PENCEGAHAN OSTEOATRITIS
Disusun Oleh:
KELOMPOK 1 (satu)
PROGRAM STUDI
S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA BARAT
2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENCEGAHAN PADA PASIEN PADA
PASIEN DENGAN PENYAKIT OSTEOATRITIS
A. Latar belakang
Osteoarthritis merupakan penyakit tipe paling umum dari arthritis, dan dijumpai khusus
pada orang lanjut usia atau sering disebut penyakit degeneratif. Osteoarthtritis merupakan
penyakit persendian yang kasusnya paling umum didunia ( Bethesda, 2013).). Osteoarthtritis
merupakan kelainan sendi yang paling sering diderita pasien dibandingkan jenis kelainan
sendi yang lain ( Loeser,2010). Prevalansi didindonesia sebesar 5% pada pria dan 12,7% pada
wanita ,berdasarkan radiologis sendi lutut ( Soeroso dkk, 2009). Osteoarthritis sering kali
dapat dipicu oleh beberapa faktor. Karakteristik yang biasa muncul pada OA berupa
kerusakan pada kartilago (tulang rawan sendi), kartilago sendiri merupakan suatu jaringan
keras yang memiliki sifat licin yang menutupi bagian akhir tulang keras di dalam persendian.
Fungsi jaringan kartilago sebagai penghalus gerakan antar - tulang dan sebagai peredam
(shock absorber) ketika persendian beraktivitas maupun bergerak. (Helmi, 2012). OA
disebabkan oleh genetik, faktor tekanan mekanik yang menyebabkan rusaknya kartilago
sendi, munculnya osteofit, perubahan ligament meniscus dan otot. Menurut survei di USA
pada tahun 2008, lebih dari 27 juta orang dewasa di Amerika menderita OA.
Osteoarthritis (OA) merupakan penyakit degeneratif pada sendi yang biasa terjadi pada
bagian tangan, pinggang dan lutut. OA yang terus dibiarkan dapat menyebabkan rasa sakit,
kekakuan, pembengkakan, dan dapat menyebabkan kecacatan (Centers for Disease Control
and Prevention (CDC), 2017). Osteoarthritis sering kali dapat dipicu oleh beberapa faktor.
Karakteristik yang biasa muncul pada OA berupa kerusakan pada kartilago (tulang rawan
sendi), kartilago sendiri merupakan suatu jaringan keras yang memiliki sifat licin yang
menutupi bagian akhir tulang keras di dalam persendian. Fungsi jaringan kartilago sebagai
penghalus gerakan antar - tulang dan sebagai peredam (shock absorber) ketika persendian
beraktivitas maupun bergerak. (Helmi, 2012).Menurut WHO diperoleh data angka umur
harapan hidup manusia indonesia adalah 68 tahun (WHO,2009) dan diperkirakan jumlah
penderita cacat akibat osteoarthtritis berkisar antara satu sampai dua juta orang ( Soeroso,
2009). Menurut World Health Organization (WHO), prevalensi penderita osteoartritis di
dunia tahun 2004 mencapai 151,4 juta jiwa dan 27,4 juta jiwa berada di Asia Tenggara
(Masyhurrosyidi, 2013).
B. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit lansia dan keluarga
mampu memahami dan mengaplikasikan materi penyuluhan dalam
kehidupan sehari-hari.
b. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit diharapkan
kelompok mampu :
1) Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.
2) Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.
3) Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.
4) Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.
5) Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.
6) Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.
C. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam
menambah pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang Pencegahan
Penyakit osteoatritis
b. Bagi Puskesmas
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai sebagai bahan informasi
dan masukan serta sumbangan pemikiran bagi tenaga kesehatan di
Puskesmas, dalam memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan pada
klien tentang Pencegahan Penyakit osteoatritis
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah
pengetahuanaudiens dan dapat melaksanakan tentang Pencegahan
Penyakit osteoatritis.
D. MATERI
(terlampir)
E. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi / Tanya jawab
F. Media dan alat
1. Leaflet
2. Lembar Balik
G. Waktu dan Tempat
Hari/tanggal : Jumat / 16 desember 2022
Waktu : 10.00-11.00
Tempat : Puskesma Lubuk Alung
H. Pengorganisasian
1. Moderator : Habibul Azmi
2. Presenter : Mutia Fadillah
3. Fasilitator : Syifa Fauziah
Hermi Yunita Sari
Rema Hayati
4. Obsevator : Norva Oslin
5. Notulen : Rhama Putri Andani
I. Uraian Tugas
1. Tugas Moderator
a. Memperkenalkan diri, anggota kelompok, dan pembimbing.
b. Mengkoordinasikan semua kegiatan.
c. Membuka dan menutup kegiatan.
d. Menjelaskan topik, kontrak waktu dan tujuan kegiatan.
e. Mengarahkan jalannya kegiataan.
f. Memberi kesempatan audience untuk bertanya dan mengemukakan
pendapat.
g. Menyimpulkan kegiatan
2. Tugas Presenter
a. Menyusun rencana kegiatan SAP.
b. Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
c. Menjelaskan dan mendemostrasikan kegiatan yang dilakukan kepada
audience.
d. Memotivasi anggota mengemukakan pendapat dan memberikan umpan
balik.
3. Tugas Fasilitator
a. Memotivasi audience agar berperan aktif selama kegiatan.
b. Memfasilitasi dalam kegiatan.
c. Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
4. Tugas Observasi
a. Mengamati jalannya kegiatan.
b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama kegiatan berlangsung.
c. Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
5. Tugas notulen
a. Mencatat pertanyaan dari audience.
b. Menyimpulkan semua hasil diskusi.
J. Pengaturan Tempat
M Media P N
F F
/
K K K K
K K K K
K K K K
F F
/ O /
Keterangan
M
: Moderator
P : Presenter
K : Klien / Peserta
F
: Fasilitator
O : Observer
Media : Media / Model
K. Kegiatan Penyuluhan
L. Kriteria Evaluasi
a. Kriteria Struktur :
1) Peserta hadir Lansia dan Keluarga.
2) Penyelenggara penyuluhan dilakukan di rumah.
3) Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan
sebelum dan saat penyuluhan.
b. Kriteria Proses :
1) Keluarga antusias terhadap materi pendidikan kesehatan.
2) Peserta konsentrasi mendengarkan pendidikan kesehatan.
3) Keluarga mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan
secara benar.
c. Kriteria Hasil :
1) Menyebutkan Pengertian Osteoarthritis.
2) Menyebutkan Tanda dan Gejala Osteoarthritis.
3) Menyebutkan Faktor Penyebab Osteoarthritis.
4) Menyebutkan Komplikasi Osteoarthritis.
5) Menyebutkan Cara pencegahan terhadap Osteoarthritis.
6) Menyebutkan Cara Pengobatan Osteoarthritis.
Lampiran Materi SAP
A. Pengertian Osteoarthritis.
Penyakit Osteoarthritismerupakan akibat dari konsumsi zat purin secara
berlebihan. Purin diolah tubuh menjadi asam urat, tetapi jika kadar asam urat
berlebih, ginjal tidak mampu mengeluarkan sehingga kristal asam urat
menumpuk di persendian. Akibatnya sendi terasa nyeri, bengkak dan
meradang.
Osteoarthritisadalah penyakit dari sisa metabolisme zat purin yang berasal
dari sisa makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang terdapat
dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk hidup.
Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin ini, lalu
karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin tersebut
berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan buah- buahan juga
terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil perusakan sel- sel tubuh yang
terjadi secara normal atau karena penyakit tertentu. Biasanya asam urat
menyerang pada usia lanjut, karena penumpukan bahan purin ini.
D. Komplikasi Osteoarthritis
1. Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Jantung
Hiperurikemia mempunyai hubungan yang jelas dengan angka
kematian yang disebabkan berbagai macam penyakit jantung dan
pembuluh darah. Pada pasien dengan hiperurikemia dan hipertensi
terdapat meningkatnya risiko 3-5 kali timbulnya penyakit jantung
koroner dan strok dibandingkan dengan yang hanya menderita
hipertensi. Hiperurikemia juga berhubungan dengan sindroma
metabolik (sindroma X) atau resistensi insulin, yaitu kumpulan
kelainan-kelainan dengan kadar insulin yang meningkat di dalam
darah, hipertensi, kadar trigliserida darah yang meningkat dan kadar
lemak ‘baik’ (HDL-cholesterol) yang rendah yang semuanya sering
menyebabkan penyakit jantung koroner.
2. Bahaya Penyakit OsteoarthritisPada Ginjal
Penderita hiperurikemia mempunyai risiko menderita batu asam
urat di dalam perjalanan penyakitnya. Kurangnya pengeluaran asam
urat melalui air seni bukan saja meningkatkan pembentukan batu asam
urat di ginjal tetapi juga batu kalsium oksalat.Pembentukan batu asam
urat ini juga dipengaruhi oleh bertambahnya keasaman air seni dan
tingginya kadar asam urat di dalam air seni, sedangkan disisi lain
bahwa adanya zat sitrat dan glikosaminoglikan dapat menghambat
pembentukan batu tersebut. Selain daripada kadar asam urat yang
tinggi di dalam urine, faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi
pembentukan batu asam urat berupa volume air seni yang lebih
sedikit.Adanya batu asam urat menyebabkan peninggian tekanan di
dalam ginjal dan penekanan pembuluh-pembuluh darah yang
menyebabkan bertambah tebalnya dinding pembuluh darah dan berkurangnya
aliran darah ke ginjal dengan akibat kerusakan pada ginjal seperti ginjal
mengecil, ginjal bengkak, ginjal bocor, gagal ginjal dll.