Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PADA PENDERITA GOUT

Pembimbing:
Ns. Sri Ariyanti, M. Kep

Disusun Oleh Kelompok 1:


Amelia Noviany
Dhea Yolanda Saputri
Elly Rahmawati Br. Hasibuan
Gmelina Adha Sari
Iga Anggrayni
Nurfauziah
Nurul Avisa Ariani
Methia Sari Futri
Putri Shelly
Rima Purwanda Sari
Riska Dwi Ningrum
Susi Karmila

PROGRAM STUDI NERS REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GOUT

Topik : Gout (Asam Urat)


Sasaran : Penderita, orang tua/ keluarga
Tempat : Jalan Adisucipto, Gg Mawar
Hari/ Tanggal : Jumat, 17 Januari 2020
Waktu : 09.00 – 10.00 WIB
Penyuluh : Nurfauziah

I. Analisa Data
1. Latar Belakang
Gout merupakan penyakit progresif akibat deposisi kristal MSU di persendian,
ginjal, dan jaringan ikat lain sebagai akibat hiperurisemia yang telah berlangsung
kronik. Tanpa penanganan yang efektif kondisi ini dapat berkembang menjadi gout
kronik, terbentuknya tofus, dan bahkan dapat mengakibatkan gangguan fungsi ginjal
berat, serta penurunan kualitas hidup. Gout mengenai 1−2% populasi dewasa, dan
merupakan kasus artritis inϐlamasi terbanyak pada pria. Prevalensi penyakit gout
diperkirakan antara 13.6 per 1000 pria dan 6.4 per 1000 wanita. Prevalensi gout
meningkat sesuai umur dengan rerata 7% pada pria umur >75 tahun dan 3% pada
wanita umur >85 tahun (Perhimpunan Reumatologi Indonesia, 2018).

Penyakit asam urat atau dalam dunia medis disebut penyakit pirai atau penyakit
gout (arthritis gout) adalah penyakit sendi yang disebabkan oleh tingginya asam urat
di dalam darah. Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi batas normal
menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh lainnya.
Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri, dan meradang
(Sutanto, 2013). Selain itu asam urat merupakan hasilmetabolisme normal dari
pencernaan protein (terutama dari daging, hati,ginjal, dan beberapa jenis sayuran
seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya
akan dibuang melalui ginjal,feses, atau keringat (Sustrani et al. 2008). Asam urat
merupakan salah satu dari beberapa penyakit yang sangat membahayakan, karena
bukan hanya mengganggu kesehatan tetapi juga dapat mengakibatkan cacat pada
fisik (Asaidi, 2010).
Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis
tenaga kesehatan di Indonesia 11,9% dan berdasarkan diagnosis atau gejala 24,7%.
Prevalensi penyakit sendi tertinggi pada umur ≥75 tahun baik yang didiagnosis
tenaga kesehatan yaitu 33% dan didiagnosis tenaga kesehatan atau gejala adalah
54,8%.
2. Kebutuhan Peserta Didik
Mengingat banyaknya angka kejadian penyakityang disebabkan karena gout, dan
banyaknya penderita gout yang berkunjung di rumah sakit atau puskesmas
mendorong dilakukannya pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien dan
keluarga.
3. Karakteristik Peserta Didik
Penderita goutdan keluarga yang menjaga penderita.
II. Tujuan Intruksional Umum
Dengan diadakannya penyuluhan mengenai gout selama 1 x 30 menit diharapkan
penderita dan keluarga dapat memahami dan menerapkan asuhan yang baik dan benar
bagi penderita
III. Tujuan Intruksional Khusus
1. Penderita dapat menjelaskan kembali pengertian Gout
2. Penderita dapat menjelaskan kembali penyebab Gout
3. Penderita dapat menjelaskan kembali tanda dan gejala Gout
4. Penderita dapat menjelaskan kembali penatalaksanaan Gout
5. Penderita dapat menjelaskan kembali cara pencegahan Gout
IV. Materi
(Terlampir)
V. Metode
Diskusi dan Tanya jawab
VI. Media dan Alat Pengajaran
1. Media
a. Leaflet
b. Power Point
2. Alat
a. Sound System
b. Laptop
c. Proyektor
d. Layar Proyektor
VII. Setting Tempat Penyajian

Keterangan

: Proyektor

: Penyaji

: Moderator

: Audiens

: Observer

: Fasilitator
VIII. Jobdesk Acara
1. Moderator/ pembawa acara
Uraian tugas :
a. Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta
b. Mengatur proses dan lama penyuluhan
c. Menutup acara penyuluhan
2. Penyuluh
Uraian tugas :
a. Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh peserta
b. Memotivasi peserta untuk tetap aktif dan memperhatikan proses penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya
3. Fasilitator
Uraian tugas :
a. Ikut bergabung dan duduk bersama di antara peserta
b. Mengevaluasi peserta tentang kejelasan mater penyuluhan
c. Memotivasi peserta untuk bertanya materi yang belum jelas
d. Menginterupsi penyuluh tentang istilah atau hal-hal yang dirasa kurang jelas
bagi peserta
4. Observer
Uraian tugas :
a. Mencatat nama, alamat dan jumlah peserta, serta menepatkan diri sehingga
memungkinkan dapat mengamankan jalannya proses penyuluhan
b. Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
c. Mengamati perilaku verbal dan non verbal peserta selama proses penyuluhan
d. Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
IX. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 Pembukaan a. Mengucapkan salam Menjawab salam
(2 menit) b. Memperkenalkan diri Mendengarkan
c. Menjelaskan tujuan dari Menyimak,
penyuluhan mendengarkan dan
d. Menyebutkan materi yang memahami
akan diberikan penjelasan yang
e. Menyampaikan kontrak diberikan
waktu
2 Inti a. Menjelaskan pengertian Menyimak,
(15 menit) Asam Urat/ Gout mendengarkan dan
b. Menjelaskan penyebab Asam memahami
Urat/ Gout penjelasan yang
c. Menjelaskan tanda dan gejala diberikan
Asam Urat/ Gout
d. Menjelaskan tatalaksana
Asam Urat/ Gout
e. Menjelaskan pencegahan
Asam Urat/ Gout
3 Evaluasi a. Tanya jawab Mengajukan
(10 menit) Memberikan kesempatan pertanyaan
kepada peserta untuk bertanya Menjawab
tentang materi yang kurang pertanyaan
dipahami. Mendengarkan
Menanyakan kepada peserta
tentang materi yang telah
diberikan, dan reinforcement
kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan.
4 Penutup a. Menjelaskan kesimpulan dari Mendengarkan
(3 menit) materi penyuluhan Berdoa dan
b. Ucapan terima kasih menjawab salam
c. Doa dan salam penutup

X. Evaluasi
1. Prosedur : Diberikan diakhir pendidikan kesehatan
2. Waktu : 5 menit
3. Bentuk soal : lisan
4. Jumlah soal :6
5. Jenis soal : Essay
6. Butir soal /pertanyaan :
a. Apakah yang dimaksud dengan gout ?
b. Sebutkan jenis –jenis gout ?
c. Sebutkan tanda dan gejala gout ?
d. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya gout ?
e. Bagaimana cara mencegah gout?
f. Bagaimana cara merawat pasien dirumah?
Lampiran I
Materi penyuluhan Asam Urat/ Gout
A. Definisi
Asam urat merupakan sisa hasil akhir metabolisme purin baik yang berasal dari
makanan yang dikonsumsi maupun yang berasal dari pemecahan protein tubuh (sel
tubuh yang rusak). Penumpukan asam urat berlebihan di dalam tubuh bisa memicu
Gout yang merupakan penyakit arthritis (radang sendi). Gout adalah penyakit
gangguan metabolisme purin dimana terjadi produksi asam urat berlebih
(Hiperurisemia) sehingga terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara
berlebihan. Penumpukan asam urat akan menyebabkan radang disertai pembengkakan
sendi (biasanya lutut dan kaki). Adanya peningkatan produksi asam urat sebagai
sesuatu yang khas pada Gout menyebabkan penyakit ini sering juga disebut sebagai
Penyakit “Asam urat” (Kusumayanti, 2014).Penyakit asam urat atau biasa dikenal
dengan gout merupakan suatu penyakit yang diakibatkan karena penimbunan kristal
monosodium urat di dalam tubuh. Asam urat merupakan hasil samping dari
pemecahan sel yang terdapat di dalam darah, karena tubuh secara berkesinambungan
memecah dan membentuk sel yang baru. Oleh karena penyakit gout menyerang sendi,
maka dapat disebut juga sebagai gout arthritis (Herlambang, 2013).

B. Etiologi
Menurut Herlambang (2013), faktor – faktor yang berperan dalam perkembangan
gout adalah faktor yang menyebabkan terjadinya hiperurisemia diantaranya adalah:
1. Gangguan konsentrasi pembentukan asam urat yang berlebih:
a. Gout primer: akibat pembentukan langsung asam urat yang berlebih.
b. Gout sekunder: ekskresi asam urat berkurang akibat proses penyakit atau
pemakaian obat-obatan.
2. Menurut Herlambang (2013) penyebab dari gout:
a. Diit tinggi purin
b. Konsumsi minumam beralkohol
c. Pengaruh obat-obatan terhadap kadar asam urat dengan efek yang
ditimbulkanya dapat menghambat ekskresi asam urat dalam ginjal (seperti :
aspirin, diuretik)
C. Manifestasi Klinis
Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan menyerang pada
malam hari). Jika gout menyerang sendisendi yang terserang tampak merah,
mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan
persendian sulit digerakan (Wijayakusuma, 2006). Gejala lain adalah suhu badan
menjadi demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar.
Serangan pertama gout pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada
pangkal ibu jari 14 kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi
lain seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul tofus
(tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk tonjolan yang
menandai pengendapan kristal asam urat (Wijayakusuma, 2006).
1. Tahap Asimtomatik
Tahap Asimtomatik Tahap ini merupakan gejala awal, tanpa disertai gejala
spesifik. Pada tahap ini terjadi peningkatan asam urat (hiperurisemia) tanpa
disertai gejala arthritis, tofus atau batu urat di saluran kemih. Apabila terjadi
kelainan enzim, kelainan ini timbul sejak lahir. Pada pria muncul setelah akil balik
dan wanita setelah menapouse.
2. Tahap Akut
Tahap ini ditandai serangan nyeri hebat di persendian secara mendadak disertai
panas dan kemerahan. Kebanyakan serangan akut terjadi pada ibu jari kaki.
Serangan biasa terjadi tengah malam menjelang pagi. Serangan muncul mendadak
tanpa disertai keluhan dan mencapai puncak dalam waktu 24 jam. Kadar asam
urat tak terlalu tinggi.Rasa nyeri biasanya menghilang setelah 10 hari.
3. Tahap Interkritikal
Merupakan interval diantara 2 serangan akut. Penderita yang pernah mengalami
serangan pertama bukan berarti tidak pernah mengalami serangan lagi walau ada
juga yang tak pernah mengalami serangan lagi. Kebanyakan penderita mengalami
serangan kedua setelah 6 – 12 bulan, tetapi ada pula yang mengalaminya setelah
5-10 tahun. Hal ini tergantung kondisi penderita. Serangan ulang biasanya lebih
berat, lebih lama dan menyerang lebih dari satu sendi.
4. Tahap Kronik
Tahap ini ditandai dengan pembentukan tofus, yang biasanya dibentuk setelah 11
tahun serangan pertama. Tahap ini terjadi apabila penyakit diabaikan. Pada tahap
ini frekuensi serangan biasanya sampai 4 – 5 kali dalam setahun. Lama nyeri lebih
lama, bahkan terus menerus disertai bengkak dan kaku sendi. Pembentukan tofus
dipengaruhi oleh kadar asam urat darah, fungsi ginjal dan faktor setempat. Jika
kadar asam urat 11 mg/dl ditemukan tofu pada beberapa tempat. Seperti tulang
rawan, tendon, jaringan lemak dan lainnya Tofu yang besar mudah terlihat dan
dapat menimbulkan kecacatan seperti sendi kaku dan menonjol.

5. Kadar Normal Asam Urat


Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl. Sedangkan
pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila hasil pemeriksaan
menunjukkan kadar asam urat melampaui standar normal itu, penderita
dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar asam urat normal pada pria dan
perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3 – 7 mg/dl dan
pada perempuan 2,5–6 mg/dl. Kadar asam urat diatas normal disebut
hiperurisemia (Suherman, 2010).

6. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan pada penderita artritis gout adalah untuk mengurangi rasa
nyeri, mempertahankan fungsi sendi dan mencegah terjadinya kelumpuhan. Terapi
yang diberikan harus dipertimbangkan sesuai dengan berat ringannya artrtitis gout
(Neogi, 2011). Penatalaksanaan utama pada penderita artritis gout meliputi
edukasi pasien tentang diet, lifestyle, medikamentosa berdasarkan kondisi
obyektif penderita, dan perawatan komorbiditas (Khanna et al, 2012). Pengobatan
artritis gout bergantung pada tahap penyakitnya. Hiperurisemia asiptomatik
biasanya tidak membutuhkan pengobatan. Serangan akut artritis gout diobati
dengan obat-obatan antiinflamasi nonsteroid atau kolkisin. Obat-obat ini diberikan
dalam dosis tinggi atau dosis penuh untuk mengurangi peradangan akut sendi
(Carter, 2006).

1. Lifestyle
Beberapa lifestyle yang dianjurkan antara lain menurunkan berat badan,
mengkonsumsi makanan sehat, olahraga, menghindari merokok, dan konsumsi
air yang cukup. Modifikasi diet pada penderita obesitas diusahakan untuk
mencapai indeks masa tubuh yang ideal, namun diet yang terlalu ketat dan diet
tinggi protein atau rendah karbohidrat (diet atkins) sebaiknya dihindari. Pada
penderita artritis gout dengan riwayat batu saluran kemih disarankan untuk
mengkonsumsi 2 liter air tiap harinya dan menghindari kondisi kekurangan
cairan. Untuk latihan fisik penderita artritis gout sebaiknya berupa latihan fisik
yang ringan, karena dikhawatirkan akan menimbulkan trauma pada sendi
(Jordan et al, 2007).
2. Penanganan diet pada penderita artritis gout dikelompokkan menjadi 3
kelompok, yaitu avoid, limit, dan encourage. Pada penderita yang dietnya
diatur dengan baikmengalami penurunan kadar urat serum yang bermakna
(Khanna et all, 2012).
3. Tujuan terapi serangan artritis gout akut adalah menghilangkan gejala, sendi
yang sakit harus diistirahatkan dan terapi obat dilaksanakan secepat mungkin
untuk menjamin respon yang cepat dan sempurna. Ada tiga pilihan obat untuk
artritis gout akut, yaitu NSAID, kolkisin, kortikosteroid, dan memiliki
keuntungan dan kerugian. Pemilihan untuk penderita tetentu tergantung pada
beberapa faktor, termasuk waktu onset dari serangan yang berhubungan
dengan terapi awal, kontraindikasi terhadap obat karena adanya penyakit lain,
efikasi serta resiko potensial.NSAID biasanya lebih dapat ditolerir dibanding
kolkhisin dan lebih mempunyai efek yang dapat diprediksi (Depkes, 2006).

7. Pencegahan
Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diit rendah purin dan
memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi dan allopurinol. Diit yang
efektif sangat penting untuk menghindari komplikasi dan mengurangi biaya
pengobatan, pengaturan diit sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7
mg/dl (Ahmad, 2011). Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan
dengan jangan meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih
jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air putih terutama bagi penderita
yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam 15 urat di tubuh,
makan makanan yang mengandung postasium tinggi seperti : sayuran dan buah –
buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt, pisang, makan buah – buahan kaya
vitamin C, terutama jeruk dan strawberry, konsumsi salah satu produk alami
seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau (Ahmad, 2011).
Referensi
Ahmad. 2011. Cara Mudah Mencegah, Mengobati Asam Urat dan Hipertensi.
Dinamika Media: Jakarta.
Asaidi, M. 2010. Waspadai Asam Urat. Diva Press: Yogyakarta
Carter, MA. 2006, Gout dalam Patofosiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit.EGC: Jakarta pp. 1402-1405
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Pharmaceutical Care Untuk Pasien
Penyakit Artritis Rematik: Jakarta
Herlambang. (2013). Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.B Dengan Masalah Utama
Gout Artritis (Asam Urat) Pada Tn.B Di Jamur Rt 02 Rw VII, Trangsan, Di
Wilayah Puskesmas Gatak, Sukoharjo. UMS: Surakarta
Jordan et al. 2007, Rheumatology Guideline for the Management of Gout,The British
Society for Rheumatology
Khanna et al. 2012, Guidelines for Management of Gout. Part 2: Therapy and
Antiinflammatory Prophylaxis of Acute Gouty Arthritis, American College of
Rheumatology, Vol. 64, No. 10, pp. 1447-1461
Kusumayanti. (2014). Diet Mencegah Dan Mengatasi Gangguan Asam Urat. Jurnal
Ilmu Gizi. Volume 5
Neogi, T. 2011. Clinical Practice of Gout. The New England Journal of Medicine. pp.
443-447
Perhimputan Reumatologi Indonesia. (2018). Pedoman Diagnosis dan Pengelolaan
Gout. PRI: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai