Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Cendikia Muda

Volume 3, Nomor 1, Maret 2023


ISSN : 2807-3469

PENERAPAN TERAPI MUROTTAL TERHADAP


PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OP. APPENDIKTOMI
APPLICATION OF MUROTTAL THERAPY ON
PAIN REDUCTION IN POST OP. PATIENTS APPENDIXTOMI

Andi Setiawan1, Anik Inayati2, Senja Atika Sari3


¹²³AKPER Dharma Wacana Metro1
E-mail : andiktb24@Gmail.com

ABSTRAK

Tindakan Appendiktomi adalah suatu proses pengangkatan usus buntu melalui proses pembedahan melalui organ
perut, dimana tindakan pembedahan tersebut akan menimbulkan nyeri. Nyeri akan berkurang dengan
dilakukanya tindakan nonfarmakologi yaitu teknik distraksi, salah satunya adalah terapi murottal. Tujuan
penerapan ini adalah untuk mengetahui karakteristik subyek dan pengaruh penerapan terapi murotal terhadap
penurunan nyeri pasien post operasi Appendiktomi di Klinik Kampus Akademi Keperawatan Metro tahun 2021.
Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek yang digunakan
sebanyak 2 (dua) orang pasien Post Operasi Appendiktomi di Klinik Kampus Akademi Keperawatan Metro
tahun 2021. Analisa data dilakukan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penerapan menunjukkan bahwa
setelah dilakukan penerapan terapi murottal, skala nyeri pada kedua subyek mengalami penurunan yaitu skala
nyeri 1 pada subyek pertama, dan skala nyeri 2 pada subyek kedua. Bagi pasien Post Operasi Appendiktomi,
hendaknya dapat melakukan terapi murottal secara rutin dan mandiri karena teknik terapi murottal dapat
membantu menurunkan atau mengontrol nyeri yang terjadi.

Kata Kunci : Appendiktomi, Nyeri, Terapi Murottal.

ABSTRACT

Appendectomy is a process of removing the appendix through a surgical process through the abdominal organs,
where the surgery will cause pain. Pain will be reduced by carrying out non-pharmacological actions, namely
distraction techniques, one of which is murottal therapy. The purpose of this application is to determine the
characteristics of the subject and the effect of the application of murotal therapy on reducing pain in
postoperative appendectomy patients at the Metro Nursing Academy Campus Clinic in 2021. The design of this
scientific paper uses a case study design. The subjects used were 2 (two) post-operative appendectomy patients
at the Metro Nursing Academy Campus Clinic in 2021. Data analysis was carried out using descriptive
analysis. The results of the application showed that after the application of murottal therapy, the pain scale in
both subjects decreased, namely the pain scale of 1 in the first subject, and the pain scale of 2 in the second
subject. For postoperative appendectomy patients, they should be able to do murottal therapy routinely and
independently because murottal therapy techniques can help reduce or control the pain that occurs.

Keywords : Appendiktomi, Pain, Murottal Therapy.

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 55


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

PENDAHULUAN timbul adalah seperti nyeri akut, nutrisi kurang


dari kebutuhan, hambatan aktivitas fisik, serta
Tindakan Appendiktomi adalah suatu proses
konstipasi6. Pasien dengan pasca operasi
pengangkatan usus buntu melalui proses
seperti Appendiktomi, nyeri biasanya timbul
pembedahan melalui organ perut. Pendekatan
di karenakan luka bekas sayatan saat
pada proses ini dilakukan dengan laparoskopik
pembedahan, dimana merangsang impuls saraf
ataupun pembedahan terbuka yang dimana
nyeri ke otak. Nyeri tersebut dapat
membuat irisan melintang dari titik
mengakibatkan seseorang sulit melakukan
McBurney1.
aktivitas sehari-hari seperti berjalan, makan,
World Health Organization (WHO)
bahkan saat ingin tidur7.
menyatakan angka kematian akibat apendisitis
Tindakan keperawatan non farmakologis
di dunia adalah 0,2-0,8%. Rata-rata 300.000
untuk meredakan nyeri adalah dengan teknik
orang menjalani apendektomi di Amerika
distraksi, yaitu dengan mengalihkan perhatian,
Serikat per tahun, dengan perkiraan Lifetime
melakukan nafas dalam, imajinasi terbimbing,
Incidence berkisar dari 7-14% berdasarkan
serta distraksi pendengeran yang salah satunya
jenis kelamin, harapan hidup dan ketepatan
adalah dengan terapi murottal, (mendengarkan
konfirmasi diagnosis. Insiden pada umur 20-
bacaan ayat-ayat suci Al-Qur’an)
30 tahun, lebih tinggi pada laki-laki,
mendengarkan murottal dapat memberikan
sedangkan perforasi lebih sering pada bayi dan
hasil yang sangat efektif dalam upaya
pasien lanjut usia2. Kejadian apendisitis di
mengurangi nyeri pasca operasi klien8.
Indonesia menurut data yang dirilis oleh
Murottal qur’an merupakan terapi religi
Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2009
dimana seseorang diperdengarkan ayat-ayat
sebesar 596.132 orang dengan persentase
Al-qu’an selama 30 menit dengan frekuensi 3
3.36% dan meningkat pada tahun 2010
kali dalam sehari ataupun saat impuls nyeri
menjadi 621.435 orang dengan persentase
timbul, sehingga akan memberikan dampak
3.53%3. Sedangkan di Bandar Lampung
positif bagi tubuh seseorang9.
insidensi apendisitis terbilang cukup tinggi.
Berdasarkan data insidensi appendisitis di Permasalahan yang terjadi setelah
Bandar Lampung, didapatkan bahwa pasien Apendiktomi biasanya akan menimbulkan
4
apendisitis tercatat sebanyak 495 orang . nyeri akibat bekas luka pasca operasi pada
kondisi tersebut. Sehingga penulis perlu untuk
Tanda dan gejala apendisitis yang sering
melakukan managemen nyeri dengan teknik
muncul berupa nyeri abdomen yang
distraksi yaitu terapi murottal untuk
disebabkan oleh inflamasi apendiks dan
menurunkan gangguan nyaman nyeri pada
distensi serta obstruksi usus, Anoreksia setelah
pasien pasca operasi Appendiktomi.
nyeri terjadi, mual dan muntah, demam, dan
nyeri tekan akibat dari inflamasi5. Setelah
dilakukan Appendiktomi masalah yang akan

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 56


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

METODE akan mempengaruhi reaksi nyeri. Nyeri


Subyek yang digunakan sebanyak 2 (dua) pada individu lansia lebih tinggi, hal ini di
orang pasien Post Operasi Appendiktomi, karenakan penyakti akut atau kronis dan
dengan analisa data dilakukan menggunakan degeneratif yang di derita10.
analisis deskriptif. Subyek study kasus yang Dalam penelitian sebelumnya mengatakan
diambil adalah pasien Post Operasi bahwa hubungan usia responden dengan
Appendiktomi yang terdiri dari 2 pasien dewasa intensitas nyeri pasien pasca bedah
dengan jenis kelamin perempuan. Penerapan ini abdomen berpola positif artinya, semakin
di awali dengan pengkajian serta pengumpulan tinggi usia responden semakin tinggi
data menggunakan lembar observasi yang
intensitas nyerinya. Nilai koefisien dengan
berisikan informasi tentang karakteristik serta
determinasi 0,080 artinya, intensitas nyeri
skala nyeri. Kriteria hasil di peroleh melalui
pasca bedah dipengaruhi oleh usia
lembar observasi, dimana dalam lembar
responden sebesar 8% dan sisanya
tersebut terdapat daftar tabel yang berisikan
dipengaruhi oleh faktor yang lain11.
informasi pengukuran skala nyeri subyek.
Pada hasil pengkajian terhadap subyek, di
HASIL temukan usia pasien dalam penerapan ini
Skala nyeri pada kedua subjek yaitu Nn. W, yaitu Nn. W berusia 21 tahun, sedangkan
sebelum melakukan terapi murottal yaitu skala Ny. T 28 tahun. Menurut analisa penulis
nyeri 6 sedangkan skala nyeri pada Ny. T hal tersebut sejalan dengan penelitian
adalah 5 dengan karaktersitik nyeri sedang. sebelumnya dimana luka pasca bedah akan
Kemudian setelah melakukan terapi murottal menimbulkan nyeri pada rentang usia
skala nyeri pada Nn. W menjadi 5 dengan berapapun.10
karakteristik nyeri sedang, dan optimal pada 2. Jenis kelamin
hari ketiga dengan skala nyeri 1 yaitu nyeri Beberapa kebudayaan yang
ringan. Sedangkan skala nyeri pada Ny. T mempengaruhi jenis kelamin, misalnya
turun menjadi 4 dan optimal pada hari ketiga menganggap bahwa seorang anak laki-laki
yaitu skala nyeri 2 dengan karakteristik nyeri harus berani dan tidak boleh menangis,
ringan. Dari uraian tersebut menunjukan sedangkan anak perempuan boleh
adanya penurunan skala nyeri dari kedua menangis dalam situasi yang sama.
subjek penerapan setelah dilakukan penerapan Namun secara umum antara laki-laki dan
terapi murottal dengan penyakit Post Op. perempuan tidak berbeda jauh dalam
Appendiktomi. merespon nyeri10.
Dalam penelitian lain menyatakan bahwa
PEMBAHASAN mayoritas responden adalah berjenis
1. Usia kelamin perempuan ada 5 orang. antara
Usia dan tahap perkembangan seseorang responden laki-laki dan perempuan.
menjadi salah satu variabel penting yang Seringkali respon nyeri terberat dialami

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 57


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

oleh perempuan dari pada laki-laki. bahwa subyek sendiri selalu mengalami nyeri
perempuan cenderung merasakan respon perut pada saat haid, sehingga intensitas
nyeri yang lebih berat dari pada respon perbedaan nyeri dapat subyek bedakan.
12
nyeri yang dirasakan oleh laki-laki .
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada
Menurut analisa penulis Kedua subyek
kedua subjek dengan penyakit Post Operasi
dalam penerapan memiliki jenis kelamin
Apendiktomi didapatkan data bahwa subyek
perempuan, sehingga persepsi sensori
pertama mengalami nyeri perut dengan skala
nyeri akan terlihat seeprti yang di
nyeri 6 sedangkan subyek kedua memiliki skala
ungkapkan pasien.12
nyeri 5. Subjek gelisah dengan wajah tampak
3. Pengalaman nyeri sebelumnya
menahan nyeri dan merasa tidak nyaman.
Individu yang pernah mengalami nyeri
Masalah tersebut perlu di atasi dengan terapi
atau menyaksikan penderitaan orang
nonfarmakologi yaitu terapi murotal.
terdekatnya saat mengalami nyeri
Appendiktomi adalah suatu proses
cenderung merasa terancam dengan
pengangkatan usus buntu melalui proses
peristiwa nyeri yang akan terjadi
pembedahan melalui organ perut. Pendekatan
dibandingkan individu lain yang belum
pada proses ini dilakukan dengan laparoskopik
pernah mengalaminya10 dalam penelitianya
ataupun pembedahan terbuka yang dimana
mengatakan bahwa setiap individu belajar dari
membuat irisan melintang dari titik
pengaalaman nyeri. Pengalaman nyeri
McBurney1.
sebelumnya tidak selalu berarti bahwa individu
Beberapa manifestasi yang muncul pada
tersebut akan menerima nyeri dengan lebih
Appendisitis adalah mual dan muntah dengan
mudah pada masa yang akan datang. Apabila
anoreksia, obstipasi, demam dengan suhu
seorang klien tidak pernah merasakan nyeri,
antara 37,5° – 38,5° C, serta Terdapat Nyeri
maka presepsi pertama nyeri dapat tekan pada abdomen kuadran kanan bawah14.
mengganggu koping terhadap nyeri13. Penelitian tentang pengaruh mendengar
Menurut analisa penulis kedua subyek murottal Al-Qur’an terhadap penurunan
dalam penerapan ini belum pernah di intensitas nyeri pasien pasca operasi
rawat di Rumah Sakit ataupun mengalami Apendisitis. Penurunan intensitas nyeri yang
penyakit dan pengalaman nyeri sama tejadi pada responden perlakuan dikarenakan
seperti saat ini. Nyeri terasa akibat dari terapi murotal dapat menurunkan ketegangan
adanya luka Post Operasi yang telah di dan stres, sehingga perubahan energi listrik
alaminya. dan otot-otot pada organ tubuh, peredaran
4. Pendidikan darah, dan detak jantung mengalami
15
Kedua subyek dalam penerapan ini perubahan .
memiliki pendidikan terakhir SMA. Terapi murottal berguna untuk proses
Menurut analisa penulis hal tersebut dapat penyembuhan karena dapat menurunkan nyeri
mempengaruhi persepsi nyeri, dimana dan membuat relaksasi. Rangsangan suara

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 58


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

meningkatkan pelepasan endorfin sehingga Setelah dilakukan penerapan terapi murotal


mengurangi kebutuhan obat analgesik. Suara pada kedua subjek selama 3 hari, didapatkan
murottal dapat memperlambat dan data bahwa karaktersitik nyeri pada subyek
menyeimbangkan gelombang otak, bahkan pertama berkurang menjadi skala 1 dengan
mempengaruhi irama pernapasan, denyut nyeri ringan dan skala nyeri 2 atau nyeri ringan
jantung, dan tekanan darah. Hal ini karena pada subyek ke dua. Menurut asumsi penulis
musik mempengaruhi sistem limbik yang penurunan intensitas nyeri abdomen yang tejadi
merupakan pusat pengatur emosi. Dari limbik, pada subjek dikarenakan pemberian terapi
impuls pendengaran dilanjutkan ke murotal dapat memberikan efek menurunkan
Hipokampus, tempat salah satu ujung spasme otot pada pembuluh darah, melancarkan
Hipokampus berbatasan dengan nuklei sirkulasi darah dan menstimulasi pembuluh
amigdala. Amigdala yang merupakan area darah, mengurangi rasa sakit atau nyeri dan
perilaku kesadaran yang bekerja pada tingkat peradangan.16
bawah sadar, menerima sinyal dari korteks
KESIMPULAN
limbik lalu menjalarkannya ke Hipotalamus.
1. Kesimpulan
Al-Quran merupakan sarana pengobatan untuk
mengembalikan keseimbangan sel yang rusak. Berdasarkan karakteristik pada pasien

Jika mendengarkan musik klasik dapat yang mempengaruhi nyeri pada Post

mempengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan Operasi Appendiktomi yaitu usia, jenis

kecerdasan emosi (EQ), maka bacaan AlQuran kelamin, pengalaman nyeri sebelumnya,
juga mempengaruhi kecerdasan spiritual (SQ). serta tingkat pendidikan. Hasil pengkajian
Ayat Al-Qur’an yang sering dilatunkan skala nyeri setelah dilakukan terapi
sebagai terapi murottal adalah surat Al- murottal pada kedua subjek yaitu skala
Faatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, An Naas, ayat nyeri 1 pada Nn. W dan Skala nyeri 2 pada
Qursy, surat Yaasin ayat ke 58 dan Al An’am Ny. T dengan karakteristik nyeri sedang.
ayat 1-3, dan 13. Semua surat itu Hal tersebut menunjukkan adanya
mengaktifkan energi illahiyah dalam diri perbedaan hasil di hari terakhir penerapan
pasien yang dapat mengusir penyakit dan rasa yaitu dimana skala nyeri kedua subjek
16
sakit yang diderita . mengalami penurunan optimal.
Penelitian selanjutnya tentang terapi murottal
efektif menurunkan tingkat nyeri dibanding 2. Saran
terapi musik pada pasien pascabedah Berdasarkan hasil pembahasan pada
didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini saran
penurunan nyeri antara terapi murottal dan
penulis yaitu sebagai berikut :
terapi musik. Terapi murottal lebih baik dalam
a. Diharapkan penerapan terapi murottal
menurunkan tingkat nyeri dibandingkan
pada klien yang mengalami nyeri,
dengan terapi musik16.
dapat meningkatkan komunikasi yang

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 59


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

baik, agar dalam melakukan terapi 8. Siswanti H. & Kulsum U. (2017).


‘Pengaruh Terapi Murotal Terhadap
murottal tersebut akan lebih efektif Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di RSI
dalam mengatasi masalah nyeri akut, Sunan Kudus Kabupaten Kudus 2016’.
Program Studi Keperawatan STIKES
dengan memilih surat yang dipilih Muhammadiyah Kudus. URECOL –
oleh responden. 2017. Di akses dalam situs
http://journal.ummgl.ac.id/index.php/ureco
b. Sebaiknya perawat memberikan l/article/view/1194
edukasi, dan motivasi yang positif 9. Rochmawati, N. Puji., Darsini, Zuhroh,
I. Ni’matuz. (2017). Pengaruh Murottal
pada pasien Post Operasi
Qur’an Terhadap Nyeri Post Operasi.
Appendiktomi bahwa apabila klien Ruang Paviliun Asoka RSUD Jombang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 2.
paham dan dapat melakukan terapi Nomor 2. April 2017
murottal secara mandiri, selain 10. Mubarak, W. I., Indrawati, L., &
didukung pengobatan farmakologis Susanto, J. (2015). Buku Ajar Ilmu
Keperawatan Dasar. Jakarta : Salemba
yang dianjurkan oleh dokter. Medika
11. Wijaya, I. P. A., Yantini, K. E., &
DAFTAR PUSTAKA Susila, I. M. D. P. (2018). Faktor-Faktor
1. LeMone, P., Burke, K., M., & Bauldoff, yang Memengaruhi Intensitas Nyeri
G. (2018). Buku ajar Keperawatan Pasien Pasca Operasi Fraktur
Medikal Bedah, Gangguan Ekstremitas Bawah di BRSU
Kardiovaskuler. Diagnosis Keperawatan Tabanan. Journal Center of Research
Nanda Pilihan, NIC NOC. Alih Bahasa : Publication in Midwifery and
Subekti, B.N. Jakarta : EGC Nursing. 2(1).
2. Thomas A. Gloria, Lahunduitan, I., &
Tangkilisan A. (2016). ‘Angka Kejadian 12. Susanti, S., & Widyastuti, Y. (2019).
Appendisitis Di RSUP Prof. Dr. R. D. Pengaruh Terapi Murottal Al-Qur’an
Kandou Manado Periode 2012 – 2015. Untuk Menurunkan Nyeri Post Operasi
Jurnal e-Clic (eCl). Vol. 4. Nomor 1. Fraktur Ekstremitas Bawah Hari Ke
Januari-juni 2016. 1. IJMS-Indonesian Journal on Medical
3. Arifuddin, Salmawati, & Prasetyo. (2017). Science, 6(2).
Faktor Resiko Apendisitis. Jurnal 13. Khairunnisa. (2017). Asuhan
Preventif. 8 (1) Keperawatan pada Tn. I dengan Prioritas
4. Julian, R. (2013). Apendisitis Akut Masalah Kebutuhan Dasar Gangguan
Epidemiologi Pravalesi Di Indonesia. Rasa Nyaman : Nyeri Pada Post Op
Bandar Lampung : Fakultas Kedokteran Appendiktomi Di RSUD Dr. Pringadi
Universitas Malahayati. Skripsi. Di Medan. Naskah Publikasi. Universitas
akses dalam situs Sumatera Utara
https://www.scribd.com/doc/134334041/B
AB-I-Pendahuluan 14. Suratun & Lusianah. (2010). Asuhan
5. Kowalak. (2011). Buku Ajar Patofisiologi. Keperawatan Klien Dengan Gangguan
Jakarta : EGC Sistem Gastrointestinal. Jakarta : Trans
Info Media.
6. Wilkinson, J. M., & Ahern, R. Nancy,.
(2013). Buku Saku Diagnosis 15. Kartika, I., Rahmayunia. (2015).
Keperawatan. Jakarta : EGC ‘Pengaruh Mendengar Murottal Al-
Qur’an terhadap Penurunan Intensitas
7. Iswandiari, Yulita. (2017). ‘4 Nyeri Pasien Pasca Operasi
Komplikasi Yang Terjadi Setelah Apendisitis’. Accessed on June, 15,
Operasi’. Jurnal Kesehatan Nasional. 2017. Dalam situs
Website https://hellosehat.com/sehat/ https://repository.unri.ac.id/bitstream/ha
operasi/komplikasi-setelah-operasi- ndle/123456789/7471/Artikel%20Imelda
yang-terjadi/ %20R.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 60


Jurnal Cendikia Muda, Volume 3, Nomer 1, Maret 2023

16. Rilla, E. V., Ropi, H., & Sriati, A.


(2014). Terapi Murottal Efektif
Menurunkan Tingkat Nyeri Dibanding
Terapi Musik pada Pasien
Pascabedah. Jurnal Keperawatan
Indonesia, 17 (2), 74-80.

Setiawan, Penerapan Terapi Murottal 61

Anda mungkin juga menyukai