OLEH :
TIM A
1. SYIFA FAUZIAH
2. SELVY ORLINE
3. FUJI TRI HASTUTI
4. NOVELA GUSTI ANGGRAINI
5. AGUNG ALI IMAM HANAFI
A. LATAR BELAKANG.
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat tidak
asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok,
namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun
orang ± orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok
memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Hal ini sejalan dengan kegiatan
merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain,
terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyalahgunaan napza adalah suatu penyimpangan perilaku yang
disebabkan oleh penggunaan yang terus-menerus sampai terjadi masalah.
(Kusumawati dan Harto no, 2010)
Penyalahgunaaan napza ini dapat mengalami kondisi lanjut:
ketergantungan napza yang merupakan suatu kondisi yang cukup berat dan
parah sehingga mengelami sakit yang cukup berat di tandai dengan
ketergantungan fisik(sindrom putus asa). Sindrom putus asa adalah suatu
kondisi di mana individu yang menggunakan napza, menurunkan atau
menghentikan penggunaan napza sehingga akan menimbulkan kebutuhan
biologi terhadap napza.
Gangguan penggunaan zat adiktif adalah suatu penyimpangan perilaku
yang disebabkan oleh penggunaan zat adiktif yang bekerja pada susunan saraf
pusat yang mempengaruhi tingkah laku, memori alam perasaan, proses pikir
anak dan remaja sehingga mengganggu fungsi social dan pendidikannya.
Gangguan penggunaan zat ini terdiri dari : penyalahgunaan dan
ketergantungan zat.
Setelah melalui proses pengkajian data kesehatan, proses klarifikasi
data, desiminasi data, perumusan dan penentuan prioritas masalah sampai
dengan penentuan rencana kegiatan yang direncanakan warga, pokjakes
bersama dengan mahasiswa, maka perlu dilakukan tindakan tindak lanjut
berupa implementasi berbagai rencana.
Dalam usaha menindak lanjuti rencana tersebut, khususnya
permasalahan remaja yang menjadi masalah utama dalam pergaulan perlu
diadakan penyuluhan Bahaya Merokok dan NAPZA.
Selain itu, penyuluhan ini merupakan upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran diri remaja.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan Bahaya Merokok dan NAPZA , dapat
tercipta pergaulan yang sehat.trutama pada remaja dan dewasa di
ruangan cendrawasih
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan peran serta remaja dan dewasa dalam membentuk
pergaulan yang baik
b. Upaya partisipasi remaja dan dewasa untuk secara aktif berperan
serta dalam meningkatkan kebiasaan bergaul yang baik
c. Upaya untuk meningkatkan kebersamaan dan keharmonisan
hubungan mahasiswa, remaja dan dewasa.
C. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Pokok Bahasan : penyuluhan bahaya merokok dan NAPZA
2. Sasaran Dan Target : seluruh pasiem di ruangan cendrawasih
3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media dan alat : leptop
5. Waktu Dan Tempat
Hari/Tanggal : Rabu, 06 Februari 2023
Waktu :10.00 WIB - Selesai
Tempat : Ruang cendrawasih
6. Pengorganisasian Dan Fungsinya Atau Uraian tugas
Moderator : syifa fauziah
Presenter : Novela gusti anggraini
Observer 1 : Selvy Orline
Fasilitator : Fuji Tri Hastuti
Agung Ali Imam Hanafi
7. KEGIATAN PENYULUHAN
N WAKTU KEGIATAN PUNYULUH KEGIATAN
O PESERTA
1. 3 menit Pembukaan:
a. Membuka kegiatan dengan a. Menjawab salam
mengucapkan salam.
b. Memperkenalkan diri. b. Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari c. Memperhatikan
penyuluhan
d. Menyebutkan materi yang d. Memperhatikan
akan diberikan.
2. 20 menit Pelaksanaan :
a. Menjelaskan pengertian a. Memperhatikan
NAPZA
b. Menyebutkan ciri-ciri b. Memperhatikan
orang NAPZA Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang di
ajukan
c. Memperhatikan
c. Menjelaskan bagaimana
bahaya merokok dan
NAPZA
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah di
berikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
atas peran serta peserta Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
8. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Remaja hadir di tempat penyuluhan
b. Penyuluhan dilaksanakan di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Audiens antusias terhadap materi penyuluhan
b. Audiens tidak meninggalkan tempat penyuluhan
c. Audiens mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Evalusi Hasil
a. Remaja mengerti dan memahami bahaya merokok dan NAPZA
b. Remaja mampu mengulang pengertian NAPZA
9. PENUTUP
Mengetahui
Ridwan
Disusun Oleh :
POKJA REMAJA
KELOMPOK 5
PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN
MOJOKERTO
2018
A. LATAR BELAKANG
Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat
tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
sendiri maupun orang ± orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat di
dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Hal ini sejalan
dengan kegiatan merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan
didepan orang lain, terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat
tertarik kepada kelompok sebayanya atau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyalahgunaan napza adalah suatu penyimpangan perilaku yang
disebabkan oleh penggunaan yang terus-menerus sampai terjadi masalah.
(Kusumawati dan Harto no, 2010).
Penyalahgunaaan napza ini dapat mengalami kondisi lanjut:
ketergantungan napza yang merupakan suatu kondisi yang cukup berat dan
parah sehingga mengalami sakit yang cukup berat di tandai dengan
ketergantungan fisik(sindrom putus asa). Sindrom putus asa adalah suatu
kondisi di mana individu yang menggunakan napza, menurunkan atau
menghentikan penggunaan napza sehingga akan menimbulkan kebutuhan
biologi terhadap napza.
D. SASARAN
Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang Kecamatan
Dlanggu Kabupaten Mojokerto .
E. MATERI
Mata ajar ini berfokus pada Bahaya Merokok dan NAPZA dan
proses pembelajaran ini menggunakan metode ceramah dan diskusi
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. MEDIA
1. Leaflet
H. STRUKTUR ORGANISASI
Pelindung : Nurma Yuliati
Penanggung Jawab : Ketua Pokja Remaja
Ketua Pokja : Dikha Aria W.,S.Kep
Ketua Pelaksana : M. Fahrul Rozi, S.Kep
Anggota :
1. Windi Santika N.N., S.Kep
2. Khoirul F., S.Kep
3. Siti Su’aidah, S.Kep
4. Siti Masmiranda A., S.Kep
5. Suma’iyah, S.Kep
6. Eka Rizki A., S.Kep
7. Avif Ardukah, S.Kep
8. M. Firdaus E.S., S.Kep
9. Siti Masita, S.Kep
I. KEGIATAN PENYULUHAN
NO WAKTU KEGIATAN PUNYULUH KEGIATAN
PESERTA
1. 3 menit Pembukaan:
e. Membuka kegiatan dengan e. Menjawab salam
mengucapkan salam.
f. Memperkenalkan diri. f. Mendengarkan
g. Menjelaskan tujuan dari g. Memperhatikan
penyuluhan
h. Menyebutkan materi yang h. Memperhatikan
akan diberikan.
2. 20 menit Pelaksanaan :
d. Menjelaskan pengertian d. Memperhatikan
NAPZA
e. Menyebutkan ciri-ciri e. Memperhatikan
orang NAPZA Bertanya dan
menjawab
pertanyaan yang di
ajukan
f. Menjelaskan bagaimana f. Memperhatikan
bahaya merokok dan
NAPZA
3. 10 menit Evaluasi :
Menanyakan kepada peserta Menjawab pertanyaan
tentang materi yang telah di
berikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4. 2 menit Terminasi :
Mengucapkan terima kasih Mendengarkan
atas peran serta peserta Menjawab salam
Mengucapkan salam penutup
J. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.hadir di tempat
penyuluhan
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Dusun Ketapang
Desa Sumberkarang Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.
Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelumnya
2. Evaluasi Proses
a. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto antusias terhadap
kegiatan penyuluhan
b. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tidak meninggalkan
tempat penyuluhan
c. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto mengajukan
pertanyaan dan dapat mengerti jawaban yang diberikan serta
dapat mengulangi jawaban secara benar
3. Evalusi Hasil
a. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto.mengerti dan
memahami bahaya merokok dan NAPZA
b. Seluruh remaja di Dusun Ketapang Desa Sumberkarang
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto mampu mengulang
pengertian NAPZA
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN
BAHAYA MEROKOK
BAB I
1.1. PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Rokok Putih: rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun
tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok Kretek: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
Rokok Klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
1. Sigaret Kretek Mesin Full Flavor (SKM FF): rokok yang dalam
proses pembuatannya ditambahkan aroma rasa yang khas. Contoh:
Gudang Garam International, Djarum Super dan lain-lain.
2. Sigaret Kretek Mesin Light Mild (SKM LM): rokok mesin yang
menggunakan kandungan tar dan nikotin yang rendah. Rokok jenis
ini jarang menggunakan aroma yang khas. Contoh: A Mild, Clas
Mild, Star Mild, U Mild, L.A. Lights, Surya Slims dan lain-lain.
10. ACETOL ; zat ini adalah hasil dari pemanasan aldehyde dan menguap
dengan alkohol.
11. HYDROGEN SULFIDE ; gas yang mudah terbakar dan berbau keras.
Zat ini menghalangi oxidasi enxym (zat besi berisi pigmen).
12. PYRIDINE ; cairan tidak berwarna dan berbau tajam. Zat ini mampu
mengubah alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
13. METHYL CHLORIDE : merupakan campuran zat-zat bervalensa satu
atas mana hidrogen dan karbon sebagai unsur utama. Zat ini merupakan
compound organis yang sangat beracun dan uapnya bersifat sama dengan
pembius.
14. METHANOL ; cairan ringan yang mudah menguap dan terbakar. Jika
diminum dan diisap dapat berakibat pada kebutaan dan kematian.
15. TAR ; cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapatkan dengan
cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Tar itu sendiri
mengandung banyak bahan beracun ke dalam tubuh. Ini adalah substansi,
tebal lengket, dan ketika menghirup itu melekat pada rambut-rambut
kecil di paru-paru. Organ ini melindungi paru-paru dari kotoran dan
infeksi, tapi ketika tertutup tar organ ini tidak dapat melakukan
fungsinya. Tar juga melapisi dinding sistem respirasi secara keseluruhan,
mempersempit tabung yang transportasi udara (yang bronchioles) dan
mengurangi elastisitas paru-paru. Yang pada akhirnya menyebabkan
kanker paru-paru dan penyakit pernafasan kronis.
3.1 KESIMPULAN
Lampiran 2
A. LATAR BELAKANG
Disekitar kita saat ini, banyak sekali zat-zat adiktif yang negatif
dan sangat berbahaya bagi tubuh. Dikenal dengan sebutan narkotika dan
obat-obatan terlarang. Dulu, narkoba hanya dipakai secara terbatas oleh
beberapa komunitas manusia di berbagai negara. Tapi kini, narkoba telah
menyebar dalam spektrum yang kian meluas. Para era modern dan
kapitalisme mutakhir, narkoba telah menjadi problem bagi umat manusia
diberbagai belahan bumi. Narkoba yang bisa mengobrak-abrik nalar yang
cerah, merusak jiwa dan raga, tak pelak bisa mengancam hari depan umat
manusia.
Padahal 2.000 tahun yang lalu catatan-catatan mengenai
penggunaan cocaine di daerah Andes – penggunaan terkait adat, untuk
survival/bertahan hidup (sampai sekarang) menahan lapar dan rasa haus,
rasa capek, bantu bernafas, sedangkan Opium digunakan sebagai sedative
(penawar rasa sakit) dan aphrodisiac (perangsang). Dahulu pada banyak
negara obat-obatan ini digunakan untuk tujuan pengobatan , namun seiring
berjalannya waktu , penyalahgunaan napza dimulai oleh para dokter, yang
meresepkan bahan bahan napza baru untuk berbagai pengobatan padahal
tahu mengenai efek-efek sampingnya. Kemudian ketergantungan menjadi
parah sesudah ditemukannya morphine (1804) – diresepkan sebagai
anaesthetic, digunakan luas pada waktu perang di abad ke-19 hingga
sekarang dan penyalahgunaan napza diberbagai negra yang sulit untuk
dikendalikan hingga saat ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian
NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol, psikotropika, dan
zat adiktif lainya. NAPZA berupa zat bila masuk kedalam tubuh , dapat
mempengaruhi tubuh terutama susunan saraf pusat yang dapat
menyebabkan gangguan fisik, psikis dan fungsi social. Istilah lainya
NAPZA narkoba, singkatan dari narkotik dan obat berbahaya. Narkotika
lebih dulu populer di tengah masyarakat.
Ketergantungan fisik adalah suatu keadaan bila pasien mengurangi
atau menghentikan penggunaan NAPZA yang biasa di gunakan , akan
mengalami gejala putus zat, seperti nyeri dan sulit tidur. Selain itu, pasien
mengalami efek toleransi terhadap zat yaitu suatu keadaan bila pasien
memperoleh efek zat seperti semula ,ia memerlukan jumlah (dosis) yang
semakin lama semakin banyak.
Ketergantugan psikologis adalah suatu keadaan bila apsien sudah
berhenti menggunakan NAPZA dalam waktu singkat atau lama, akan
mengalami kerinduan yang kuat sekali utnuk menggunakanya kembali.
Pasien akan mencari-cari dan menggunakan segala cara untuk mendapatkan
NAPZA tersebut, walaupun tidak mengalami gejala putus zat atau sedang di
bawah tekanan sesorang.
NAPZA terdiri atas opiate, ganja, kokain, sedative hipnotik,
amfetamin, halusinogen, alcohol, inhalansia, nikoin, dan kafein. Jenis
NAPZA yang mejadi maslah diindonesia adalah opait (misalnya heroin atau
putau), ganja (cimeng,gelek), sedative hipnotik (benzodiazepine, misalnya
lexo, pil BK), alcohol( minuman keras, misalnya whisky,arak), dan
amfetamin (misalnya, ekstasi dan shabu-shabu).
2.2 Faktor
Penyalahgunaan dan ketergantungan NAPZA terjadi karena tiga
faktor yang saling mempengaruhi yaitu :
1. Faktor internal
a. Faktor Kepribadian
Kepribadian seseorang turut berperan dalam perilaku ini.
Hal ini lebih cenderung terjadi pada usia remaja. Remaja yang
menjadi pecandu biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan
harga diri yang rendah. Perkembangan emosi yang terhambat,
dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan emosinya
secara wajar, mudah cemas, pasif, agresif, dan cenderung depresi,
juga turut mempengaruhi. Selain itu, kemampuan untuk
memecahkan masalah secara adekuat berpengaruh terhadap
bagaimana ia mudah mencari pemecahan masalah dengan cara
melarikan diri.
b. Inteligensia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa inteligensia pecandu
yang dating untuk melakukan konseling di klinik rehabilitasi pada
umumnya berada pada taraf di bawah rata-rata dari kelompok
usianya.
c. Usia
Mayoritas pecandu narkoba adalah remaja. Alasan remaja
menggunakan narkoba karena kondisi sosial, psikologis yang
membutuhkan pengakuan, dan identitas dan kelabilan emosi;
sementara pada usia yang lebih tua, narkoba digunakan sebagai
obat penenang.
d. Dorongan Kenikmatan dan Perasaan Ingin Tahu
Narkoba dapat memberikan kenikmatan yang unik dan
tersendiri. Mulanya merasa enak yang diperoleh dari coba-coba
dan ingin tahu atau ingin merasakan seperti yang diceritakan oleh
teman-teman sebayanya. Lama kelamaan akan menjadi satu
kebutuhan yang utama.
e. Pemecahan Masalah
Pada umumnya para pecandu narkoba menggunakan
narkoba untuk menyelesaikan persoalan. Hal ini disebabkan karena
pengaruh narkoba dapat menurunkan tingkat kesadaran dan
membuatnya lupa pada permasalahan yang ada.
2. Faktor eksternal
a. Keluarga
Keluarga merupakan faktor yang paling sering menjadi
penyebab menjadi pengguna narkoba. Terdapat beberapa tipe
keluarga yang berisiko tinggi anggota keluarganya terlibat
penyalahgunaan narkoba, yaitu:
1) Keluarga yang memiliki riwayat (termasuk orang tua)
mengalami ketergantungan narkoba.
2) Keluarga dengan manajemen yang kacau, yang terlihat dari
pelaksanaan aturan yang tidak konsisten dijalankan oleh ayah
dan ibu (misalnya ayah bilang ya, ibu bilang tidak).
3) Keluarga dengan konflik yang tinggi dan tidak pernah ada
upaya penyelesaian yang memuaskan semua pihak yang
berkonflik. Konflik dapat terjadi antara ayah dan ibu, ayah
dan anak, ibu dan anak, maupun antar saudara.
4) Keluarga dengan orang tua yang otoriter. Dalam hal ini, peran
orang tua sangat dominan, dengan anak yang hanya sekedar
harus menuruti apa kata orang tua dengan alasan sopan
santun, adat istiadat, atau demi kemajuan dan masa depan
anak itu sendiri tanpa diberi kesempatan untuk berdialog dan
menyatakan ketidaksetujuannya.
5) Keluarga yang perfeksionis, yaitu keluarga yang
menuntutanggotanya mencapai kesempurnaan dengan standar
tinggi yang harus dicapai dalam banyak hal.
6) Keluarga yang neurosis, yaitu keluarga yang diliputi
kecemasan dengan alasan yang kurang kuat, mudah cemas
dan curiga, sering berlebihan dalam menanggapi sesuatu.
b. Faktor Kelompok Teman Sebaya (Peer Group)
Kelompok teman sebaya dapat menimbulkan tekanan
kelompok, yaitu cara teman-teman atau orang-orang seumur
untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku seperti
kelompok itu. Peer group terlibat lebih banyak dalam
delinquent dan penggunaan obat-obatan. Dapat dikatakan
bahwa faktor-faktor sosial tersebut memiliki dampak yang
berarti kepada keasyikan seseorang dalam menggunakan obat-
obatan, yang kemudian mengakibatkan timbulnya
ketergantungan fisik dan psikologis.
c. Faktor Kesempatan
Ketersediaan narkoba dan kemudahan
memperolehnya juga dapat disebut sebagai pemicu seseorang
menjadi pecandu. Indonesia yang sudah menjadi tujuan pasar
narkoba internasional, menyebabkan obat-obatan ini mudah
diperoleh. Bahkan beberapa media massa melaporkan bahwa
para penjual narkotika menjual barang dagangannya di
sekolah-sekolah, termasuk di Sekolah Dasar. Pengalaman feel
good saat mencoba drugs akan semakin memperkuat keinginan
untuk memanfaatkan kesempatan dan akhirnya menjadi
pecandu. Seseorang dapat menjadi pecandu karena disebabkan
oleh beberapa faktor sekaligus atau secara bersamaan. Karena
ada juga faktor yang muncul secara beruntun akibat dari satu
factor tertentu.
5. Amfetamin
Amfetamin terdiri atas MDMA ( methylene dioxy
methamphetamine )dan meh-amfetamin. MDMA atau ekstasi,
contohnya ineks berbentuk table atau pil yang diminum. Meth-
amfetamin contonya dhabu-shabu, berbentuk Kristal yang
menggunakan dengan cara dibakar, meggunakan kertas aluminium
foil, atau dibakar menggunakn botol kaca yang dirancang khusus
disebut bong.
Setelah dibakar, asapnya diispa. Pnyalahgunaan amfetamin
dapat menimbulkan gangguan pada jantung, pernapasan, depresi,
dan paranoid. Paranoid adlah perasaan tidak aman, terancam, dan
curiga yang dapat mengakibatkan timbulnya kekerasan pada diri
sendiri atau orang lain. Contoh pasien yang merasa akan ditangkap
akan menyerang orang lain yang dianggap sebagai ancaman.
Penggunaan amfetami dosis tinggi dapat mengkibatkan kematian.
Hal ini disebabkan oleh rangsangan berlebihan pada susuna syaraf
pusat.
Tindakan Keperawatan
Tujuan tindakan keperawatan untuk pasien :
1. Pasien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau
putus zat.
2. Pasien dapat mengenali dampak penggunaan zat.
3. Pasien dapat meningkatkan motivasi untuk berhenti
menggunakan zat.
4. Pasien dapat mengontrol keinginan untuk menggunakan
zat.
5. Pasien dapat meningkatkan kemampuan menyelesaikan
masalah.
6. Pasien dapat mengubah gaya hidup.
7. Pasien dapat menggunakan terapi psikofarmaka secara
tepat dan benar.
Tindakan yang dilakukan :
1. Diskusikan bersama pasien tentang dampak penggunaan zat
terhadap
a. Kesehatan : tanda dan gejala intoksikasi dan penyakit fisik
b. Sosial atau hubungan dengan orang lain (pergaulan)
c. Pendidikan atau pekerjaan
d. Ekonomi atau keuangan
e. Hukum
2. Diskusikan kehidupan pasien sebelum menggunakan zat,
kemudian harapan pasien untuk kehidupan sekarang dan masa
yang akan datang setelah pasien mengetahui dampaknya.
3. Diskusikan cara meningkatkan motivasi untuk berhenti :
a. Hal-hal positif yang masih dipunyai pasien (kesehatan /
pergaulan / pendidikan /pekerjaan / ekonomi / hukum ),
misalnya pasien masih kuat secara fisik , tidak ada
komplikasi penyakit akibat penggunaan zat.
b. Latih pasien untuk mensyukuri keadaan nya tersebut.
1) Sebutkan lebih sering hal-hal yang patut disyukuri (latihan
afirmasi)
2) Sebutkan berulang-ulang keinginan untuk berhenti (latihan
afirmasi)
4. Diskusikan cara mengontrol keinginan menggunakan zat
dengan cara :
a. Menghindar ( misal : tidak pergi ke tempat-tempat yang
ada pengedar , tidak melewati tempat yang mempunyai
kenangan saat masih menggunakan zat, tidak bergabung
atau bergaul dengan pengguna )
b. Mengalihkan ( misal : menyibukka diri dengan aktivitas
yang padat dan menyenangkan )
c. Menolak ( misal : mengatakan tidak, walaupun ditawarkan
gratis dan tetap mengatakan tidak, walaupun sekali saja )
d. Latih pasien mengontrol keinginan menggunakan zat :
1) Menghindar
2) Mengalihkan
3) Menolak
5. Diskusikan cara menyelesaikan masalah yang sehat
a. Mengenali cara pasien menyelesaikan masalah selama ini,
misalnya segera menggunakan zat bila ada masalah.
b. Untung – rugi penggunaan cara tersebut.
c. Tawarkan cara yang sehat untuk menyelesaikan masalah.
1) Secara verbal : jika pasien sering dicurigai dan dituduh
menggunakan NAPZA oleh orang tua, pasien
mengungkapkan kekecewaannya karena belum
dipercaya oleh keluarga. Bicarakan dengan orang tua
bahwa sikap tidak memercayai itu dapat menimbulkan
kekesalan pada pasien dan dapat menimbulkan
sugesti. Katakan hal-hal yang diharapkan terhadap
orag lain secara jujur dan terbuka, sepakati dengan
orang tua kalau pasien akan mengatakan secara jujur
pada keluarga jika pasien ternyata tidak menggunakan
NAPZA lagi, dan keluarga akan membantu pasien
untuk berobat.
2) Secara fisik : isi waktu luang untuk diri pasien sendiri
dengan jalan-jalan , melakukan aktivitas untuk
menyalurkan kekesalan, seperti olahraga , relaksasi
atau kegiatan lain yang disukai pasien.
3) Secara sosial : cari bantuan orang lain untuk
menyelesaikan masalah.
4) Secara spiritual : mengadukan masalah kepada Tuhan
dan menyakini bahwa akan ada bantuan dari-Nya.
d. Latih pasien menggunakan cara tersebut dengan mengenali
situasi yang beresiko tinggi, seperti kondisi emosi negatif (
contoh , bertengkar karena dilarang keluar rumah atau
dituduh mencuri ), tekanan sosial ( contoh, dipaksa
sebagai syarat bergabung dengan kelompok tertentu ),
tidak menggunakan zat untuk menyelesaikan
masalah,tetapi menggunakan cara yang sehat.
3.1 Kesimpulan