Anda di halaman 1dari 37

SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK DAN


NAPZA PADA REMAJA DI WILAYAH RW 02 KELURAHAN
KENJERAN KECAMATAN BULAK SURABAYA

Oleh :
1. Amanda Ayu W., S.Kep (1830007)
2. Berianata Ayu P, S.Kep (1830023)
3. Febri Ika S, S.Kep (1830042)
4. Jasinta Firda P, S.Kep (1830050)
5. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
6. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA


REMAJA DI WILAYAH RW 02 KELURAHAN KENJERAN
KECAMATAN BULAK SURABAYA

Oleh :
1. Amanda Ayu W., S.Kep (1830007)
2. Berianata Ayu P, S.Kep (1830023)
3. Febri Ika S, S.Kep (1830042)
4. Jasinta Firda P, S.Kep (1830050)
5. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
6. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA


REMAJA DI WILAYAH RW 02 KELURAHAN KENJERAN
KECAMATAN BULAK SURABAYA

Surabaya, 28 Oktober 2018

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Institusi

........................................................... ...............................................................................
(Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes) (Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom)
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA
TENTANG MEROKOK

Pokok Bahasan : MEROKOK

Sub Pokok Bahasan : Bahaya Merokok

Sasaran : Remaja di RW 2 Kelurahan Kenjeran Kexcamatan Bulak

Waktu : 30 Menit

Tanggal : 28 Oktober 2018

Tempat : Balai RW 2 Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak

I. Latar Belakang

Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya bagi kesehatan individu. Merokok adalah perilaku menghisap rokok yang
diminati banyak orang khususnya kaum laki-laki terutama dikalangan remaja.
Remaja sekarang seringkali menganggap enteng kesehatan mereka. Mereka hanya
memikirkan apa yang akan membuat mereka senang, seperti rokok. Para remaja
lebih banyak menggunakan rokok di usia muda tanpa memperhatikan akibat yang
akan di timbulkan dari kelakuannya tersebut. Kebiasaan merokok diIndonesia
sangat memprihatinkan. Setiap saat kita dapat menjumpai masyarakat dari berbagai
usia, termasuk pelajar. Padahal, berbagai penelitian dan kajian yang telah di
lakukan menunjukan bahwa rokok sangat membahayakan kesehatan. Bukan hanya
membahayakan para perokok, asap rokok juga sangat berbahaya apabila di hirup
oleh orang-orang yang berada di sekitarnya ( perokok pasif ). Bahkan sebagian
penelitian menunjukkan bahwa para perokok pasif memiliki resiko kesehatan lebih
tinggi dari pada para prokok itu sendiri. Penyakit-penyakit mulai dari menderita
batuk hingga kanker paru-paru mengancam para perokok aktif maupun pasif.
Angka prevalensi merokok di Indonesia merupakan salah satu diantara yang
tertinggi di dunia, 46,8% laki-laki dan 3,1% perempuan dengan usia 10 tahun ke
atas yang diklasifikasikan sebagai perokok. Jumlah merokok mencapai 62,8 juta,
40% di antaranya berasal dari kalangan ekonomi bawah. Meskipun faktanya
kebiasaan merokok menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia dan
menyebabkan lebih dari 200.000 kematian per tahunnya, Indonesia merupakan
sata-satunya negara diwilayah Asia Pasifik yang belum menandatangani Kerangka
Konvensi WHO tentang Pengendalian Tembakau. (WHO, 2011).
Kebiasaan merokok pada kaum remaja sangat terkait dengan pergaulannya,
pada umumnya ingin sekali diterima oleh kelompok seusia dan tidak ingin merasa
kurang cocok. Beberapa alasan yang diberikan adalah merokok dianggap bergaya,
dari gambar-gambar bintang pop dan film. Selain itu, orang dewasa yang
melambangkan ‘otoritas’ sehingga remaja menganggap bahwa merokok
merupakan cara untuk mengungkapkan penentangan dan kemandirian. Alasan lain
mengapa remaja merokok adalah adanya pendapat bahwa merokok menimbulkan
rasa santai dan merupakan cara untuk mengatasi stres (Rika, 2010). Pengetahuan
juga bisa mempengaruhi perilaku merokok. Pengetahuan tentang merokok
merupakan sejauhmana seseorang mampu mengetahui dan memahami tentang
merokok. Pengetahuan yang baik tentang merokok terhadap kesehatan akan
berbeda perilaku merokoknya dibanding mareka yang berpengetahuan kurang
(Dinkes DIY, 2010)
Kami menyadari bahwa informasi tentang bahya rokok bagi kesehatan
sangat penting untuk di ketahui oleh masyarakat luas, khususnya para pelajar. Hal
ini yang mendorong kami untuk menyusun makalah ini tentang Bahaya Merokok
Dikalangan Remaja. Kami berharap, dengan mengetahui informasi ini para pelajar
dapat mengurungkan niatnya untuk mengonsumsi rokok, atau bahkan berhenti
merokok.

II. Tujuan
a. Tujuan Intrusional Umum (TIU)
Setelah di lakukan penyuluhan diharapkan remaja mampu mengetahui
dampak buruk dari merokok.
b. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dapat :
1) Menjelaskan tentang pengertian rokok
2) Menjelaskan tentang kandungan rokok
3) Menjelaskan tentang bahaya atau akibat merokok
4) Menjelaskan tentang cara berhenti merokok
5) Menjelaskan macam-macam perokok

III. Sasaran
Remaja RW 2 Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak Kota Surabaya

IV. Metode Penyuluhan


a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab

V. Media
a. Leaflet
b. LCD
c. Laptop

VI. Materi Penyuluhan


(terlampir)

VII. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1 5 Menit Pembukaan :
a. Memberi Salam Menjawab salam
b. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
Memperhatikan
c. Menyebutkan materi atau pokok
pembahasan yang akan disampaikan
2 10 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
- Menjelaskan tentang pengertian
rokok
- Menjelaskan tentang kandungan
rokok
- Menjelaskan tentang bahaya atau
akibat merokok
- Menjelaskan tentang cara berhenti
merokok
- Menjelaskan macam-macam
perokok

3 10 Menit Evaluasi :
a. Memberikan kesempatan kepada Merespon dan bertanya
peserta untuk bertanya
Merespon dan menjawab
b. Memberikan kesempatan kepada
pertanyaan
peserta untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan .
4 5 Menit Penutup :
a. Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
disampaikan
b. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan pada penyuluh
c. Menyampaikan maaf apabila dalam
menyampaikan penyuluhan ada Menjawab salam
kesalahan.
d. Mengucapkan salam penutup.
VIII. Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta

: Penyaji

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Dokumentasi

IX. Pengorganisasian
a. Moderator : Jasinta Firda P, S.Kep
b. Penyaji : Yulia Damayanti, S.Kep
c. Observer : Febri Ika S, S.Kep
d. Fasilitator : Tiyanti Ramadhana A, S.Kep
Berianata Ayu P, S.Kep
e. Dokumentasi : Amanda Ayu W, S.Kep
f. Pembimbing :1. Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes
2. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kom

X. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Media dan alat memadai
b. Tempat sesuai dengan kegiatan
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyelenggaraan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
b. Peserta mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif dan
kooperatif
c. Peserta menayakan hal-hal yang kurang jelas
d. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat Menjelaskan tentang pengertian rokok
b. Peserta dapat menjelaskan tentang kandungan rokok
c. Peserta dapat menjelaskan tentang bahaya atau akibat merokok
d. Peserta dapat menjelaskan tentang cara berhenti merokok
e. Peserta dapat menjelaskan macam-macam perokok
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120
mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya
dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang
dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir,
bungkusan-bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari
merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung (walapun pada
kenyataanya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

B. Kandungan Merokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih dari 4000
bahan kimia beracun yang membahayakan dan bisa membawa maut. Diantara
kandungan asap rokok terdapat bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan yang
digunakan dalam cat (acetone), pencuci lantai (ammonia), ubat gegat (naphthalene),
racun serangga (DDT), racun anai-anai (arsenic), gas beracun, hydrogen, sianida.
Termasuk bahan kimia beracun, diantaranya:

1. Nikotin
Zat ini mengandung candu bisa menyebabkan seseorang ketagihan untuk
terus menghisap rokok. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Menyebabkan kecanduan / ketergantungan.
b. Merusak jaringan otak.
c. Menyebabkan darah cepat membeku.
d. Mengeraskan dinding arteri.

2. Tar
Bahan dasar pembuatan aspal yang dapat menempel pada paru-paru dan bisa
menimbulkan iritasi bahkan kanker. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Membunuh sel dalam saluran darah.
b. Meningkatkan produksi lendir diparu-paru.
c. Menyebabkan kanker paru-paru.
3. Karbon Monoksida
Gas yang bisa menimbulkan penyakit jantung karena gas ini bisa mengikat
oksigen dalam tubuh. Pengaruh bagi tubuh manusia :
a. Mengikat hemoglobin, sehingga tubuh kekurangan oksigen.
b. Menghalangi transportasi dalam darah.
4. Zat Karsinogen
Pengaruh bagi tubuh manusia adalah memicu pertumbuhan sel kanker dalam
tubuh.
5. Zat Iritan
Pengaruh bagi tubuh manusia adalah mengotori saluran udara dan kantung
udara dalam paru-paru serta menyebabkan batuk.

C. Bahaya atau akibat dari merokok


1. Kanker Paru
Diketahui sekitar 90% kasus kanker paru diakibatkan oleh rokok.
Hal ini karena asap rokok akan masuk secara inhalasi ke dalam paru-paru.
Zat dari asap rokok ini akan merangsang sel di paru-paru menjadi tumbuh
abnormal. Diperkirakan 1 dari 10 perokok sedang dan 1 dari 5 perokok
berat akan meninggal akibat kanker paru.
2. Kandung Kemih
Kanker kandung kemih terjadi pada sekitar 40 persen perokok.
Studi menemukan kadar tinggi dari senyawa 2-naphthylamine dalam
rokok menjadi karsinogen yang mengarah pada kanker kandung kemih.
3. Kanker Payudara
Perempuan yang merokok lebih berisiko mengembangkan kanker
payudara. Hasil studi menunjukkan perempuan yang mulai merokok pada
usia 20 tahun dan 5 tahun sebelum ia hamil pertama kali berisiko lebih besar
terkena kanker payudara.
4. Kanker Serviks
Sekitar 30 persen kematian akibat kanker serviks disebabkan oleh
merokok. Hal ini karena perempuan yang merokok lebih rentan terkena
infeksi oleh virus menular seksual.
5. Kanker Kerongkongan
Studi menemukan bahwa asap rokok merusak DNA dari sel-sel
esofagus sehingga menyebabkan kanker kerongkongan. Sekitar 80 persen
kasus kanker esofagus telah dikaitkan dengan merokok.
6. Kanker Pencernaan
Meskipun asap rokok masuk ke dalam paru-paru, tapi ada beberapa
asap yang tertelan sehingga meningkatkan risiko kanker gastrointestinal
(pencernaan).
7. Kanker Ginjal
Ketika seseorang merokok, maka asap yang mengandung nikotin
dan tembakau akan masuk ke dalam tubuh. Nikotin bersama dengan bahan
kimia berbahaya lainnya seperti karbonmonoksida dan tar menyebabkan
perubahan denyut jantung, pernapasan sirkulasi dan tekanan darah.
Karsinogen yang disaring keluar dari tubuh melalui ginjal juga mengubah
sel DNA dan merusak sel-sel ginjal. Perubahan ini mempengaruhi fungsi
ginjal dan memicu kanker.
8. Kanker Mulut
Tembakau adalah penyebab utama kanker mulut. Diketahui perokok
6 kali lebih besar mengalami kanker mulut dibandingkan dengan orang yang
tidak merokok, dan orang yang merokok tembakau tanpa asap berisiko 50
kali lipat lebih besar.
9. Kanker Tenggorokan
Asap rokok yang terhirup sebelum masuk ke paru-paru akan
melewati tenggorokan, karenanya kanker ini akan berkaitan dengan rokok.
10. Serangan Jantung
Nikotin dalam asap rokok menyebabkan jantung bekerja lebih cepat
dan meningkatkan tekanan darah. Sedangkan karbon monoksida mengambil
oksigen dalam darah lebih banyak yang membuat jantung memompa darah
lebih banyak. Jika jantung bekerja terlalu keras ditambah tekanan darah
tinggi, maka bisa menyebabkan serangan jantung.
11. Penyakit Jantung Koroner (PJK)
Sebagian besar penyakit jantung koroner disebabkan oleh rokok dan
akan memburuk jika memiliki penyakit lain seperti diabetes melitus.
12. Aterosklerosis
Nikotin dalam asap rokok bisa mempercepat penyumbatan arteri
yang bisa disebabkan oleh penumpukan lemak. Hal ini akan menimbulkan
terjadinya jaringan parut dan penebalan arteri yang menyebabkan
arterosklerosis.
13. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Kondisi ini menyebabkan aliran darah terhalangi sehingga membuat
seseorang sulit bernapas, dan sekitar 80 persen kasus PPOK disebabkan oleh
rokok. Kondisi ini bisa menyebabkan terjadinya emfisema (sesak napas
akibat kerusakan pada kantung udara atau alveoli) dan bronkitis kronis
(batuk dengan banyak lendir yang terjadi terus menerus selama 3 bulan).
14. Impotensi
Bagi laki-laki berusia 30-an dan 40-an tahun, maka merokok bisa
meningkatkan risiko disfungsi ereksi sekitar 50 persen. Hal ini karena
merokok bisa merusak pembuluh darah, nikotin mempersempit arteri
sehingga mengurangi aliran darah dan tekanan darah ke penis. Jika
seseorang sudah mengalami impotensi, maka bisa menjadi peringatan dini
bahwa rokok sudah merusak daerah lain di tubuh.
15. Gangguan medis lainnya
Beberapa gangguan medis juga bisa disebabkan oleh rokok seperti
tekanan darah tinggi (hipertensi), gangguan kesuburan, memperburuk asma
dan radang saluran napas, berisiko lebih tinggi mengalami degenerasi
makula (hilangnya penglihatan secara bertahap), katarak, menjadi lebih
sering sakit-sakitan, menimbulkan noda di gigi dam gusi, mengembangkan
sariawan di usus serta merusak penampilan.
D. Cara Berhenti Merokok

1. Niat yang sungguh-sungguh untuk berhenti merokok.


2. Belajar membenci rokok.
3. Bergaulah dengan orang yang tidak merokok.
4. Sering-sering pergi ke tempat yang ruangannya ber-AC.
5. Pindahkan semua barang-barang yang berhubungan dengan rokok.
6. Jika ingin merokok, tundalah 10 menit lagi.
7. Beritahu teman dan orang terdekat kalau kita ingin berhenti merokok.
8. Kurangi merokok sedikit demi sedikit.
9. Hilangkan kebiasaan bengong atau menunggu.
10. Sering-seringlah pergi ke rumah sakit, agar tahu pentingnya kesehatan.
11. Cari pengganti rokok, misalnya permen dan lain – lain.
12. Coba dan coba lagi jika masih gagal.

E. Macam Macam Perokok


Macam perokok dibagi menjadi dua yaitu:
1. Perokok aktif :
Perokok yang menghirup langsung asap rokok yang dinyalakan
atau perokok yang terpapar langsung oleh zat yang ada pada rokok
2. Perokok pasif:
Perokok yang menghirup asap rokok dari perokok aktif sehingga
perokok pasif menghirup sisa-sisa zat berbahaya sisa-sisa rokok yang
dinyalakan
DAFTAR PUSTAKA
http://ebookbrowse.com/bahaya-merokok-pdf-d280773325.2011.Kamis, 29
Desember 2012.Jam 20.46.
http://Benywahyudi77files.wordpress.com, 10 Oktober 2018. Jam 18.15.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

NO NAMA PESERTA ALAMAT TANDA


TANGAN
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NAPZA PADA REMAJA


DI WILAYAH RW 02 KELURAHAN KENJERAN
KECAMATAN BULAK SURABAYA

Oleh :
7. Amanda Ayu Widyani, S.Kep (1830007)
8. Berianata Ayu Pamungkas, S.Kep (1830023)
9. Febri Ika Safitri, S.Kep (1830042)
10. Jasinta Firda Pertiwi, S.Kep (1830050)
11. Tiyanti Ramadhana A, S.Kep (1830098)
12. Yulia Damayanti, S.Kep (1830106)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH
SURABAYA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN

PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG NAPZA PADA REMAJA


DI WILAYAH RW 02 KELURAHAN KENJERAN
KECAMATAN BULAK SURABAYA

Surabaya, 28 Oktober 2018

Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Institusi

........................................................... ...............................................................................
(Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes) (Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kom)
SATUAN ACARA PELAKSANAAN KEGIATAN
PENYULUHAN KESEHATAN MAHASISWA
PROFESI NERS STIKES HANG TUAH SURABAYA
TENTANG NAPZA

Pokok Bahasan : NAPZA

Sub Pokok Bahasan : Macam-macam Napza dan Bahaya Napza

Sasaran : Remaja di RW 02 Kelurahan kenjeran Kecematan Bulak

Waktu : 30 Menit

Tanggal : 28 Oktober 2018

Tempat : Balai RW 02 Kelurahan kenjeran Kecematan Bulak

X. Latar Belakang

Dewasa ini kasus psikososial baik yang disadari dan yang tidak disadari
semakin hari kian meningkat. Masalah penggunaan Napza merupakan salah satu
kontributor utama terhadap beban penyakit global yang berupa disabilitas dan
mortalitas (Tahlil et al., 2017). Narkotika adalah zat-zat (obat) baik dari alam atau
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau
pembiusan. Efek narkotika disamping membius dan menurunkan kesadaran adalah
mengakibatkan daya khayal/halusinasi (ganja), serta menimbulkan daya
rangsang/stimulant (cocaine). Narkotika tersebut dapat menimbulkan
ketergantungan (depence). Narkotika yang dibuat dari alam yang kita kenal adalah
candu (opium),ganja dan cocaine (Firdha, 2016).
Berdasarkan data statistik sepanjang tahun 2015 BNN telah mengungkap
sebanyak 102 kasus Narkotika dan TPPU yang merupakan sindikat jaringan
nasional dan internasional, dimana sebanyak 82 kasus telah P21. Kasus-kasus yang
telah diungkap tersebut melibatkan 202 tersangka yang terdiri dari 174 WNI dan 28
WNA. Berdasarkan seluruh kasus Narkotika yang telah diungkap, BNN telah
menyita barang bukti sejumlah 1.780.272,364 gram sabukristal; 1.200 mililiter sabu
cair; 1.100.141,57 gram ganja; 26 biji ganja; 95,86 canna chocolate; 303,2 gram
happy cookies; 14,94 gram hashish; 606.132 butir ekstasi; serta cairan prekursor
sebanyak 32.253 mililiter dan 14,8 gram. Sedangkan dalam kasus TPPU total asset
yang berhasil disita oleh BNN senilai Rp 85.109.308.33 (Firdha, 2016). Pada
Sekitar 72% anak sekolah menengah ke atas dilaporkan pernah mencoba alkohol,
meskipun hanya 55% yang mengaku pernah mabuk. Sebagian remaja yang
mencoba-coba untuk minum alkohol bisa berkembang menjadi penyalahguna atau
ketergantungan (Elkindi, 2016).
Pada awalnya, seseorang akan melakukan coba-coba karena adanya
dorongan rasa penasaran dalam dirinya sendiri. Remaja cenderung menjadi sasaran
utama para pengedar obat/zat adiktif, karena sifat remaja yang dinamis, energik,
dan cenderung menempuh hidup beresiko, mudah dimanfaatkan oleh pengedar
obat/zat adiktif untuk menjerumuskan seorang remaja ke perbuatan negatif. Pada
umumnya, remaja sekarang ini lebih cenderung mengikuti atau membentuk
(kelompok) untuk menunjukan popularitas, membuat kegaduhan atau tawuran, dan
mencoba untuk mengkonsumsi obat- obatan guna untuk menenangkan pikiran.
(Elkindi, 2016).
Untuk persoalan penyalahgunaan NAPZA ini memang harus
ditindaklanjuti, baik secara hukum ataupun memberikan rehabilitasi kepada
penyalahguna NAPZA (Firdha, 2016). Melihat kondisi permasalahan yang terjadi
saat ini terkait permasalahan narkoba, pemerintah mulai melakukan tindakan untuk
mencegah peredaran dan pemakaian narkoba. Pemerintah terus meningkatkan
upayanya dalam rangka memberantas peredaran gelap dan penyalahgunaan
narkoba secara konsisten. Berbagai upaya telah dilakukan dari yang sifatnya
pencegahan, penegakan hukum maupun terapi dan rehabilitasi terhadap korban
serta upaya lainnya, seperti pelatihan untuk para penegak hukum (Elkindi, 2016).

XI. Tujuan
c. Tujuan Intrusional Umum (TIU)
Setelah di lakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu mengetahui
dampak penggunaan NAPZA.
d. Tujuan Intruksional Khusus (TIK)
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan pasien dapat :
6) Menjelaskan tentang pengertian NAPZA
7) Menjelaskan tentang jenis-jenis NAPZA
8) Menjelaskan tentang penyebab penyalagunaan NAPZA
9) Menjelaskan tentang Dampak Penyalahgunaan NAPZA
10) Menjelaskan tentang Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan NAPZA

XII. Sasaran
Remaja di Wilayah RW 02 Kelurahan Kenjeran Kecamatan Bulak

XIII. Metode Penyuluhan


d. Ceramah
e. Diskusi
f. Tanya jawab

XIV. Media
d. Leaflet

XV. Materi Penyuluhan


(terlampir)

XVI. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Klien


1 5 Menit Pembukaan :
d. Memberi Salam Menjawab salam
e. Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan
Memperhatikan
f. Menyebutkan materi atau pokok
pembahasan yang akan disampaikan
2 10 Menit Pelaksanaan :
Menjelaskan materi penyuluhan secara Menyimak dan
berurutan dan teratur. Memperhatikan
Materi :
- Menjelaskan pengertian NAPZA
- Menjelaskan tentang jenis-jenis NAPZA
- Menjelaskan tentang penyebab
penyalagunaan NAPZA
- Menjelaskan tentang Dampak
Penyalahgunaan NAPZA
- Menjelaskan tentang Upaya
Penanggulangan Penyalahgunaan
NAPZA

3 10 Menit Evaluasi :
c. Memberikan kesempatan kepada Merespon dan bertanya
peserta untuk bertanya
Merespon dan menjawab
d. Memberikan kesempatan kepada
pertanyaan
peserta untuk menjawab pertanyaan
yang dilontarkan .
4 5 Menit Penutup :
e. Menyimpulkan materi yang telah Menyimak
disampaikan
f. Menyampaikan terimakasih atas
perhatian dan waktu yang telah
diberikan pada penyuluh
g. Menyampaikan maaf apabila dalam
menyampaikan penyuluhan ada Menjawab salam
kesalahan.
h. Mengucapkan salam penutup.
XVII. Setting Tempat

Keterangan :

: Peserta

: Penyaji

: Moderator

: Fasilitator

: Observer

: Dokumentasi

XVIII. Pengorganisasian
g. Moderator : Jasinta Firda P, S.Kep
h. Penyaji : Petugas BNN (Badan Narkotika Nasiona)
i. Observer : 1. Febri Ika S, S.Kep
2. Tiyanti Ramadhana , S.Kep
j. Fasilitator : 1. Berianata Ayu Pamungkas, S.Kep
2. Amanda Ayu W, S.Kep
k. Dokumentasi : Yulia Damayanti, S.Kep
l. Pembimbing : 1. Lela Nurlela, S.Kep., M.Kes
2. Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kom

X. Kriteria Evaluasi
e. Evaluasi Struktural
a. Media dan alat memadai
b. Tempat sesuai dengan kegiatan
f. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyelenggaraan dilakukan sesuai dengan waktu yang
direncanakan
b. Peseta mengikuti kegiatan penyuluhan dengan aktif dan kooperatif
c. Peserta menayakan hal-hal yangbkurang jelas
d. Peserta menjawab pertanyaan yang diajukan
g. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menjelaskan pengertian NAPZA
b. Peserta dapat menjelaskan tentang jenis-jenis NAPZA
c. Peserta dapat menjelaskan tentan penyebab penyalagunaan
NAPZA
d. Peserta dapat menjelaskan tentang dampak penyalahgunaan
NAPZA
e. Peserta dapat menjelaskan tentang upaya penanggulangan
penyalahgunaan NAPZA
MATERI PENYULUHAN

1. PENGERTIAN NAPZA (Narkoba, Psikotropika, Zat Adiktif)


Narkoba adalah narkotik dan obat-obataan berbahaya yang disebut juga
Napza (Narkotik, Alkohol dan Zat Aktif).
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Menurut kepmenkes RI No. 996/MENKES/SK/VIII/2002, psikotropika
adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku
NAPZA (Narkoba, Psikotropika dan zat adiktif) adalah bahan/zat/obat yang
bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/
susunan saraf pusat, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis
dan fungsi sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan dan ketergangtungan.

2. JENIS – JENIS DAN PENGGOLONGAN NAPZA


a. Jenis – jenis NAPZA
1) Narkotika
Perkataan narkotika berasal dari perkataan Yunani “narke” yang
berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Pengertian yang paling
umum dari narkotika adalah zat-zat (obat) baik dari alam atau sintetis
maupun semi sintetis yang dapat menimbulkan ketidaksadaran atau
pembiusan (Firdha, 2016).
2) Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintetis
bukan narkotika, yamg berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika merupakan zat atau obat bukan
narkotika, baik alamiah maupun sintesis, yang memiliki khasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas normal dan perilaku (Firdha, 2016).
3) Zat Adiktif
Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organism hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta
menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan
berefek ingin menggunakan secara terus menerus yang jika dihentikan
dapat member efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang
bukan narkotika dan psikotropika tetapi menimbulkan ketagihan (Firdha,
2016).
b. Penggolongan NAPZA
Karena bahaya ketergangtungan, penggunaan, dan peredaran narkoba
diatur dalam undang-undang yaitu undang-undang No. 22 tahun 1997
tentang narkoba, undang-undang No. 5 tahun 1997 tentan psikotropika.
Penggolongan jenis-jenis narkoba didasarkan pada peraturan perundang-
undangan adalah sebagai berikut :
1) Narkotika
Dalam pasal Undang-undang No.35 tahun 2009, narkotika
dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yaitu:
(a) Narkotika Golongan I : berpotensi sangat tinggi menyebabkan
ketergantungan, tidak digunakan untuk terapi (pengobatan),
contoh : heroin, kokain dan ganja. (Firdha, 2016).
(b) Narkotika golongan II : berpotensi tinggi menyebabkan
ketergantungan, digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir.
Contoh : morfin, petidin dan metadon. (Firdha, 2016).
(c) Narkotika golongan III berpotensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh :
kodein. (Firdha, 2016).
2) Psikotropika
Menurut undang-undang no. 5 tahun 1997 psikotropika dibagi
menurut potensi yang dapat menyebabkan ketergantungan antara lain:
(a) Psikotropika Golongan I : amat kuat menyebabkan
ketergantungan dan tidak digunakan dalam terapi. Contoh :
MDMA (ekstasi). (Firdha, 2016)
(b) Psikotropika Golongan II : sangat kuat menyebabkan
ketergantungan, digunakan terbatas pada terapi. Contoh :
amfetamin, metamfetamin (sabu), fensiklidin dan ritalin. (Firdha,
2016)
(c) Psikotropika Golongan III : potensi sedang menyebabkan
ketergantungan, banyak digunakan dalam terapi. Contoh :
pentobarbital dan flunitrazepam. (Firdha, 2016)
(d) Psikotropika Golongan IV : potensi ringan menyebabkan
ketergantungan dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh :
diazepam, klobazan, fenobarbital, klorazepam, klordiazepoxide
dan nitrazepam(nipam, pil KB/koplo). (Firdha, 2016).
3) Zat psiko-aktif lain
Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan tentang
narkotika dan psikotropika, yang sering disalah gunakan adalah :
(a) Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras.
(b) Inhalasia/sovel, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang
terdapat pada berbagai keperluan pabrik, kantor dan rumah
tangga.
(c) Nikotin yang terdapat pada tembakau
(d) Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit
kepala tertentu.
Penggolongan narkotika, psikotropika dan zat adiktik lainnya
menurut WHO didasarkan atas pengaruhnya terhadap tubuh manusia
antara lain :
(a) Opioda : mengurangi rasa nyeri dan menyebabkan mengantuk
atau turunnya kesadaran.
(b) Ganja : menyebabkan perasaan riang, meningkatkan daya
khayal, dan perubahan perasaan waktu.
(c) Kokain dan daun koka, tergolong stimulansia (meningkatkan
aktivitas otak/fungsi organ tubuh lain).
(d) Golongan amfetamin, tergolong stimulansia. Contoh : ekstasi,
sabu.
(e) Alohol yang terdapat pada minuman keras
(f) Halusinogen : memberikan halusinasi (khayal).
(g) Sedativa dan hipnotika (obat penenang/obat tidur, seperti pil
KB).
(h) Nikotin, terdapat pada tembakau.
(i) Kafein : terdapat dalam kopi, berbagai jenis obat penghilangan
rasa sakit atau nyeri, dan minuman kola (termasuk stimulasi)

3. Penyebab Penyelagunaan NAPZA


Ada beberapa kepribadian remaja ataupun orang dewasa yang menjadi
penyebab dalam penyalagunaan narkoba yaitu:
a. Kurang percaya diri
Karena kurang mengenal diri sendiri, seorang tidak menyadari
potensi dirinya dan sering menganggap dirinya banyak kekurangan.
Akibat terobsesi untuk mengangkat dirinya setara dengan orang lain, ia
mudah terpengaruh memilih jalan keluar yang menjanjikan hasil seketika
walaupun tindakan tersebut bukan pilihan yang terbaik dan benar.
b. Harga diri rendah
Hal ini dapat diartikan bahwa seseorang merasa dirinya tidak
berharga dan tidak memiliki sesuatu yang dapat dibanggakan sering kali
yang bersangkutan merasa bahwa dirinya tidak dianggap dan
disepelehkan. Hal tersebut merupakan beban psikologis yang cukup berat,
keterbatasan keterampilan dalam menghadapinya sehingga
mengakibatkan seseorang tidak mampu melaksanakan perbaikan diri serta
cenderung lari dari kenyataan.
c. Kurang terampil dalam mengambil keputusan
Adanya kebiasaan sebelumnya bahwa setiap keputusan dalam hidup
ditentukan oleh orang lain, maka individu yang bersangkutan tidak
terbiasa dalam proses membuat keputusan dengan tepat. Seseorang
menjadi tidak mampu membedakan antara keinginan dan kebutuhan,
membuat urutan prioritas serta mengantisipasi dampak dari tindakanya
terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
d. Kurang terampil memecahkan masalah
Dalam kehidupan manusia selalu menghadapi bermacam-macam
masalah. Bagi seseorang yang tidak selalu dibandu oleh orang lain untuk
mencari jalan kelaur menghadapi masalah, mengakibatkan yang
bersangkutan kurang memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah.
Biasanya ia akan menyangkal adanya masalah atau meremehkannya atau
memecahkannya dengan cara yang kurang matang.
e. Sulit mengendalikan keinginan
Dalam hal ini bila mempunyai suatu keinginan, seseorang yang
berkepribadian rentan jelas mempunyai kelemahan dalam mengendalikan
keinginan. Akibatnya ia cenderung bertindak implusif, atau bisa dikatakan
cenderung melakukan suatu perbuatan tanpa berpikir atau membuat
pertimbangan yang rasional.
f. Kurang asertif dan terbuka
Kerentanan seseorang terhadap narkoba berkaitan erat dengan
kemampuan seseorang bersikap terbuka. Seseorang yang kurang mampu
untuk mengungkapkan emosi, ketidakpuasan, kekecewaan, kejengkelan
dan sebagimana ternyata lebih rentan
g. Sulit menerima kekecewaan
Seseorang yang terbiasa dengan gaya hidup dimana setiap
keinginannya dipenuhi akan sulit menghadapi kekecewaan dan
kemarahannya bila suatu keinginan tidak terpenuhi, dapat melakukan
perbuatan yang merusak diri sendiri dan orang lain jika permintaannya
tidak dituruti.
h. Kondisi emosi yang labil
Kondisi emosi yang lebih menyebabkan seseorang sering
mengalami perubahan emosi yang mendadak dan tanpa penyebab yang
jelas. Kondisi tersebut mencetuskan rasa yang tidak nyaman dalam dirinya
karena harapan sering tidak cocok dengan kemauannya. Perbuatan
mengkonsumi narkoba dianggap lebis bisa memberikan ketenangan pada
dirinya.

4. Dampak Penyalahgunaan NAPZA


Dampak dari obat-obatan sangat beragam dan bergantung pada beberapa
faktor, yaitu usia, jenis zat yang digunakan, cara menggunakan, dan lama
penggunaan. Dampak obat-obatan beragam karena zat yang terkandung di dalam
setiap obat atau narkoba juga berbeda, dan masinng-masinng zat tersebut memiliki
efek dan dampaknya masing-masing terhadap bagian atau organ tubuh serta
susunan syaraf kita. Adiksi terhadap narkoba berdampak tidak hanya pada aspek
fisik dan mental seseorang, tetapi juga pada keadaan emosional dan spiritual yang
bersangkutan (Elkindi, 2016). Adapun beberapa dampak yang di peroleh dari
penyalahgunaan obat, sebagai berikut :
a. Dampak terhadap Fisik
Pemakaian narkoba dapat mengalami kerusakan organ tubuh dan
menjadi sakit sebagai akibat langsung adanya narkoba dalam darah, misalnya
kerusakan paru-paru, ginjal, hati, otak, jantung, usus, dan sebagainya.
Kerusakan jaringan pada organ tubuh akan merusak fungsi organ tubuh
tersebut sehingga berbagai penyakit timbul. Pemakai narkoba juga dapat
terkena penyakit infeksi, seperti hepatitis, HIV/AIDS, sifilis, dan sebagainya.
Kuman atau virus masuk ke tubuh pemakai karena cara pemakaian narkoba
(Elkindi, 2016).
Dampak Fisik, Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti:
kejang- kejang, halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi,
gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti: infeksi
akut otot jantung, gangguan peredaran darah, gangguan pada kulit
(dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi, eksim, gangguan pada paru-
paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas,
pengerasan jaringan paru-paru. Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah,
murus-murus, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati dan sulit tidur.
Selanjutnya berdampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan
padaendokrin, seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen,
progesteron, testosteron), serta gangguan fungsi seksual, juga berdampak
terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antara lain perubahan
periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, dan amenorhoe (tidak haid)
(Firdha, 2016).
Bagi pengguna narkotika melalui jarum suntik, khususnya pemakaian
jarum suntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit seperti
hepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya.
Penyalahgunaan narkotika bisa berakibat fatal ketika terjadi Over Dosis yaitu
konsumsi narkotika melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over
dosis bisa menyebabkan kematian (Firdha, 2016).
b. Dampak Terhadap Mental dan Moral
Pemakai narkoba berubah menjadi tertutup karena malu akan dirinya,
takut mati, atau takut perbuatannya diketahui. Karena menyadari buruknya
perbuatan yang di lakukan, pemakai narkoba berubah menjadi pemalu, rendah
diri, dan sering merasa sebagai pecundang, tidak berguna, dan menganggap
dirinya sebagai sampah masyarakat. Sebagai akibat dari adanya sifat jahat
narkoba yang khas, pemakai narkoba berubah menjadi orang yang egois,
eksklusif, paranoid (selalu curiga dan bermusuhan), jahat (psikosis), bahkan
tidak peduli terhadap orang lain (asosial). (Elkindi, 2016).
c. Dampak Terhadap Keluarga dan Masyarakat
Jika dari sudut pandang masalah psikologi, yaitu gangguan
keharmonisan rumah tangga karena munculnya rasa malu pada diri ayah, ibu,
dan saudara- saudaranya kepada tetangga dan masyarakat. Masalah ekonomi
atau keuangan yaitu banyak uang terbuang untuk berobat dalam jangka waktu
lama. Banyak uang dan barang yang hilang karena dicuri atau dijual oleh
pemakai untuk membeli narkoba. Kemudian masalah kekerasan dan
kriminalitas, yaitu munculnya kekerasan dalam keluarga: perkelahian,
pemaksaan, penganiayaan, bahkan pembunuhan sesama anggota keluarga.
Kejahatan seperti itu dapat menyebar ke tetangga, lalu ke masyarakat luas.
Dimulai dari masalah narkoba hingga akhirnya dapat memicu masalah-
masalah lain yang lebih luas dan berbahaya, seperti kriminalitas,
prostitusi,korupsi, kolusi, nepotisme, dan lain lain (Elkindi, 2016).
d. Dampak Emosional
Adiksi terhadap narkoba membuat seseorang kehilangan kendali
terhadap emosinya. Seorang pecandu seringkali bertindak secara impuls,
mengikuti dorongan emosi apapun yang muncul dalam dirinya.Perubahan yang
muncul ini bukan perubahan ringan, karena pecandu adalah orang-orang yang
memiliki perasaan dan emosi yang sangat mendalam.Para pecandu seringkali
diselimuti oleh perasaan bersalah, perasaan tidak berguna, dan depresi
mendalam yang seringkali membuatnya berpikir untuk melakukan tindakan
bunuh diri (Elkindi, 2016).
e. Dampak Spiritual
Secara spiritual, narkoba adalah pusat hidupnya dan bisa dikatakan
menggantikan posisi Tuhan. Tidak menganggap Tuhan itu ada, jadi lebih
memilih untuk berbuat yang dilarang oleh tuhan daripada harus mengikuti
ajaran Tuhan, karena narkotika dapat memberikan efek yang sangat cepat di
bandingkan dengan beribadah kepada tuhan (Elkindi, 2016).

Akibat-akibat Narkoba Terhadap Individu, Narkoba yang disalahgunakan


dapat membawa efek-efek terhadap tubuh si pemakai sebagai berikut:
1) Euphoria: ialah suatu persaan riang gembira (well being) yang dapat
ditimbulkan oleh narkoba yang abnormal dan tidak sepadan atau tidak
sesuai dengan keadaan jasmani atau rohani si pemakai yang sebenarnya
(Firdha, 2016).
2) Delirium: yaitu menurunnya kesadaran mental si pemakai disertai
kegelisahan yang agak hebat yang terjadi secara mendadak, yang dapat
menyebabkan gangguan coordinator otot-otot gerak motorik (mal
coordinator) (Firdha, 2016).
3) Halusinasi: yaitu suatu kesalahan persepsi panca indera, sehingga apa yang
dilihat, apa yang didengar tidak seperti kenyataan sesungguhnya (Firdha,
2016).
4) Weakness: yaitu suatu kelemahan jasmani atau rohani atau keduanya yang
terjadi akibat ketergantungan dan kecanduan narkoba (Firdha, 2016).
5) Drowsiness: yaitu kesadaran yang menurun, atau keadaan antara sadar dan
tidak sadar, seperti keadaan setengan tidur disertai fikiran yang sangat kacau
dan kusut (Firdha, 2016).
6) Collapse: yaitu keadaan pingsan dan jika si pemakai over dosis, dapat
mengakibatkan kematian (Firdha, 2016).

5. Upaya Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba


Adanya penyalahgunaan yang semakin marak di setiap wilayah ini
menjadikan pemerintah lebih memperhatikan keadaan warganya sehingga di
bentuklah beberapa upaya penanggulangan napza. Lima bentuk penanggulangan
masalah narkoba, yaitu :
a. Promotif
Promotif merupakan program pembinaan. Program ini di tujukan kepada
masyarakat yang belum memakai narkoba, atau bahkan belum mengenal narkoba.
Prinsipsinya adalah dengan meningkatkan peranan atau kegiatan agar kelompok ini
secara nyata lebih sejahtera (Elkindi, 2016).
b. Preventif
Preventif disebut juga program pencegahan. Program ini ditujukan kepada
masyarakat sehat yang belum mengenal narkoba agar mengetahui seluk beluk
narkoba sehingga tidak tertarik untuk menyalahgunakannya.Bentuk kegiatan
pencegahan dapat berupa (1) kampanye anti penyalahgunaan narkoba, (2)
penyuluhan seluk beluk narkoba, (3) pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya /
peer group, (4) upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan distribusi
narkoba di masyarakat (Elkindi, 2016).
c. Kuratif
Kuratif disebut juga program pengobatan. Program kuratif ini ditujukan
kepada pemakai narkoba.Tujuannya adalah mengobati ketergantungan dan
menyembuhkan penyakit sebagai akibat dari pemakaian narkoba, sekaligus
menghentikan pemakaian narkoba. Pemakaian narkoba sering diikuti oleh
masuknya penyakit-penyakit berbahaya serta gangguan mental dan moral,
pengobatannya harus dilakukan oleh dokter yang mempelajari narkoba secara
khusus (Elkindi, 2016).
d. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah upaya pemulihan kesehatan jiwa dan raga yang
ditujukan kepada pemakai narkoba yang sudah menjalani program kuratif.
Tujuannya agar pemakai tidak menggunakan kembali narkoba dan bebas dari
penyakit ikutan yang disebabkan oleh bekas pemakaian narkoba (Elkindi, 2016).
e. Represif
Program represif adalah program penindakan terhadap produsen, bandar,
pengedar, dan pemakai berdasarkan hukum. Program ini merupakan program
instansi pemerintah yang berkewajiban mengawasi dan mengendalikan produksi
maupun distribusi semua zat yang tergolong narkoba. Selain mengendalikan
produksi dan distribusi, program represif berupa penindakan juga dilakukan
terhadap pemakai sebagai pelanggar undang-undang tentang narkoba (Elkindi,
2016).
DAFTAR PUSTAKA
Elkindi, H. M. (2016). Faktor Penyebab dan Dampak Penyalahgunaan Narkoba.
BNN-RI. 2009. Advokasi Pencegahan Pelayanan Narkoba. Jakarta : Departemen
sosial Ri
e-Journal.uajy.ac.id
Firdha, R. (2016). Rehabilitasi Sosial Untuk Penyalahgunaan NAPZA Yayasan
Karya Peduli Kita Tangerang Selatan.
Tahlil, T., Hasballah, K., Keperawatan, M., Pascasarjana, P., Kuala, U. S., Aceh,
B., … Aceh, B. (2017). Analisis Penyalahgunaan Napza Dengan Pendekatan
Health Belief Model Analysis of Drug Abuses Using The Health Belief Model
Approcah Latar Belakang United Nations Office on Drugs and Crime
pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak telah menyediakan fasilitas
rehabilitasi untuk.
DAFTAR HADIR PENYULUHAN

NO NAMA PESERTA ALAMAT TANDA


TANGAN

Anda mungkin juga menyukai