Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT OBSTENTRI: ABORTUS


Untuk Memenuhi Tugas laporan pendahuluan Stase Gawat Darurat Profesi Ners

Disusun Oleh:
Muhammad Dinar Trisyansyah J2214901024

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2023
A. Definisi Penyakit
Kegawat daruratan obstetri dan neonatal merupakan suatu kondisi yang dapat
mengancam jiwa seseorang, hal ini dapat terjadi selama kehamilan, ketika kelahiran
bahkan saat hamil. Sangat banyak sekali penyakit serta gangguan selama kehamilan yang
bisa mengancam keselamatan ibu maupun bayi yang akan dilahirkan. Kegawatan tersebut
harus segera ditangani, karena jika lambat dalam menangani akan menyebabkan
kematian pada ibu dan bayi baru lahir (Walyani & Purwoastuti, 2015).
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram
atau umur kehamilan kurang dari 200 minggu. Menurut World Health Organization/
WHO dan VIGO dikatakan abortus jika usia kehamilan kurang dari 20-22 minggu.
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Janin yang dilahirkan dengan
berat badan dibawah 500 gram jarang dapat hidup terus. Kehidupan janin yang tidak
berlangsung lama dengan berat badan kurang dari 500 gram maka abortus ditentukan
sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau kurang dari
20 minggu (Sarwono,2005)
B. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis kemudian diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya. Hal tersebut menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, sehingga merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini
menyebabkan uterus berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang
dari 8 minggu hasil konsepsi itu biasanya dikeluarkan seluruhnya karena villi korialis
belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan antara 8 sampai 14 minggu
villi korialis menembus desidua lebih dalam, sehingga umumnya plasenta tidak
dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak perdarahan. Pada kehamilan 14
minggu keatas umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul
beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera terlepas
dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai persalinan dalam bentuk miniature.
Hasil konsepsi pada abortus dapat dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada
kalanya kantong amnion kosong atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang
jelas dan mungkin pula janin telah mati lama. Apabila mudigah yang mati tidak
dikeluarkan dalam waktu yang cepat maka ia dapat diliputi oleh lapisan bekuan darah, isi
uterus dinamakan mola kruenta. Bentuk ini menjadi mola karnosa apabila pigmen darah
telah diserap dan dalam sisanya terjadi organisasi sehingga semuanya tampak seperti
daging. Bentuk lain adalah mola tuberose, dalam hal ini amnion tampak berbenjol-benjol
karena terjadi hematoma antara amnion dan korion.
Pada janin yang telah meninggal dan tidak dikeluarkan dapat terjadi proses
mumifikasi diamana janin mengering dan karena cairan amnion berkurang maka ia jadi
gepeng (fetus kompressus). Dalam tingkat lebih lanjut ia menjadi tipis seperti kertas
perkamen (fetus papiraseus). Kemungkinan lain pada janin mati yang tidak segera
dikeluarkan adalah terjadinya maserasi, kulit terkupas, tengkorak menjadi lembek, perut
membesar karena terisi cairan dan seluruh janin berwarna kemerah – merahan dan dapat
menyebabkan infeksi pada ibu apabila perdarahan yang terjadi sudah berlangsung lama.
(Prawirohardjo, 2006)
C. Kemungkinan data focus
Proses pengkajian gawat darurat dibagi menjadi dua bagian yaitu pengkajian primer
(primer assessment) dan pengkajian sekunder (secondary assessment).
1. Pengkajian primer
Keluhan Utama : pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan datang
dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan keluarnya bekuan darah atau
jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan terasa ada
tekanan pada punggung, mengatakan bahwa hasil test kencing positif hamil, merasa lelah
dan lemas serta mengeluh sedih karena kehilangan kehamilannya.
a. Airway
Kaji kepatenan jalan nafas dengan look, listen, feel serta kaji suara nafas apakah
snoring, gurgling, stridor, wheezing atau ronchi.
b. Breathing
Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas cepat/lambat. Kaji apakah ada
sesak nafas/tidak, gerakan dinding dada simetris/asimetris, pola nafas teratur/tidak,
auskultasi bunyi nafas normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta penggunaan otot bantu
pernafasan.
c. Circulation
Pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam yang banyak sehingga dapat
menimbulkan syok, pasien tampak pucat, akral dingin, tekanan darah mungkin
menurun, nadi teraba cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau kesakitan karena
nyeri
d. Disability
Pada pasien abortus kemungkinan terjadi kesadaran menurun, syncope, pasien
tampak lemah.
e. Exposure
Pasien tampak pucat
f. Five intervention
Tekanan darah menurun, nadi cepat dan kecil, suhu meningkat
g. Give Comfort
Nyeri perut yang hebat, kram atau rasa tertekan pada pelvic
2. Pengkajian sekunder
a. Keluhan utama
Keluhan yang paling sering muncul pada penderita abortus adalah menstruasi tidak
lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Tanyakan riwayat keluhan sampai pasien datang ke tempat pelayanan. Biasanya ibu
merasa menstruasinya tidak lancar adanya perdarahan pervaginam diluar siklus
menstruasi.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Terkait penyakit yang pernah diderita oleh pasien dan gangguan yang menjadi
pemicu munculnya abortus misalnya: riwayat abortus pada kehamilan sebelumnya,
riwayat hipertensi sebelumnya, Riwayat penyakit kronis lainnya seperti DM, ginjal,
anemia dsb
d. Riwayat kesehatan keluarga
Tanyakan penyakit yang pernah diderita oleh keluarga
e. Riwayat perkawinan
Tanyakan status perkawinan, umur saat menikah pertama kali, berapa kali menikah
dan berapa usia pernikahan saat ini
f. Riwayat haid
Tanyakan usia menarche, siklus haid, lama haid , keluhan saat haid dan HPHT
g. Riwayat kehamilan
Kaji tentang riwayat kehamilan lalu dan saat ini. Tanyakan riwayat ANC,keluhan
saat hamil
h. Anamnesa singkat (AMPLE)
1.) Alergies
Tanyakan klien memiliki riwayat alergi seperti obat antibiotic dsb.
2.) Medikasi (riwayat pengobatan)
Tanyakan obat yang sering digunakan sehari- hari serta jamu , dosis yang
digunakan
3.) Past illness (riwayat penyakit)
Riwayat penyakit misalnya hipertensi, kejang, kelainan pembekuan darah,
penyakit jantung, infeksi menular seksual, dan HIV
4.) Last meal/ terakhir kali makan
Kaji kapan terakhir ibu makan
5.) Event of injury/ penyebab injuri
Kaji penyebab ibu datang kepelayanan kesehatan, biasanya pada pasien abortus
ditemui bahwa pasien mengalami perdarahan.
i. Pemeriksaan head to toe
1.) Kepala: kaji kebersihan, bentuk dan kelainan pada kepala, kaji ekspresi wajah
klien (pucat, kesakitan)
Tulang kepala: amati apakah baik atau tidak
Rambut: kaji distribusi rambut
Mata: biasa di temui pasien mengalami anemia, mata cekung dan konjungtiva
anemis, sclera ikterik/ tidak
Hidung: amati dan periksa kebersihan hidung, ada pernafasan cuping hidungng,
deformitas tulang hidung
Mulut: Amati kondisi bibir ( kelembaban, warna, dan kesimetrisan )
Telinga: kaji kesimetrisan, fungsi pendengaran dan kelainan pada telinga
2.) Leher: JPV
Kaji apakah ada tanda peningkatan JPV pada ibu
3.) Dada (IPPA)
Pengkajian paru: Hitung frekuensi pernafasan, inspeksi irama pernafasan, inspeksi
pengembangan kedua rongga dada simetris/tidak, auskultasi dan identifikasi
suara nafas pasien
Pengkajian jantung: Raba kondisi akral hangat/dingin, hitung denyut nadi,
identifikasikan kecukupannvolume pengisian nadi, reguleritas denyut nadi,
ukurlah tekanan darah pasien saat pasien berbaring/istirahat dan diluar his.
Identifikasikan ictus cordis dan auskultasi jantung identifikasi bunyi jantung
4.) Abdomen (IAPP)
perhatikan ada bekas luka abdomen akibat pembedahan sebelumnya, perhatikan
ukuran, Palpasi uterus dan apakah teraba lunak, perhatikan bila ada massa lain di
abdomen
5.) Ekstremitas/ musculoskeletal
Kaji ada tidaknya kelemahan, Capilerry revile time, Ada tidaknya oedema,
Kondisi akral hangat/dingin, Ada tidaknya keringat dingin, Tonus otot , ada
tidaknya kejang
6.) Kulit/ integument
Kaji adakah tanda dehidrasi
7.) Genetalia
Perhatikan ukuran, bentuk dan posisi mobilitas uterus, nilai massa adneksa, nilai
konsistensi, pastikan status kehamilan dan taksiran usia kehamilan sesuai ukuran
uterus.
j. Pemeriksaan penunjang
1.) Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3
minggu setelah abortus.
2.) Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin masih hidup.
3.) Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus submukosa
dan anomali kongenital.
4.) BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada atau tidak
gangguan glandula thyroidea.
5.) Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat perdarahan.
k. Terapi medis (indikasi, kontraindikasi, efek samping)

Terapi medis indikasi Kontra indikasi Efek samping


Uterotonika -induksi partum -riwayat alergi -mual
(Prostagladin) aterm -menjelang -muntah
-mengontrol persalinan -sakit kepala
perdarahanan -abortus imminens -pusing
-induksi abortus -stenosis katup mitral -edema paru
terapeutik -kombinasi dengan
-menghilangkan protagladin
pembengkakan
mamae
Antibiotika pasien yang beresiko Riwayat alergi -mual
(profilaksis) mengalami infeksi -muntah
-perut kembung
-diare
-hilang nafsu makan
-nyeri otot/ sendi

3. Analisa data

ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


Ds: Perdarahan nekrosis Nyeri akut
- Klien mengatakan perut ↓
terasa nyeri Hasil konsepsi terlepas dari uterus
- Klien mengatakan ↓
sebelumnya dilakukan Uterus berkontraksi
kuret sakitnya masih bisa ↓
di tahan, selesai kuret Hasil konsepsi keluar
perutnya terasa sangat ↓
sakit Hasil konsepsi keluar sempurna/
- Klien mengatakan perut tidak sempurna
terasa sakit, perih dan ↓
pinggang terasa mau Nyeri akut
copot
Do:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak selalu
memegang perut dan
gelisah
- Pengkajian nyeri:
P: apabila bergerak
Q: seperti di sayat-sayat
R: nyeri pada bagian perut
S: skala nyeri 8 (0-10)
- TTV dalam batas normal
dan terkadang meningkat
Ds: Perdarahan nekrosis Defisit volume
- Keluarga mengatakan ↓ cairan/ hipovolemia
pasien mengalami Hasil konsepsi terlepas dari uterus
perdarahan hebat pada ↓
jalan lahir Uterus berkontraksi
- Klien mengatakan sangat ↓
lemas Hasil konsepsi keluar
- Klien mengatakan sangat ↓
haus Hasil konsepsi keluar tidak
Do: sempurna
- Frekuensi nadi meningkat ↓
- Tekanan darah menurun Perdarahan
- Turgon kulit menurun ↓
- Membrane mukosa kering Deficit volume cairan
Ds: Perdarahan nekrosis Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan perut ↓
terasa nyeri Hasil konsepsi terlepas dari uterus
- Klien mengatakan ↓
sebelumnya dilakukan Uterus berkontraksi
kuret sakitnya masih bisa ↓
di tahan, selesai kuret Hasil konsepsi keluar
perutnya terasa sangat ↓
sakit Hasil konsepsi keluar sempurna/
- Klien mengatakan perut tidak sempurna
terasa sakit, perih dan ↓
pinggang terasa mau Nyeri
copot ↓
- Klien mengatakan sulit Intoleransi aktivitas
untuk beraktivitas
Do:
- Klien tampak meringis
- Klien tampak kelelahan
Ds: Perdarahan nekrosis Gangguan pola tidur
- Klien mengatakan perut ↓
terasa nyeri jadi tidak bisa Hasil konsepsi terlepas dari uterus
tidur ↓
- Klien mengatakan Uterus berkontraksi
sebelumnya dilakukan ↓
kuret sakitnya masih bisa Hasil konsepsi keluar
di tahan, selesai kuret ↓
perutnya terasa sangat Hasil konsepsi keluar sempurna/
sakit tidak sempurna
- Klien mengatakan perut ↓
terasa sakit, perih dan Nyeri
pinggang terasa mau ↓
copot Gangguan istirahat tidur
- Klien mengatakan sulit
tidur
- Klien mengatakan ketika
tidur mudah bangun
Do:
- Klien berbicara tidak
semangat
- Wajah klien tampak luyu
- Klien tampak menguap
4. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
a. Nyeri akut
Definisi:
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
actual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat berlangsung kurang dari 3 bulan.
Penyebab:
 Agen pencedera fisiologis
 Agen pencedera kimiawi
 Agen pencedera fisik

Gejala dan tanda mayor

Subjektif: Objektif:
Mengeluh nyeri - Tampak meringis
- Bersikap protektif
- Gelisah
- Frekuensi nadi meningkat
- Sulit tidur
Gejala dan tanda minor

Subjektif: Objektif:
(tidak ada) - Tekanan darah meningkat
- Pola nafas berubah
- Nafsu makan berubah
- Proses
Kondisi klinis terkait:

 Kondisi pembedahan
 Cedera traumatis
 Infeksi
 Sindrom coroner akut
 Glaucoma
b. Deficit volume cairan/ hipovolemia
Definisi:
Penurunan volume cairan intravaskuler, intestisial dan intraseluler
Penyebab:
 Kehilangan cairan aktif
 Kegagalan mekanisme regulasi
 Peningkatan permeabilitas kapiler
 Kekurangan intake cairan
 Evapolasi

Gejala dan tanda mayor

Subjektif: Objektif:
(tidak ada) - Frekuensi nadi meningkat
- Nadi teraba lemah
- Tekanan darah menurun
- Tekanan nadi menyempit
- Turgon kulit menurun
- Membrane mukosa kering
- Volume urin menurun
- Hematokrit meningkat
Gejala dan tanda minor

Subjektif: Objektif:
- Merasa lemah - Pengisian vena menurun
- Mengeluh haus - Status mental berubah
- Suhu tubuh meningkat
- Konsentrasi urine meningkat
- Berat badan turun tiba-tiba
c. Intoleransi aktivitas
Definisi:
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari- hari
Penyebab:
 Ketidakadseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen
 Tirah baring
 Kelemahan
 Imobilisasi
 Gaya hidup monoton

Gejala dan tanda mayor

Subjektif: Objektif:
Mengeluh lelah Frekuensi jantung meningkat > 20%
dari kondisi istirahat
Gejala dan tanda minor

Subjektif: Objektif:
- Dispnea saat/ setelah aktivitas - Tekanan darah berubah >20%
- Merasa tidak nyaman setelah dari kondisi istirahat
beraktivitas - Gambaran EKG menunjukan
- Merasa lemah aritmia saat/ setelah aktivitas
- Gambaran EKG menunjukan
iskemia
- Sianosis
Kondisi klisnis terkait:

 Anemia
 Gagal jantung kongestif
 Penyakit jantung coroner
 Penyakit katup jantung
 Aritmia
 PPOK
 Gangguan metabolic
 Gangguan muskuloskeletal
d. Gangguan pola tidur
Definisi:
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Peyebab:
 Hambatan lingkungan
 Kurang control tidur
 Kurang privasi
 Restraint fisik
 Ketidakadaan teman tidur
 Tidak familiar dengan peralatan tidur

Gejala dan tanda mayor

Subjektif: Objektif:
- Mengeluh sulit tidur (tidak ada)
- Mengeluh sering terjaga
- Mengeluh tidak puas tidur
- Mengeluh pola tidur berubah
- Mengeluh tidak cukup istirahat
Gejala dan tanda minor

Subjektif: Objektif:
Mengeluh kemampuan aktivitas (tidak ada)
menurun
Kondisi klinis terkait:

 Nyeri
 Hipertiroidisme
 Kecemasan
 PPOK
 Kehamilan
 Periode pasca partum
 Periode pasca operas
5. Rencana tindakan keperawatan

Dx. Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Keperawatan


Nyeri akut Tingkat nyeri: L.08066 Managemen nyeri: (I.08238)
Definisi: Observasi:
Pengalaman sensorik atau emosional - Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan
yang berkaitan dengan kerusakan
itensitas nyeri
jaringan actual atau fungsional, - Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respon nyeri non verbal
dengan onset mendadak atau lambat
- Identifikasi faktor yang
dan berintensitas ringan hingga berat memperberat dan memperingan
nyeri
berlangsung kurang dari 3 bulan.
- Identifikasi pengaruh budaya
Ekspektasi: menurun terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri terhadap
- Keluhan nyeri menurun (5)
kualitas hidup
- Meringis menurun (5) - Monitor keberhasilan terapi
komplementer
- Gelisah menurun (5)
- Monitor efek sampig penggunaan
- Kesulitan tidur menurun (5) analgetik
Terapeutik:
- Ketegangan otot menurun (5)
- Berikan teknik nonfarmakologis
- Frekuensi nadi membaik (5) untuk mengurangi rasa nyeri
- Control lingkungan yang
- Pola nafas membaik (5)
memperberat rasa nyeri
- Tekanan darah membaik (5) - Fasilirasi istirahat tidur
Edukasi:
- Nafsu makan membaik (5)
- Jelaskan penyebab, periode dan
- Pola tidur membaik (5) pemicu nyeri
- Jelaskan stategi meredakaan nyeri
- Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
- Anjurkan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi:
Kolaborasi pemberian analgetik
Hipovolemia Status cairan: (L.03028) Managemen hypovolemia: (L.03116)
Definisi: Observasi:
- Periksa tanda dan gejala
Penurunan volume cairan
hypovolemia
intravaskuler, intestisial dan - Monitor intake dan output cairan
Terapeutik:
intraseluler
- Hitung kebutuhan cairan
Ekspetasi: membaik - Berikan posisi modified
trendelenbrg
Kriteria hasil:
- Berikan asupan cairan oral
- Kekuatan otot meningkat (5) Edukasi:
- Anjurkan memperbanyak asupan
- Turgon kulit meningkat (5)
cairan oral
- Berat badan menurun (5) - Anjurkan menghindari perubahan
posisi mendadak
- Perasaan lemah menurun (5)
Kolaborasi:
- Keluhan haus menurun (5) - Kolaborasi pemberian cairan IV
isotonis
- Frekuensi nadi membaik (5)
- Kolaborasi pemberian cairan IV
- Tekanan darah membaik (5) hipotonis
- Kolaborasi pemberian cairan koloid
- Tekanan nadi membaik (5)
- Kolaborasi pemberian produk darah
- Intake cairan membaik (5)
- Oligurian membaik (5)
Intoleransi Toleransi aktivitas: (L.05047) Managemen energy: (L.05178)
aktivitas Definisi: Observasi:
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh
Ketidakcukupan energi untuk
yang mengakibatkan lelelahan
melakukan aktivitas sehari- hari - Monitor kelelahan fisik dan
emosional
Ekspetasi: meningkat
- Monitor pola jam tidur
- Frekuensi nadi meningkat (5) - Monitor lokasi dan
- Status oksigen meningkat (5) ketidaknyamanan
Terapeutik:
- Kemudahan dalam melakukan
- Sediakan lingkungan nyaman dan
aktivitas meningkat (5) rendah stimulus
- Lakukan latihan rentang gerak passif
- Keluhan lelah menurun (5)
- Berikan aktivitas distraksi yang
- Dyspnea saat aktivitas menyenangkan
Edukasi:
menurun (5)
- Edukasi tirah baring
- Warna kulit membaik (5) - Anjurkan melakukan aktivitas secara
bertahap
- Tekanan darah membaik (5)
- Anjurkan strategi koping untuk
- Frekuensi nadi membaik (5) megurangi kelelahan
Kolaborasi:
Kolaborasi dengan ahli gizi tetang cara
meningkatkab asupan cairan
Gangguan pola Pola tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
tidur Definisi:
Definisi:
Memfasilitasi siklus tidur dan terjaga yang
Gangguan kualitas dan kuantitas teratur
Tindakan:
waktu tidur akibat faktor eksternal
Observasi:
Ekspetasi: membaik - Identifikasi pola aktivitas dan tidur
- Identifikasi factor pengganggu tidur
- Keluhan sulit tidur menurun
- Identifikasi makanan dan minuman
(5) yang mengganggu tidur
- Kesulitan sering terjaga - Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi
menurun (5) Terapeutik:
- Keluhan tidak puas tidur - Modisikasi lingkungan
- Fasilitasi menghilangkan stress
menurun (5) sebelum tidur
- Keluhan pola tidur berubah - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Lakukan prosedur untuk
menurun (5) meningkatkan kenyamanan
- Keluhan istirahat tidak cukup - Sesuaikan jadwal pemberian obat
Edukasi:
menurun (5) - Jelaskan pentingnya ttidur cukup
- Kemampuan beraktivitas - Anjurkan menepati kebiasaan waktu
tidur
meningkat (5) - Anjurkan menghindari makanan/
minuman yang mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat tidur
Anjurkan factor yang berkonstribusi
terhadap gangguan tidur
6. Daftar pustaka
Manto, Harsis. 2019. Makalah kegawatdaruratan pada pasien abortus. Academia.edu
Tim Pokja SDKI DPP PPNI 2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI 2017. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta: PPNI
Yunus, Putri.2020.Laporan pendahuluan kegawatdaruratan.academia.edu

Anda mungkin juga menyukai