Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

”PENGARUH JUS BENGKOANG TERHADAP OSTEOPOROSIS PADA


LANSIA”

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK E

1. IRFAN ADLIWAL IHSAN 6. AYDILA RUZHALIA


2. MEISYARAH 7. THARINA MIZA
3. DELLA WAHYUNI 8. KURNIAWATI
4. LUSI OKTIPAHRAMI 9. DONA EKA FITRIA
5. GAFITRI DIANI 10. FAJRIATI WAHYUDI

SIKLUS : KEPERAWATAN GERONTIK

PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

TA 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OSTEOPOROSIS
DI PSTW SABAI NAN ALUIH SICINCIN

A. Latar Belakang
Penuaan sering diikuti dengan penurunan kualitas hidup sehingga
status lansia dalam kondisi sehat atau sakit. Lansia bukanlah suatu
penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari proses kehidupan yang
ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan
stres lingkungan. Penurunan kemampuan berbagai organ, fungsi, dan
sistem tubuh. Umumnya, tanda proses menua mulai tampak sejak usia 45
tahun dan akan menimbulkan masalah pada usia sekitar 60 tahun.
Menurut WHO, osteoporosis menduduki peringkat kedua, di
bawah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan utama dunia. Menurut
data internasional Osteoporosis Foundation, lebih dari 30% wanita
diseluruh dunia mengalami resiko seumur hidup untuk patah tulang akibat
osteoporosis, bahkan mendekati 40%. Sedangkan pada pria, resikonya
berada pada angka 13%.
Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Walaupun demikian, memang harus diakui bahwa ada
berbagai penyakit yang sering menghinggapi kaum lanjut usia. Proses
menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia dewasa,
misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan tulang, jaringan pada otot,
susunan syaraf, dan jaringan lain sehingga tubuh mati sedikit demi sedikit.
Penyebab osteoporosis dipengaruhi oleh berbagai faktor dan pada individu
bersifat multifaktoral seperti gaya hidup tidak sehat, kurang gerak/tidak
berolah raga serta pengetahuan mencegah osteoporosis yang kurang akibat
kurangnya akibat aktivitas fisik yang dilakukan sehari-hari mulai anak-
anak sampai dewasa, serta kurangnya asupan kalsium, maka kepadatan
tulang menjadi rendah sampai terjadinya osteoporosis.
Salah satu tanaman yang memiliki banyak kegunaan dan khasiat
adalah bengkoang atau disebut Pachyrrhizus erosus dalam bahasa Latin.
Bengkoang sering dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai makanan yang
menyehatkan karena banyak terkandung makro- maupun mikro-nutrien
yang dibutuhkan oleh tubuh.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit, para lansia di
PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin dapat mengenal osteoporosis serta
upaya pencegahannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 20 menit, sasaran mampu:
a. Menyebutkan kembali pengertian osteoporosis dengan benar.
b. Menyebutkan kembali faktor penyebab osteoporosis dengan benar.
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala osteoporosis dengan benar.
d. Menyebutkan kembali bagaimana cara mencegah osteoporosis
dengan benar.

C. Penatalaksanaan Kegiatan

Pokok Pembahasan : Terapi Jus Bengkoang


Sub Topik : Langkah-Langkah Pembuatan Jus Bengkoang
Hari/Tanggal : Kamis, 09 Desember 2021
Waktu : 09.00-09.30 WIB
Tempat : Aula Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih
Sicincin

1) Topik

Terapi Jus Bengkoang untuk Osteoporosis pada lansia.

2) Sub Pokok Bahasan


a. Mengetahui pengertian osteoporosis
b. Mengetahui penyebab osteopororsis
c. Mengetahui tanda dan gejala osteopororsis
d. Mengetahui komplikasi osteopororsis
e. Mengetahui bagaimana penatalaksanaan mengatasi
osteoporosis
f. Mengetahui kandungan jus bengkoang
g. Mengetahui manfaat jus bengkoang
h. Mengetahui cara melakukan pembuatan jus bengkoang
i. Mampu mendemonstrasikan jus bengkoang
2. Sasaran dan target
Lansia yang menderita osteoporosis di Panti Sosial Tresna Werdha
Sabai Nan Aluih Sicincin.

3. Metode

 Ceramah
 Demonstrasi
 Diskusi dan tanya jawab

4. Media dan alat

 Leaflet
 Flipchart

5. Materi (terlampir)
6. Pengorganisasian

 Moderator : Tharina Miza


 Presenter : Meisyarah
 Fasilitator :

- Dona Eka Fitria


- Gafitri Diani
- Irfan Adliwal Ihsan
- Fajriati Wahyudi
- Aydila Ruzhalia
- Lusi Oktipahrami
- Kurniawati

 Obsever : Della Wahyuni

7. Uraian tugas
a. Tugas Moderator
 Perkenalkan diri dan anggota kelompok.
 Mengkoordinasikan semua kegiatan.
 Menjelaskan topic, kontrak waktu dan tujuan
kegiatan.
 Mengarahkan jalannya kegiatan.
 Memberi audience kesempatan bertanya dan
mengemukakan pendapat.
 Menyimpulkan kegiatan.
b. Tugas Presenter
 Menyusun rencana kegiatan SAP.
 Mengarahkan kelompok dalam mencapai tujuan.
 Menjelaskan dan mendemonstrasikan kegiatan yang
dilakukan kepada audience.
 Memotivasi anggota untuk mengemukakan pendapat
dan memberikan umpan balik
c. Tugas Fasilitator
 Memotivasi audience untuk berperan aktif selama
kegiatan.
 Memfasilitasi dalam kegiatan.
 Membuat dan menjalankan absensi kegiatan.
d. Tugas Observer
 Mengamati jalannya kegiatan.
 Mencatat perilaku verbal dan non verbal selama
kegiatan berlangsung.
 Membuat laporan hasil kegiatan yang telah dilakukan.
8. Penguraian tempat

Ket:
: Moderator : Fasilitator

: Media : Observer

: Presenter : Klien/ pasien

9. Kegiatan Penyuluhan

Tahap kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience


dan waktu
Pembukaan 5 a) Memberi salam a) Menjawab salam
menit b) Memperkenalkan b) Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
dan pembimbing
c) Melakukan kontrak c) Menyepakati kontrak
waktu, tempat dan
Bahasa
d) Menjelaskan tujuan d) Mendengarkan dengan
penyuluhan
e) Evaluasi dan seksama
validasi e) Menjawab atau memberikan
respon positif pertanyaan

Pelaksanaan 30 Inti
menit
a. Menggali a. Menanggapi dan menjelaskan
pengetahuan pengertian osteoporosis.
pengertian
osteoporosis
b. Memberikan b. Menanggapai respon positif
reinforcement
positif
c. Menjelaskan
c. Memperhatikan dan
pengertian
mendengarkan penyaji
osteoporosis
d. Menanggapi dan menjelaskan
d. Menggali
penyebab osteoporosis
pengetahuan
penyebab
osteoporosis
e. Menanggapai respon positif
e. Memberikan
reinforcement
positif
f. menjelaskan f. Memperhatikan dan
penyebab mendengarkan penyaji
osteoporosis g. Menanggapi dan menjelaskan
g. menggali tanda dan gejala osteoporosis
pengetahuan tanda
dan gejala
osteoporosis
h. Menanggapai respon positif
h. Memberikan
reinforcement
positif
i. menjelaskan tanda
dan gejala
i. Memperhatikan dan
osteoporosis
mendengarkan penyaji
j. menggali
j. Menanggapi dan menjelaskan
pengetahuan
komplikasi osteoporosis
komplikasi
osteoporosis
k. Memberikan
reinforcement k. Menanggapai respon positif
positif
l. Menjelaskan
komplikasi
l. Memperhatikan dan
osteoporosis
mendengarkan penyaji
m. Menggali
m. Menanggapi dan menjelaskan
pengetahuan
penatalaksanaan osteoporosis
penatalaksanaan
osteoporosis
n. Memberikan
reinforcement n. Menanggapai respon positif

positif o. Memperhatikan dan

o. Menjelaskan mendengarkan penyaji

penatalaksanaan
osteoporosis
p. Menggali p. Menanggapi dan menjelaskan
pengetahuan kandungan jus bengkoang
kandungan jus
bengkoang.
q. Memberikan
q. Menanggapai respon positif
reinforcement
positif
r. Menjelaskan
kandungan jus
r. Memperhatikan dan
bengkoang
s. Menggali
mendengarkan penyaji
pengetahuan
s. Menanggapi dan menjelaskan
manfaat jus
manfaat jus bengkoang
bengkoang
t. Memberikan
reinforcement
positif t. Menanggapai respon positif
u. Menjelaskan
manfaat jus
bengkoang
u. Memperhatikan dan
v. Menjelaskan cara
mendengarkan penyaji
melakukan
v. Menanggapi dan menjelaskan
pembuatan jus
cara melakukan pembuatan
bengkoang
jus bengkoang
w. Mendemonstrasikan
w. Mananggapi demonstrasi cara
cara pembuatan jus
pembuatan jus bengkoang
bengkoang

Tanya jawab 10 a) Membuka a) Berpartisipasi dalam bertanya


menit pertanyaan b) Menanggapi jawaban
b) Menjawab pertanyaan
pertanyaan
Penutup a) Menyimpulkan a) Memperhatikan dan
5 menit bersama-sama mendengarkan
b) Mengucapkan b) Memperhatikan dan
terima kasih mendengarkan
c) Mengucapkan c) Menjawab salam
salam penutup

10. Evaluasi

1) Evaluasi Struktur
a. Struktur pengorganisasian sesuai dengan yang direncanakan

b. Setting tempat sesuai dengan yang direncanakan.

c. Tempat dan media sesuai dengan yang direncanakan.

2) Evaluasi Proses

a. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan.

b. Waktu sesuai dengan yang direncanakan.

c. Selama kegiatan berlangsung audiens diharapkan mengikuti


dari awal hingga akhir kegiatan.

d. Selama kegiatan berlangsung audiens diharapkan berperan


aktif.

3) Evaluasi Hasil

a. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan


pengertian osteoporosis
b. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui penyebab osteoporosis
c. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui tanda dan gejala osteoporosis
d. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui komplikasi osteoporosis
e. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui bagaimana penatalaksanaan mengatasi
osteoporosis
f. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui kandungan jus bengkoang
g. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui manfaat jus bengkoang
h. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mengetahui cara melakukan pembuatan jus bengkoang
i. Sebanyak 75% peserta yang hadir mampu menyebutkan
mampu mendemonstrasikan jus bengkoang
Lampiran

A. Konsep Penyakit Osteoporosis


1. Pengertian osteoporosis
Osteoporosis berasal dari bahasa Yunani yaitu “osteo” yang berarti
tulang dan “porosis” yang berarti keropos atau penuh dengan lubang.
Jadi, osteoporosis adalah penyakit tulang keropos. Osteoporosis
merupakan suatu kondisi di mana kepadatan tulang seseorang
berkurang dari waktu ke waktu. Osteoporosis dapat meningkatkan
risiko patah tulang di usia lanjut (lansia).
2. Penyebab
Banyak faktor yang bisa menyebabkan seseorang terkena penyakit
osteoporosis di usia lanjut, antara lain :
 Faktor usia. Wanita yang sudah menopause lebih berpotensi
terserang osteoporosis. Ini disebabkan karena pada wanita
menopause produksi hormone estrogen akan berkurang
sehingga berakibat pada penurunan fungsi faktor pembentukan
tulang.
 Konsumsi obat-obatan yang mengandung kortikosteroid dalam
jangka lama, misalnya obat asma, lupus dan lain sebagainya.
 Gaya hidup yang kurang sehat, antara lain merokok dan minum-
minuman beralkohol.
 Kurang asupan kalsium
 Kurang latihan fisik dan aktivitas
 Haid tidak teratur atau lama tidak haid.
3. Tanda dan gejala
Osteoporosis disebut juga “silent disease” karena proses kepadatan
tulang berkurang secara perlahan tanpa disadari dan tanpa disertai
adanya gejala. Pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala,
bahkan sampai puluhan tahun tanpa keluhan. Namun jika kepadatan
tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur
akan timbul nyeri dan perubahan bentuk tulang. Sehingga seseorang
dengan osteoporosis biasanya akan memberikan keluhan atau gejala
seperti : tinggi badan berkurang, bungkuk atau bentuk badan berubah,
dan nyeri bila patah tulang.
4. Komplikasi osteoporosis
Adapun komplikasi yang dapat terjadi pada osteoporosis pada lansia
adalah:
 Patah tulang
Area tulang yang kehilangan kepadatan mineralnya lama- lama
akan patah secara bertahap. Seperti: tulang belakang, tulang
pinggul dan pergelangan tangan.
 Osteoarthritis
Adalah pengapuran sendi yang biasanya terjadi disekitar
pinggul, lutut, leher, hingga tubuh bagian bawah.
 Depresi
Orang yang mengalami pengroposan tulang sudah tidak
terkendali sering kali sulit untuk bergerak akibatnya, mereka
banyak menghabiskan waktunya ditempat tidur atau dikursi
roda.
 Masalah jantung
Orang dengan osteoporosis mengalami laju pemecahan tulang
berlangsung dengan cepat. Akibatnya kadar kalsium darah
meningkat sehingga dapat meningkatkan resiko ateroklerosis
yang merupakan penyebab terjadinya jantung koroner.
5. Penatalaksanaan osteoporosis
Osteoporosis dapat dicegah. Pencegahannya harus dilakukan sejak
dini. Sejak kecil osteoporosis harus dicegah dengan pemenuhan asupan
nutrisi secara baik, khususnya pemenuhan kebutuhan kalsiumnya.
Selain dengan cara mencukupi kebutuhan nutrisi harian, osteoporosis
dapat dicegah dengan tidak mengonsumsi lemak berlebihan karena
lemak bersifat mengikat kalsium sehingga akan menghambat
penyerapan kalsium pada tulang.
Selanjutnya, yang harus diperhatikan dalam mencegah
osteoporosis adalah dengan melakukan olahraga yang bersifat
pembebanan (seperti berjalan kaki, senam, dan jogging) untuk melatih
tulang agar menjadi kuat, mencukupi kebutuhan paparan sinar matahari
dengan berjemur selama 30 menit sehari dan menjaga lifestyle atau
gaya hidup sehat dengan tidak merokok, minum alkohol dan kafein
berlebih sehingga penyerapan kalsium menjadi maksimal. Begitu juga
dalam melakukan diet, agar tidak berdampak terjadinya osteoporosis,
lakukanlah diet seimbang yang juga kaya akan kandungan kalsium.
Makanan yang dianjurkan untuk mencegah osteoporosis adalah
makanan yang mengandung tinggi kalsium, vitamin C dan protein dapat
diperoleh dari : susu dan daging rendah lemak, kacang-kacangan, sayur-
sayuran segar, buah-buahan segar seperti jeruk dan apel, dan ikan
(termasuk tulang-tulangnya).
6. Kandungan Buah Bengkoang
Bengkoang merupakan buah yang kaya akan berbagai zat gizi yang
sangat penting untuk kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin
yang terkandung dalam bengkoang yang palingtinggi adalah vitamin C.
Sedangkan mineral yang terkandung dalam bengkoang adalah fosfor,zat
besi, kalsium dan lain-lain. Bengkoang juga merupakan buah yang
mengandung kadar air yang cukup tinggi sehingga dapat menyegarkan
tubuh setelah mengkonsumsinya dan menambahcairan tubuh yang
diperlukan untuk menghilangkan deposit-deposit lemak yang mengeras
yangterbentuk dalam beberapa bagian tubuh.Oleh karena itu,
bengkoang dianggap dapat menurunkankadar kolesterol dalam darah.
Kandungan kimia bengkuang adalah pachyrhizon, rotenon,vitamin B1
dan C.
Berikut kandungan yang terdapat didalam buah bengkoang adalah:
 Zat inulin
Zat inulin baik untuk pencernaan manusia, karena zat ini
mengandung serat makanan yang baik untuk melancarkan buang
air besar. Zat inulin juga memiliki kemampuan untuk membantu
tulang menyerap dan mengikat lebih kuat kalsium sehingga
tidak mudah terjadi pengroposan tulang (osteoporosis).
 Kalsium (zat kapur dan fosfor)
Berguna untuk pembentukan tulang dan gigi.
7. Manfaat bengkoang
Menurut Zuwita (2016) manfaat buah bengkuang yaitu:
 Untuk tulang dan gigi.
 Untuk kulit.
 Mengatasi penyakit kulit.
 Mengatasi konstipasi.
 Mengobati demam.
 Baik bagi penderita diabetes.
 Mengobati sariawan
 Menurunkan kadar kolestrol.
 Mengurangi produk asam lambung.
 Menjaga kekebalan tubuh.
8. Metode pembuatan jus bengkoang
Metode pembuatan jus bengkoang dimulai dengan mengupas
bengkoang kemudian dicuci hingga bersih dan yang terakhir ditimbang
setiap 320 gram untuk diblender dengan menambahkan 50 cc air.
DAFTAR PUSTAKA

Dewiani, K., Purnama, Y., & Yusanti, L. (2020). Pengaruh Pemberian Jus
Bengkoang ( ( Pachyrrhizus Pachyrrhizus Erosus ) Terhadap Kadar
Kolesterol Darah Dan Keluhan Ketidaknyamanan Pada Wanita Menopouse
The Effect Of Giving Bengkoang Juice ( Pachyrrhizus Erosus ) On Blood
Cholesterol Levels And Comfort Complaints To Menopause Women.
9(April), 37–44.

Zuwita, E. 2016. Manfaat Bengkoang untuk Kesehatan.

Obat BP, Makanan RI. Acuan Sediaan Herbal Vol kelima Ed I Jakarta Badan
Pengawas Obat dan Makan Republik Indones. 2010.

Nurrochmad A, Leviana F, Wulancarsari CG, Lukitaningsih E. Phytoestrogens of


Pachyrhizus erosus prevent bone loss in an ovariectomized rat model of
osteoporosis. Int J Phytomedicine. 2010;2(4).

Anda mungkin juga menyukai