Oleh :
1. Amanda Ayu W., S.Kep (1830007)
2. Berianata Ayu P, S.Kep (1830023)
3. Febri Ika S, S.Kep (1830042)
4. Jasinta Firda P, S.Kep (1830050)
5. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
6. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)
Oleh :
1. Amanda Ayu W., S.Kep (1830007)
2. Berianata Ayu P, S.Kep (1830023)
3. Febri Ika S, S.Kep (1830042)
4. Jasinta Firda P, S.Kep (1830050)
5. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
6. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)
Mengetahui
........................................................... ...............................................................................
(Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes) (Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom)
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA
TENTANG MEROKOK
Waktu : 30 Menit
I. Latar Belakang
Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang
diminati banyak orang khususnya kaum laki-laki terutama dikalangan remaja.
Remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya
memikirkan apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja
lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang
akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan merokok diIndonesia
sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai
usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di
lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya
membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup
oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian
penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih
tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita
batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif.
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang
tertinggi di dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke
atas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta,
40% di antaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah. Meskipun faktanya
kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan
menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per tahunnya, Indonesia merupakan
sata-satunya negara diwilayah Asia Pasifik yang belum menandatangani Kerangka
Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau. (WHO, 2011).
Kebiasaan merokok pada kaum remaja sangat terkait dengan pergaulannya,
pada umumnya ingin sekali diterima oleh kelompok seusia dan tidak ingin merasa
kurang cocok. Beberapa alasan yang diberikan adalah merokok dianggap bergaya,
dari gambar-gambar bintang pop dan film. Selain itu, orang dewasa yang
melambangkan ‘otoritas’ sehingga remaja menganggap bahwa merokok
merupakan cara untuk mengungkapkan penentangan dan kemandirian. Alasan lain
mengapa remaja merokok adalah adanya pendapat bahwa merokok menimbulkan
rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi stres (Rika, 2010). Pengetahuan
juga bisa mempengaruhi perilaku merokok. Pengetahuan tentang merokok
merupakan sejauhmana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang
merokok. Pengetahuan yang baik tentang merokok terhadap kesehatan akan
berbeda perilaku merokoknya dibanding mareka yang berpengetahuan kurang
(Dinkes DIY, 2010)
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan
sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal
ini yang mendorong kami untuk menyusun makalah ini tentang Bahaya Merokok
Dikalangan Remaja. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar
dapat mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti
merokok.
II. Tujuan
a. Tujuan Intrusional Umum (TIU)
Setelah di lakukan penyuluhan diharapkan remaja mampu mengetahui
dampak buruk dari merokok.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dapat :
1) Menjelaskan tentang pengertian rokok
2) Menjelaskan tentang kandungan rokok
3) Menjelaskan tentang bahaya atau akibat merokok
4) Menjelaskan tentang cara berhenti merokok
5) Menjelaskan macam-macam perokok
III. Sasaran
Remaja RW 2 Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya
V. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop
3 10 Menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan kepada Merespon dan bertanya
peserta untuk bertanya
Merespon dan menjawab
b. Memberikan kesempatan kepada
pertanyaan
peserta untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan .
4 5 Menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
disampaikan
b. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan pada penyuluh
c. Menyampaikan maaf apabila dalam
menyampaikan penyuluhan ada Menjawab salam
kesalahan.
d. Mengucapkan salam penutup.
VIII. Setting Tempat
Keterangan :
: Peserta
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Dokumentasi
IX. Pengorganisasian
a. Moderator : Jasinta Firda P, S.Kep
b. Penyaji : Yulia Damayanti, S.Kep
c. Observer : Febri Ika S, S.Kep
d. Fasilitator : Tiyanti Ramadhana A, S.Kep
Berianata Ayu P, S.Kep
e. Dokumentasi : Amanda Ayu W, S.Kep
f. Pembimbing :1. Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes
2. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kom
X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Media dan alat memadai
b. Tempat sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyelenggaraan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif dan
kooperatif
c. Peserta menayakan hal-hal yang kurang jelas
d. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat Menjelaskan tentang pengertian rokok
b. Peserta dapat menjelaskan tentang kandungan rokok
c. Peserta dapat menjelaskan tentang bahaya atau akibat merokok
d. Peserta dapat menjelaskan tentang cara berhenti merokok
e. Peserta dapat menjelaskan macam-macam perokok
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
B. Kandungan Merokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Diantara
kandungan asap rokok terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan yang
digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene),
racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun, hydrogen, sianida.
Termasuk bahan kimia beracun, diantaranya:
1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk
terus menghisap rokok. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Menyebabkan kecanduan / ketergantungan.
b. Merusak jaringan otak.
c. Menyebabkan darah cepat membeku.
d. Mengeraskan dinding arteri.
2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa
menimbulkan iritasi bahkan kanker. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Membunuh sel dalam saluran darah.
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru.
c. Menyebabkan kanker paru-paru.
3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat
oksigen dalam tubuh. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
b. Menghalangi transportasi dalam darah.
4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia adalah memicu pertumbuhan sel kanker dalam
tubuh.
5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia adalah mengotori saluran udara dan kantung
udara dalam paru-paru serta menyebabkan batuk.
Oleh :
7. Amanda Ayu Widyani, S.Kep (1830007)
8. Berianata Ayu Pamungkas, S.Kep (1830023)
9. Febri Ika Safitri, S.Kep (1830042)
10. Jasinta Firda Pertiwi, S.Kep (1830050)
11. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
12. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)
Mengetahui
........................................................... ...............................................................................
(Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes) (Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom)
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA
TENTANG NAPZA
Waktu : 30 Menit
X. Latar Belakang
Dewasa ini kasus psikososial baik yang disadari dan yang tidak disadari
semakin hari kian meningkat. Masalah penggunaan Napza merupakan salah satu
kontributor utama terhadap beban penyakit global yang berupa disabilitas dan
mortalitas (Tahlil et al., 2017). Narkotika adalah zat-zat (obat) baik dari alam atau
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau
pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran adalah
mengakibatkan daya khayal/halusinasi (ganja), serta menimbulkan daya
rangsang/stimulant (cocaine). Narkotika tersebut dapat menimbulkan
ketergantungan (depence). Narkotika yang dibuat dari alam yang kita kenal adalah
candu (opium),ganja dan cocaine (Firdha, 2016).
Berdasarkan data statistik sepanjang tahun 2015 BNN telah mengungkap
sebanyak 102 kasus Narkotika dan TPPU yang merupakan sindikat jaringan
nasional dan internasional, dimana sebanyak 82 kasus telah P21. Kasus-kasus yang
telah diungkap tersebut melibatkan 202 tersangka yang terdiri dari 174 WNI dan 28
WNA. Berdasarkan seluruh kasus Narkotika yang telah diungkap, BNN telah
menyita barang bukti sejumlah 1.780.272,364 gram sabukristal; 1.200 mililiter sabu
cair; 1.100.141,57 gram ganja; 26 biji ganja; 95,86 canna chocolate; 303,2 gram
happy cookies; 14,94 gram hashish; 606.132 butir ekstasi; serta cairan prekursor
sebanyak 32.253 mililiter dan 14,8 gram. Sedangkan dalam kasus TPPU total asset
yang berhasil disita oleh BNN senilai Rp 85.109.308.33 (Firdha, 2016). Pada
Sekitar 72% anak sekolah menengah ke atas dilaporkan pernah mencoba alkohol,
meskipun hanya 55% yang mengaku pernah mabuk. Sebagian remaja yang
mencoba-coba untuk minum alkohol bisa berkembang menjadi penyalahguna atau
ketergantungan (Elkindi, 2016).
Pada awalnya, seseorang akan melakukan coba-coba karena adanya
dorongan rasa penasaran dalam dirinya sendiri. Remaja cenderung menjadi sasaran
utama para pengedar obat/zat adiktif, karena sifat remaja yang dinamis, energik,
dan cenderung menempuh hidup beresiko, mudah dimanfaatkan oleh pengedar
obat/zat adiktif untuk menjerumuskan seorang remaja ke perbuatan negatif. Pada
umumnya, remaja sekarang ini lebih cenderung mengikuti atau membentuk
(kelompok) untuk menunjukan popularitas, membuat kegaduhan atau tawuran, dan
mencoba untuk mengkonsumsi obat- obatan guna untuk menenangkan pikiran.
(Elkindi, 2016).
Untuk persoalan penyalahgunaan NAPZA ini memang harus
ditindaklanjuti, baik secara hukum ataupun memberikan rehabilitasi kepada
penyalahguna NAPZA (Firdha, 2016). Melihat kondisi permasalahan yang terjadi
saat ini terkait permasalahan narkoba, pemerintah mulai melakukan tindakan untuk
mencegah peredaran dan pemakaian narkoba. Pemerintah terus meningkatkan
upayanya dalam rangka memberantas peredaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba secara konsisten. Berbagai upaya telah dilakukan dari yang sifatnya
pencegahan, penegakan hukum maupun terapi dan rehabilitasi terhadap korban
serta upaya lainnya, seperti pelatihan untuk para penegak hukum (Elkindi, 2016).
XI. Tujuan
c. Tujuan Intrusional Umum (TIU)
Setelah di lakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengetahui
dampak penggunaan NAPZA.
d. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dapat :
6) Menjelaskan tentang pengertian NAPZA
7) Menjelaskan tentang jenis-jenis NAPZA
8) Menjelaskan tentang penyebab penyalagunaan NAPZA
9) Menjelaskan tentang Dampak Penyalahgunaan NAPZA
10) Menjelaskan tentang Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA
XII. Sasaran
Remaja di Wilayah RW 02 Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak
XIV. Media
d. Leaflet
3 10 Menit Evaluasi :
c. Memberikan kesempatan kepada Merespon dan bertanya
peserta untuk bertanya
Merespon dan menjawab
d. Memberikan kesempatan kepada
pertanyaan
peserta untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan .
4 5 Menit Penutup :
e. Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
disampaikan
f. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan pada penyuluh
g. Menyampaikan maaf apabila dalam
menyampaikan penyuluhan ada Menjawab salam
kesalahan.
h. Mengucapkan salam penutup.
XVII. Setting Tempat
Keterangan :
: Peserta
: Penyaji
: Moderator
: Fasilitator
: Observer
: Dokumentasi
XVIII. Pengorganisasian
g. Moderator : Jasinta Firda P, S.Kep
h. Penyaji : Petugas BNN (Badan Narkotika Nasiona)
i. Observer : 1. Febri Ika S, S.Kep
2. Tiyanti Ramadhana , S.Kep
j. Fasilitator : 1. Berianata Ayu Pamungkas, S.Kep
2. Amanda Ayu W, S.Kep
k. Dokumentasi : Yulia Damayanti, S.Kep
l. Pembimbing : 1. Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes
2. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kom
X. Kriteria Evaluasi
e. Evaluasi Struktural
a. Media dan alat memadai
b. Tempat sesuai dengan kegiatan
f. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyelenggaraan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
b. Peseta mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif dan kooperatif
c. Peserta menayakan hal-hal yangbkurang jelas
d. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
g. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian NAPZA
b. Peserta dapat menjelaskan tentang jenis-jenis NAPZA
c. Peserta dapat menjelaskan tentan penyebab penyalagunaan
NAPZA
d. Peserta dapat menjelaskan tentang dampak penyalahgunaan
NAPZA
e. Peserta dapat menjelaskan tentang upaya penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA
MATERI PENYULUHAN