1. PENGERTIAN ANEMIA
Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya
darah terlalu cepatatau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah
(Guyton, 1997:538)
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999:569 ).
2. ETIOLOGI ANEMIA
1. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena;
Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
Inflitrasi sum-sum tulang
2. Kehilangan darah
Akut karena perdarahan
Kronis karena perdarahan
Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena;
Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis
eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis
Area
A. PENGKAJIAN
1. Biodata:
Nama, Umur, Jenis kelamin, Pekerjaan, Alamat, Pendidikan,
2 . Keluhan utama
meliputi 5L, letih, lesu, lemah, lelah lalai, pandangan berkunang-kunang dan pusing.
3. Riwayat penyakit sekarang:
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
apa yang terjadi.
4. Riwayat penyakit dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit tertentu seperti riwayat penyakit
Hati,ginjal,masalah hematologipenyakit malabsorbsi lain
5. Riwayat penyakit keluarga
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya anemia
yang cenderung diturunkan secara genetik
6. Pemeriksaan fisik
B1 (Brething)
Dispnea (kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan aktivitas jasmani merupakan
menifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
B2 (Bleeding)
Takikardia dan bising jantung menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat, pucat pada kuku,
telapak tangan, serta membran mukosa bibir dan konjungtiva. Keluhan nyeri dada bila melibatkan arteri koroner.
Angina (nyeri dada) khususnya pada pasien usia lanjut dengan stenosis koroner dapat diakibatkan karena iskemia
miokardium. Pada anemia berat, dapat menimbulkan gagal jantung kongestif sebab otot jantung yang kekurangan
oksigen tidak dapat menyesuaikan diri dengan beban kerja jantung yang meningkat.
B3 (Brain)
Disfungsi neurologis, sakit kepala, pusing, kelemahan, dan tinitus (telinga berdengung).
B4 (Bladder)
Gangguan ginjal, penurunan produksi urine.
B5 (Bowel)
Penurunan intake nutrisi disebabkan karena anoreksia, nausea, konstipasi atau diare, serta stomatitis
(sariawan lidah dan mulut).
B6 (Bone)
Kelemahan dalam melakukan aktifitas.
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi ditandai dengan dipsneu, takikardia
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan penurunan O2 ke otak ditandai dengan
penurunan kesadaran, nyeri kepala
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk
mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang diperlukan untuk
pembentukan sel darah merah ditandai dengan mual-muntah, anoreksia, penurunan BB
4. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (asam laktat)
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen
(pengiriman) dan kebutuhan.
6. PK Anemia
Intervensi
1. Pola nafas tidak efektif b.d hiperventilasi ditandai dengan dispnea, takikardi
Tujuan :
Setelah dilakukan askep selama 3x24 jam, diharapkan pola nafas pasien kembali efektif Kriteria hasil :pasien melaporkan
sesak napas berkurang
pernafasan teratur
takipneu atau dispneu tidak ada
tanda vital dalam batas normal (TD 120-90/90-60 mmHg, nadi 80-100 x/menit, RR : 18-24 x/menit, suhu 36,5 – 37,5 C)
Mandiri
1. Pantau tanda-tanda vital
2. Monitor usaha pernapasan, pengembangan dada, keteraturan pernapasan, napas bibir dan penggunaan otot bantu
pernapasan
3. Berikan posisi semifowler jika tidak ada kontraindikasi
4.Ajarkan klien napas dalam
5. Tanyakan mengenai kondisi pasien setelah diberi intervensi
Kolaborasi
1. 1. Berikan O2 sesuai indikasi
2. 2. Bantu intubasi jika pernapasan semakin memburuk dan siapkan pemasangan ventilator sesuai indikasi
Mandiri
1. Untuk mengetahui keadaan umum pasien
2. Untuk mengetahui derajat gangguan yang terjadi, dan menentukan intervensi yang tepat
3. Untuk meningkatkan ekspansi dinding dada
4. Untuk meningkatkan kenyaman
5. Mengetahui intervensi dapat bermanfaat untuk pasien dan mengkaji apakah keluhan sesak pasien sudah berkurang.
Kolaborasi
1. Untuk memenuhi kebutuhan O2
2. Untuk membantu pernapasan adekuat.
“Sehat itu Indah, Sehat Itu Gratis”
SEKIAN &
TERIMAKASIH ..