Anda di halaman 1dari 11

Blog Kesehatan - S1 Keperawatan

 Home
 Free Software
 Asuhan Keperawatan
 Kumpulan Makalah

 Halaman Depan
 Kumpulan Asuhan Keperawatan
o AsKep Anemia (Diagnosa Nanda 2011)
o AsKep Diabetes Gestasional
o AsKep Gangguan Telinga karena Benda Asing
o AsKep Hematologi (All In One)
o AsKep Herpes Zoster
o AsKep Hiperemesis Gravidarum
o AsKep Hipopituitari
o AsKep Otalgia
o AsKep Perikondritis
o AsKep Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan
oAsKep Pylonefritis
oAsKep Tumor Ginjal
 Kumpulan Makalah Keperawatan
o Job Description Kamar Operasi
o Konsep Dasar Penyakit Parkinson
o Manajemen Logistik Keperawatan
o Mekanisme Koping
o Orientasi Pegawai Kesehatan
o Partograf
o Pembiayaan Kesehatan
o Perlukah Susu Kalsium Tinggi ?
o Transportasi Dan Aksesibilitas Lansia
 Tukeran Link Yuk?
 My Lovely Site

AsKep Anak dengan Anemia


Author: www.upik.tk | Filed Under: Asuhan Keperawatan | di 20.42 |
Menurut definisi, anemia adalah pengurangan julmal sel darah merah, kuantitas hemoglobin dan
volum pada sel darah merah (hematokrit) /100 ml darah (price, 1996).

Etiologi
Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan oleh kekurangan kofaktor untuk eritropoisis,
seperti : asam folat, vitamin b12 dan besi. Produksi sel darah merah juga dapat turun apabila
sumsum tulang tertekan(oleh tumor atau obat) atau rangsangan yang tidak memadai karena
kekurangan eritropoitin. Peningkatan penghancuran sel darah merah dapat terjadi akibat aktivitas
sistem retikuloendotelial yang berlebihan.

Klasifikasi Anemia

A. Anemia Defisiensi Besi


Anemia defisiensi besi adalah anemia yag disebabkan oleh kurangnya mineral Fe sebagai
bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit

Etiologi

o Asupan besi yang kurang pada jeniis makanan Fe non-heme, muntah berulang
pada bayi, dan pemberian makanan tambahan yang tidak sempurna
o Malabsorbsi pada enteritis dan proses malnutrisi (PEM)
o Kehilangan atau pengeluaran besi berlebihan pada perdarahan saluran cerna
kronis seperti pada diventrikulum Meckel, poliposis usus, alergi susu sapi, dan
infestasi cacing
o Kebutuhan besi yang meningkat oleh karena pertumbuhan yang cepat pada bayi
dan anak, infeksi akut berulang, dan infeksi menahun
o Depo besi yang kurang seperti pada berat badan lahir rendah, kembar
o Kombinasi dari etiologi di atas

Faktor Predisposisi

o Status hematologic wanita hamil


o Berat badan lahir rendah
o Partus , dimana terjadi kelahiran abnormal dan pengikatan tali pusar terlalu dini
o Pemberian makanan yang tidak adekuat karena ketidaktahuan ibu, perilaku
pemberian makan, keadaan social, jenis makanan
o Infeksi menahun dan infeksi akut berlangsung
o Infestasi parasit, seperti ankilostoma, trichuris trichiura, dan amuba

Manifestasi Klinis
Anak tampak lemas, sering berdebar-debar, mudah lelah, pucat, sakit kepala, atau
iritabel. Pucat terlihat pada mokusa bibir, faring, telapak tangan, dasar kuku, dan
konjungtiva. Papil lidah atrofi, jantung agak membesar. Tidak ada pembesaran limpa dan
hati, serta tidak terdapat iastesis hemoragik.

Pemeriksaan Penunjang
Kadar hemoglobin kurang dari 10g/dl, mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel target,
serum iron (SI) rendah, dan Iron Binding Capasity (IBC) meningkat.
Hasil pemeriksaan sumsum tulang sistem eritropoitek hiperaktif dengan sel normoblas
poikromatofil yang predominan.

Diagnosis
Ditegakkan atas dasar ditemukannyapenyebab defisiensi besi dari anamnesis dan secara
klinis didapatkan pucat tanpa organomegali, gambaran erirosit mikrositik hipokrom, Si
rendah, dan IBC meningkat, tidak terdapat besi dalam sumsum tulang, dan bereaksi baik
terhadap pengobatan dengan preparat besi.

Penatalaksanaan

1. Pengobatan kausal
2. Makanan yang adekuat
3. Pemberian preparat besi (sulfas perosus) 3 x 10 mg/ kg BB perhari
4. Tranfusi darah diberikan bila Hb kurang 5 gr/dl dan disertai dengan keadaan
buruk

B. Anemia Aplastik
Merupakan keadaan yang disebabkan berkurangnya sel hematopoitik dalam darah tepi seperti
eritrosit, leukosit, dan trombosit akibat terhentinya pembentukan sel hemopoitik dalam sumsum
tulang.
Etiologi

 Faktor congenital : sindrom fanconi yang biasanya disertai kelainan bawaan lain seperti
mikrosepali, strabismus, anomaly jari, kelainan ginjal, dsb.
 Faktor didapat : bahan kimia (benzene, insektisida, senyawa As, Au, Pb, ), obat, radiasi,
faktor individu, infeksi, keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin dan idiopatik.

Manifestasi Klinis
Pucat, lemah, perdarahan, demam, tanpa organomegali.

Pemeriksaan Penunjang
Gambaran darah tepimenunjukkan transitopenia dan limpositosis relative. Dari pemeriksaan
sumsum tulang didapatkan yaitu gambaran sel sangat kurang, banyak jaringan penyokong dan
jaringan lemak, aplasia sistem eritopoitik, granulopoitik, dan trombopoitik.

Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan sumsum tulang.

Diagnosis Banding
Purpura trombositopenia idiopatik (PTI). Autoimun trombositopenia purpura (ATP), leukemia
akut aleukemik, leukemia akut stadium praleukemik.

Penatalaksanaan

 Medikamentosa : kombinasi prednisone (2-5mg/kg berat badan perhari peroral) dan


testosterone (1-2 mg/kg BB perhari parenteral) memberikan angka mortalitas 40 – 50 %
sedangakan angka ini dengan pemberian kombinasi prednisone denagn oksimetolon (1 –
2 mg/kg BB perhari peroral) adalah 30 – 40 %.
 Tranfusi darah hanya diberikan bila diperlukan karena tranfusi darah yang terlampau
sering dapat menekan sumsum tulang atau menyebabkan timbulnya reaksi hemolitik.
 Pengobatan infeksi sekunder : sebaiknya anak diisolasi dalam ruang suci hama, pilih
antibiotic yang tidak mendepresi sumsum tulang.
 Makanan : disesuaikan dengan keadaan anak, umumnya diberikan makanan lunak
 Istirahat : untuk mencegah pendarahan, terutama perdarahan otak
 Menghindari bahan kimia yang diduga sebagai penyebab.

Prognosis
Prognosis yang lebih baik ditunjukkan oleh kadar HbF yang lebih dari 200mg%, jumlah
granulosit lebih dari 2000/mm3, dan pencegahan infeksi sekunder yang baik. Gambaran sumsum
tulang yang hiposeluler memberikan prognosis yang lebih baik dibandingkan yang aseluler.

Asuhan Keperawatan Anemia


Pengkajian

1. Aktivitas / Istirahat
o Keletihan, kelemahan otot, malaise umum
o Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak
o Takikardia, takipnea ; dipsnea pada saat beraktivitas atau istirahat
o Letargi, menarik diri, apatis, lesu dan kurang tertarik pada sekitarnya
o Ataksia, tubuh tidak tegak
o Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat dan tanda – tanda lain yang
menunjukkan keletihan
2. Sirkulasi
o Riwayat kehilangan darah kronis, mis : perdarahan GI
o Palpitasi (takikardia kompensasi)
o Hipotensi postural
o Disritmia : abnormalitas EKG mis : depresi segmen ST dan pendataran atau
depresi gelombang T
o Bunyi jantung murmur sistolik
o Ekstremitas : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjungtiva, mulut, faring,
bibir) dan dasar kuku
o Sclera biru atau putih seperti mutiara
o Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke perifer dan vasokonsriksi
kompensasi)
o Kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia)
o Rambut kering, mudah putus, menipis
3. Eliminasi
o Riwayat pielonefritis, gagal ginjal
o Flatulen, sindrom malabsorpsi
o Hematemesis, feses dengan darah segar, melena
o Diare atau konstipasi
o Penurunan haluaran urine
o Distensi abdomen
4. Makanan / cairan
o Penurunan masukan diet
o Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring)
o Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia
o Adanya penurunan berat badan
o Membrane mukusa kering,pucat
o Turgor kulit buruk, kering, tidak elastic
o Stomatitis
o Inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
5. Neurosensori
o Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi
o Insomnia, penurunan penglihatan dan bayangan pada mata
o Kelemahan, keseimbangan buruk, parestesia tangan / kaki
o Peka rangsang, gelisah, depresi, apatis
o Tidak mampu berespon lambat dan dangkal
o Hemoragis retina
o Epistaksis
o Gangguan koordinasi, ataksia
6. Nyeri/kenyamanan
o Nyeri abdomen samar, sakit kepala
7. Pernapasan
o Napas pendek pada istirahat dan aktivitas
o Takipnea, ortopnea dan dispnea

Diagnosa Keperawatan

Perubahan perusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang diperlukan
untuk pengiriman oksigen / nutrisi ke sel.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam anak menunjukkan perfusi
yang adekuat
Kriteria Hasil :

 Tanda-tanda vital stabil


 Membran mukosa berwarna merah muda
 Pengisian kapiler
 Haluaran urine adekuat

Intervensi :
Intervensi Rasional
Ukur tanda-tanda vital, observasi
memberikan informasi tentang
pengisian kapiler, warna
keadekuatan perfusi jaringan dan
kulit/membrane mukosa, dasar
membantu kebutuhan intervensi.
kuku
dispnea, gemericik menunjukkan CHF
karena regangan jantung
Auskultasi bunyi napas
lama/peningkatan kopensasi curah
jantung.
Observasi keluhan nyeri dada, iskemia seluler mempengaruhi jaringan
palpitasi miokardial/potensial resiko infark.
Evaluasi respon verbal melambat, mengindikasikan gangguan perfusi
agitasi, gangguan memori, bingung serebral karena hipoksia
Evaluasi keluhan dingin,
vasokonstriksi (ke organ vital)
pertahankan suhu lingkungan dan
menurunkan sirkulasi perifer
tubuh supaya tetap hangat.
mengidentifikasi defisiensi dan
Observasi hasil pemeriksaan
kebutuhan pengobatan/respons terhadap
laboratorium darah lengkap
terapi.
meningkatkan jumlah sel pembawa
Berikan transfusi darah
oksigen, memperbaiki defisiensi untuk
lengkap/packed sesuai indikasi
mengurangi resiko perdarahan
memaksimalkan transpor oksigen ke
Berikan oksigen sesuai indikasi
jaringan
transplantasi sumsum tulang dilakukan
Siapkan intervensi pembedahan
pada kegagalan sumsum tulang/ anemia
sesuai indikasi.
aplastik.

Diagnosa Keperawatan

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk mencerna
atau ketidak mampuan mencerna makanan / absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan
sel darah merah (SDM) normal.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak mampu mempertahankan
berat badan yang stabil
Kriteria Hasil :

 Asupan nutrisi adekuat


 Berat badan normal
 Nilai laboratorium dalam batas normal Albumin : 4 – 5,8 g/dL
 Hb : 11 – 16 g/dL
 Ht : 31 – 43 %
 Trombosit : 150.000 – 400.000 µL
 Eritrosit : 3,8 – 5,5 x 1012

Intervensi :
Intervensi Rasional
Observasi dan catat masukan mengawasi masukan kalori atau kualitas
makanan anak kekurangan konsumsi makanan
Berikan makanan sedikit dan makan sedikit dapat menurunkan kelemahan
frekuensi sering dan meningkatkan asupan nutrisi
Observasi mual / muntah, gajala GI menunjukkan efek anemia (hipoksia)
flatus. pada organ
meningkatkan napsu makan dan pemasukan
Bantu anak melakukan oral
oral. Menurunkan pertumbuhan bakteri,
higiene, gunakan sikat gigi
meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik
yang halus dan lakukan
perawatan mulut diperlukan bila jaringan rapuh
penyikatan yang lembut
/ luak / perdarahan.
Observasi pemeriksaan
mengetahui efektivitas program pengobatan,
laboratorium : Hb, Ht,
mengetahui sumber diet nutrisi yang
Eritrosit, Trombosit,
dibutuhkan
Albumin
Berikan diet halus rendah
serat, hindari makanan pedas bila ada lesi oral, nyeri membatasi tipe
atau terlalu asam sesuai makanan yang dapat ditoleransi anak.
indikasi
Berikan suplemen nutrisi mis
meningkatkan masukan protein dan kalori.
: ensure, Isocal

Diagnosa Keperawatan

Konstipasi atau diare berhubungan dengan penurunan masukan diet; perubahan proses
pencernaan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak menunjukan perubahan pola
defekasi yang normal.
Kriteria Hasil :

 Frekuensi defekasi 1x setiap hari


 Konsistensi feces lembek, tidak ada lender / darah
 Bising usus dalam batas normal

Intervensi :
Intervensi Rasional
membantu mengidentifikasi
Observasi warna feces, konsistensi,
penyebab / factor pemberat dan
frekuensi dan jumlah.
intervensi yang tepat
bunyi usus secara umum meningkat
Auskultasi bunyi usus. pada diare dan menurun pada
konstipasi.
Hindari makanan yang menghasilkan
menurunkan distensi abdomen
gas.
serat menahan enzim pencernaan
Berikan diet tinggi serat dan mengabsorpsi air dalam
alirannya sepanjang traktus intestina
Berikan pelembek feces, stimulant mempermudah defekasi bila
ringan, laksatif sesuai indikasi. konstipasi terjadi
Berikan obat antidiare mis : difenoxilat
hidroklorida dengan atropine (lomotil) menurunkan motilitas usus bila diare
dan obat pengabsorpsi air mis terjadi
Metamucil.

Diagnosa Keperawatan

Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai oksigen (pengiriman)


dan kebutuhan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam anak melaporkan peningkatan
toleransi aktivitas.
Kriteria Hasil :

 Tanda – tanda vital dalam batas normal


 Anak bermain dan istirahat dengan tenang
 Anak melakukan aktivitas sesuai dengan kemampuan
 Anak tidak menunjukkan tanda – tanda keletihan

Intervensi :
Intervensi Rasional
manifestasi kardiopulmonal dari
upaya jantung dan paru untuk
Ukur tanda – tanda vital setiap 8 jam
membawa jumlah oksigen adekuat
ke jaringan.
Observasi adanya tanda – tanda
keletihan : takikardia, palpitasi, dispnea, membantu menetukan intervensi
pusing, kunang – kunang, lemas, postur yang tepat
loyo, gerakan lambat dan tegang
Bantu anak dalam aktivitas diluar batas
mencegah kelelahan
toleransi anak.
Berikan aktivitas bermain pengalihan meningkatkan istirahat, mencegah
sesuai toleransi anak kebosanan dan menarik diri

Diagnosa Keperawatan

Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan daya tahan tubuh sekunder leucopenia,
penurunan granulosit (respons inflamasi tertekan).
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan 3 x 24 jam infek tidak terjadi.
Kriteria Hasil :

 Tanda – tanda vital dalam batas normal


 Leukosit dalam batas normal
 Keluarga menunjukkan perilaku pencegahan infeksi pada anak

Intervensi :
Intervensi Rasional
Ukur tanda – tanda vital setiap 8 demam mengindikasikan terjadinya
jam infeksi.
Tempatkan anak di ruang isolasi mengurangi resiko penularan
bila memungkinkan dan beri tahu mikroorganisme kepada anak.
keluarga supaya menggunakan
masker saat berkunjung
Pertahankan teknik aseptik pada
mencegah infeksi nosokomial
setiap prosedur perawatan.
lekositosis mengidentifikasikan terjadinya
Observasi hasil pemeriksaan infeksi dan leukositopenia
leukosit. mengidentifikasikan penurunan daya tahan
tubuh dan beresiko untuk terjadi infeksi

Evaluasi Keperawatan

 Mempertahankan perfusi jaringan adekuat


 Mempertahankan asupan nutrisi adekuat dan berat badan stabil
 Menunjukkan pola defekasi normal
 Mengalami peningkatan toleransi aktivitas
 Infeksi tidak terjadi

Anda mungkin juga menyukai