Kasus gawat darurat obstetri ialah kasus obstetri yang apabila segera tidak ditangani akan
berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu, janin dan
bayi baru lahir. Empat penyebab utama kematian ibu ialah :
1. Perdarahan
2. Infeksi atau sepsis
3. Hipertensi dan preeklamsia/eklamsia
4. Persalinan macet (distosia)
Pesalinan macet hanya terjadi pada saat persalinan berlangsung, sedangkan ketiga
penyebab yang lain dapat terjadi dalam kehamilan, persalinan dan dalam masa nifas. Yang
dimaksudkan perdarahan disini termasuk perdarahan yang diakibatkan oleh perlukaan jalan lahir,
mancakup juga ruptur uteri.
Manifestasi klinis gawat darurat tersebut berbeda-beda dalam rentang yang cukup luas.
1. Kasus perdarahan, dapat bermanifestasi dari perdarahan berwujud bercak, merembes, profus,
sampai syok.
2. Kasus infeksi dan sepsis, dapat bermanifestasi mulai dari pengeluaran cairan pervaginam yang
bau, air ketuban hijau, demam, sampai syok.
3. Kasus hipertensi dan preeklamsia/eklamsia, dapat bermanifestasi mulai dari keluhan sakit/pusing
kepala, bengkak, penglihatan kabur, kejang-kejang, sampai koma/pingsan/tidak sadar.
4. Kasus persalinan macet, lebih mudah dikenal, yaitu apabila kemajuan persalinan tidak
berlangsung sesuai dengan batas waktu yang normal, tetapi kasus pesalinan macet ini dapat
merupakan manifestasi ruptuta uteri.
penilaian awal
Dalam menentukan kondisi kasus obstetri yang dihadapi apakah dalam keadaan gawat darurat
atau tidak harus dilakukan pemeriksaan secara sistematis meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik
umum dan pemeriksaan obstetrik.
Penilaian awal adalah langkah pertama untuk menentukan dengan cepat kasus obstetri
yang membutuhkan pertolongan segera dan mengidentifikasi penyulit (komplikasi) yang
dihadapi.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam penilaian awal ialah sebagai berikut :
1. Periksa Pandang
a. Menilai kesadaran penderita : pingsan/koma, kejang-kejang, gelisah, tampak kesakitan.
b. Menilai wajah penderita : pucat, kemerahan, banyak berkeringat.
c. Menilai pernapasan : cepat, sesak napas.
d. Menilai perdarahan dalam kemaluan
2. Periksa Raba
a. Kulit : dingin, demam.
b. Nadi : lemah/kuat, cepat/normal.
c. Kaki/tungkai bawah : bengkak
3. Tanda vital
Tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan.
Perdarahan Antepartum
Definisi: Perdarahan pervaginam antara usia kehamilan 20 minggu
hingga melahirkan.
Penanganan:
Prosedur Diagnostik
• Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik - Jangan lakukan pemeriksaan dalam
• Ultrasonografi
– tes pasti untuk plasenta previa
– kurang berguna pada solusio plasenta
• Monitor elektronik janin
– untuk menilai kesejahteraan janin dan kontraksi uterus
• Spekulum
– Lakukan pemriksaan USG lebih dahulu jika memungkinkan
– jangan lakukan Periksa Dalam
Tatalaksana - ABC ’s
• Jelaskan pada pasien
• Observasi ibu dan janin
• Infus dengan kateter vena ukuran besar
• Cairan kristaloid
• DPL dan status koagulasi
• Cek golongan darah dan cross match
• Cari pertolongan
Perdarahan Postpartum
Definisi Tradisional
• Kehilangan darah > 500 mL pada persalinan pervaginam
• Kehilangan darah > 1000 mL pada seksio caesaria
Definisi Fungsional
Kehilangan darah yang potensial mengakibatkan ketidakstabilan
hemodinamik
Penanganan:
Tatalaksana - ABC ’s
• Bicara dan observasi pasien
• Jalur IV besar (No 16 gauge)
• Kristaloid- jumlah banyak!
• Hitung Darah lengkap (DPL)
• Golongan darah dan Cross-matched
• Minta PERTOLONGAN!
Tatalaksana - Nilai fundus
• simultan dengan ABC
• Atonia merupakan penyebab utama Perdarahan Post partum
• Jika lembek masase bimanual
- singkirkan inversio uteri
- mungkin terdapat trauma traktus bagian bawah
- evakuasi bekuan darah dari vagina dan servik
- membutuhkan eksplorasi manual pada saat ini