Disusun Oleh
: Kelompok 7
1. Wilhelmus Petrus Gua 131911123053
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KEPERAWATAN
S1 PENDIDIKAN NERS
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
Proses penuaan merupakan suatu proses alamiah yang tidak dapat dicegah
dan merupakan hal yang wajar dialami oleh orang yang diberi karunia umur
panjang, di mana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang,
damai, serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan
penuh kasih sayang. Tidak semua lanjut usia dapat mengecap kondisi idaman ini.
Proses menua tetap menimbulkan permasalahan baik secara fisik, biologis, mental
maupun sosial ekonomi. Permasalahan-permasalahan ini dapat memicu terjadinya
depresi pada lanjut usia. Stres lingkungan, menurunnya kemampuan beradaptasi
dan rendahnya nilai spiritual yang dimiliki lansia juga sering mendukung
terjadinya depresi.
Depresi merupakan salah satu gangguan kesehatan mental yang sering ditemui pada lanjut
usia (lansia). Depresi pada lansia berbeda dengan depresi pada
pasien yang lebih muda karena gejala-gejala depresi sering berbaur dengan
keluhan somatik. Faktor resiko depresi pada lansia lebih banyak diderita oleh
wanita daripada pria, lansia yang memiliki status kesehatan buruk, tinggal sendiri,
Depresi pada lanjut usia telah menjadi masalah utama yang dihubungkan
dengan kematian dan kejadian bunuh diri. Hasil penelitian menyebutkan 15%
lanjut usia memiliki kecenderungan bunuh diri karena depresi. Risiko bunuh diri
pada lanjut usia wanita yang mengalami depresi dua atau tiga kali lebih tinggi
daripada lanjut usia laki-laki. Bila hal ini tidak disikapi dengan benar dapat
membahayakan lanjut usia. Prevalensi depresi pada lanjut usia, sekitar 12–36%
lanjut usia yang mengalami rawat jalan mengalami depresi. Angka ini meningkat
menjadi 30–50% pada lanjut usia dengan penyakit kronis dan perawatan lama
yang mengalami depresi. Kira-kira 25% komunitas lanjut usia dan pasien rumah
perawatan ditemukan adanya gejala depresi pada lanjut usia. Depresi menyerang 10–
15% lanjut usia 65 tahun ke atas yang tinggal di institusi, dengan sekitar 50– 75%
penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi dari tingkatan ringan
sampai sedang. Data hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti
pada bulan Mei 2009 terhadap lanjut usia di wilayah RT 04 Kedung Tarukan
Wetan ditemukan bahwa 37% lanjut usia warga RT 04 mengalami depresi yang di
ukur dengan menggunakan Geriatric Depression Scale Short Form.
pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang dikarenakan
depresi yang mereka derita
Dengan banyaknya kasus depresi pada lanjut usia yang ada, diharapkan
perawat dapat lebih mengerti dan mengetahui bagaimana menghadapi depresi
pada lanjut usia dan perlu dilakukan pendekatan yang tepat dalam pemberian
asuhan keperawatan jiwa pada lansia untuk menangani masalah depresi yang
dihadapi para lanjut usia. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang apa yang
dimaksud depresi beserta contoh kasus dan proses keperawatan.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan depresi?
1.2.2 Apa saja etiologi depresi pada lansia?
1.2.3 Apa saja tanda dan gejala depresi pada lansia?
1.2.4 Apa dampak dari depresi pada lansia?
1.2.5 Bagaimana Skrining Depresi pada Lansia dengan Geriatric Depression
Scale?
1.2.6
Bagai na tatalaksana dalam merawat depresi pada lansia?
1.2.7 Apa contoh kasus dan proses keperawatan dari depresi pada lansia?
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui definisi depresi
1.3.2 Mengetahui etiologi depresi pada lansia
1.3.3 Mengetahui tanda dan gejala depresi pada lansia
1.3.4 Mengetahui dampak dari depresi pada lansia
1.3.5 Mengetahui cara Skrining Depresi pada Lansia dengan Geriatric
Depression Scale
1.3.6 tatalaksana dalam merawat depresi
1.3.7 contoh kasus dan proses keperawatan dari depresi
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Ada tiga jenis depresi yang bisa dialami oleh individu, yaitu mild
depression/minor depression dan dysthimic disorder; moderate depression;
dan Severe depression/major depression. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi depresi adalah faktor kesehatan, kepribadian, religiusitas,
pengalaman hidup yang pahit, harga diri dan dukungan sosial. Gejala
depresi menurut Beck digolongkan dalam empat simtom, yaitu simtom
Pada usia lanjut depresi yang berdiri sendiri maupun yang bersamaan
dengan penyakit lain hendaknya ditangani dengan sungguh-sungguh
karena bila tidak diobati dapat memperburuk perjalanan penyakit dan
memperburuk prognosis.
Terapi psikososial
a. Terapi Kognitif
b. Terapi
Interpersonal
c. Terapi Perilaku
d. Terapi orientasi-psikoanalitik
e. Terapi Keluarga
Terapi Lainnya
ECT untuk depresi katatonik, tendensi bunuh diri berulang,
Refrakter
Pathway Depresi Lansia
Faktor Genetik Faktor Usia Faktor Gender Penyakit kronis Lingkungan Pola pikir Kepribadian
Harga diri
Harapan yang
Terdapat keluarga Bertamabah negatif untuk
Hormon Penyakit
yg Depresi Tekanan masa depan Kepribadian
tua usia estrogen yang susah Cara
dari dependen
terbanyak sembuh dan menyelesaikan
masalah yg
pada wanita kambuhan pandangan masalah
Gen Menurun Penurunan dihadapi
pada keturunan produksi yang negatif inefektif Pasangan
nya terhadap
hormon diri hidup yang
Koping
Lansia yang sendiri Masalah tidak telah Tiada
estrogen menghadapi
menderita fisik diselesaikan
stress inefektif
Sistem Tempat
dopaminergik bergantung
Dopamin
terganggu tidak ada
menurun
Mudah stress
Penurunan
berat badan
Badan
bertambah
kurus
MK:
Gangguan
citra tubuh
Merasa tertekan Menurun nya nafsu Sulit memfokuskan Emosi Labil
makan (anoreksia) sesuatu
➢ Data Subyektif
1. Lansia Tidak mampu mengutarakan pendapat dan malas
berbicara.
2. Sering mengemukakan keluhan somatic seperti ; nyeri
abdomen dan dada, anoreksia, sakit punggung,pusing.
3. Merasa dirinya sudah tidak berguna lagi, tidak berarti, tidak
ada tujuan hidup, merasa putus asa dan cenderung bunuh diri.
4. Pasien mudah tersinggung dan ketidakmampuan untuk
konsentrasi.
➢ Data Obyektif
1. Gerakan tubuh yang terhambat, tubuh yang melengkung dan
B. Diagnosis Keperawatan
5. Isolasi Sosial
Kriteria Hasil :
benar.
BAB 3
KASUS SEMU
Ny.J mengatakan bahwa ia sudah susah untuk beraktivitas dan bekerja seperti
biasa. Dia susah untuk beraktifitas berat, sehingga saat ini Ny.J sudah tidak lagi
bekerja. Ny.J merasa kesepian karena tidak ada teman dirumah. Ny.J kadang
menangis dan tidak mau melakukan kegiatan apapun. Ny.J merasa bahwa
hidupnya tidak menarik dan merasa bosan menjalani hidup. Ny.J ingin sekali
diurus dan diberikan perhatian oleh anaknya. Tetangga Ny.J kadang khawatir
karena Ny.J tidak ada yang mengurus dan jarang keluar rumah. Saat sakit,
tetangga Ny.J yang memperhatikan dan memberi bantuan kepadanya. Ny.J pernah
mencoba bunuh diri dengan minum cairan cuci baju dan dihentikan oleh
tetangganya yang melihatnya.
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. J
Umur : 8 0 T ahun
Alamat : Desa Sirau, Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas
Pendidikan : SD
Agama : I slam
Status : K awin
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Jenis kelamin :Perempuan
No. CM :082xxx
2. Faktor penyebab/pendukung :
a. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fis ik - - - -
2. Aniaya se ksual - - - -
3. Penolakan - - - -
Kekerasan
4. - - - -
dalam keluarga
Tindakan
5.- - - -
kriminal
Diagnosa Keperawatan : tidak ada masalah
b. Pernah Melakukan Upaya/Percobaan/Bunuh Diri
Klien pernah mengalami percobaan bunuh diri 1 kali dengan
meminum cairan cuci baju, namun gagal karena dihentikan oleh
tetangganya.
Diagnosa Keperawatan : Risiko Bunuh Diri
c. Pengalaman Masa Lalu yang Tidak Menyenangkan (Peristiwa
Kegagalan, Kematian, Perpisahan)
Klien mengatakan merasa kesepian setelah ditinggal mati oleh
Diagnosa Keperawatan : -
e. Riwayat Penggunaan NAPZA
Klien mengatakan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan.
3. Upaya yang telah dilakukan terkait kondisi di atas dan hasilnya :
Belum dilakukan pengobatan apapun oleh klien atau keluarga
Diagnosa Keperawatan: Kurang Pengetahuan
4. Riwayat penyakit keluarga
Anggota keluarga yang gangguan jiwa?
❑ Ada
Tidak
V. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram :
Keterangan :
n : Perempuan : Perkawinan
: Klien
: Laki-laki : Orang terdekat
: Meninggal
:Tinggal serumah
berkunjung ke rumah orangtuanya. Klien merasa kesepian karena tidak ada yang
mengurusnya dirumah. Klien merasa tidak berguna dan bosan menjalani hidup.
Klien mengatakan bahwa tidak pernah keluar rumah dan lebih suka
dalam rumah. klien juga tidak megikuti kegiatan apapun di
lingkungannya.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak selera untuk bicara dengan orang lain,
klien merasa sendirian dalam hidupnya.
Diagnosa Keperawatan: Isolasi Sosial
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
rapi cara berjalan pelan ekspresi wajah datar dan sering melihat
3. Antopometri
BB = 43 Kg, TB = 151 Cm
4. Keluhan fisik:
Jelaskan:
Klien mengatakan bahwa dirinya sangat lemah, dan tidak dapat
beraktivitas.
Diagnosa Keperawatan: -
Jelaskan:
Penampilan klien kurang sesuai. klien termasuk lansia, cara berpakaian
kurang rapi,gigi tampak kotor ,klien jarang keramas, kuku
panjang,klien berjalan tanpa alas kaki.
Diagnosa Keperawatan:Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan (frekuensi, volume, jumlah, karakter)
Frekwensi: lambat.
Volume: Lembut/pelan, kurang jelas.
Banyak kosa kata: sedikit.
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitas serea
4. Mood dan Afek
a. Mood
✓ Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia ✓ Kesepian
Cemas
Jelaskan:
Klien mengatakan ingin dijenguk oleh keluarganya dan ingin cepat
pulang, selama di RS dia merasa kangen dengan keluarganya.
b. Afek
■ Sesuai
❑ Tumpul /dangkal /datar
❑ Tidak sesuai
❑ Labil
Jelaskan:
a. Halusinasi
Pendengaran Pengecapan
Penglihatan Peciuman
Perabaan
b. Ilusi
Ada
Tidak
Jelaskan:-
Diagnosa Keperawatan:
7. Proses pikir
a. Arus pikir
Koheren Inkoheren
■ Sirkumtansial Asosiasi
Tangensial longgar
Blocking Flight of idea
Longorhoe Perseverasi
Clang Neologisme
Association Main kata-kata
Afasia Lain - lain
Jelaskan:
Klien mampu menjawab setiap pertanyaan perawat namun sedikit
lama dan berbelit.
b. Isi pikir
❑ Obsesif ❑ Fobia,
❑ Ekstasi sebutkan..........
❑ Fantasi ❑ Waham :
❑ Alienasi O Agama
□ Pikiran bunuh O Somatik/hipo
diri kondria
❑ Preokupasi O Kebesaran
■ Pikiran isolasi O Kejar/curiga
sosial O Nihilistik
❑ Ide yang terkait O Dosa
❑ Pikiran rendah O Sisip pikir
diri O Siar pikir
❑ Pesimisme O Kontrol pikir
❑ Pikiran magis ❑ Lain – lain: ...
❑
Pikiran curiga
Jelaskan:
Klien mengatakan dia merasa tidak nyaman untuk bertemu
oranglain. Klien mengatakan lebih nayaman di rumah.
c. Bentuk pikir
❑ Realistik
Non Realistik
❑ Dereistik
❑ Otistik
a. Konsentrasi
Mudah beralih
□ Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan
Klien mampu mengulang kembali tentang yang disampaikan
perawat.
b. Berhitung
Klien mampu berhitung secara sederhana , seperti : 10 -5 pasien
menjawab 5.
Diagnosa Keperawatan: tidak ada masalah
10. Kemampuan penilaian
❑ Gangguan ringan
❑ Gangguan bermakna
Jelaskan:
Tidak ada gangguan
Diagnosa Keperawatan: tidak ada gangguan
Transportasi
Tempat tinggal
Diagnosa Keperawatan: -
a. Nutrisi
❑ Berapa frekuensi makan dan frekuensi kudapan dalam sehari?
Frekuensi makan 3x sehari dan kudapan 1x sehari.
❑ Bagaimana nafsu makannya?
1 porsi makan habis
❑ Bagaimana berat badannya?
Klien mengatakan berat badannya tetap.
Diagnosa Keperawatan: -
b. Tidur
1) Istirahat dan tidur
Tidur siang, lama: 13.30 s/d 14.00
Tidur malam, lama:21.00 s/d 05.00
Aktifitas sebelum/sesudah tidur: duduk melamun dan berjalan
mondar-mandir.
Jelaskan:
Klien mengatakan jarang tidur siang karena tidak bisa tidur,
klien lebih memilih jalan-jalan dan tiduran saja. Malam hari
klien tidur pukul 21.00 sebelum tidur klien duduk-duduk di
kasur.
2) Gangguan tidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain-lain
Jelaskan:
Klien mengatakan bisa tidur.
Diagnosa Keperawatan: -
3) Kemampuan lain-lain
1. Sistem pendudukung
Ya Tidak
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan:
klien mengatakan bahwa perawat rutin mengingatkan minum obat serta
memberi semangat untuk sembuh.
Diagnosa Keperawatan:-
IX. MEKANISME KOPING
Maladaptif
Klien mengatakan bila ada masalah hanya memendamnya sendiri dan
tidak bercerita ke orang lain.
Klien tampak gelisah dan khawatir, raut muka klien tampak cemas.
Diagnosa Keperawatan : Koping Individu Inefektif.
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
❑ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya
Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan yang ada di
lingkungannya.
❑ Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya
❑ Sistem pendukung
❑ Faktor presipitasi
❑ Penatalaksanaan
❑ Lain-lain, jelaskan......
Jelaskan :
Pasien belum mengetahui bahwa dirinya mengalami gangguan kejiwaan.
Diagnosa Keperawatan : Defisiensi Pengetahuan
1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
2 Mandi 0 = d ependen 5
5 = mandiri
3 Berpakaian 0 = d ependen 10
5 = butuh bantuan
(mencuci, menyeka,
5 = butuh bantuan, tetapi bisa melakukan
menyiram)sesuatu dengan mandiri
10 = mandiri
15 = mandiri
TOTAL SK OR 80
Interpretasi:
61-90 = ketergantungan
2. Aspek Kognitif
MMSE (Mini Mental Status
Exam) Nama : N y. J
Tgl/Jam :
Kognitif maksimalKlien
Kabupaten/kota : Cilacap
1) Kursi 2)…………… 3)
…………..
6 Bahasa 9 6 Menanyakan p ada k lien t entang b enda
(sambil menunjukan benda tersebut).
1). Buku
2). HP
saling bertumpuk
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri 1 0 1
anda
Jumlah 7
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
3. Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia: