Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

ANEMIA

STASE KMB

Nama : intan kanira


NIM :21.14901.014

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020-2021
A. Anatomi fisiologi
Sistem hematologi tersusun atas darah dan tempat darah diproduksi, termasuk sumsum
tulang dan nodus limpa.Darah adalah organ khusus yang berbeda dengan organ lain
karena berbentuk cairan.Darah merupakan medium transport tubuh, volume darah
manusia sekitar 7% - 10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter. Keadaan
jumlah darah pada tiap-tiap orang tidak sama, bergantung pada usia, pekerjaan, serta
keadaan jantung atau pembuluh darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama, yaitu
sebagai berikut :

1. Plasma darah, bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas komponen-komponen
berikut ini.
3. Eritrosit : sel darah merah (Sel Darah Merah ± red blood cell)
4. Leukosit : sel darah putih (Sel Darah Putih ± white blood cell)
5. Trombosit : butir pembeku darah ± platelet.
Fisiologi Sistem Hematologia. Sebagai alat pengangkut yaitu :
1. Mengambil O2/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan keseluruh jaringan
tubuh.
2. Mengangkat CO2 dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
3. Mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan
dibagikankeseluruh jaringan/alat tubuh.
4. Mengangkat/mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh
untuk dikeluarkan melalui kulit dan ginjal
B. Definisi

Anemia berarti kekurangan sel darah merah dapat disebabkan oleh hilangnya darah
terlalu cepat atau kerena terlalu lambatnya produksi sel darah merah (Guyton, 1997:538).
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar HB atau hematokrit
dibawah normal. Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan sutu penyakit atau gangguan fungsi tubuh (Smeltzer, 2002:935 ). Anemia ialah
keadaan dimana massa eritrosit dan/atau massa hemoglobin yang beredar tidak dapat
memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan tubuh. (Bakta, 2003:12).

C. Etiologi

Penyebab dari anemia antara lain :


1. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
c. Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
d. Inflitrasi sum-sum tulang
2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan
b. Kronis karena perdarahan
c. Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena
a. Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
b. Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit
4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada
Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi
yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam
folat.

D. Tanda gejala

Tanda dan Gejala yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah
mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala
ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera
(warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
(Price ,2000:256-264)

Area Manifestasi klinis


Keadaan umum Pucat , penurunan kesadaran, keletihan
berat , kelemahan, nyeri kepala, demam,
dipsnea, vertigo, sensitive terhadap
dingin, BB turun.
Kulit Jaundice (anemia hemolitik), warna kulit
pucat, sianosis, kulit kering, kuku rapuh,
koylonychia, clubbing finger, CRT > 2
detik, elastisitas kulit munurun,
perdarahan kulit atau mukosa (anemia
aplastik)
Mata Penglihatan kabur, jaundice sclera,
konjungtiva pucat.
Telinga Vertigo, tinnitus
Mulut Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis,
perdarahan gusi, atrofi papil lidah,
glossitis, lidah merah (anemia deficiency
asam folat)
Paru – paru Dipsneu, takipnea, dan orthopnea
Kardiovaskuler Takikardia, lesu, cepat lelah, palpitasi,
sesak waktu kerja, angina pectoris dan
bunyi jantung murmur, hipotensi,
kardiomegali, gagal jantung
Gastrointestinal Anoreksia, mual-muntah,
hepatospleenomegali (pada anemia
hemolitik)
Muskuloskletal Nyeri pinggang, sendi
System persyarafan Sakit kepala, pusing, tinnitus, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot,
irritable, lesu perasaan dingin pada
ekstremitas.

E. Pemeriksaan diagnostic
Pemeriksaan laboratorium pada pasien anemia menurut (Doenges, 1999 :572)

1. Jumlah eritrosit : menurun (AP), menurun berat (aplastik); MCV (volume


korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata) menurun dan
mikrositik dengan eritrosit hipokronik (DB), peningkatan (AP). Pansitopenia
(aplastik). Nilai normal eritrosit (juta/mikro lt) : 3,9 juta per mikro liter pada
wanita dan 4,1 -6 juta per mikro liter pada pria
2. Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hemalokrit menurun.
3. Jumlah retikulosit : bervariasi, misal : menurun (AP), meningkat (respons
sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis).
4. Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia)
5. LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah : atau penyakit malignasi.
6. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa anemia,
misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu hidup lebih
pendek.
7. Tes kerapuhan eritrosit : menurun (DB).
8. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik) Nilai normal Leokosit (per mikro
lt) : 6000–10.000 permokro liter.
9. Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat (DB); normal atau tinggi
(hemolitik)
Nilai normal Trombosit (per mikro lt) : 200.000–400.000 per mikro liter darah
Hemoglobin elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin
Nilai normal Hb (gr/dl) : Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (AP,
hemolitik).
10. Folat serum dan vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi
11. Besi serum : tak ada (DB); tinggi (hemolitik)
12. TBC serum : meningkat (DB)
13. Feritin serum : meningkat (DB)
14. Masa perdarahan : memanjang (aplastik)
15. LDH serum : menurun (DB)

F. Pengkajian

1. Identitas pasien, meliputi :


Nama, Umur : biasa nya yang terserang anemia umumnya adalah dewasa, Jenis
Kelamin : biasa nya yang dominan terkena Anemia adalah perempuan, Agama,
Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk, No. Register,
Diagnosa medis
Penanggung jawab, meliputi :Nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan pasien
2. Alasan Masuk RS
Klien mengeluh pusing,lemah,mual dan muntah,badan terasa letih,pucat,akral
dingin
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
 Keletihan, kelemahan, malaise umum
 Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
 Klien mengatakan bahwa ia depresi
 Sakit kepala
 Nyeri mulut & lidah
 Kesulitan menelan
 Dyspepsia, anoreksia
 Klien mengatakan BB menurun
 Nyeri kepala,berdenyut, sulit berkonsentrasi
 Penurunan penglihatan
 Kemampuan untuk beraktifitas menurun
b. Riwayat kesehatan dahulu
 Apakah sebelumnya klien pernah menderita anemia.
 Apakah meminum suatu obat tertentu dalam jangka lama
 Apakah pernah menderita penyakit malaria.
 Apakah pernah mengalami pembesaran limfe.
 Apakah pernah mengalami penyakit keganasan yang tersebar
seperti kanker payudara, leukimia, dan multipel myeloma
 Apakah pernah kontak dengan zat kimia toksik dan penyinaran
dengan radiasi.
 Apakah pernah menderita penyakit menahun yang melibatkan
ginjal dan hati.
 Apakah pernah menderita penyakit infeksi dan defisiensi
endoktrin.
 Apakah pernah mengalami kekurangan vitamin penting, seperti
vitamin B12 asam folat, vitamin C dan besi.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
 Kecendrungan keluarga untuk anemia.
 Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia
congenital.
 Keluarga adalah vegetarian berat.
 Social ekonomi keluarga yang rendah.
d. Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E:4 V:5 M:6)
TTV : TD :Biasanya menurun
N :Biasana meningkat
P :Biasanya cepat
S :Biasanya meningkat

Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
Bagaimana kesimetrisan,warna rambut,kebersihan kepala,rambut
kering, mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala,
pusing,
2. Mata
Sclera tidak ikterik,konjungtiva anemis,pupil isokor.
3. Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telinga.
4. Hidung
Kesimetrisan,fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada
perdarahan pada hidung atau tidak.
5. Mulut
Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi,
kebersihan gigi, stomatitis (sariawan lidah dan mulut)
6. Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid / tidak, adanya
pembesaran kelenjar getah bening.
7. Thorax
Paru-paru :
Inspeksi :Pergerakan dinding dada, takipnea,orthopnea, dispnea
(kesulitan bernapas), napas pendek, dan cepat lelah saat melakukan
aktivitas jasmani merupakan menifestasi berkurangnya pengiriman
oksigen.
Palpasi :Taktil premitus simetris
Perkusi :Sonor
Auskultasi :Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.

Jantung
Inspeksi :jantung berdebar-debar, Takikardia dan bising jantung
menggambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat
Palpasi :Tidak teraba adanya massa
Perkusi :pekak
Auskultasi :Bunyi jantung murmur sistolik
8. Abdomen
Inspeksi : Kesimetrisan,diare,muntah,melena / hematemesis.
Auskultasi : Suara bising usus
Perkusi : Terdapat bunyi timpani,
Palpasi : Terabanya pembesaran hepar / tidak, adanya nyeri tekan
tidak.
9. Genitalia
Normal / abnormal
10. Integumen
Mukosa pucat,kering dan Kulit kering
11. Ekstermitas
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, Kuku mudah
patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan
aktifitas
12. Punggung
Kesimetrisan punggung,warna kulit, dan keberishan.
13. Persyarafan
a. Nervus I (Olfaktorius) :
Suruh klien menutup mata dan menutuo salah satu lubang hidung,
mengidentifikasi dengan benar bau yang berbeda (misalnya jeruk
nipis dan kapas alkohol)
b. Nervus II (Optikus) :
Persepsi terhadap cahaya dan warna, periksa diskus optikus,
penglihatan perifer.
c. Nervus III (Okulomotorius) :
Kelopak mata terhadap posisi jika terbuka, suruh klien mengikuti
cahaya
d. Nervus IV (Troklearis) :
Suruh klien menggerakan mata kearah bawah dan kearah dalam.
e. Nervus V (Trigeminus) :
Lakukan palpasi pada pelipis dan rahang ketika klien merapatkan
giginya dengan kuat, kaji terhadap kesimetrisan dan kekuatan,
tentukan apakan klien dapat merasakan sentuhan diatas pipi (bayi
muda menoleh bila area dekat pipi disentuh) dekati dari samping,
sentuh bagiang mata yang berwarna dengan lembut dengan
sepotong kapas untuk menguji refleks berkedip dan refleks kornea.
f. Nervus VI (Abdusen) :
Kaji kemampuan klien untuk menggerakan mata secara lateral.
g. Nervus VII (Fasialis) :
Uji kemampuan klien untuk mengidentifikasi larutan manis (gula),
asam (lemon). Kaji fungsi motorik dengan cara tersenyumdan
menglihatkan giginya.
h. Nervus VIII (Vestibulocochlearis) :
Uji pendengaran.
i. Nervus IX (Glosofaringeus) :
Uji kemampuan klien untuk mengidentifikasi rasa pada lidah.
j. Nervus X (Vagus) :
Kaji klien refleks menelan, sentuhkan tong spatel pada lidah ke
posterior faring untuk menentukan refleks muntah, jangan
menstimulasi jika ada kecurigaan epiglotitis.
k. Nervus XI (Asesorius) :
Suruh klien memutar kepala kesamping dengan melawan tahanan,
minta klien untuk mengangkat bahunya kemudian kita tahan
apakah klien mampu untuk melawannya.
l. Nervus XII (Hipoglasus) :
Minta klien untuk mengeluarkan lidahnya,periksa deviasi garis
tengah, dengarkan kemampuan anak untuk mengucapkan ‘R’.

G. Diagnosa keperawatan

1. Intoleransi Akatifitas berhubungan dengan ketidakseimbagan suplai & kebutuhan


O2
2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel

H. SLKI dan SIKI

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


oksigen dan kebutuhan.
Tujuan : Peningkatan toleransi aktivitas (termasuk aktivitas sehari-hari)

Kriteria hasil :

a. Tanda-tanda vital dalam batas normal


b. Tak ada keluhan dalam beraktivitas
Intervensi :
a. Kaji kemampuan klien untuk melakukan tugas normal, catat laporan
kelelahan, keletihan dan kesulitan menyelesaikan tugas.
Rasional : Mempengaruhi pilihan intervensi atau bantuan
b. Awasi tekanan darah, nadi, pernapasan selama dan sesudah aktivitas, catat
respon terhadap aktivitas (misal: peningkatan denyut jantung, tekanan
darah, disritmia, pusing dan sebagainya).
Rasional : Manifestasi kordipulmonal dari upaya jantung dan paru-paru
untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
c. Berikan lingkungan tenang. Pertahankan tirah baring. Pantau dan batasi
pengunjung.
Rasional : Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan oksigen
tubuh.
d. Ubah posisi klien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing.
Rasional : Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat menyebabkan
pusing, berdenyut dan peningkatan risiko cedera.
e. Berikan bantuan dalam aktivitas/ambulasi bila perlu, memungkinkan klien
untuk melakukan sebanyak mungkin.
Rasional : Membantu bila perlu, harga diri ditingkatkan bila klien
melakukan sesuatu sendiri
f. Tingkatkan tingkat aktivitas sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan secara bertahap tingkat aktivitas sampai normal
dan memperbaiki turus otot/stamina, tanpa kelemahan.
g. Anjurkan klien untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada,
napas pendek, kelemahan atau pusing terjadi
Rasional : Regangan/stress kardiopulmonal berlebihan/ stress dapat
menimbulkan dekompensasi/ kegagalan

2. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrien ke sel.

Tujuan : Perfusi jaringan adekuat

Kriteria hasil :

a. Tanda vital stabil


b. Membran mukosa warna merah muda
c. Pengisian kapiler baik
Intervensi :
a. Ukur tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membran mukosa, dasar
kuku.
Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/ keadekuatan perfusi
jaringan dan membantu menentukan kebutuhan intervensi.
b. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi
untuk kebutuhan seluler.
c. Awasi upaya pernapasan, auskultasi bunyi napas, perhatikan bunyi
adventisius.
Rasional : Dispnea, gemericik menunjukkan gagal jantung kanan karena
regangan jantung lama/ peningkatan kompensasi curah jantung.
d. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi
Rasional : Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/potensial
risiko infark.
e. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan suhu lingkungan dan tubuh hangat
sesuai indikasi
Rasional : Vasokontriksi (ke organ vital) menurunkan sirkulasi perifer

f. Awasi hasil pemeriksaan laboratorium, misalnya hemoglobin/ hematokrit


dan jumlah sel darah merah, analisa gas darah
Rasional : Mengidentifikasi definisi dan kebutuhan pengobatan/respon
terhadap terapi.
g. Berikan sel darah merah darah lengkap/packed, produk darah sesuai
indikasi. Awasi ketat untuk komplikasi transfusi.
Rasional : Meningkatkan jumlah sel pembawa oksigen, memperbaiki
defisiensi untuk menurunkan perdarahan
I. Referensi
https://id.scribd.com/doc/51096675/LP-anemia
file:///C:/Users/asus/Downloads/02%20ANDI%20SAPUTRA.pdf
https://kupdf.net/queue/lp-anemia_5c810ef6e2b6f5146f516b64_pdf?queue_id=-
1&x=1638462189&z=MTgwLjI0Mi4xMzEuOTI=

Anda mungkin juga menyukai