Anda di halaman 1dari 37

Asuhan Kehamilan Kunjungan Awal

DI SUSUN OLEH :

NAMA: SUCI RAHMADANI.


DARAMA

NIM: PO0224222004
Frekuensi kunjungan yang dianjurkan selama ibu hamil
untuk pemeriksaan adalah :

1. Kunjungan I (12 – 24 minggu) Anamnesa lengkap, pemeriksaan fisik


& obstetric, pemeriksaan penunjang (lab), Pemeriksaan antopometri,
penilaian resiko kehamilan, KIE.
2. Kunjungan II (28 – 32 minggu) Anamnesis, USG, penilaian resiko
kehamilan, nasehat perawatan payudara & senam hamil, TT I
3. Kunjungan III (34 minggu) Anamnesa, pemeriksaan ulang lab, TT II
4. Kunjungan IV, V, VI, VII (36 – 42 minggu) Anamnesa, perawatan
payudara & persiapan persalinan
A. PENGERTIAN KUNJUNGAN AWAL

Kunjungan awal kehamilan adalah kunjungan


yang dilakukan oleh ibu hamil ke tempat bidan
pada trimester pertama yaitu pada minggu
pertama kehamilan hingga sebelum minggu ke-
14, Asuhan Kehamilan Kehamilan Kunjungan
awal adalah suatu kunjungan yang dilakukan
pertama kali saat ibu hamil.
B.Tujuan kunjungan awal kehamilan
Tujuan Asuhan kehamilan pada kunjungan awal
yaitu:

1. mengumpulkan informasi mengenai ibu hamil


yang dapat membantu bidan dalam membangun
membina hubungan yang baik saling percaya
antara ibu dan bidan
2. mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi
3. menggunakan data untuk menghitung usia
kehamilan
4. Untuk menafsir tanggal persalinan
5. merencanakan asuhan khusus yang dibutuhkan
ibu
C. Pengkajian data Kesehatan ibu hamil

1) Anamnesa
2) Pemeriksaan fisik
3) Nilai status gizi ( ukur lingkar lengan atas/LILA)
4) imunisasi tetanus toksoid (TT ) dan Pemberian tablet
tambah darah
5) Tes laboratorium
6) KIE tentang gizi,personal hyigiene dan tanda bahaya
7) Temu wicara ( konseling )
1. Anamnesa
Data subyektif:

1) menanyakan identitas pasien


2) anamnesa tentang pasangan
3) menanyakan riwayat perkawinan
4) Menanyakan keluhan utama pasien
5) Menanyakan tentang riwayat haid untuk mengetahui faal
kandungan
6) Menanyakan riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
7) Menanyakan riwayat kehamilan sekarang
8) Melakukan anamnesa tentang riwayat keluarga
9) Menganalisa riwayat penyakit/medik
10) Menganamnesa tentang religius / kultur
2. Pemeriksaan fisik
a. Melakukan pemeriksaan fisik umum (Status
Praesent Generalis) :
1. Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
2. Antropometri
• Berat Badan
• Tinggi Badan
• Lingkar Lengan Atas.

2. Vital Sign
• Tekanan Darah
• Nadi
• Suhu
• respirasi

3. Melakukan 4 pemeriksaan dasar kebidanan


4. Pemeriksaan bentuk pelvis
Pemeriksaan sistematis

A. Kepala

Rambut : bersih, tidak berketombe,tidak mudah rontok


Muka : pucat, oedem, cloasma gravidarum
Mata : conjungtiva tidak pucat/kemerahan dan selera kuning /
putih
Hidung : bersih, tidak simetris, apakah ada polip atau tidak
Telinga : bersih /ada serumen, simetris apa tidak
Mulut/gigi/gusi : bersih, tidak/ada stomatitis, tidak/ada caries,
berdarah atau tidak
B. Leher
Kelenjar gondok : ada/tidak pembesaran
Tumor : ada/ tidak tumor
Pembesaran kelenjar limfe : ada/tidak

C. Dada
Dada : simetris/tidak
Mammae Membesar : ada/tidak pembesaran
Tumor : ada/tidak benjolan payudara kanan/kiri
Areola : hyper pigmentasi, bersih /tidak
Puting susu : menonjol/mendatar/masuk
Kolostrum : sudah keluar / belum
D. Abdomen

 Luka bekas operasi : ada/tidak


 Linea alba (garis putih) /nigra (garis
hitam) :ada/tidak
 Strie albican/livede : ada/tidak

E. Ekstremitas

 Varices : ada/tidak
 Oedema : ada/tidak
 Reflek patela : +/-
1). Perhatikan tanda – tanda tubuh yang sehat
Perhatikan bagaimana sikap tubuh pasien, keadaan
punggung dan cara berjalan. Apakah cenderung
membungkuk, terdapat lordosis, kifosis, scoliosis,
pincang dsb

2). Antropometri:
antropometri adalah studi yang berkaitan dengan
pengukuran dimensi tubuh manusia. seperti berat
badan, posisi ketika berdiri, ketika merentangkan
tangan, lingkar tubuh, panjang tungkai. Antropometri
terdiri dari :

 Berat Badan
Berat badan harus dipantau tiap kali ibu hamil periksa.
Berat badan ibu hamil biasanya naik sekitar 9 – 12 kg
selama kehamilan.
 Tinggi Badan
Tinggi badan ibu hanya perlu diperiksa pada kunjungan
pertama. Bila tinggi badan ibu kurang dari 145 cm, maka
persalinan perlu diwaspadai karena kemungkinan ibu
mempunyai panggul yang sempit.

 Lingkar Lengan Atas.


Lingkar Lengan Atas; batas normal 23,5 cm
3).Vital Sign :
 Tekanan Darah
tensi darah normal ibu hamil adalah 120/80 ± 20
(mmHg). Sementara untuk tekanan darah
rendah
( hipotensi) kurang dari 120/80 dan tekanan
darah tinggi (hipertensi) lebih dari 120/80
 Nadi
denyut nadi normal orang dewasa pada
umumnya 60-100 x/ menit tetapi pada ibu hamil
Meningkat 10 – 15 x/menit.
 Suhu
suhu normal ibu hamil
biasanya dapat meningkat
sekitar 0,2 derajat Celcius.
Normalnya, suhu tubuh, baik
pada wanita yang sedang hamil
ataupun tidak, ialah berkisar
antara 36,5 hingga 37,5 derajat
celcius.
4).Pemeriksaan dasar kebidanan.
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
4. perkusi
5. bentuk pelvis

a. Ginekoid

Umumnya bentuk panggul ini ditemukan pada


panggul pria. Jika memiliki bentuk panggul ini,
ibu hamil berisiko mengalami hambatan dalam
persalinan normal.
b. android
panggul android menyerupai bentuk segitiga
atau hati. Umumnya bentuk panggul ini
ditemukan pada panggul pria. Jika memiliki
bentuk panggul ini, ibu hamil berisiko mengalami
hambatan dalam persalinan normal.

c. antropoid
memiliki bentuk yang memanjang dan lebih luas
daripada panggul android. bentuk ini masih lebih
sempit dari panggul ginekoid. Beberapa wanita
hamil dengan tipe panggul ini bisa melahirkan
secara normal, tetapi umumnya persalinan akan
berlangsung lebih lama.
4). platypelloid

jenis bentuk panggul platypelloid juga disebut


flat pelvis. Ini adalah jenis yang paling jarang
ditemukan. Bentuknya lebar namun dangkal,
seperti telur yang dibaringkan di satu sisi.
Persalinan spontan bagi perempuan dengan
bentuk panggul ini mungkin sulit karena lebih
sempit.
Tes laboratorium
1) Urin : Tes kehamilan (pada kunjungan
pertama); protein; glukosa; analisis
2) Darah : Hb (sebaiknya 3 bulan sekali);
golongan darah; glukosa; VDR
3) Pemeriksaan swab : lendir vagina &
serviks
4) USG : Jenis kelamin janin; taksiran
kelahiran; TBJ; jumlah cairan amnion
D. PENGKAJIAN FETAL
1. GERAKAN JANIN / FMC ( Fetal Movement
Counting )
A. Pengertian Pola gerakan janin adalah tanda reliabel
tentang kesejahteraan janin,dimana gerakan janin yang
mengikuti pola teratur dari waktu ketika gerakan ini
dirasakan. Data sedikitnya 10 gerakan perhari dianggap
lazim. Perhitungan gerakan janin harus dimulai pada usia
kehamilan 34-36 minggu bagi wanita yang berisiko rendah
mengalami insufisien siutero plasenta. Sedangkan pada
wanita yang faktor resikonya telah di identifikasi, perhitungan
gerakan janin dilakukan pada usia kehamilan 28 minggu
B. Hal Yang Mempengaruhi Gerakan Janin
 Kapan gerakan muncul
 Usia kandungan
 Kadar glukosa
 Stimulus suara
 Status prilaku janinf
 Penggunaan obat-obatan dan kebiasaan
merokok
 Hipoksia
 Asidemia
 Polihidramnion
 Oligohidramnion
C. Cara menghitung gerakan janin

Pengkajian riwayat merupakan langkah yang penting. Klien sering


melaporkan penurunan gerakan janin karena mereka lupa merasakan
aktifitas janin selama periode waktu tertentu dan juga tidak terlalu
menaruh perhatian terhadap hal ini. Anjurkan klien untuk fokus pada
aktifitas janin selama periode waktu satu jam, terutama saat ia sedang
beristirahat, dalam kondisi gizi baik,dan asupan cairan cukup.Apabila
klien mampu membaca dan memahami prosedur grafik dasar,maka
dapat menggunakan metode count to ten (menghitung sampai 10)
1. Jadwalkan satu sesi perhitungan perhari
2. Jadwalkan sesi pada waktu yang sama setiap hari Catat berapa lama
biasanya 3.dibutuhkan untuk merasakan 10 kali Gerakan
4. Setidaknya harus terdapat 10 kali gerakan teridentifikasi dalam 10 jam
5. Apabila gerakan kurang dari 10 kali dalam 10 jam, jika dibutuhkan waktu
lebih lama 6. untuk mencapai 10 kali gerakan, atau jika tidak terasa gerakan
dalam 10 jam maka
hubungi bidan.
8. Kelebihan metode ini yaitu : mudah digunakan, singkat dan mudah di
interpretasi
2. DENYUT JANTUNG JANIN (DJJ)

A. Pengertian Denyut jantung janin normal adalah frekuensi denyut rata-rata wanita tidak sedang
bersalin, atau diukur diantara dua kontraksi. Rentang normal adalah 120 sampai 160
denyut/menit. Bunyi denyut jantung janin seperti bunyi detik jam dibawah bantal. Dengan alat
fetal electro cardiograph denyut jantung janin dapat dicatat pada kehamilan 12 minggu. Dapat di
dengarkan oleh alat yang bernama Leanec dan Doppler
Hal yang dapat diketahui dalam pemeriksaan DJJ diantaranya :

1. Tanda pasti kehamilan


2. Anak hidup
3. Denyut jantung janin terdengar
4. Presentasi janin
5. Posisi janin (kedudukan punggung)
6. Sikap janin Adanya janin kembar 3
dari sifat denyut jantung janin
7. Keadaan janin
Cara Menghitung Denyut Jantung Janin

1. Menghitung denyut jantung janin yaitu


selama satu menit penuh. Hal ini
dikarenakan pada setiap detik itu terdapat
perbedaan denyut serta membandingkan
dengan rentang normal selama satu menit.
2. Menghitung denyut jantung janin (djj)
dengan mendengarkan 3x5 detik dikalikan
dengan 4.
3. Non Stress Test (NST)

A. Pengertian Non stress test (nst) adalah


pemeriksaan kesehatan janin dengan
menggunakan kardiotokografi pada umur
kehamilan > 32 minggu. Pemeriksaan ini
dilakukan untuk menilai hubungan
gambaran djj dan aktivitas janin. Cara
pemeriksaan ini dikenal juga dengan nama
aktokardiografi, atau fetal activity
acceleration determination (faad).
Penilaian dilakukan terhadap frekuensi
dasar denyut jantung janin, variabilitas, dan
timbulnya akselerasi yang menyertai
gerakan janin
B. Tehnik Pemeriksaan Non Stress Test (NST)

a) Pasien berbaring dalam posisi semi-fowler, atau sedikit miring ke kiri.


Hal ini berguna untuk memperbaiki sirkulasi darah ke janin dan
mencegah terjadinya hipotensi.
b) Sebelum pemeriksaan dimulai, dilakukan pengukuran tensi, suhu,
nadi, dan frekuensi pernafasan ibu. Kemudian selama pemeriksaan
dilakukan, tensi diukur setiap 10-15 menit (hasilnya dicatat pada kertas
ktg)
Interpretasi Non Stress Test (Nst)
1. Reaktif:
terdapat gerakan janin sedikitnya 2 kali dalam 20 menit, disertai
dengan akselerasi sedikitnya 15 dpm. Frekuensi dasar djj di luar
gerakan janin antara 120 – 160 dpm. Variabilitas djj antara 5 – 25
dpm.
2. Non-reaktif: Tidak terdapat gerakan janin dalam 20 menit, atau
tidak terdapat akselerasi pada gerakan janin. Frekuensi dasar djj
abnormal (kurang dari 120 dpm, atau lebih dari 160 dpm).
Variabilitas djj kurang dari 2 dpm.
3. Meragukan: Gerakan janin kurang dari 2 kali dalam 20 menit,
atau terdapat akselerasi yang kurang dari 15 dpm. Frekuensi dasar
DJJ abnormal. Variabilitas DJJ antara 2 – 5 dpm. C. Interpretasi
Non Stress Test (Nst)
4. Amniocentesis

A. Pengertian Amniosintesis adalah metode untuk mendapatkan cairan amnion


dengan visualisasi ultrasound langsung, suatu jarum dimasukkan secara
transabdominal ke dalam uterus. Cairan amnion ini diambil dengan spuit dan
dilakukan berbagai analisis. Cairan amnion yang mengandung sel-sel janin,
bahan-bahan kimia, dan mikroorganisme, mampu memberikan informasi tentang
susunan genetik, kondisi janin, serta tingkat kematangannya
B. Pelaksanaan Amniosintesis dapat dilakukan bila cairan
amnion sudah cukup banyak dan ketika uterus menjadi organ
abdomen. Pada awal trimester (14-16 minggu), dilakukan
untuk mendeteksi kelainan genetik dan metabolik melalui
pemeriksaan sitogenetik
C. Komplikasi

- Maternal : hemoragi, hemoragi janin-


maternal dengan kemungkinan
isoimunisasi rh maternal, infeksi,
persalinan, abrupsio plasenta,
kerusakan karena kurang hati-hati pada
usus atau kandung kemih, embolisme
cairan amnion.
- Janin : kematian, hemoragi, infeksi
(amnionitis), cedera langsung akibat
tertusuk jarum, aborsi atau persalinan
prematur, kobocoran cairan amnion
Menentukan Diagnosa

A. Menetapkan Normalitas Kehamilan

Adalah kehamilan dimana ibu dalam


keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetrik
buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia
kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik
dan laboratorium normal. Lamanya
kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus
adalah kira‑kira 280 hari (40 minggu), dan
tidak lebih dari 300 hari (43 minggu).
B. Membedakan Antara Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Dan Kemungkinan
Komplikasi
1. Komplikasi
a) Rasa letih
b) Kram Kaki
c) Punggung Atas Sakit (bukan karena
penyakit)
d) Edema Tungkai
e) Varikositas/varises
C. Mengidentifikasi Tanda Dan Gejala Penyimpangan Dari Keadaan Norma
Berikut ini merupakan tanda dan gejala bahaya
yang menyimpang dari keadaan normal atau
mengarah pada komplikasi, yaitu:
a) Perdarahan pervaginam
b) Sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak
hilang
c) Perubahan visual secara tiba-tiba (mata
berkunang-kunang)
d) Pembengkakan pada wajah dan tangan
e) Sakit abdomen atau nyeri pada ulu hati yang
hebat
f) Pergerakan bayi berkurang tidak seperti
biasanya atau bahkan tidak ada pergerakan
D. Mengidentifikasi Kemungkinan Kebutuhan Belajar

Pada setiap kunjungan antenatal bidan harus


mengajarkan kepada ibu bagaimana mengenali
tanda-tanda bahaya ini, dan menganjurkan
untuk datang ke klinik dengan segara jika ia
mengalami tanda-tanda bahaya tersebut. Ada
enam tanda-tanda bahaya selama periode
antenatal adalah:
a. Perdarahan vagina
b. Sakit kepala yang hebat, menetap yang
tidak hilang
c. Perubahan visual secara tiba-tiba
(pandangan kabur, rabun senja)
d. Nyeri abdomen yang hebat e. Bengkak pada
muka atau tangan f. Bayi kurang bergerak
seperti biasa
Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang Komprehensif
A . Mengembangkan Perencanaan Asuhan Yang
Komprehensif
Pemeriksaan laboratorium awal pada wanita dengan
resiko ringan meliputi tes darah berikut : golongan
darah dan faktor rhesus(Rh), skining antibodi, hitung
darah lengkap (hematokrit), Rapid Plasma Reagin
(RPR), atau tes lain untuk mendeteksi sifilis, titer
rubela, HBSAg dan HIV. Banyak juga klinisi melakukan
kultur urine. Kondisi umum klien memungkinkan
pelaksanaan tes tambahan. Seiring kemajuan tes
kehamilan, tes tambahan seperti skrining tripel serum
maternal juga diperlukan.
B. Menetapkan kebutuhan belajar
C. Menetapkan kebutuhan konsultasi atau rujukan
pada tenaga professional lainnya.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai