KONSEP DASAR
1. Definisi Kasus
Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau hitung
eritrosit (red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen
oleh darah. Tetapi harus diingat terdapat keadaan tertentu dimana ketiga parameter
tersebut tidak sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan
akut, dan kehamilan. Oleh karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya
sampai pada label anemia tetapi juga harus ditetapkan penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat, atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah. (Rencana As-Kep; Marilynn, E, Doenges)
Anemia disebut gravis yang artinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dl
sehingga memerlukan tambahan umumnya melalui transfusi.
Tabel 1. Kadar normal hemoglobin menurut WHO.
Batas normal
Umur Hemoglobin
Hemoglobin
Anak 6 bulan s/d 6 tahun 11 g/dl
6 tahun s/d 14 tahun 12 g/dl
Dewasa Laki-laki 13 g/dl
Wanita 12 g/dl
Wanita hamil 11 g/dl
2. Etiologi
Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri (disease entity), tetapi
merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar (underlying disease). Pada
dasarnya anemia disebabkan oleh karena : 1) Gangguan pembentukan eritrosit oleh
sumsum tulang; 2) Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan); 3) Proses
penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
Klasifikasi anemia menurut etiopatogenesis
1
1. Anemia karena gangguan pembentukan eritrosit dalam sumsum tulang
a. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
1) anemia defisiensi besi
2) anemia defisiensi asam folat
3) anemia defisienasi vitamin B12
b. Gangguan penggunaan (utilisasi) besi
1) anemia akibat penyakit kronik
2) anemia sideroblastik
c. Kerusakan sumsum tulang
1) anemia aplastik
2) anemia mieloptisik
3) anemia pada keganasan hematologi
4) anemia diseritropoetik
5) anemia pada sindrom mielodisplastik
d. Anemia akibat kekurangan eritropoetin : anemia pada gagal ginjal kronik
2. Anemia akibat hemoragi
a. Anemia pasca perdarahan akut
b. Anemia akibat perdarahan kronik
3. Anemia hemolitik
a. Anemia hemolitik intrakorpuskular
1) Gangguan membran eritrosit (membranopati)
2) Gangguan enzim eritrosit (enzimipati) : anemia akibat defisiensi G6PD
3) Gangguan hemoglobin (hemoglobinopati) : thalasemia atau
hemoglobinopati struktural : HbS, HbE, dll.
b. Anemia hemolitik ekstrakorpuskular
1) Anemia hemolitik autoimun
2) Anemia hemolitik mikroangiopatik
4. Anemia dengan penyebab tidak diketahui atau dengan patogenesis yang
komplek
2
3. Tanda dan Gejala
Manifestasi klinis yang sering muncul :
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktifitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah berkonsentrasi
7. Cepat lelah
8. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun
Anemia (Hb) ↓
3
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
1. Biodata pasien termasuk nama,umur,alamat, pekerjaan, diagnosa sekarang, dan
lain-lain.
2. Riwayat Keperawatan, meliputi:
a. Riwayat keperawatan dahulu
b. Riwayat keperawatan sekarang
c. Riwayat keperawatan keluarga
4
melambat (penurunan aliran darahke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban
secara premature.
c. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
d. Eleminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi.
Hematemesis, fesesdengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
e. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia,anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah
puas mengunyah atau peka terhadap es,kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat, dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membranemukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering,
tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis danglositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada
mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia
tangan/kaki (AP) ; klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina
(aplastik, AP). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
5
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
g. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)
h. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
i. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan
pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat
kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas.
Transfusi darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan
luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.
Ptekie dan ekimosis (aplastik).
j. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB).
Hilang libido (pria dan wanita). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
6
7. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan informasi, tidak
familier dengan sumber informasi.
8. Risiko infeksi.
9. Risiko jatuh.
7
3. Rencana Asuhan Keperawatan
No. Diagnosa NOC NIC Rasional
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan Circulatory care: Arterial Insufficiency
perfusi jaringan perifer keperawatan selama 2x24 jam, 1. Monitor sirkulasi perifer yang 1. Untuk mengetahui gejala obstruksi arteri yang
berhubungan dengan perfusi jaringan perifer menyeluruh (e.g., cek nadi perifer, bisa mempengaruhi hilangnya darah.
hipertensi. mengalami perbaikan dengan : capillary refill, warna dan suhu). 2. Nadi perifer yang adekuat menandakan
NOC: 2. Evaluasi nadi perifer sirkulasi darah ke perifer tidak terganggu.
Batasan karakteristik: Perfusi jaringan : periferal 3. Lindungi ekstemitas dari injury 3. Ekstrimitas yang mengalami injury pada artery
1) Perubahan (scale 1-5) 4. Anjurkan pasien untuk tidak akan menyebabkan perdahan hebat.
karakteristik kulit 1) Suhu kulit ekstremitas meninggikan kaki di atas pada jantung 4. Untuk membantu dalam perbaikan darah ke
(warna, elastisitas, 2) Tekanan darah sistolik 5. Atur hidrasi adekuat untuk menurunkan perifer
rambut, 3) Tekanan darah diastolic viskositas darah 5. Ketidakseimbangan cairan akan menyebabkan
kelembaban, kuku, 4) Tekanan nadi 6. Monitor status cairan, meliputi intake dan perubahan curah jantung
sensasi, suhu). 5) Tekanan darah rata-rata output 6. Orang yang akan mengalami kelebihan cairan
2) Perubahan tekanan Kriteria hasil : akan mengganggu kerja jantung.
darah pada 1) Tanda vital dalam batas Autotransfusi
ekstemitas. normal 1. Berikan transfusi darah sesuai dengan 1. Transfusi darah mengembalikan jumlah darah
3) Warna kulit pucat 2) Penilaian sirkulasi perifer order. dalam tubuh menjadi normal.
dalam batas normal (nadi, 2. Cek label darah (biodata, type darah, 2. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan
capilary refill, warna, suhu) number,dll). dalam pemberian darah.
8
3. Berikan obat antikoagulan sesuai order. 3. Untuk mencegah pembekuan darah.
9
c. Bising usus 7. Observasi kemampuan makan pasien. 7. Penelitian menunjukkan setidaknya
hiperaktif Jika pasien ingin makan, setidaknya memerlukan 35 menit untuk pasien makan
d. Kurang nafsu sediakan waktu 35 menit. sendiri (Simmons, Osterweil, & Schnelle,
makan (Nurarif 2001).
dkk, 2013). 8. Monitor intake makanan, catat 8. Catatan makanan harian membantu pasien
persentase makanan yang dimakan dan perawat untuk menentukan makanan
(25%, 50%). Buat catatan makanan yang biasa dimakan, pola makan, dan adanya
harian selama 3 hari untuk mengetahui defisiensi dalam diet (Shay, Shobert, &
intake actual, konsultasi dengan ahli gizi Seibert, 2009).
untuk kebutuhan gizi pasien.
10
Kriteria Hasil : 3. Membantu memilih aktifitas yang 3. Aktivitias yang tepat dimulai dari aktivitas
Kekuatan otot pasien dalam sesuai dengan fisik, kejiwaan, dan yang ringan dan bertahap.
rentang normal kemampuan sosial.
Pemeriksaan TTV dalam 4. Membantu pasien membuat jadwal 4. Jadwal teratur diharapkan mampu
batas normal kegiatan. meningkatkan toleransi aktivitas pasien.
Pasien menyatakan siap 5. Berikan kegiatan pengganti bila pasien 5. Kegiatan pengganti ditujukan agar pasien
melakukan aktivitas mendapat pembatasan energi atau memiliki alternatif kegiatan dan tidak hanya
11
4. Monitor kemampuan aktivitas pasien. 4. Aktivitas terkontrol dilakukan untuk
mengetahui perkembangan keadaan pasien.
5. Instruksikan kepada pasien untuk 5. Keadaan pasien yang lemah bisa
menghentikan aktivitas kalau pasien menyebabkan cedera bagi pasien.
mengalami gejala lagi.
6. Observasi nyeri 6. Nyeri bisa menyebabkan pasien tidak mampu
melakukan aktivitas.
7. Berikan dukungan emosi dalam 7. Dukungan dari orang lain khususnya keluarga
meningkatkan aktivitas. dapat memotivasi pasien.
12
Malnutrisi Kriteria hasil precautions dan gunakan sarung tangan dengan hygiene tangan dan standard
- Pasien bebas dari tanda dan ketika bersentuhan dengan darah, precautions
gejala infeksi. membran mukosa, kulit terbuka, atau
- Jumlah leukosit dalam batas substansi tubuh lainnya. Gunakan juga
normal goggle dan celemek sesuai kebutuhan.
- Temperatur suhu stabil Kolaborasi
4. Observasi dan laporkan tanda infeksi 4. Studi surveillance prospective tentang infeksi
seperti kemerahan, hangat, pus, dan yang didapat dari perawatan pada unit
peningkatan suhu tubuh. hamatologi terdapat demam yang tidak
diketahui asalnya sebagai tanda klinik yang
penting dan umum terjadi
5. Berikan terapi antibiotik bila perlu 5. Antibiotik mampu mencegah terjadinya
infeksi dengan cara membunuh
mikroorganisme.
5. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan Managemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 60 menit 1. Lakukan pengkajian nyeri secara 1. Langkah pertama dalam pengkajian nyeri
agen injury. pasien menunjukkan penurunan komprehensif termasuk lokasi, untuk menentukan jika klien tidak dapat
nyeri, dibuktikan dengan kriteria karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas mendiskripsikan nyerinya sendiri. Tanyakan
Batasan hasil: dan symbol presipitasi kepada klien tentang intensitas nyerinya
Karakteristik:
13
Perubahan selera - Tanda vital dalam rentang kemudian memilih symbol yang sesuai
makan normal 2. Observasi reaksi nonverbal dari dengan tingkatan nyerinya.
Perubahan - Tidak mengalami gangguan ketidaknyamanan 2. Reaksi nonverbal dari pasien seringkali
frekuensi tidur dan tampak tenang mengungkapkan nyeri yang tidak bias
pernapasana, 3. Kontrol lingkungan yang dapat disampaikan secara langsung.
jantung mempengaruhi nyeri seperti suhu 3. Lingkungan yang tidak kondusif juga
Laporan isyarat ruangan, pencahayaan dan kebisingan merupakan faktor yang memperparah rasa
Melaporkan nyeri 5. Monitor vital sign sebelum dan sesudah dialami pasien akan lebih bias diminimalkan.
secara verbal pemberian analgesik pertama kali 5. Dengan memonitor vital sign sebelum dan
sesudah pemberian analgesik dapat diketahui
seberapa efektif analgesik bisa mengurangi
rasa nyeri pasien. Karena nyeri yang
meningkat dicerminkan oleh perubahan vital
6. Kolaborasi: Berikan analgetik untuk sign di luar batas normal.
mengurangi nyeri 6. Penatalaksanaan secara medis
14
DAFTAR PUSTAKA
15