Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI OSTEOPOROSIS PADA WANITA


DEWASA

Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pendidikan dan Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu :
Ns. Nourmayansa Vidya Anggraini, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Putri Sulistiyani (2010711004)
2. Clarissa Giana Putri (2010711005)
3. Afitiani Maghfiroh (2010711028)
4. Diana Puspasari (2010711033)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA
2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI OSTEOPOROSIS PADA WANITA
DEWASA

Topik : Penyuluhan Kesehatan Mengenai Pencegahan serta Pengobatan


Osteoporosis pada Wanita Dewasa
Sasaran : Wanita berumur > 20 tahun
Tempat : Perumahan Bumi Indah Pesona Blok D8/36, Kab. Bogor
Hari/Tanggal : Minggu, 14 Maret 2021
Waktu : Pukul 09.00 WIB - Selesai
Penyuluh : Diana Puspasari

I. Tujuan instruksional umum


Setelah dilakukan tindakan keperawatan tindakan pendidikan kesehatan terkait
pencegahan dan pengobatan tentang osteoporosis pada wanita usia dewasa cenderung
berisiko pada wanita >20th di RT 04/RW 16, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor dapat
teratasi.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah mengikuti penyuluhan dan demonstrasi diharpkan peserta mampu :
a. Wanita yang berusia >20th mampu memahami apa itu osteoporosis
b. Wanita yang berusia >20th mampu memahami manfaat pencegahan osteoporosis
c. Wanita yang berusia >20th mampu memahami pengobatan osteoporosis
d. Wanita yang berusia >20th mampu memahami tanda dan gejala dari osteoporosis
e. Wanita yang berusia >20th mampu menyebutkan 3 manfaat dari pengobatan dan
pencegahan osteoporosis

III. Sasaran
Wanita yang berusia >20th
IV. Materi pembelajaran
1. Pokok pembahasan : Osteoporosis
2. Sub pokok bahasan :
a. Osteoporosis pada wanita dewasa yang berusia > 20th
b. Definisi osteoporosis
c. Tujuan memberikan penyuluhan kesehatan tentang osteoporosis
d. Manfaat mengetahui osteoporosis
e. Dampak membiarkan tulang menjadi osteoporosis
f. Tanda dan gejala osteoporosis
g. Pengobatan osteoporosis
h. Pencegahan osteoporosis

V. Metode
1. Games
2. Ceramah
3. Tanya jawab

VI. Media
1. Lembar balik (Flipchart)
2. Leaflet

VII. Pengorganisasian
1. Ketua : Clarissa Giana Putri
2. Sekretaris & Penyuluh : Diana Puspasari
3. Bendahara : Putri Sulistiyani
4. Perlengkapan : Afitiani Maghfiroh
VIII. Setting tempat

Perlengkapan Ketua Bendahara

Penyuluh

Peserta Peserta

Keterangan :

: Panitia : Peserta

IX. Proses Kegiatan Penyuluhan

N Waktu Kegiatan Penyuluhan Metode Kegiatan Peserta


O

1. 10 Pembukaan : Ceramah dan


menit games
a. Pembukaan dengan a. Menjawab
ketua dengan salam
mengucapkan
salam
b. Memperkenalan b. Mendengarkan
diri dan sambutan c. Mendengarkan
c. Menjelaskan d. Mendengarkan
maksud tan tujuan dan
d. Menyebutkan memperhatika
materi penyuluhan n
e. Sebelum acara e. Peserta wajib
mengikuti
dimulai kami games
membuka sesi
games
2. 20 Pelaksanaan : Ceramah
menit a. Penjelasan materi : a. Peserta
mendengarkan
- Menjelaskan - Peserta
materi tentang mendengarkan
osteoporosis
pada wanita
dewasa
- Menjelaskan - Peserta
definisi tentang mendengarkan
osteoporosis
- Peserta
- Menjelaskan
mendengarkan
tujuan tentang
dan
osteoporosis
menyebutkan
kembali
- Menjelaskan - Peserta
pencegahan mendengarkan
osteoporosis dan
menyebutkan
kembali
- Menjelaskan - Peserta
pengobatan mendengarkan
tentang dan
osteoporosis menyebutkan
kembali
- Menjelaskan - Peserta
dampak jika mendengarkan
terkena dan
osteoporosis menyebutkan
kembali
3. 10 Evaluasi : Tanya jawab
menit a. Membuka sesi a. Peserta di
Tanya jawab persilahkan
b. Bermain games bertanya
untuk b. Peserta wajib
mengevaluasi mengikuti
penyuluhan games
c. Memberikan c. Peserta wajib
kesempatan peserta memberi
untuk kesimpulan,yai
menyimpulkan tu maksimal 2
materi penyuluhan orang
4. 5 Terminasi : Ceramah
menit a. Membacakan penutup a. Peserta
kesimpulan materi mendengarkan
b. Mengucapkan a. Peserta
terima kasih atas menjawab
kehadiran peserta salam

X. Kriteria evaluasi
a. Evaluasi struktur
- Satuan Acara Penyuluhan dibuat, dikonsulkan, dan disetujui oleh pembimbing
- Persiapan peserta terlaksana dengan baik berupa kontrak waktu, topik, dan
tempat
- Persiapan alat bantu dan media yang digunakan : Flipchart dan leaflet

b. Evaluasi proses
- Peserta mampu mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik sampai selesai
- Peserta kooperatif dalam mengikuti pendidikan kesehatan
- Peserta dapat bekerjasama dangan perawat
- Alat bantu dan media dapat digunakan dengan baik
- Lingkungan sekitar mendukung dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan
c. Evaluasi hasil
Setelah dilaksanakan penyuluhan peserta mampu :
- 80% peserta mampu menjelaskan definisi osteoporosis
- 80% peserta mampu menyebutkan manfaat mengetahui osteoporosis
- 80% peserta mampu menyebutkan penyebab dan faktor risiko osteoporosis
- 80% peserta mampu menyebutkan tanda dan gejala osteoporosis
- 80% peserta mampu menyebutkan pencegahan dan pengobatan osteoporosis
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN MENGENAI

OSTEOPOROSIS PADA WANITA DEWASA

Osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi berkurangnya kepadatan tulang. Hal ini menyebabkan tulang
menjadi keropos dan mudah patah. Osteoporosis jarang menimbulkan gejala dan biasanya baru
diketahui ketika penderitanya jatuh atau mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.

Osteoporosis bisa dialami oleh siapa saja, termasuk anak-anak dan orang dewasa.
Namun, kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita yang telah memasuki masa menopause. Hal
ini disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga
kepadatan tulang.

Gejala Osteoporosis :

Osteoporosis merupakan salah satu masalah utama dalam sistem rangka manusia.
Osteoporosis sering kali tidak menimbulkan gejala apa pun. Kondisi ini biasanya baru diketahui
saat seseorang mengalami cedera yang menyebabkan patah tulang.

Seiring berkurangnya kepadatan tulang, penderita osteoporosis bisa mengalami gejala berikut:

 Mudah mengalami patah tulang, walau hanya karena benturan yang ringan
 Nyeri punggung, biasanya disebabkan oleh patah tulang belakang
 Postur badan membungkuk
 Tinggi badan berkurang

Penyebab dan Faktor Risiko Osteoporosis

Osteoporosis disebabkan oleh menurunnya kemampuan tubuh untuk meregenerasi tulang.


Hal ini berdampak pada berkurangnya kepadatan tulang. Penurunan kemampuan regenerasi ini
biasanya akan dimulai saat seseorang memasuki usia 35 tahun.
Selain faktor usia, berikut ini adalah beberapa faktor lain yang bisa meningkatkan risiko
terjadinya osteoporosis:

 Berjenis kelamin wanita, terutama setelah menopause


 Memiliki keluarga dengan riwayat osteoporosis
 Mengalami kekurangan Vitamin D dan Kalsium
 Mengalami gangguan hormonal dan penyakit tertentu, seperti penyakit Crohn atau
malabsorbsi
 Mengonsumsi obat kortikosteroid dalam jangka waktu yang lama
 Mengalami kecanduan alcohol
 Merokok

Diagnosis Osteoporosis

Osteoporosis sering kali baru terdeteksi ketika penderitanya mengalami cedera yang
menyebabkan patah tulang. Untuk mendiagnosis osteoporosis dan jenis osteoporosis yang
terjadi, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan dan gejala, termasuk riwayat
kesehatan dan obat-obatan yang dikonsumsi pasien.

Jika pasien cedera dan dicurigai mengalami patah tulang, dokter akan melakukan
pemeriksaan fisik dahulu untuk mengetahui tingkat keparahan cedera dan patah tulang. Setelah
itu, dokter akan melakukan Rontgen atau CT Scan untuk melihat dengan jelas kondisi tulang
yang patah.

Untuk memastikan osteoporosis dan mengetahui risiko pasien mengalami patah tulang,
dokter akan melakukan pengukuran kepadatan tulang (bone density testing) menggunakan Dual
Energy X-Ray Absorptiometry (DXA).

Pengobatan Osteoporosis

Pengobatan osteoporosis yang akan diberikan tergantung pada tingkat keparahannya.


Jika penderita osteoporosis sangat berisiko untuk mengalami patah tulang, dokter dapat
memberikan obat-obatan untuk meningkatkan kepadatan tulang, seperti:
 Bifosfonat
 Antibodi monoclonal
 Terapi hormone

Jika diperlukan, penderita osteoporosis dapat diberikan obat yang bisa meningkatkan
pembentukan tulang, seperti teriparatide dan abaloparatide.

Pasien juga akan dianjurkan untuk mengurangi aktivitias yang dapat menyebabkannya
terjatuh atau cedera. Agar lebih aman, pasien lansia yang mengalami osteoporosis juga sebaiknya
tinggal di rumah yang aman bagi lansia.

Pencegahan Osteoporosis

Pada beberapa keadaan, osteoporosis sulit untuk dicegah. Namun, Anda bisa
mengurangi risiko terkena osteoporosis dengan berhenti merokok, tidak mengonsumsi minuman
beralkohol, melakukan pemeriksaan berkala jika sudah menopause, berolahraga secara teratur,
dan mengonsumsi makanan yang kaya akan Vitamin D dan Kalsium.
REFERENSI

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. In


Journal of Chemical Information and Modeling.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Biver, E., & Ferrari, S. (2020). Osteoporosis. Revue Medicale Suisse.


https://doi.org/10.32398/cjhp.v2i3.876

Sambrook, P., & Cooper, C. (2006). Osteoporosis. In Lancet.


https://doi.org/10.1016/S0140-6736(06)68891-0

Kanis, J. A., Melton, L. J., Christiansen, C., Johnston, C. C., & Khaltaev, N.
(1994). The diagnosis of osteoporosis. Journal of Bone and Mineral
Research. https://doi.org/10.1002/jbmr.5650090802

Ensrud, K. E., & Crandall, C. J. (2017). Osteoporosis. Annals of Internal


Medicine. https://doi.org/10.7326/AITC201708010

Anda mungkin juga menyukai