Oleh :
KELOMPOK 8 :
M.Hasanain
Kadek Dwi Partiwi
Resti Melasari
Siti Nana Karolina
1
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
NUTRISI PADA PASIEN LUKA BAKAR
DI RUANG R. 16 (COMBUSTIO) RSSA MALANG
Oleh :
Kelompok 8 Stikes Mataram
M.Hasanain
Kadek Dwi Partiwi
Resti Melasari
Siti Nana Karolina
2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. SASARAN
Keluarga dan pasien yang mengalami luka bakar yang berada di ruang 16
(combustio) RSSA Malang.
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3
VI. MEDIA
FLIP CHART
LEAFLET
4
VIII. KEGIATAN PENYULUHAN
No WAKTU KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN MEDIA dan
. PESERTA METODE
1. 3 Pembukaan : Ceramah
Menit Membuka kegiatan dengan Menjawab
mengucapkan salam. salam
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari Mendengarkan
penyuluhan Memperhatikan
Menyebutkan materi yang
akan diberikan Memperhatikan
2. 15 Pelaksanaan : Ceramah dan
menit Menjelaskan tentang Memperhatikan Flip Chart
pengertian nutrisi
Menjelaskan tentang tujuan Mendengarkan
diet luka bakar
Menjelaskan tentang Bertanya dan
faktor-faktor yang menjawab
mempengaruhi pertanyaan
penyembuhan luka, dan yang diajukan
komplikasi.
Memberi kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya.
3. 10 Evaluasi : Leaflet dan
Menit Menanyakan kepada Menjawab Tanya jawab
peserta tentang materi yang pertanyaan
telah diberikan, dan
reinforcement kepada
keluarga yang dapat
menjawab pertanyaan.
5
4. 2 Terminasi : Ceramah
Menit Mengucapkan terimakasih Mendengarkan
atas peran serta peserta.
Mengucapkan salam Menjawab
penutup salam
IX. PENGORGANISASIAN
Pembawa Acara : Kadek Dwi Partiwi
Pembicara : M.Hasanain
Fasilitator : Siti Nana Karolina
Observer : Resti Melasari
6
PEMBAHASAN MASALAH
A. PENGERTIAN
Nutrisi atau zat makanan adalah merupakan bagian dari makanan
termasuk didalamnya air, protein dan asam amino yang
membentuknya, lemak dan asam lemak, karbohidrat, mineral dan
vitamin (Reksoprodjo, 1999).
Nutrisi adalah semua makanan yang mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh baik untuk memepertahankan keseimbangaan
metabolisme ataupun sabagai pembangun.(www.woundpedia.com)
7
C. CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN KALORI PADA PASIEN
LUKA BAKAR
1. Penilaian Stress Metabolik
a. Lus luka bakar
b. Gula darah sewaktu
c. Nitrogen ure urine
2. Pemenuhan Kebutuhan Energy Total
KET (kkal) = KEB + FAKTOR STRES + AKTFITAS
Keterangan :
KET : Kebutuhan Energy Total
Besar faktor perkalian untuk faktor stress sesuai dengan luas luka
bakar :
Luas Luka Bakar (%) Faktor Stres
20 – 29 1.50 – 1.69
30 – 39 1.70 – 1.84
40 – 49 1.85 – 1.94
≥ 50 2.0
Kebutuhan Energy Untuk Aktivitas
0 % = dari kebutuhan bila tirah baring
5 % = dari kebutuhan bila dapat duduk
10 % bila bisa berdiri di sekitar tempat tidur
3. Penentuan kebutuhan basal
Persamaan Harrist- Benedict
Laki-laki:
KEB (kkal) = 665 + 13.7 BB + 5.0 TB – 6.8 U
Perempun :
KEB (kkal) = 665 + 9.6 BB + 1.8 TB – 4.7 U
Keterangan :
KEB : Kebutuhan Energy Basal
BB : Berat Badan (Kg)
TB : Tinggi Badan (Cm)
U : Usia (Tahun)
8
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN
LUKA.
1. Usia
2. Nutrisi
3. Infeksi
9
5. Hematoma
6. Benda asing
7. Iskemia
8. Diabetes
9. Keadaan Luka
10. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
neoplasmik mempengaruhi penyembuhan luka. Penggunaan antibiotik
yang lama dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka.
10
a. Steroid : akan menurunkan mekanisme peradangan normal tubuh
terhadap cedera.
E. KOMPLIKASI
Komplikasi dini
1. Infeksi
Invasi bakteri pada luka dapat terjadi pada saat trauma, selama
pembedahan atau setelah pembedahan. Gejala dari infeksi sering
muncul dalam 2 – 7 hari setelah pembedahan. Gejalanya berupa
infeksi termasuk adanya purulent, peningkatan drainase, nyeri,
kemerahan dan bengkak di sekeliling luka, peningkatan suhu, dan
peningkatan jumlah sel darah putih.
2. Perdarahan
11
untuk menyatu, batuk yang berlebihan, muntah, dan dehidrasi,
mempertinggi resiko klien mengalami dehiscence luka. Dehiscence
luka dapat terjadi 4 – 5 hari setelah operasi sebelum kollagen meluas di
daerah luka. Ketika dehiscence dan eviscerasi terjadi luka harus segera
ditutup dengan balutan steril yang lebar, kompres dengan normal
saline. Klien disiapkan untuk segera dilakukan perbaikan pada daerah
luka.
Komplikasi lanjut
12
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. 2000. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisi. Jakarta: EGC
13
DOKUMENTASI
14
15
16