Anda di halaman 1dari 13

UNIVERSITAS FALETEHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN DASAR PROFESI NERS
ANEMIA

TATI UMAYAH
5023031147

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
TAHUN 2023
A. Definisi
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitung sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematocrit di bawah normal. Anemia bukan
merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau
gangguan fungsi tubuh. Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat
kekurangan jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan
(Smeltzer & Bare, 2013).

Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi


gangguan perfusi O2 ke jaringan tubuh. Disebut gravis yang artinya berat dan
nilai Hb di bawah 7 g/dl sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui
tranfusi. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah
merah, kualitas hemoglobin dan volume hematocrit per 100 ml darah (Price,
2013).

B. Etiologi
Menurut Price,(2013) penyebab anemia terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Kehilangan Sel Darah Merah
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diakibatkan berbagai penyebab diantaranya adalah
trauma, ulkus, keganasan, hemoroid, perdarahan pervagina, dan lain-
lain.
b. Hemolisis yang berlebihan
Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi dikenal sebagai
hemolysis, terjadi jika gangguan pada sel darah merah itu sendiri
memperpendek siklus hidupnya (kelainan intrinsik) atau perubahan
lingkungan yang menyebabkan penghancuran sel darah merah
(kelainan ekstrinsik).
2. Kekurangan zat gzi seperti Fe,asam folat, dan vitamin B12
C. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan


sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat
terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hal ini dapat diakibatkan
dari defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam systemfagositik atau
dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang berbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolysis)
segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan pada sclera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada


kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma(hemoglobi
nemia). Apabila konsentrasi plasmnya melebihi kapasitas haptoglobin plasma
(protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya
(mis.apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100 mg/dl). Hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).

D. Klasifikasi
Anemia hipoproliferatif yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia Aplastik
Penyebab:
- Agen neoplastic/sitoplasti
- Terapi radiasi
- Antibiotic tertentu
- Obat-obatan konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
- Infeksi virus (khususnya hepatitis)

Gejala-Gejala:
- Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
- Defisiensi trombosit: ekimosis,petekia, epitaksis, perdarahan saluran
cerna, perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.

b. Anemia pada penyakit ginjal


Penyebab:
Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi
eritopoitin.
Gejala-Gejala:
- Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
- Hematokrit turun 20-30%
- Sel darah merah tampak normal pada asupan darah tepi

c. Anemia defisiensi besi


Penyebab:
- Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil,
mentruasi
- Gangguan absorbs (Post gastrektomi)
- Kehilangan darah yang mentap

Gejala- Gejala:

- Atropi papilla lidah


- Lidah pucat,merah, meradang
- Stomatitis angularis, sakit disudut mulut

E. Manifestasi Klinis
a. Pusing
b. Mudah berkunang-kunang
c. Lesu
d. Aktivitas kurang
e. Rasa ngantuk
f. Susah konsentrasi
g. Cepat lelah
h. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun

F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
a. Tes penyaring
Pemerikasaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen
berikut ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
b. Pemeriksaan darah seri anemia
Hitung lwukosit, trombosit, laju endap darah (LED), dan hitung
retukulosit
c. Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai keadaan system
hematopoesis
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus
Pemeriksaan ini untuk mengkonfirmasi dugaan diagnosis awal yang
memiliki komponen.
2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis
Faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman
3. Radioologi
Torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler
(PCR = polymerase chain raction, FISH= fluorescence in situ
hybridzation).

H. Penatalaksanaan
1. Anemia Aplastik
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosif
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada pasien dialysis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam
folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis kebanyakan pasien tidak menunjukkan
gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk anemianya, dengan
keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untk membuat darah, sehingga Hb meniingkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari mpenyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan
fumarat ferosus.

I. Asuhan Keperawatan
1. Anamnesa
 Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan,
suku/bahasa, agama, status, diagnosa medis
 Penanggung Jawab
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, pendidikan, hubungan
dengan pasien
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Tanya bagaimana awal mula bisa masuk RS
b. Keluhan Utama
Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh pasien saat ini.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien biasanya Keletihan, kelemahan, pusing, gemeteran, pucat, akral
dingin.
d. Riwayat Kesehatan Dahulu
Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki hubungan dengan
atau memperberat keadaan penyakit yang sedang diderita pasien saat
ini.Termasuk faktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses
sembuh. Apakah sebelumnya pernah dirawat, apakah mempunyai
alergi obat-obatan maupun makanan.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengidentifikasi apakah di keluarga pasien ada riwayat penyakit
turunan atau riwayat penyakit menular seperti DM, Hipertensi,
Jantung.
f. Pola Aktivitas Sehari-hari
Membandingkan pola aktifitas keseharian pasien antara sebelum sakit
dan saat sakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola
pemenuhan atau tidak.

b. Pemeriksaan Fisik

Kesadaran, keadaan umum, TD, nadi, Respirasi , suhu, Spo2


Sistem pencernaan : Warna kulit pucat atau tidak, konjungtiva anemis atau
tidak, sclera ikterik atau, mulut lidah terlihat kotor, mukosa bibir kering atau
lembab, ada gangguan menelan atau tidak, ada peningkatan JVP atau tidak.
Bentuk abdomen datar, Abdomen simetris , striae (-), Spider nevi ( +), asites
(-), distensi abdomen (-), bising usus 15x/ menit, ada nyeri tekan diperut
bagian epigastrik, hiperperistaltik,Tidak ada edema, warna kulit pucat, CRT
4 detik, akral teraba dingin atau hangat.

J. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efekti berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen
K. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 Gejala mayor Terhentinya pembuatan Perfusi perifer
Ds : sel darah oleh sumsum tidak efektif
- Nyeri ekstermitas tulang
Do : ↓
- Waktu pengisian kapiler . Anemia
3 detik

- Nadi perifer
menurun/tidak teraba Kadar Hb turun
- Akral teraba dingin ↓
- Warna kulit pucat Komparten sel
- Turgor kulit menurun penghantar oksigen/zat
nutrisi ke sel kurang

Perfusi perifer tidak
efektif
2 Gejala mayor Terhentinya pembuatan Intolaransi
Ds : sel darah oleh sumsum Aktivitas
- Mengeluh lelah tulang
Do :

- Frekuensi jantung meningkat
>20% dari kondisi istirahat Anemia

Gejala minor Anoreksia
Ds: ↓
- Dispnea setelah aktivitas Lemas
- Merasa tidak nyaman setelah ↓
beraktivitas
Cepat lelah
- Merasa lemah
Do : ↓
- Tekanan darah berubah >20% Intolaransi Aktivitas
dari kondisi istirahat
- Gambaran EKG menunjukan
aritmia
- Gambaran EKG menunjukan
iskemia
Sianosis
L. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi ( SIKI) Aktivitas
(SDKI) (SLKI)
1 Perfusi perifer tidak efekti Setelah dilakukan Perawatan Sirkulasi Tindakan
berhubungan dengan tintdakan keperawatan
Observasi
penurunan konsentrasi selama 3x24 jam maka
Perfusi Perifer meningkat - Periksa sirkulasi perifer secara
hemoglobin ditandai
dengan Kriteria Hasil :
dengan: menyeluruh (mis. Pulsasi perifer,
- Denyut nadi perifer
meningkat edema, pengisian kapiler, warna, suhu
Gejala mayor
- Warna kulit pucat
ekstermitas, indeks brakialis
Ds : menurun
- Kelemahan otot pergelangan tangan)
- Nyeri ekstermitas menurun
- Monitor ekstermitas yang panas,
- Mengeluh kesemutan - Kram otot menurun
- Pengisian kapiler kemeraan, nyeri atau bengkak
Do : membaik
Teraupetik
- Waktu pengisian - Hindari memasang infus dan
kapiler . 3 detik mengambil darah pada area yang
- Nadi perifer
cedera
menurun/tidak teraba
- Akral teraba dingin - Hindari penekanan dan pemasangan
- Warna kulit pucat tourniquet pada area yang cedera
- Turgor kulit menurun
- Lakukan pencegahan infeksi
- Lakukan perawatan kaki dan kuku
- Motivasi melakukan rehabilitasi
vaskuler, jika perlu
- Anjurkan berenti merokok
- Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan minum obat pengontrol
tekanan darah secara teratur
- Anjarkan diet untuk memperbaiki
sirkulasi (mis. Rendah lemak jenuh
dan asupan minyak ikan omega 3)
2 Intoleransi Aktifitas Setelah dilakukan Managemen Energi Observasi
tintdakan keperawatan - Identifkasi gangguan fungsi tubuh
berhubungan dengan
selama 3x24 jam toleransi yang mengakibatkan kelelahan
kelemahan ditandai dengan: aktivitas membaik dengan - Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil : emosional
Gejala mayor
- Monitor pola dan jam tidur
Ds : - Toleransi aktivitas - Monitor lokasi dan
membaik ketidaknyamanan selama
- Mengeluh lelah - Kemudahan dalam melakukan aktivitas
Do : melakukan Terapeutik
aktivitas sehari- - Sediakan lingkungan nyaman dan
- Frekuensi jantung hari meningkat rendah stimulus (mis. cahaya,
meningkat >20% dari - Keluhan lelah suara, kunjungan)
kondisi istirahat menurun - Lakukan rentang gerak pasif
- Perasaan lemah dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang
Gejala minor menurun
menyenangkan
- Frekuensi nafas - Fasilitas duduk di sisi tempat
Ds: tidur, jika tidak dapat berpindah
membaik
atau berjalan
- Dispnea setelah aktivitas Edukasi
- Merasa tidak nyaman - Anjurkan tirah baring
setelah beraktivitas
- Anjurkan melakukan aktivitas
- Merasa lemah
secara bertahap
Do :
- Anjurkan menghubungi perawat
- Tekanan darah berubah jika tanda dan gejala kelelahan
>20% dari kondisi tidak berkurang
istirahat - Ajarkan strategi koping untuk
- Gambaran EKG mengurangi kelelahan
menunjukan aritmia
- Gambaran EKG
menunjukan iskemia
- Sianosis
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S. C & Bare, B. G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner& Suddarth,Ed.8 (Vol. 1). Jakarta: EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1
Cetakan II. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai