Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Cendikia Muda

Volume 1, Nomor 4, Desember 2021


ISSN : 2807-3649

PENGARUH PENERAPAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP PENURUNAN NYERI


PADA PASIEN POST OP APPENDIKTOMI DI KOTA METRO

THE EFFECT OF THE IMPLEMENTATION OF MUROTTAL THERAPY ON PAIN


REDUCTION IN POST OP APPENDICTOMIC PATIENTS IN METRO CITY

Agung Pramono1, Anik Inayati2, Tri Kesumadewi3


1,2,3
Akper Dharma Wacana Metro
Email : agungpramono44031@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Apendisitis merupakan penyakit yang sering memerlukan tindakan bedah kedaruratan. Apabila
tidak di tangani dengan benar, penyakit ini hampir selalu berakibat fatal atau kematian. Maka perlu di lakukan
tindakan pembedahan yang di sebut Appendictomi. Pembahasan: Pada pasien post operasi appendiktomi rata-
rata pasien mengalami masalah nyeri, salah satu tindakan keperawatan non farmakologis untuk meredakan nyeri
adalah dengan teknik distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatian, yang salah satunya adalah dengan terapi
murottal, (mendengarkan bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an) mendengarkan murottal dapat memberikan hasil
yang sangat efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca operasi klien. Tujuan penerapan untuk mengetahui
karakteristik subyek dan pengaruh penerapan terapi murotal terhadap penurunan nyeri pasien post op
Appendiktomi. Desain dalam karya tulis menggunakan study kasus, dengan 1 subyek penerapan. Analisa data di
peroleh melalui observasi yang terdiri dari 1 (satu) komponen, pemeriksaan fisik pada subyek. Dari kuesioner
tersebut, kemudian didapatkan perolehan data berupa skor yang disesuaikan berdasarkan rentang skala nyeri
numerik menurut Bourbanis (NRS). Hasil penerapan menunjukkan bahwa ada pengaruh terapi murtottal untuk
menurunkan nyeri pada pasien post op appendiktomi. Kesimpulan: terapi murottal mampu membantu
menurunkan nyeri pada pasien appendiktomi. Terapi murottal dapat menjadi salah satu alternatif dalam
mengatasi nyeri pada pasien appendikotimi.

Kata kunci : appendisitis, nyeri, terapi murottal

ABSTRACT

Background: Appendicitis is a disease that often requires emergency surgery. If not handled properly, this
disease is almost always fatal or fatal. Then it is necessary to perform a surgery called an appendictomy.
Discussion: In postoperative appendectomy patients, the average patient experiences pain problems, one of the
non-pharmacological nursing actions to relieve pain is by distraction techniques, namely by distraction, one of
which is murottal therapy, (listening to the recitation of the holy verses of Al -Qur'an) listening to murottal can
provide very effective results in efforts to reduce client postoperative pain. The aim of the application was to
determine the characteristics of the subject and the effect of the application of murotal therapy on the reduction
of pain in post op appendectomy patients. The design in the paper uses a case study, with 1 application subject.
Data analysis was obtained through observation which consisted of 1 (one) component, physical examination on
the subject. From the questionnaire, data were obtained in the form of an adjusted score based on the Bourbanis
numerical pain scale range (NRS). The results of the application show that there is an effect of murtottal therapy
to reduce pain in post-op appendectomy patients. Conclusion: Murottal therapy can help reduce pain in
appendectomy patients. Murottal therapy can be an alternative in dealing with pain in

Key words: appendicitis, pain, murottal therapy

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 452


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

PEMBAHASAN pada kelompok terapi murottal lebih besar


dibandingkan dengan penurunan nyeri dengan
Apendisitis merupakan penyakit yang sering pada kelompok terapi musik. Berdasarkan
memerlukan tindakan bedah kedaruratan. hasil analisis, didapatkan perbedaan penurunan
Apendisitis dapat terjadi pada segala usia dan nyeri antara terapi murottal dan terapi musik
mengenai laki-laki serta perempuan sama (p Value = 0,000) dengan sample responden
banyak. Akan tetapi, pada usia antara pubertas berusia antara 20 hingga 40 tahun (52,8%),
dan 25 tahun, prevalensi apendisitis lebih laki-laki (55,6%) serta perempuan (44,4%).
tinggi pada laki-laki. Apabila tidak di tangani Terapi murottal lebih baik dalam menurunkan
dengan benar, penyakit ini hampir selalu tingkat nyeri dibandingkan dengan terapi
berakibat fatal atau kematian. Maka perlu di musik.
lakukan tindakan pembedahan yang di sebut
Appendictomi (Kowalak, et al, 2016). Berdasarkan uraian di atas maka penulis perlu
untuk melakukan penerapan terapi murottal
World Health Organization (WHO) untuk menurunkan gangguan nyaman nyeri
menyatakan angka kematian akibat apendisitis pada pasien pasca operasi Appendisitis di Kota
di dunia adalah 0,2-0,8%. Rata-rata 300.000 Metro.
orang menjalani apendektomi di Amerika
Serikat per tahun, dengan perkiraan METODELOGI
LifetimeIncidence berkisar dari 7-14% Desain penerapan munggunakan study kasus,
berdasarkan jenis kelamin, harapan hidup dan subyek yang digunakan bejumlah 1 pasien
ketepatan konfirmasi diagnosis. Insiden pada dengan kriteria mampu berkomunikasi dengan
umur 20-30 tahun, lebih tinggi pada laki-laki, baik, beragama islam, skala nyeri 4 – 6 (nyeri
sedangkan perforasi lebih sering pada bayi dan sedang), bersedia menjadi responden dan
pasien lanjut usia (Thomas, Lahunduitan & melakukan tindakan intervensi, jenis kelamin
Tangkilisan, 2016). laki – laki atau perempuan dan fungsi
pendengaran responden baik. Penerapan
Pada pasien post operasi appendiktomi rata- dilakukan di Kelurahan Mulyojati, Metro
rata pasien mengalami masalah nyeri karena Barat, Kota Metro pada tanggal 30 Juni – 2
setiap prosedur pembedahan akan Juli 2020.
mengakibatkan terputusnya jaringan (luka).
Dengan adanya luka tersebut akan merangsang Pengumpulan data dengan cara meminta
nyeri (Solehati & Kosasih, 2015). permohonan izin untuk melakukan penerapan
setelah uji proposal dari institusi Akademi
Salah satu tindakan keperawatan non Keperawatan Dharma Wacana Metro,
farmakologis untuk meredakan nyeri adalah memperkenalkan diri dan menjalin bina
dengan teknik distraksi, yaitu dengan hubungan saling percaya (BHSP) serta
mengalihkan perhatian, melakukan nafas menjelaskan tentang penerapan yang di
dalam, imajinasi terbimbing, serta distraksi lakukan terhadap responden, memberikan
pendengaran yang salah satunya adalah informasi tentang penerapan dan meminta
dengan terapi murottal, (mendengarkan bacaan kesediaan responden terlibat dalam penerapan,
ayat-ayat suci Al-Qur’an) mendengarkan memberikan lembar Informed Consent sebagai
murottal dapat memberikan hasil yang sangat bentuk persetujuan kepada responden,
efektif dalam upaya mengurangi nyeri pasca membuat janji atau kontrak waktu untuk
operasi klien (Siswanti & Kulsum, 2017). melakukan penerapan terapi murotal,
melakukan kesepakatan pemilihan surat,
Penelitian menurut Rilla, Ropi & Sriati (2014) sebelum penerapan berlangsung, penulis
menjelaskan bahwa rerata penurunan nyeri mengkaji skala nyeri, melakukan terapi

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 453


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

murotal, penerapan dilakukan setiap pasien M di wilayah Kelurahan Mulyojati,


mengalami nyeri dan mengevaluasi kembali Kota Metro
hasil penerapan terapi murotal selama 3 hari.
Hari
Karakt Hari Kedua Hari Ketiga
Analisa data di peroleh melalui observasi yang Pertama
eristik
terdiri dari 1 (satu) komponen, pemeriksaan Nyeri
Pre Post Pre Post Pre Post
fisik pada subyek. Dari kuesioner tersebut,
kemudian didapatkan perolehan data berupa Skala
6 6 6 4 3 2
Nyeri
skor yang disesuaikan berdasarkan rentang
skala nyeri numerik menurut Bourbanis
(NRS). Evaluasi dari yang dilakukan setelah
penerapan terapi Murottal di peroleh melalui Pada tabel di atas dapat di paparkan
lembar observasi yang didalam nya terdiri dari bahwa intensitas nyeri sebelum
skala nyeri (NRS). diberikan terapi murotal pada subyek
yaitu pada skala 6 dengan kategori
HASIL DAN PEMBAHASAN nyeri sedang. Sedangkan setelah
A. Gambaran Subyek dilakukan terapi murotal, intensitas
Nama : Tn. M nyeri pada subyek belum berkurang
yaitu pada skala 6, namun optimal
Usia : 21 Tahun
pada penerapan hari ke 3 yaitu pada
Agama : Islam skala nyeri 2 dengan keluhan nyeri
Kondisi Pasien : Klien ringan. Dari uraian tersebut
mengatakan menunjukan adanya penurunan
Saat Ini
nyeri pada perut intensitas nyeri pada Tn. M setelah
dan merasa tidak dilakukan penerapan terapi murotal
nyaman.
dengan penyakit post operasi
Terdapat luka
post operasi Apendiktomi.
apendiktomi hari
ke-0 di daerah C. Karakteristik Subyek
perut kanan 1. Usia
bawah kuadaran Usia pasien dalam penerapan ini
4, dengan skala yaitu (Tn. M) berusia 21 tahun.
nyeri 6 dan Mubarak, Indrawati, & Susanto
tampak gelisah (2015) mengungkapkan bahwa
dengan wajah
usia dan tahap perkembangan
klien tampak
menahan sakit. seseorang menjadi salah satu
TD : 120/70 variabel penting yang akan
mmHg, RR : 26, mempengaruhi reaksi nyeri.
N : 102 x/menit, 2. Jenis Kelamin
S : 37,4 o C. Pasien dalam penerapan memiliki
Diagnosa : Nyeri akut jenis kelamin laki-laki. Mubarak
Keperawatan (2015) mengungkapkan bahwa
Implementasi : Terapi Murotal beberapa kebudayaan yang
mempengaruhi jenis kelamin,
misalnya menganggap bahwa
B. Hasil Penerapan
seorang anak laki-laki harus
Tabel 1 Karakteristik nyeri sebelum
berani dan tidak boleh menangis,
dan sesudah terapi murotal pada Tn.
sedangkan anak perempuan boleh

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 454


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

menangis dalam situasi yang hingga mencapai keadaan yang tenang


sama. Namun secara umum dan rileks, masase pada daerah nyeri,
antara laki-laki dan perempuan menggosok punggung, kompres
tidak berbeda jauh dalam hangat dan dingin (Hidayat & Uliyah,
merespon nyeri. 2014). Salah satu cara yang diajarkan
3. Pengalaman Nyeri Sebelumnya pada subyek adalah terapi murotall.
Subyek dalam penerapan ini
belum pernah di rawat di Rumah Terapi murottal dapat menurunkan
Sakit ataupun mengalami penyakit nyeri dikarenakan terapi murotal dapat
dan pengalaman nyeri sama menurunkan ketegangan dan stres,
seperti saat ini. Menurut Mubarak sehingga perubahan energi listrik dan
(2015) individu yang pernah otot-otot pada organ tubuh, peredaran
mengalami nyeri atau darah, dan detak jantung mengalami
menyaksikan penderitaan orang perubahan (Kartika, 2015).
terdekatnya saat mengalami nyeri
cenderung merasa terancam KESIMPULAN
dengan peristiwa nyeri yang akan 1. Berdasarkan gambaran subyek
terjadi dibandingkan individu lain penerapan pada Tn. M berusia 21
yang belum pernah tahun dengan jenis kelamin laki-laki
mengalaminya. serta memiliki keluhan nyeri pada
4. Pekerjaan perut dengan skala nyeri 6.
Pekerjaan adalah segala sesuatu 2. Karakteristik nyeri pada subyek
yang dikerjakan oleh manusia sebelum penerapan tentang terapi
dengan berbagai tujuan. Subyek murotal pada penyakit Post Operasi
dalam penerapan ini memilik Apendiktomi menunjukkan hasil
pekerjaan sehari-hari sebagai skala nyeri Tn. M yaitu 6 dalam
mahasiswa. Kebiasan mahasiswa kategori nyeri sedang.
cenderung tidak memperhatikan 3. Karakteristik nyeri pada subyek
pola makannya. setelah penerapan tentang terapi
5. Pendidikan murotal pada penyakit Post Operasi
Subyek dalam penerapan ini Apendiktomi menunjukkan hasil
memiliki pendidikan terakhir skala nyeri Tn. M yaitu 2 yang
SMA. Menurut Prasetro et. al., masuk ke dalam kategori nyeri
(2017) salah satu faktor yang ringan.
mempengaruhi appendiktomi
adalah pendidikan, pengetahuan DAFTAR PUSTAKA
yang kurang terkait asupan Arifuddin, A., Salmawati, L., & Prasetyo, A.
makanan yang salah dapat (2017). Faktor Risiko Kejadian
menyebabkan meningkatnya Apendisitis di Bagian Rawat Inap
resiko terjadinya appendisitis. Rumah Sakit Umum Anutapura
Palu. Preventif: Jurnal Kesehatan
Cara yang dapat membantu untuk Masyarakat. 8(1).
munurunkan nyeri yaitu, menonton Hidayat, A. Azis., & Uliyah, M. (2014).
televisi, berbincang-bincang dengan
Pengantar Kebutuhan Dasar
orang lain, mendengarkan musik, Manusia. Edisi 2. Jakarta : Salemba
melakukan nafas dalam, melepaskan Medika
otot – otot ekstermitas, mengulangi
hal-hal di atas dengan konsentrasi,

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 455


Cendikia Muda, Volume 1, Nomor 4, Desember 2021

Jennifer P. Kowalak, William Welsh, Brenna (eCl). Vol. 4. Nomor 1. Januari-juni


Mayer. (2016). Buku ajar 2016.
Patofisiologi. Professional Guide To
Phatopysiologi. Alih Bahasa :
Hartono. Jakarta : EGC

Kartika, I., Rahmayunia. (2015). ‘Pengaruh


Mendengar Murottal Al-Qur’an
terhadap Penurunan Intensitas Nyeri
Pasien Pasca Operasi
Apendisitis’. Accessed on 21 Maret,
2020. Dalam situs
https://repository.unri.ac.id/bitstream
/handle/123456789/7471/Artikel%20
Imelda%20R.pdf?sequence=1&isAll
owed=y

Mubarak, W. I., Indrawati, L., & Susanto, J.


(2015). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Dasar. Jakarta : Salemba Medika

Rilla, E. V., Ropi, H., & Sriati, A. (2014).


Terapi Murottal Efektif Menurunkan
Tingkat Nyeri Dibanding Terapi
Musik pada Pasien
Pascabedah. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 17 (2), 74-80.

Siswanti H. & Kulsum U. (2017). ‘Pengaruh


Terapi Murotal Terhadap Nyeri
Pasien Post Seksio Sesaria Di RSI
Sunan Kudus Kabupaten Kudus
2016’. Program Studi Keperawatan
STIKES Muhammadiyah Kudus.
URECOL – 2017. Di akses dalam
situs
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/u
recol/article/view/1194

Solehati, T., & Kosasih, C. E. (2015).


Konsep dan aplikasi relaksasi dalam
keperawatan maternitas. Bandung :
Refika Aditama.

Thomas A. Gloria, Lahunduitan, I., &


Tangkilisan A. (2016). ‘Angka
Kejadian Appendisitis Di RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Periode 2012 – 2015. Jurnal e-Clic

Pramono, Pengaruh Penerapan Terapi… 456

Anda mungkin juga menyukai