Disusun Oleh :
Astri Kesuma Triyan
Nur Annisa Najiba Gumay
Via Indriawati
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayahNya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik Adapun tujuan dari
makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Keperawatan Gerontik
pada semester VI tahun ajaran 2019/2020 dengan judul “Asuhan Keperawatan
Lansia dengan Gangguan Mental ”
Dalam menyelesaikan makalah ini tentunya penulis banyak mengalami
kesulitan terutama disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang dimiliki.
Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak penulis dapat
menyelesaikan makalah yang telah ditentukan oleh dosen pembimbing dan
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat.
Penulis sadar, sebagai mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran
penulisan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu,penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif yang nantinya dapat
memacu penulis untuk lebih baik lagi diwaktu yang akan datang. Semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman dan kesadaran bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lansia
B. Pengertian Gangguan Mental
C. Klasifikasi Gangguan Mental
1. Pengertia Depresi
2. Pengertian Dimensia
D. Etiologi Deprsi dan Dimensia
E. Manifestasi Klinik Depresi dan Dimensia
F. Faktor Resiko Depresi dan Dimensia
G. Konsep Asuhan keperawatan
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh
semua orang yang dikarunia usia panjang. Menurut World Health Organisation
(WHO) Lansia adalah seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun ke atas.
Lansia merupakan kelompok umur pada manusia yang telah memasuki tahapan
akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang dikategorikan lansia ini
akan terjadi suatu proses yang disebut Aging Process. Proses menua ini
ditandai dengan perubahan pada fisik maupun mental lansia.
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian lansia.
2. Untuk mengetahui pengertian gangguan mental.
3. Untuk mengetahui klasifikasi gangguan mental.
4. Untuk mengetahui etiologi depresi dan dimentia pada lansia.
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala depresi dan dimensia pd lansia.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis pada pasien depresi dan
dimensia
BAB II
KONSEP TEORI
A. Pengertian
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur ( usia 60 thn
keatas) pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Pada kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut aging proses.
Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku
seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
(distress) atau hendaya (impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan
gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu
tetapi juga dengan masyarakat. Pada umumnya gangguan jiwa ditandai
dengan adanya penyimpangan yang fundamental, karakteristik dari pikiran
dan persepsi, serta adanya afek yang tidak wajar atau tumpul (Maslim,
2002; Maramis, 2010)
B. Klasifikasi
1. Depresi
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan
komponen psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna,
gagal, putus asa dan penyesalan atau berbentuk penarikan diri,
kegelisahan atau agitasi (Afda Wahywlingsih dan Sukamto).
Menurut PPDGJ-III (Maslim,1997), tingkatan depresi ada 3
berdasarkan gejala-gejalanya yaitu:
a) Depresi Ringan
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
Kosentrasi dan perhatian yang kurang
Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
b) Depresi Sedang
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energy yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah dan menurunnya aktivitas.
Kosentrasi dan perhatian yang kurang
Harga diri dan kepercayaan diri yang kurang
Pandangan masa depan yang suram dan pesimis
c) Depresi Berat
Mood depresif
Kehilangan minat dan kegembiraan
Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan
mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit
saja) dan menurunnya aktivitas.
Konsentrasi dan perhatian yang kurang
Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna
Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis
Perbuatan yang membahayakan dirinya sendiri atau bunuh
diri
Tidur terganggu
Disertai waham, halusinasi
Lamanya gejala tersebut berlangsung selama 2 minggu
Karakteristik Depresi Pada Lanjut Usia
Meskipun depresi banyak terjadi dikalangan lansia,- depresi
ini sering di diagnosis salah atau diabaikan. Rata-rata 60-70%
lanjut usia yang mengunjungi praktik dokter umum adalah mereka
dengan depresi, tetapi ; acapkali tidak terdeteksi karena lansia lebih
banyak memfokuskan pada keluhan badaniah yang sebetulnya ;
adalah penyerta dari gangguan emosi (Mahajudin, 2007).
Menurut Stanley & Beare (2007), sejumlah faktor yang
menyebabkan keadaan ini, mencakup fakta bahwa depresi pada
lansia dapat disamarkan atau tersamarkan oleh gangguan fisik
lainnya (masked depression). Selain itu isolasi sosial, sikap orang
tua, penyangkalan pengabaian terhadap proses penuaan normal
menyebabkan tidak terdeteksi dan tidak tertanganinya gangguan
ini. Depresi pada orang lanjut usia dimanifestasikan dengan adanya
keluhan tidak merasa berharga, sedih yang berlebihan, murung,
tidak bersemangat, merasa kosong, tidak ada harapan, menuduh
diri, ide-ide pikiran bunuh diri dan pemilihan diri yang kurang
bahkan penelantaran diri (Wash, 1997).
2. Demensia
a. Secara umum tidak pernah merasa senang dalam hidup ini. Tantangan
yang ada, proyek, hobi, atau rekreasi tidak rnemberikan kesenangan.
b. Keluhan fisik biasanya terwujud pada perasaan fisik seperti:
c. Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi tingkat
sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun berbeda jika.
kondisinya telah parah seseorang cenderung akan kehilangan gairah
makan.
d. Nyeri (nyeri otot dan nyeri kepala)
e. Merasa putus asa dan tidak berarti. Keyakinan bahwa seseorang
mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu tidak
mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, "saya menyia-nyiakan
hidup saya" atau “saya tidak bisa rncncapai banyak kemajuan",
seringkali terjadi.
f. Berat badan berubah drastis
g. Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam faktor
penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur. Tetapi dilain
pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu banyak tidur.
h. Sulit berkonsentrasi. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir dengan
jernih dan untuk mernecahkan masalah secara efektif. Orang yang
mengalami depresi merasa kesulitan untuk memfokuskan perhatiannya
pada sebuah masalah untuk jangka waktu tertentu. Keluhan umum yang
sering terjadi adalah, "saya tidak bisa berkonsentrasi".
i. Keluarnya keringat yang berlebihan
j. Sesak napas
k. Kejang usus atau kolik
l. Muntah
m. Diare
n. Berdebar-debar
a) Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang
mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari
kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan idenya.
Dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi mungkin akan
gampang letih dan lemah.
b) Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk
mengatakan atau merasa, "saya selalu merasah lelah" atau "saya capai".
E. Penatalaksanaan
a. Medis
Dari berbagai jenis upaya untuk gangguan depresi ini, maka terapi
psikofarmaka (farmakoterapi) dengan obat anti depresan merupakan
pilihan alternative. Hasil terapi dengan obat anti depresan adalah baik
dengan dikombinasikan dengan upaya psikoterapi.
b. Keperawatan
Adapun tindakan perawatan yang dilakukan terhadap penderita
demensia, antara lain dilakukan dengan hal-hal sebagai berikut:
1. Buat kegiatan pada pagi hari sehingga klien tidak tidur terus.
2. Kurangi stimulasi lingkungan yang menyebabkan klien terburu-
buru.
3. Beri penerangan yang cukup pada kamar.
4. Temani dan beri perasaan nyaman pada saat matahari terbenam.
5. Nyalakan lampu sebelum matahari terbenam.
6. Yakini bahwa lingkungan nyaman bagi klien.
7. Perhatikan keselamatan klien pada saat klien jalan-jalan.
8. Anjurkan klien memakai tanda pengenal seperti gelang yang
bertulis alamat.
9. Buat jadwal aktivitas ringan klien.
F. Pohon Masalah
DEPRESI
Penolakan/duka, disfungsional/kehilangan
Resiko injuri
Gangguan sensori
persepsi halusinasi
Kerusakan memori
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Identitas
Nama :
Alamat :
Usia :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Agama :
Suku Bangsa :
1. Perilaku
2. Afek
3. Respon kognitif
a. Pengkajian Fungsional
Merupakan pengukuran kemampuan seseorang untuk melakukan
aktivitas sehari – hari secara mandiri. Penentuan kemandirian
fungsional dapat mengidentifikasi kemampuan dan keterbatasan klien,
menimbulkan pemilihan intervensi yang tepat. Situasi klien
menentukan beberapa kali dalam sehari tes harus diberikan, serta
jumlah kali klien perlu untuk di tes untuk menjamin hasil yang
akurat.Indeks Kemandirian pada Aktivitas Kehidupan Sehari-hari
berdasarkan pada evaluasi fungsi mandiri atau tergantung dari klien
dalam mandi, berpakaian, pergi ke kamar mandi, berpindah, kontinen,
dan makan. Definisi khusus dari kemandirian fungsional dan
tergantung tampak pada indeks.
e. Pengkajian Keseimbangan
KRITERIA NILAI
Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata
terbuka
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan
tetapi mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau bergerak
ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada saat
berdiri pertama kali
Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata terbuka
menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Bangun dari tempat duduk (dimasukkan analisis) dengan mata
tertutup
Tidak bangun dari tempat tidur dengan sekali gerakan, akan
tetapi usila mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan atau
bergerak ke bagian depan kursi terlebih dahulu, tidak stabil pada
saat berdiri pertama kali
Duduk ke kursi (dimasukkan analisis) dengan mata tertutup
menjatuhkan diri ke kursi, tidak duduk di tengah kursi
Ket: kursi harus yang keras tanpa lengan
Menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata terbuka
menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan, kaki
tidak menyentuh sisi-sisinya
Menahan dorongan pada sternum (3 kali) dengan mata tertutup
klien menggerakkan kaki, memegang objek untuk dukungan,
kaki tidak menyentuh sisi-sisinya
Perputaran leher (klien sambil berdiri)
Menggerakkan kaki, menggenggam objek untuk dukungan kaki:
keluhan vertigo, pusing atau keadaan tidak stabil
Gerakan mengapai sesuatu
Tidak mampu untuk menggapai sesuatu dengan bahu fleksi
sepenuhnya sementara berdiri pada ujung jari-jari kaki, tidak
stabil memegang sesuatu untuk dukungan
Membungkuk
Tidak mampu membungkuk untuk mengambil objek-objek kecil
(misalnya pulpen) dari lantai, memegang objek untuk bisa
berdiri lagi, dan memerlukan usaha-usaha yang keras untuk
bangun
Komponen gaya berjalan atau pergerakan
Minta klien berjalan ke tempat yang ditentukan ragu-ragu,
tersandung, memegang objek untuk dukungan
Ketinggian langkah kaki
Kaki tidak naik dari lantai secara konsisten (menggeser atau
menyeret kaki), mengangkat kaki terlalu tinggi (> 5 cm)
Kontinuitas langkah kaki
Setelah langkah-langkah awal menjadi tidak konsisten, memulai
mengangkat satu kaki sementara kaki yang lain menyentuh
lantai
Kesimetrisan langkah
Langkah tidak simetris, terutama pada bagian yang sakit
Penyimpangan jalur pada saat berjalan
Tidak berjalan dalam garis lurus, bergelombang dari sisi ke sisi
Berbalik
Berhenti sebelum mulai berbalik, jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang objek untuk dukungan
Keterangan:
0 – 5 resiko jatuh rendah
6 – 10 resiko jatuh sedang
11 – 15 resiko jatuh tinggi
f. Pengkajian Spiritual
1) Berkaitan dengan keyakinan agama yang dimiliki dan sejumlah
makna keyakinan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari lansia.
2) Hal-hal yang perlu dikaji:
Apakah secara teratur melakukan ibadah sesuai dengan
keyakinan agamanya.
Apakah secara teratur mengikuti atau terlibat aktif dalam
kegiatan keagamaan.
Misalnya: pengajian dan penyantunan anak yatim atau fakir
miskin.
Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan masalah apakah
dengan berdoa.
Apakah lanjut usia terlihat sabar dan tawakal
h. Pengkajian Depresi
Gejala depresi pada lansia diukur menurut tingkatan sesuai dengan
gejala yang termanifestasi. Jika dicurigai terjadi depresi, harus
dilakukan pengkajian dengan alat pengkajian yang terstandarisasi dan
dapat dipercayai serta valid dan memang dirancang untuk diujikan
kepada lansia. Salah satu yang paling mudah digunakan untuk
diinterprestasikan di berbagai tempat, baik oleh peneliti maupun
praktisi klinis adalah Geriatric Depression Scale (GDS)
i. Pengkajian Fisik
Keterampilan pengkajian Fisik ada 4 diantaranya adalah:
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Keluhan fisik biasanya terwujud pada perasaan fisik seperti:
1) Distorsi dalam perilaku makan. Orang yang mengalami depresi
tingkat sedang cenderung untuk makan secara berlebihan, namun
berbeda jika. kondisinya telah parah seseorang cenderung akan
kehilangan gairah makan.
2) Nyeri (nyeri otot dan nyeri kepala)
3) Merasa putus asa dan tidak berarti. Keyakinan bahwa seseorang
mempunyai hidup yang tidak berguna, tidak efektif. orang itu
tidak mempunyai rasa percaya diri. Pemikiran seperti, "saya
menyia-nyiakan hidup saya" atau “saya tidak bisa rncncapai
banyak kemajuan", seringkali terjadi.
4) Berat badan berubah drastis
5) Gangguan tidur. Tergantung pada tiap orang dan berbagai macam
faktor penentu, sebagian orang mengalami depresi sulit tidur.
Tetapi dilain pihak banyak orang mengalami depresi justru terlalu
banyak tidur.
6) Sulit berkonsentrasi. Kapasitas menurun untuk bisa berpikir
dengan jernih dan untuk mernecahkan masalah secara efektif.
Orang yang mengalami depresi merasa kesulitan untuk
memfokuskan perhatiannya pada sebuah masalah untuk jangka
waktu tertentu. Keluhan umum yang sering terjadi adalah, "saya
tidak bisa berkonsentrasi".
7) Keluarnya keringat yang berlebihan
8) Sesak napas
9) Kejang usus atau kolik
10) Muntah
11) Diare
12) Berdebar-debar
13) Gangguan dalam aktivitas normal seseorang. Seseorang yang
mengalami depresi mungkin akan mencoba melakukan lebih dari
kemampuannya dalam setiap usaha untuk mengkomunikasikan
idenya. Dilain pihak, seseorang lainnya yang mengalami depresi
mungkin akan gampang letih dan lemah.
14) Kurang energi. Orang yang mengalami depresi cenderung untuk
mengatakan atau merasa, "saya selalu merasah lelah" atau "saya
capai".
B. Diagnosa Keperawatan
1. DEPRESI
NOC : Coping
2. DIMENSIA
A. KESIMPULAN
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur ( usia 60 thn keatas)
pada manusia yang telah memasuki tahapan akhir dari fase
kehidupannya. Pada kelompok yang dikategorikan lansia ini akan terjadi
suatu proses yang disebut aging proses.
Gangguan jiwa menurut PPDGJ III adalah sindrom pola perilaku
seseorang yang secara khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan
(distress) atau hendaya (impairment) di dalam satu atau lebih fungsi yang
penting dari manusia, yaitu fungsi psikologik, perilaku, biologik, dan
gangguan itu tidak hanya terletak di dalam hubungan antara orang itu
tetapi juga dengan masyarakat.
B. SARAN