Anda di halaman 1dari 10

PRE PLANNING SOSIALISASI LAYANAN BERHENTI MEROKOK

PADA REMAJA RW 19 KELURAHAN SRI MERANTI


KECAMATAN RUMBAI KOTA PEKANBARU
PROVINSI RIAU

Disusun Oleh :
Kelompok 3 RW 19
Danu Mangippu P, S.Kep 2311437702 Azimah, S.Kep 2311437571
M. Alwari, S.Kep 2311437699 Rahma Safitri, S.Kep 2311437598
Dian Tiara, S.Kep 2311437573 Rukit Altan Pinari, S.Kep 2311437600
Friskha Andini Y. S, S.Kep 2311437578 Dina Oktavia, S.Kep 2311437738
Rahmayuni Putri, S.Kep 2311437748 Sinta Bella U, S.Kep 2311437602
Siti Rahmi Indri W, S.Kep 2311437604

Pembimbing Akademik:
Ns. Ari Rahmat Aziz, M. Kep

Pembimbing Klinik:
Ns. Deby Octaviani, S.Kep

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2024
PRE PLANNING SOSIALISASI LAYANAN BERHENTI
MEROKOK PADA REMAJA RW 19 KELURAHAN
SRI MERANTI KECAMATAN RUMBAI
KOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan suatu fenomena yang muncul dalam
masyarakat, dimana sebagian besar masyarakat sudah mengetahui dampak
negatif merokok, namun bersikeras menghalalkan tindakan merokok.
Sebagian masyarakat sudah menjadikan perilaku merokok sebagai
kebutuhan dan juga gaya hidup. Kegiatan merokok terjadi di berbagai
kalangan, laki-laki maupun perempuan, orang tua hingga anak-anak
remaja sudah menjadi perokok aktif (Muhammad & Novianti, 2023).
Kebiasaan merokok tersebut sulit untuk dihilangkan sehingga telah
dilakukannya upaya-upaya berupa informasi bahaya rokok dan larangan
anti rokok dari tingkat pemerintahan negara ataupun dunia, namun angka
jumlah perokok di dunia tiap tahunnya terus tinggi, khususnya di
Indonesia. Perokok remaja menjadi perhatian khusus saat ini di Indonesia
berdasarkan WHO Report on the Global Tobacco Epidemic tahun 2015
Jumlah perokok remaja memiliki angka yang tinggi dimana jumlah
perokok remaja menyentuh angka 36,2% dari total sekitar 254,9 juta jiwa
penduduk di Indonesia pada tahun 2015. Menurut Badan Pusat Statistik
(2021) didapatkan persentase merokok pada penduduk umur (13-18) tahun
di Indonesia belum terjadi penurunan dari tahun sebelumnya, cenderung
terjadi peningkatan dari 28,69% pada tahun 2020 menjadi 28,96% pada
tahun 2021. (Badan Pusat Statistik, 2021)
Menurut Depkes 2018 mengatakan bahwa merokok pada usia
remaja (12-16 tahun) sangatlah berisiko. Risiko yang paling umum
ditimbulkan adalah terganggunya kesehatan remaja serta kemampuan
mereka dalam belajar karena terpengaruh dengan efek ketagihan dan
ketergantungan dari kandungan isi rokok yang sangat berbahaya apabila
dikonsumsi terutama bagi para remaja khususnya yang berada dibangku
sekolah. Masalah kesehatan yang yang sering ditimbulkan adalah seperti

1
batuk, radang paru-paru, hingga TBC. Dari segi kemampuan belajar,
seringkali remaja yang merokok cenderung malas, suka mengantuk, dan
memiliki daya ingat lemah sehingga mengurangi performance dalam
belajar. Terkait dengan banyaknya efek buruk yang ditimbulkan oleh
kebiasaan merokok, tentu ada yang menjadi alasan kuat kenapa para
remaja masih saja tetap dengan kebiasaan tersebut.
Menurut survei yang didapatkan dilapangan RW 19 Sri Meranti
terdapat fakta bahwa telah terjadi kesalahan dalam penentuan dan
pengambilan sikap baik bagi diri sendiri ataupun secara sosial pada diri
remaja-remaja tersebut khususnya dalam kebiasaan merokok mereka. Di
satu sisi mereka mengetahui akan bahaya merokok bagi kesehatan, dan di
sisi lain mereka belum mampu untuk memahami dan mengaplikasikan apa
yang telah mereka ketahui tentang bahaya merokok dengan masih tetap
melanjutkan kebiasaan tersebut dengan alasan yang menurut mereka
benar.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan kegiatan sosialisasi tentang edukasi bahaya
merokok pada remaja diharapkan remaja dapat meningkatkan dan
memiliki pengetahuan yang baik tentang bahaya perilaku merokok.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan diharapkan remaja mampu :
a. Mengetahui bahaya merokok
b. Mengetahui akibat dari merokok
c. Mengetahui cara pencegahan merokok
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Bahaya Merokok
2. Sasaran : remaja
3. Metode : sosialisasi / penyuluhan
4. Media dan alat : Infokus, laptop, powerpoint, leaflet, dan
layar.
5. Waktu dan tempat

2
a. Hari / tanggal : Sabtu, 09 Maret 2024
b. Jam : 10.00 WIB – selesai
c. Tempat : Posyandu Cempaka Baru

6. Pengorganisasian
a. Setting tempat

Keterangan :
M : Moderator
L : Leader
Co : Co Leader
P : Peserta (remaja)
O : Observer
D : Dokumentator
b. Kegiatan Acara
No. Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan diri - Memperhatikan
- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan
- Menjelaskan kotrak waktu - Memperhatikan
2. Penyampaian - Menjelaskan materi - Memperhatikan
materi (30 - Memberikan kesempatan - Memberikan
menit) peserta untuk bertanya pertanyaan

3
- Menjawab pertanyaan dari - Memperhatikan
peserta jawaban dari mahasiwa
3. Penutupan - Menyimpulkan hasil - Memperhatikan
(10 menit) sosialisai layanan berhenti - Menjawab kuis
merokok - Menerima pujian
- Memberikan kuis - Menjawab salam
pertanyaan atau evaluasi
pemahaman peserta
- Memberikan pujian
- Mengakhiri kegiatan

D. Uraian Kegiatan
1. Moderator : Siti Rahmi Indri Wulandari, S. Kep
a. Membukan acara
b. Memperkenalkan mahasiswa
c. Menjelaskan tujuan dan topik yang disampaikan
d. Menjelaskan kontrak dan waktu presentasi
e. Mengatur jalannya diskusi
2. Leader : Sinta Bella Ulandia, S.Kep
3. Co Leader : Dian Tiara, S. Kep
a. Membantu leader selama kegiatan berlangsung
4. Fasilitator : Danu Mangippu Pasaribu, S. Kep
Dina Oktavia, S. Kep
Rahmayuni Putri, S. Kep
a. Memotivasi peserta untuk berperan aktif selama kegiatan
berlangsung
b. Memfasilitasi pelaksanaan kegiatan dari awal hingga akhir
c. Membuat absensi penyuluhan
5. Observer : M. Alwari, S.Kep
Azimah, S.Kep
6. Mengamati hasil sosialisasi layanan berhenti merokok pada remaja
a. Mencatat hasil pelaksanaan penyuluhan kesehatan

4
b. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan
7. Dokumentasi : Rahma Safitri, S. Kep
Rukit Altan Pinari Mukendah, S. Kep
a. Mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan sosialisasi layanan
berhenti merokok pada remaja
8. Notulen : Friskha Andini Yuni Sari, S. Kep
a. Mencatat hasil dari kegiatan dari awal hingga akhir kegiatan
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Persiapan pre planning dan sudah dikonsulkan maksimal 1 hari
sebelum pelaksanaan dan media sudah dipersiapkan
b. Tempat, waktu, media, dan alat telah tersedia sesuai rencana
kegiatan
2. Evaluasi proses
a. 80 % remaja hadir dari jumlah undangan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. Peserta berperan aktif selama jalannya kegiatan
d. Fasilitator mampu memfasilitasi peserta yang kurang aktif dalam
pelaksanaan sosialisasi
3. Evaluasi hasil
Diharapkan peserta sosialisasi layanan berhenti merokok mampu
memahami tentang : layanan berhenti merokok pada remaja

5
Materi
1. Bahaya Merokok
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rokok adalah gulungan
tembakau yang dibungkus kertas. Rokok adalah salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman nicotiana
tabacum, nicotiana rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang asapnya
mengandung nikotin dan tar, dengan atau tanpa bahan tambahan (Peraturan
Menkes, 2018). Rokok dijadikan sebagai simbol kejantanan, kekuatan, kegagahan,
keberanian dan ketangguhan.
Sebatang rokok mengandung zat-zat kimiawi yang sangat berbahaya bagi
tubuh manusia, terdapat 4000 zat kimia pada asap rokok. Berikut kandungan
dalam sebatang rokok:
a. Nikotin, zat ini bersifat adiktif yang membuat seseorang menjadi
kecanduan untuk selalu merokok. Zat ini sangat berbahaya bagi
kesehatan tubuh manusia atau binatang, nikotin penyebab penyakit
jantung koroner dan kanker. Nikotin dapat mengganggu irama jantung
yang normal sehingga terjadi serangan jantung secara mendadak
(Nururrahman,2014).
b. Tar, zat ini racun bagi tubuh dan menyebabkan gigi berubah kuning
kecokelatan, kulit menjadi keriput dan kusam. Zat ini dapat menempel
pada saluran nafas yang menyebabkan penurunan efektivitas alveolus
(kantung udara dalam paru-paru), sehingga oksigen yang terserap ke
dalam peredaran darah mengalami penurunan (Infopom, 2014).
c. Insektisida, zat yang sangat beracun dan digunakan sebagai pembunuh
serangga.
d. Polycyclic, zat ini menyerang paru-paru dan menyebabkan kerusakan
yang fatal bagi perokok aktif.
e. Carcinogens, asap yang dihasilkan dari pembakaran tembakau dan
kertas sigaret mengandung beragam zat kimiawi yang sangat
berbahaya dan mampu memicu penyakit kanker bagi siapapun yang
menghirupnya.
f. Karbon Monoksida, gas CO sangat berbahaya jika terhirup kedalam
tubuh seseorang, karena hal gas CO akan berikatan dengan
hemoglobin dalam darah (Infopom, 2015).

2. Akibat dari kebiasan merokok


a. Bagi perokok aktif, yaitu sesorang yang merokok secara langsung atau
menghisap rokok (Thayyarah, 2013) :
1) Meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami
serangan jantung. Merokok dapat meningkatkan tekana darah
dan mempercepat denyut jantung sehingga pemasokan zat asam
kurang dan keadaan ini memberatkan tugas otot jantung.

6
Merokok dapat mempertebal dinding pembuluh darah yang
berakibat jantung kesulitan dalam memompa darah
(Nururrahmah,2014).
2) Meningkatkan risiko dua kali lebih besar untuk mengalami
stroke
3) Meningkatkan risiko mengalami serangan jantung dua kali lebih
besar pada mereka yang mengalami tekanan darah tinggi atau
kadar kolesterol tinggi
4) Meningkatkan risiko sepuluh kali lebih besar untuk mengalami
serangan jantung bagi wanita pengguna pil KB
5) Meningkatkan risiko lima kali lebih besar menderita kerusakan
jaringan anggota tubuh yang rentan. Zat dalam rokok yang
bersifat karsinogenik adalah tar, dapat meyebabkan kanker
paruparu karena sebagian besar zat ini tersimpan didalam paru-
paru. Selain itu, tar ini dapat menyebakan kanker jika
merangsang tubuh dalam waktu yang lama, biasanya didaerah
mulut dan tenggorokan (Nururrahmah,2014).
b. Bagi perokok pasif, yaitu seseorang yang terekspos asap tembakau
dari orang yang merokok yang menyebabkan inhalasi (terisap) pada
orang-orang sekitarnya. Asap sampingan (sidestream smoke) hasil
dari ujung rokok yang terbakar ternyata lebih berbahaya
dibandingkan asap utama (mainstream smoke) yang dihisap dan
dikeluarkan oleh perokok, karena mengandung 2 kali lebih banyak
nikotin, 3 kali kandungan tar dan kandungan karbon monoksida 5
kali lebih banyak. Perokok pasif yang berada disekitar perokok aktif
akan menghirup dua jenis rokok ini sekaligus, sehingga mengalami
risiko gangguan kesehatan seperti mata perih, bersin dan batuk-
batuk, sakit kerongkongan, sakit kepala, hingga masalah pernapasan
termasuk radang paru-paru dan bronkitis, dan meningkatkan risiko
kanker paru dan penyakit jantung (BPOM RI dalam Novarianto,
2015).
3. Pencegahan merokok.
Menurut Kemenkes 2017 pencegahan merokok dilakukan dengan cara
yaitu:
a. Berhenti seketika
Hari ini Anda masih merokok, besok Anda berhenti sama sekali.
Untuk kebanyakan orang, cara ini yang paling berhasil.
b. Penundaan
Menunda saat menghisap rokok pertama, 2 jam setiap hari dari hari
sebelumnya. Jumlah rokok yang dihisap tidak dihitung. Misalnya
kebiasaan menghisap rokok pertama rata - rata jam 07.00 pagi.
Berhenti merokok direncanakan dalam 7 hari. Maka rokok pertama
ditunda waktunya, yaitu : Hari 1 JAM 09.00, Hari 2 JAM 11.00, Hari 3
JAM 13.00, Hari 4 JAM 15.00, Hari 5 JAM 17.00 Hari 6 JAM 19.00
Hari 7 JAM 21.00 – TERAKHIR.

7
c. Pengurangan
Misalnya : hari pertama 10 batang, lalu selang 1 atau 2 hari turun jadi
8 batang dan seterusnya. Untuk cara ke-3 harus sejak awal ditentukan
pola penurunannya dan tanggal berapa berhenti menjadi nol, dan
tanggal itu harus diberitahu ke keluarga, kerabat dll agar mereka dapat
membantu mengingatkan.

d. Mencegah Kecanduan NIKOTIN dengan 4M


1) Melakukan sesuatu yang menyehatkan jiwa raga misalnya :
olahraga, berkebun, menulis / melukis
2) Menunda keinginan untuk merokok
3) Minum air secara perlahan
4) Menarik nafas

8
DAFTAR PUSTAKA
Aditama T.Y. (2006). Tuberkulosis, Rokok, dan Perempuan. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 26-40.
Infopom. (2014). Remaja, Rokok, dan Tembakau. [Internet]. [diunduh pada 24 Desember
2016]. Tersedia pada : http://ik.pom.go.id/v2014/artikel/REMAJA-ROKOK-
Infopom.pdf
Kemenkes RI. (2017). GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat).

Menkes RI. (2013). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
Muhammad,A & Novianti,S. (2023). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan
perubahan perilaku merokok pada mahasiswa universitas siliwangi di masa pandemi
covid- 19. Jurnal Kesehatan komunitas Indonesia

Nururrahman, (2014). “Pengaruh Rokok Tehadap Kesehatan dan Pembetukan Karakter


Manusia”, Prosiding Seminar Nasional. Universitas Cokroaminoto Palopo.
Thayyarah, Nadiah.(2013). Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an. Jakarta:Zaman.

Anda mungkin juga menyukai