah tercapai dan ketika ada jaringan yang terluka, diyakini bahwa
jaringan yang terluka melepaskan bahan kimia yang merangsang atau
mengaktifkan ujung saraf. Sebagai contoh, sel yang rusak melepaskan histamin
yang merangsang ujung saraf. Asam laktat terakumulasi dalam jaringan yang
terluka karena kurangnya suplai darah dan diyakini dapat merangsang ujungsaraf
serta menyebabkan nyeri atau menurunkan ambang ujung saraf terhadap
rangsangan lain (misalnya, panas atau tekanan). Efek berkepanjangan dari
rangsangan nyeri yang bekerja pada sistem saraf pusat dapat menyebabkan
sensitisasi, artinya ambang aktivasi nyeri diturunkan. Pada saat itu, bahkan
rangsangan yang tidak berbahaya dapat memicu nyeri; sinyal nyeri lebih cepat
dan terasa lebih intens. Zat lain juga dilepaskan yang merangsang nosiseptor
atau reseptor nyeri. Ini termasuk bradikinin, prostaglandin,dan zat P.
a. Bradikinin, vasodilator kuat yang meningkatkan kapiler permeabilitas dan
konstriksi otot polos, memainkan peran penting dalam kimia nyeri di lokasi
cedera bahkan sebelum pesan nyerisampaikeotak. Bradikinin juga memicu
pelepasan histamina dan menghasilkan kemerahan, pembengkakan, dan
nyeri yang biasanya ada terjadi peradangan.
b. Prostaglandin adalah hormon yang mengirimkan rangsangan nyeri
tambahan ke sistem saraf pusat.
c. Zat P membuat reseptor peka pada saraf untuk merasakan nyeri dan juga
meningkatkan kecepatan pelepasan saraf.
2. Transmission
Sensasi nyeri dari lokasi cedera atau peradangan dilakukan sepanjang jalur ke
sumsum tulang belakang, kemudian ke pusat yang lebih tinggi.Proses
keseluruhan dikenal sebagai transmisi. Tidak ada organ atau sel nyeri tertentu di
dalam tubuh. Sebaliknya, jaringan jalinan ujung saraf bebas yang tidak
berdiferensiasi menerima rangsangan yang menyakitkan. Reseptor nyeri ujung
saraf bebas termasuk aferen (serabut yang membawa impuls dari reseptor rasa
sakit menuju otak) serat A-delta penghantar cepat dan serat C penghantar
lambat. Serabut A-delta yang lebih besar mentransmisikan nyeri akut yang
terlokalisasi dengan baik, sedangkan serabut C yang lebih kecil menyampaikan
nyeri viseral difus yang sering digambarkan sebagai rasa terbakar dan nyeri.
Diperkirakan ada beberapa juta ujung saraf ini di dalam tubuh, banyak di lapisan
kulit dan di beberapa jaringan internal,seperti permukaan sendi. Pada jaringan
tubuh yang lebih dalam,reseptor nyeri tersebar secara difus,tetapi tidak merata.
3. Perception
Persepsi nyeri melibatkan proses sensorik yang terjadi bila ada stimulus nyeri.
Ini termasuk interpretasi seseorang tentang nyeri. Ambang persepsi, ambang
nyeri, adalah intensitas terendah dari suatu stimulus yang menyebabkan subjek
mengenali nyeri.Ambang batas ini adalah sangat mirip untuk semua orang, tetapi
beberapa penelitian telah mencapai kesimpulan bahwa wanita memiliki ambang
batas yang lebih rendah dibandingkan pria (Smeltzer et al.,2010).Kemungkinan
bahwa pria dan wanita memiliki harapan yang berbeda, relatif terhadap persepsi
nyeri dapat menjadi faktor yang berkontribusi terhadap ambang nyeri.
4. Modulation
Proses di mana sensasi nyeri dihambat atau dimodifikasi, dikenal sebagai
modulasi. Sensasi nyeri tampaknya diatur atau dimodifikasi oleh zat yang
disebut neuromodulator.Neuromodulator ini bersifat endogen senyawa opioid,
yang berarti mereka hadir secara alami, regulator kimia, seperti morfin di
sumsum tulang belakang dan otak. Mereka tampaknya memiliki aktivitas
analgesik dan mengubah persepsi nyeri. Senyawa opioid endogen ini diyakini
menghasilkan efek analgesiknya dengan mengikat situs reseptor opioid spesifik
di seluruh sistem saraf pusat, menghalangi pelepasan atau produksi zat yang
mengurangi nyeri.
Endorfin dan enkefalin adalah neuromodulator opioid. Endorfin diproduksi di
sinapsis saraf di berbagai titik di sepanjang jalur sistem saraf pusat. Endorfin dan
enkefalin adalah bahan kimia penghambat nyeri yang kuat yang memiliki efek
analgesik berkepanjangan dan menghasilkan euforia. Enkephalin, yang tersebar
luas di seluruh otak dan kornu dorsalis medula spinalis, dianggap kurang poten
dibandingkan endorfin. Enkephalin dianggap mengurangi rasa sakit sensasi
dengan menghambat pelepasan substansi P dari terminal neuron aferen.

Anda mungkin juga menyukai