Anda di halaman 1dari 26

KESIAPAN PENINGKATAN

PERKEMBANGAN LANSIA DAN


ASKEP PADA PASIEN DENGAN
MASALAH DISTRES SPIRITUAL
ANGGOTA KELOMPOK

01
02 01 Vionita Apriliana
03
04
05
02 Bonieta Dwi Lestari
06
▶ 03 Eka Dama K.
DEFINISI LANSIA

01 Kesiapan peningkatan perkembangan lanjut usia (lansia) adalah
02 individu yang berusia mulai dari 60 tahun ke atas (WHO, 2013).
03
Menurut Erikson (1957) menyebutkan lansia mulai usia 60 tahun ke
04
atas. Perkembangan lanjut usia adalah tercapainya integritas diri
05
yang utuh, pemahaman terhadap makna hidup secara keseluruhan
06
▶ membuat lansia berusaha menuntun generasi berikutnya (anak dan
cucu) berdasarkan sudut pandangnya dengan bijaksana.
Teori Erik Erikson
Erik erikson membagi perkembangan kehidupan manusia ke dalam 8
tahap (stage) yang dimulai sejak individu lahir hingga lanjut usia.
Menurutnya, lansia masuk pada tahap ke 8 dalam perkembangan
psikososial yang diuraikannya. Krisis psikososial yang harus dihadapi
dalam tahapan lanjut usia ini adalah ego- integrity vs despair, yang
berarti ego- integrity sebagai aspek positif, dan despair sebagai aspek
negatifnya.
Integrity vs Despair
Masa untuk melihat kembali apa yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita, harapan positif.
Masa ini dimulai sekitar usia 60, ketika seseorang mulai meninggalkan masa-masa aktif di
masyarakat dan bersiap untuk hidup lebih menyendiri.
Bagi Erikson, ini adalah masa yang sama pentingnya dengan fase-fase sebelumnya. Bahkan, masa
ini mungkin masa yang paling penting karena ini adalah masa terakhir di mana kita harus bersiap
untuk meninggalkan dunia ini.
● "Ego integrity", Integritas Diri, suatu rasa harga diri untuk tidak takut mati karena telah
melalui hidup
● Despair atau rasa putus asa. Orang-orang yang putus asa pada masa usia lanjut ini ditandai
dengan meluapnya rasa jijik pada diri mereka sendiri, terhadap kegagalan mereka, cara
mereka menyia-nyiakan hidup.
TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA

1) Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun;
01
2) Mempersiapkan diri untuk pensiun;
02
3) Membentuk hubungan baik dengan orang seusianya;
03
4) Mempersiapkan kehidupan baru;
04
5) Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat secara
05
santai;
06
6) Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangannya.

● Terjadi krisis apabila lansia merasa semuanya belum siap dan/atau gagal,
akan timbul kekecewaan yang mendalam.
TANDA DAN GEJALA USIA LANSIA (JIWA)
● Subjektif :
a. Mempunyai harga diri tinggi
b. Menilai kehidupannya berarti
c. Menerima nilai dan keunikan orang lain
d. Menerima dan beradaptasi terhadap perubahan dalam kehidupan
e. Merasa dicintai dan berarti dalam keluarga
● Objektif :
a. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan spiritual
b. Menyiapkan diri ditinggalkan anak yang telah mandiri
c. Menyiapkan diri ditinggal pasangan hidup
d. Menyiapkan diri menerima datanya kematian
◀ KASUS
01
Seorang laki-laki usia 69 tahun masih bekerja di salah satu pertokoan besar di
02
kota besar sebagai kepala security. Sebenarnya klien sudah ingin sekali berhenti
03
dari pekerjaan karena usia dan ingin fokus pada kondisi kesehatan, namun klien
04
takut jika pensiun ia akan bosan. Saat ini klien tinggal bersama dengan istrinya
05 sementara anak-anak sudah menikah dan tinggal di kota yang sama. Selain
06 ketakutan akan rasa bosan di masa pensiun, klien juga khawatir akan
▶ pemasukan ekonomi walaupun klien tidak lagi menanggung kebutuhan
anak-anaknya
Diagnosa Yang Mungkin Berdasarkan Kasus

a. Kesiapan Peningkatan Perkembangan Lansia


b. Kesiapan meningkatkan penyesuaian individu
Diagnosa Sejahtera

a. Kesiapan peningkatan perkembangan lansia


b. Kesiapan meningkatkan hubungan
c. Kesiapan meningkatkan religiositas
d. Kesiapan meningkatkan penyesuaian individu
e. Kesiapan meningkatkan komunikasi

01
THE SLIDE TITLE GOES HERE!
02 Do you know what helps you make your point clear?
03 Lists like this one:

04 ● They’re simple
● You can organize your ideas clearly
05
● You’ll never forget to buy milk!
06
And the most important thing: the audience won’t
▶ miss the point of your presentation
MASALAH KEJIWAAN PADA

01 -
LANSIA
Skizofrenia
Penderita biasanya tidak bisa mengenali orang, lokasi suatu tempat, dan juga
02
waktu. Skizofrenia termasuk gangguan psikologis skala berat dan harus diwaspadai
03
oleh lansia dan keluarganya.
04
- Depresif
05 Gangguan ini gampang menyerang penderita yang sudah berusia lanjut.
06 Tanda-tandanya bisa dikenali langsung pada perubahan fisik dimana berat
▶ badannya menurun drastis. Kondisi tersebut terjadi karena nafsu makan yang
berkurang.
- Bipolar
Penyebabnya biasanya karena efek Demensia dan konsumsi obat yang salah.
- Demensia
Demensia biasanya dialami oleh lansia dan sebagian besar berjenis kelamin

perempuan. Gangguan psikologis ini membuat penderitanya mengalami
01 penurunan daya ingat sehingga sering lupa dan tidak bisa berkomunikasi dengan
02 lancar.
03 - Kecemasan

04 Kecemasan memang sering dikaitkan pada kelainan psikologis yang dialami


remaja. Namun untuk beberapa kasus, kecemasan juga dapat menyerang lansia
05
yang sudah berusia diatas 60 tahun.
06
- Neurosis
▶ Lansia yang menderita gangguan Neurosis cenderung lebih apatis terhadap
lingkungan dan tidak mau bersosialisasi. Masalah ini muncul bisa disebabkan
karena stres atau memiliki masalah yang tidak kunjung selesai.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

01
KESEHATAN JIWA LANSIA
- Umur - Status Perkawinan
02 Menurut penelitian Marini (2008) umur Menurut stuart dan sundeen (2001) bahwa
03 lansia yang berusia diatas 70 tahun lebih orang yang cerai, pisah, janda/duda atau
04 beresiko mengalami gangguan mental belum kawin cenderung beresiko tinggi
emosional. melakukan bunuh diri dibanding yang sudah
05
- Jenis Kelamin kawin.
06 Wanita lebih rentan terkena gangguan - Tingkat Pendidikan
▶ mental emosional karena disebabkan Dari penelitian Boedhi darmojo didapatkan
perubahan hormonal dan perbedaan bahwa tingkat pendidikan seorang usia lanjut
karakteristik antara laki- laki dan berbanding positif langsung dengan tingkat
perempuan. kesehatannya.
- Status Pekerjaan - Penyakit Kronis
◀ Kehilangan peran kerja sering memiliki Pengaruh penyakit kronik pada usia lanjut
dapat menimbulkan gangguan mental
01 dampak besar bagi orang yang telah
pensiun. Mereka juga kehilangan emosional melalui cara yang tidak langsung
02
struktur pada kehidupan harian saat yaitu karena adanya keterbatasan mobilitas.
03 mereka tidak lagi memiliki jadwal kerja. - Penggunaan Penyalahgunaan Obat dan
04 - Status Sosial Ekonomi Alkohol

05 Apabila status ekonomi pada tahap yang Berdasarkan penelitian Hawari menunjukkan

sangat rendah sehingga kebutuhan bahwa responden dengan penyalahgunaan


06
dasar saja tidak terpenuhi inilah yang obat memiliki risiko gangguan mental
▶ (kecemasan) sebesar 13,8 kali dan depresi
akan menimbulkan konflik dalam
keluarga yang menyebabkan gangguan sebesar 18,8 kali.

mental emosional.
- Kemandirian Fisik - Status Gizi
◀ Sehingga jika terdapat faktor kehilangan Penderita obesitas lebih rentan mengalami
gangguan mood (seperti depresi dan rasa
01 fisik yang mengakibatkan hilangnya
kemandirian akhirnya akan cemas berlebihan) dibanding yang tak
02
meningkatkan kerentanan terhadap mengalami obesitas.
03 depresi. - Riwayat Gangguan Jiwa
04 - Religi Faktor keturunan yang mempengaruhi

05 Usia lanjut yang non religius kurang kesehatan seseorang dimana kasus tertentu

tabah, dan kurang mampu mengatasi seperti retardasi mental.


06
stres dibandingkan usia lanjut yang - Dukungan Sosial
▶ Adanya dukungan sosial yang tinggi
religius sehingga lebih sering
mengalami gangguan jiwa. dilaporkan dapat melindungi diri dari kejadian
depresi pada usia lanjut.
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA LANSIA

Tindakan keperawatan ners
01
- Diskusikan perkembangan dan perubahan pada lansia
02
- Diskusikan makna dan perubahan fisik
03 a) Makna kesehatan fisik yang telah dirasakan

04 b) Perubahan fisik yang dirasakan saat ini dan adaptasi yang perlu dilakukan. Misalnya :
penglihatan berkurang diatasi dengan kacamata..
05
c) Pemeriksaan fisik teratur, olahraga lansia, makanan sehat.
06
- Diskusikan makna dan perubahan pikiran
▶ a) Prestasi yang pernah dicapai melalui akademik pekerjaan dan keluarga.
b) Perubahan daya ingat; cepat lupa atasi dengan menempatkan segala sesuatu pada
tempat tertentu (jangan berubah-ubah).
- Diskusikan makna dan perubahan fungsi sosial
a) Perubahan aspek sosial yaitu berkurangnya sahabat, hal ini dapat diatasi dengan
◀ mengenang masa lalu; mengingat keluarga dan sahabat, melihat album foto,
01 membentuk kelompok sosial lansia.

02 b) Perubahan pekerjaan yaitu pension. Hal ini dapat diatasi dengan mengembangkan
bakat yang dapat dilakukan di rumah misalnya membuat telur asin, berkebun.
03
- Diskusikan makna dan perubahan aspek spiritual
04
a) Kenang masa-masa aktif dalam kegiatan spiritual
05 b) Sesuaikan kegiatan spiritual dengan kondisi fisik
06 c) Membentuk kegiatan ibadah lansia: pengajian, penelaahan kitab suci, berdoa bersama.


TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA

Tindakan keperawatan ners diberikan kepada pasangan, anak, cucu dan pengasuh (care giver),
01
dari lansia, kegiatannya yaitu :
02
1) Jelaskan tahap perkembangan dan perubahan yang terjadi pada lansia
03 2) Jelaskan cara memfasilitasi integritas diri lansia

04 3) Sediakan waktu bercakap-cakap dengan lansia tentang makna hidup yang dialami dan
berikan pujian
05
4) Sediakan tempat yang aman dan nyaman bagi lansia: terang, tidak licin, ada alat bantu
06
pegang, tanda-tanda tempat yang jelas, dll.
▶ 5) Fasilitasi pertemuan antar generasi dan beri kesempatan menyampaikan pengalaman.
6) Diskusikan tentang rencana pembagian warisan dan pemakaman
7) Diskusikan masalah kerekatan yang mungkin terjadi dan pelayanan Kesehatan yang
tersedia.
TINDAKAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK

● Tindakan keperawatan ners: edukasi kelompok lansia di masyarakat seperti : posbinduk
01
posyandu lansia, dll
02
● Tindakan keperawatan spesialis: terapi kelompok terapeutik lansia yaitu
03 Sesi 1 : stimulasi adaptasi perubahan aspek biologis dan seksual

04 Sesi 2 : stimulasi adaptasi perubahan aspek kognitif


Sesi 3 : stimulasi adaptasi perubahan aspek emosional
05
Sesi 4 : stimulasi adaptasi perubahan aspek social
06
Sesi 5 : stimulasi adaptasi perubahan aspek spiritual
▶ Sesi 6 : monitoring dan evaluasi pengalaman dan manfaat Latihan.
Judul Jurnal: Hubungan Depresi dengan Tingkat Religiulitas Lansia
dan Penderita DM II pada Kelompok Prolanis di Yogyakarta

Abstrak:
Penderita diabetes memiliki risiko 3 kali lipat mengalami depresi dibandingkan masyarakat pada umumnya.
Pendekatan religi merupakan salah satu pendekatan spiritual terhadap gangguan jiwa seperti depresi
((Setyonegoro, 1985). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara depresi dengan
tingkat religiusitas pada lansia kelompok prolanis di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
observasional dengan cross - desain seksional. Subyek penelitian ini adalah kelompok prolanis lansia
yogyakarta. Tingkat depresi dinilai dengan instrumen skala depresi geriatri (GDS) dan tingkat religiusitas dinilai
dengan kuesioner religiositas. Data dianalisis secara univariat dan bivariat. 37 responden diperoleh hubungan
yang bermakna antara depresi dengan tingkat religiusitas pada kelompok lansia dokter keluarga prolanis
ditunjukkan korelasi dengan nilai r 0,457 dengan p 0,004. Terdapat hubungan antara depresi dengan tingkat
religiusitas penderita dm ii pada kelompok keluarga dokter prolanis di yogyakarta.
Judul Jurnal: Hubungan Depresi dengan Tingkat Religiulitas Lansia
dan Penderita DM II pada Kelompok Prolanis di Yogyakarta

Kesimpulan :
Terdapat hubungan antara depresi dengan tingkat religiusitas penderita DM II pada kelompok prolanis dokter
keluarga di Yogyakarta.
Judul Jurnal: Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Harga Diri Rendah Lansia Di
Kabupaten Bungo

Abstrak
Setiap individu akan mengalami pertambahan usia, dimana lansia akan timbul perubahan-perubahan sebagai akibat
proses penuaan. Proses penuaan tersebut akan menyebabkan masalah-masalah baik fisik, psikososial dan spiritual.
Masalah psikososial pada lansia salah satunya adalah harga diri rendah. Masalah harga diri rendah pada lansia perlu
diatasi salah satunya dengan tindakanlife review tehrapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh life review
therapy pada lansia yang mengalami harga diri rendah di PSTW Kab.Bungo. Desain penelitian ini adalah quasi
experiment pretest and posttest with control group. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling
asignment yaitu sebanyak 40 orang dan diklasifikasikan menjadi 20 orang pada kelompok intervensi dan 20 orang pada
kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rosenberg Self Esteem Scale. Hasil uji paired t
test didapatkan rata-rata harga diri rendah pada kelompok intervensi sebelum diberikan terapi sebesar 17,95 dan setelah
diberikan terapi sebesar 10,20, dengan nilai p value = 0,000. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna
harga diri rendah setelah diberikan terapi life review pada kelompok intervensi. Terapi life review direkomendasikan untuk
mengatasi harga diri rendah pada lansia yang tinggal di PSTW.
Judul Jurnal: Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Harga Diri
Rendah Lansia Di Kabupaten Bungo

Kesimpulan:
Tingkat harga diri pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol sebelum diberikan life review therapy
diketahui berada pada harga diri rendah.Harga diri rendah pada lansia sesudah diberikannya life review
therapy pada kelompok intervensi yang mendapatkan life review therapy mengalami penurunan yaitu normal
(harga diri tinggi), sedangkan untuk kelompok kontrol yang tidak mendapatkan life review therapy tetap berada
pada harga diri rendah. Hasil uji statistik didapatkan ada perbedaan yang signifikan rata-rata perubahan harga
diri rendah antara kelompok yang mendapatkan life review therapy dengan kelompok yang tidak mendapatkan
life review therapy
Devamethia. (2019). Pengalaman lansia terlantar dalam menghadapi krisis
psikososial tahap kedelapan ( ego integrity vs despair ), 1–97.

Narullita, D. (2018). Pengaruh Life Review Therapy Terhadap Harga Diri Rendah
Lansia Di Kabupaten Bungo. Jurnal Endurance, 3(1), 33.
https://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2295

PAE, S., Rohaslia, & Soewadi. (2020). HUBUNGAN DEPRESI DENGAN TINGKAT
RELIGIUSITAS LANSIA PENDERITA DM II PADA KELOMPOK PROLANIS DI
YOGYAKARTA. Jurnal Ilmiah Kohesi, 4(3), 149–155.

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai