Anda di halaman 1dari 8

FORMAT PENILAIAN PEMFIS DADA ( JANTUNG & PARU)

Bobot NILAI PER MAHASISWA KET NAMA


TINDAKAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 MHS
Persiapan alat lengkap 7
1. Sarung tangan (1)
2. Jam tangan (1)
3. Stetoskop (1)
4. Ballpoint (1)
5. Tensimeter (1)
6. Termometer (1)
7. Lembar dokumentasi (1)

Fase Orientasi 8
- Persiapan perawat :
1. Mengucapkan salam (1)
2. Memperkenalkan diri (1)
3. Melakukan Validasi ( Menegecek kebenaran data seuai Tindakan
yang akan dilakukan ) (3)
4. Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan (1)
5. Memberi kesempatan bertanya dan meyakinkan apa yg
disampaiak dimengerti (1)
6. Melakukan kontrak, waktu, tempat dan Langkah prosedur secara
garis besar(1)

-Persiapan lingkungan 5
1. Ciptakan lingkungan yang nyaman (1)
2. Gunakan sampiran/ penyekat jika diperlukan saat melakukan
prosedur, jaga privasi klien (1 )
3. Mencuci tangan (2)
4. Membaca basmallah (1 )
Fase Kerja 10
- Anamnesa
1. Melakukan anamnesa: Riwayat penyakit dahulu, penyakit
keturunan, riwayat penyakit menular, aktivitas istirahat, pola
stress,gaya hidup, pola makan dan rokok (8)
2. Menanyakan keluhan: nyeri dada, cepat Lelah, sesak (1)
3. Mengukur tanda vital :Tensi, nadi, Respirasi, suhu ) (1)
Inspeksi
1. Kepala: lihat adanya tanda anemi dikonungtiva. Tanda 5
sianosisi di bibir dan hidung, adanya edema palpebra,
adanya pernapasan cuping hidung, (1)
2. Leher: identifikasi adanya peningkatan vena jugular (3)
- Memposisikan kepala klien setinggi 30o-45o
- Memposisikan kepala klien ke arah kiri
- Menginspeksi leher adanya distensi vena jugularis
3. Dada :
- Kaji bentuk dan kesimetrisan dada dari sudut pandang
posterior dan lateral, bandingkan diameter anteroposterior
dengan diameter transversum/lateral. (1)

(gbr bentuk dada normal)

(gbr dada barrel chest/pada penyakit paru obstruktif kronik,


terjadi peningkatan diameter anteroposterior)
(gbr bentuk dada funnel chest)

(gbr bentuk dada pigeon chest/terjadi pada kifoskoliosis)


3. lihat kesejajaran spinal. Minta klien berdiri, dari posisi 1
lateral dan belakang (ketika inspeksi dari belakang, minta
klien membungkuk) amati 3 lengkung normal : servikal,
thorakal, lumbal. (1 )

4. Posisikan pasien supine Amati pola pernafasan (frekuensi dan 2


irama pernafasan, kedalaman, upaya bernafas, retraksi
supraklavikula), ictus cordis . penggunaan otot bantu pernafasan
dan pengembangan dada optimal ) (1)
5. Ektremitas: (adanya edema , clubbing finger, varises, eritema
palmer dan sianosis kuku) (1)

Palpasi 6
Pemeriksaan thorak anterior (posisi pasien tidur terlentang)
1. Raba temperatur dan integritas seluruh kulit dada
jika tidak ada keluhan pernafasan). (2)
2. Palpasi semua area dada untuk mengetahui adanya massa atau
pergerakan abnormal (2
- Hindari palpasi yang dalam jika ada keluhan nyeri (jika ada
keluhan pernafasan)
3. Palpasi denyut apeks dan iktus cordis (2)
4. Palpasi dada untuk mengetahui adanya ekskursi pernafasan : 4
• Letakkan kedua telapak tangan pada thorak bawah klien, jari-jari
disepanjang sisi lateral selubung iga (rib cage) dan ibu jari
disepanjang costa (2)
• Minta klien mengambil nafas dalam, amati pergerakan kedua
tangan (2)

(normalnya gerakan simetris kanan kiri)


5. Palpasi dada untuk mengetahui vocal/taktil fremitus (getaran 16
halus yang dirasakan pada dinding dada klien saat klien
berbicara)
• Letakkan permukaan ujung jari/bagian ulnar tangan pada dada
posterior klien, dimulai didekat apex paru (2)
• Minta klien mengulangi beberapa kata, missal : “ tujuh puluh
tujuh “ (2)
• Ulangi 2 langkah diatas, geser kedua tangan berurutan sampai
bagian dasar paru (sesuai gambar) (2)
• Bandingkan fremitus pada kedua paru dan fremitus antara area
apex dan basis paru (normalnya sama antara kanan dan kiri) (2)

Pemeriksaan thorak posterior (posisi pasien duduk)


6. Palpasi thorak posterior (ekspansi thorak): letakkan kedua
telapak tangan diatas thorak bagian bawah, kedua ibu jari
didekatkan diatas spina dan jari-jari diregangkan kearah lateral.
Minta klien menarik nafas dalam, amati pergerakan kedua
tangan. (4)

(normalnya gerakan simetris kanan kiri)

7. Lakukan palpasi fremitus taktil (seperti langkah 12) untuk


bagian posterior (sesuai gambar) (4)
8. Menentukan area palpasi pada beberapa arteri (radialis 7
brakhialis, carotis, dorsalis pedis, temporalis, femoralis poplitea,
posterior tibia) (7)
9. Meraba kehangatan ekstremitas pasien (1) 1
10. Menilai capillary refill time (2) 2
Perkusi paru: 2
1. Lakukan perkusi secara sistematis dimulai dari atas klavikula
pada ruang supraklavikular dilanjutkan kebawah hingga
mencapai diafragma (sesuai gambar ) (2 )

Posisi tangan saat perkusi :


Letakkan tangan non dominan di atas permukaan tubuh yang
akan dilakukan perkusi. ujung jari tengah dari tangan dominan
(pleksor) memukul dasar persendian pleksimeter (tgn non
dominan)

Catatan :suara perkusi paru, normalnya adalah resonan namun dari


tanda garis hitam ke bawah adalah dullness (karena ada organ
hepar)
2.Perkusi jantung 4
• Batas kiri jantung : lakukan perkusi dari arah lateral ke medial.
Perubahan antara bunyi sonor dari paru-paru ke redup relatif kita
tetapkan sebagai batas jantung kiri. Normalnya :
Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri (pinggang jantung) (1 )
Bawah: ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri
( tempat iktus) (1)
• Batas kanan jantung : dilakukan dari arah lateral ke medial.
agak sulit menentukan batas jantung kanan karena letaknya
agak jauh dari dinding depan thorak. Normalnya :
– Atas : ICS II kanan linea parasternalis kanan (1)
– Bawah : ICS III-IV kanan,di linea parasternalis kanan. (1)

Auskultasi paru 5
1. lakukan urutan seperti langkah yang digunakan dalam perkusi
yang dimulai dari :
- Bronki diantara sternum dan klavikula (1)
- Trakeal di daerah trachea (1)
- Bronkovesikular: Sering pada ruang sela iga pertama dan kedua
disebelah anterior dan pada daerah interscapular (1)
- Vesicular : diseluruh kedua lapang paru; (1)

2. Identifikasi impuls apical dgn cara memiringkan pasien ke kiri.


Catat : letak impuls, diameter, amplitudo (normalnya biasanya
spt ketukan) (1)
Catatan : pada hipertrofi ventrikel kiri amplitudo terus menerus,
pada gagal jantung kongestif menyebar

Auskultasi dada, lakukan urutan langkah pada area yang digambarkan


di atas, bandingkan antara sisi kanan dan kiri
Auskultasi jantung 5
1. Gunakan stetoskop pada area yang ditunjukkan pada gambar.
Gunakan diafragma stetoskop untuk bunyi nada tinggi (mis : bunyi
S1 & S2), sedangkan bel stetoskop untuk bunyi nada rendah pada
batas sternum kiri bawah dan apeks (5)

Catatan :Normalnya pada auskultasi jantung terdengar bunyi S1 & S2.


Bunyi abnormal adalah S3 dan S4.
S1 terjadi karena penutupan katup mitral & trikuspidalis. Sedangkan
S2 terjaadi karena penutupan katup semilunar aorta dan arteri
pulmonal
Terminasi 10
1. Evaluasi respon klien (1)
2. Membaca hamdalah, (1)
3. Membut kontrak yang akan datan (1 )
4. Rapikan klien dan peralatan yang digunakan (1)
5. Mengucapkan salam (1)
6. Mencuci tangan (1)
7. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dengan lengkap hasil
inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi) (4)
TOTAL Nilai setiap Mahasiswa : 100

Tangerang……
Penguji

Anda mungkin juga menyukai