Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS HIPOGLIKEMIA

Disusun oleh :
VIA INDRIAWATI
P27220021344

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
FORMAT ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
PADA Tn. F DENGAN HIPOGLIKEMI DI RUANG INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD Dr GONDO SUWARNO UNGARAN

Tanggal/Jam Pengkajian : Sabtu, 15 Januari 2022 /11.00 WIB


Metode pengkajian : Initial assesment
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. F
Usia : 52 tahun
Jenis Kelamin : Laki Laki
Tanggal Masuk : 15 Januari 2022
No. RM : 533xxx
Diagnosa Medik : Hipoglikemia
Alamat : Caturharjo
2. Keluhan Utama/alasan masuk RS
Keluarga pasien mengatakan pasien mengalami penurunan kesadaran, lemas

3. Primary Survey

A.Air Way B. Breathing C. Circulation


1. Jalan Nafas 1. Pola nafas: 1. Akral:
√ Bebas Apnea √ Sesak Hangat √ Dingin
Tidak bebas : Bradipnea Takipnea 2. Pucat :
 Pangkal lidah jatuh √ Ya Tidak
Orthopnea
3. Sianosis :
Sputum 2. Frekuensi nafas: 26 x/mnt
Darah Ya √ Tidak
3. Suara nafas:
Spasme 4. Capillary Refill Time:
√ Vesikuler Whezing
Benda Asing √ < 2detik >2detik
Cracles Ronchi
2. Suara nafas: 5. Nadi:
4. Irama nafas:
√ Normal a.Heart Rate :
Teratu √Tidak teratur
89 x/mnt
Stridor 5. Tanda distres pernapasan:
Tidak ada suara nafas b Irama:
Penggunaan otot bantu
3. Lain-lain: - Retraksi dada/interkosta √ Reguller
Cuping hidung Irreguler
6. Jenis pernafasan: c. Kekuatan:
√ Pernafasan dada Kuat
Pernafasan perut √Lemah
7. Lain-lain: - Terpasang O2 : 3 6. TD 100/70 mmHg
lpm
7. Kelembaban kulit :
√ Kering
Lembab
8. Turgor:
Baik
Kurang
Jelek
9. Lain lain : -

D. Disability E. Exposure
1. Tingkat kesadaran: 1. Adanya trauma
Samnolen pada daerah :
2. Nilai GCS: Tidak terdapat trauma pada
bagian tubuh
E: 3 M : 3 V: 3 = 9
2. Adanya jejas/luka pada daerah
3. Pupil
Tidak terdapat jejas ataupun
Isokor luka
Anisokor 3. Ukuran luka
(panjang, kedalaman,
Respon Cahaya : + / -
lebar):
Diameter :
1 mm 2 mm -
3 mm 4 mm 4. Lain-lain : -
4. Ekstremitas
Sensorik √ Ya Tidak
Motorik √ Ya Tidak
5. Kekuatan otot : 3333
6. Lain-lain: -
4. Pengkajian sekunder (Secondary Survey)
a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluarga pasien mengatakan pasien lemas sejak 2 hari, nafsu makan


menurun. Saat pasien makan pasien mual dan muntah, gemetar di tangan
dan kaki. Keluarga pasien mengatakan 2 jam sebelum dibawa di RS pasien
mengalami keringat dingin setelah mandi. 1 jam kemudian keluarga
mengajak komunikasi pasien tetapi pasien tidak sadarkan diri, tidak berespon
dan hanya terbaring di tempat tidur. Kemudian keluarga pasien membawa
pasien ke IGD RSUD Dr Gondo Suwarno Ungaran Di IGD pasien dilakukan
pemeriksaan Tanda-Tanda Vital dengan hasil : Tekanan Darah : 100/70
mmHg, Nadi : 89x/menit, RR : 26x/menit, SPO2 : 97% dengan pemberian O2
nasal canul : 3 lpm. Pasien dilakukan pemeriksaan GDS dengan hasil : 50
mg/dl berkolaborasi dengan dokter diberikan Infus D10 : 20 tmp, Injeksi
Furosemid 2 mg, Omeprazole 40 mg dan D40 2 flas (50ml).

b. Riwayat Kesehatan lalu

Keluarga pasien mengatakan, pasien memiliki riwayat penyakit Diabetes


Mellitus ±3 tahun yang lalu. Keluarga pasien mengatakan ±1 tahun yang lalu
pasien menjalani rawat inap dengan penyakit vertigo

c. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga pasien mengatakan ayah pasien mengalami penyakit serupa dengan


pasien yaitu Diabetes Mellitus. Keluarga pasien mengatakan anggota
keluarga tidak ada yang memiliki penyakit hepatitis, asma, TBC, hipertensi

d. Anamnesa singkat (SAMPLE)

1) Sign and symptom (tanda dan gejala)

Kesadaran samnolen, GCS 9 (E3V3M3), mual, muntah 5x, lemes, nafsu


makan menurun. TTV : TD 110/70 mmHg, N 89x/menit, RR 26x/menit,
S 36,5oC, SpO2 97%

2) Allergies (riwayat alergi)

Keluarga pasien mengatakan, pasien tidak memiliki riwayat alergi


makanan ataupun obat-obatan
3) Medication (riwayat pengobatan)

Keluarga pasien mengatakan, pasien periksa gula darah terakhir ±1


minggu yang lalu 325 mg/dl. Pasien jaranng kontrol kesehatannya ke
dokter. Keluarga pasien mengatakan pasien sedang menjalani terapi
obat berupa insulin 12 unit 3 x sehari dan metformin 50mg 1 x sehari.

4) Past Illness (riwayat penyakit)

Keluarga pasien mengatakan pasien sudah memiliki penyakit DM ± 3


tahun yang lalu, keluarga pasien mengatakan pasien sering dirwat di RS
±2 kali dengan penyakit DM. ±1 tahun yang lalu pernah dirawat di RS
karena penyakit Vertigo

5) Last Oral Intake (asupan makan / minum terakhir)

Keluarga pasien mengatakan pasien terakhir makan jam 11.00 WIB


dengan menu nasi, sayur dan lauk tapi hanya habis 2 sendok karena
pasien merasa mual dan muntah

6) Event Before Incident (kejadian sebelum insiden)

Keluarga pasien mengatakan 2 hari yang lalu pasien mengeluh pusing,


lemas, badan gemetar. 2 jam sebelum dibawa di RS pasien mengalami
keringat dingin setelah mandi. 1 jam kemudian keluarga mengajak
komunikasi pasien tetapi pasien tidak sadarkan diri, tidak berespon dan
hanya terbaring di tempat tidur. Kemudian pada pukul 11.00 WIB
keluarga pasien mengajak komunikasi pasien tetapi tidak berespon dan
mengalami penurunan kesadaran, karena keluarga merasa khawatir
akhirnya pasien dibawa ke IGD RSUD Dr.Gondo Suwarno Ungaran

5. Diagram Tubuh
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 15 Januari 2022 pukul 11.30 WIB


PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN SATUAN METODE
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11,7 12,0>16,0 g/dl Flowcytometri
Lekosit 18,8 4,0-12,0 10^3/uL Flowcytometri
Trombosit 218 150,0-400 10^3/uL Flowcytometri
Eritrosit 4,42 4,00-5,00 10^3/uL Flowcytometri
Hematokrit 36,5 37,0-43,0 vol % Flowcytometri

DIABETES
GLUKOSA
SEWAKTU
50 <180 mg/dl GHOD-PAP
Glukosa Darah
Sewaktu
SEROIMUNOLOGI

Non Non reaktif ISE FLOURESENCE


HEPATITIS
reaktif ISE FLOURESENCE
HbsAg Rapid
Negatif Negatif
Covid-19
Antigen Covid 19
b. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan:
15 Januari 2022

Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan


Thorax Cor : bentuk dan letak jantung normal
Paru : corakan vaskuler, tak tampak bercak pada kedua
lapang paru.Sinus costhophrenikus kanan dan
kiri lancip, bentuk dan struktur tulang normal
Kesan: cor dalam batas normal, paru dan tulang tak
tampak kelainan
EKG Sinus rythm : Normal ECG
7. Terapi Medis
Hari/ Tanggal : Sabtu, 01 Desember 2021

Golongan &
Jenis Terapi Dosis Fungsi
Kandungan
Cairan IV:

Dextrose 10% 20 tpm Gol : Obat Keras - Cairan infus untuk mengatasi
Kandungan : hipoglikemia atau kondisi
- Dextrose kadar gula darah terlalu
Monohydrate 27.71 rendah. Obat ini juga
Gram; Dextrose digunakan sebagai alternatif
Monohydrate 5.5 untuk memenuhi kebutuhan
Gram; Dextrose gula dan cairan pada pasien
Monohydrate 25 dengan kondisi medis tertentu.
Gram; Dextrose
Monohydrate 5 g/ 100
ml; Dextrose
Monohydrate 10 g/100
ml
Dextrose 40 2 flash (50 ml)

Obat Parenteral:
obat golongan diuretik bermanfaat untuk mengeluarkan
2 ml (IV)
Furosemid kelebihan cairan dari dalam
tubuh melalui urine.

40 mg
Omeprazole Golongan Obat: Obat Fungsi Omeprazole digunakan
keras untuk mengobati tukak lambung,
tukak duodenum, tukak lambung,
dan duodenum akibat
penggunaan OAINS (obat anti-
inflamasi non-steroid).
B. ANALISA DATA
NO HARI/TGL DATA PROBLEM ETIOLOGI
(DS DAN
DO)
1. Sabtu,01 Januari DS : Ketidakstabilan Penggunaan insulin
2022 - Keluarga pasien kadar glukosa darah atau obat glikemik
mengatakan pasien oral
lemas setiap makan
terasa mual, muntah
±5x
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
pusing, gemeter kaki
dan tangan
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
tidak dapat beraktifitas,
hanya terbaring
ditempat tidur
DO :
- Akral dingin
- Pucat, konjungtiva
anemis
- Pasien tampak lemah
- TD : 100/70 mmHg
- RR : 26 x/menit
- Nadi : 89 x/menit
- S : 36,5
- GDS : 50 mg/dl

2. Sabtu,01 Januari DS : Risiko perfusi Penurunan kadar


2022 - Keluarga pasien jaringan serebral glukosa darah
mengatakan pasien tidak efektif
mengalami penurunan
kesadaran
- Keluarga pasien
mengatakan pasien
tidak bisa diajak
berkomunikasi

DO :
- SPO 2 : 97% dengan
nasal canul 3 lpm
- Kesadaran : somnolen
- GCS : E3V3M3 (9)
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan menurut (SDKI.2017) antara lain :
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penggunaan
insulin atau obat glikemik oral (D.0027).
2. Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan
kadar glukosa darah (D.0017)
D. Intervensi Keperawatan
Intervensi Keperawatan menurut (SDKI,2018) antara lain :

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan penggunaan insulin atau obat glikemik oral (D.0027).
Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakstabilan kadar Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (L.05022) Manajemen Hipoglikemia (I.03113)
glukosa darah Observasi
D.0027 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam diharapkan kadar gula darah  Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
meningkat  Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Pengertian : Kriteria Hasil: Terapeutik
Variasi kadar glukosa darah  Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
naik/turun dari rentang No. Meningkat Cukup Sedang Cukuo Menurun  Batasi glucagon, jika perlu
normal  Berikan karbohidrat kompleks dan protein sesuai
meningkat menurun
diet
 Pertahankan kepatenan jalan nafas
Mengantuk
 Pertahankan akses IV, jika perlu
1 2 3 4 5  Hubungi layanan medis, jika perlu
Edukasi
Pusing  Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap
1 2 3 4 5 saat
 Anjurkan memakai identitas darurat yang tepat
Gemeter  Anjurkan monitor kadar glukosa darah
1 2 3 4 5  Anjurkan berdiskusi dengan tim perawatan diabetes
tentang penyesuaian program pengobatan
Kesulitan bicara  Jelaskan interaksi antara diet, insulin/agen oral, dan
olahraga
1 2 3 4 5
 Anjurkan pengelolaan hipoglikemia(tanda dan
Berkeringat gejala, faktor risiko dan pengobatan hipoglikemia)
Kolaborasi
1 2 3 4 5  Kolaborasi pemberian dextrosa, jika perlu
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat  Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
menurun meningkat
Koordinasi
1 2 3 4 5
Kesadaran
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Kadar glukosa dalam darah
1 2 3 4 5
Palpitasi
1 2 3 4 5
Perilaku
1 2 3 4 5
Jumlah urine
1 2 3 4 5
2. Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif berhubungan dengan penurunan kadar glukosa darah (D.0017)

Diagnosa Keperawatan Perencanaan Keperawatan


Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
Perfusi Serebral Tidak Perfusi Serebral Manajemen Peningkatan TIK
Efektif Observasi
D.0017 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x8 jam diharapkan tidak  Identifikasi penyebab peningkatan TIK
terjadi perfusi serebral tidak efektif.  Monitor tanda atau gejala peningkatan TIK
Pengertian : Kriteria Hasil:  Monitor MAP
Berisiko mengalami No. Meningkat Cukup Sedang Cukup Menurun  Monitor irama jantung (EKG)
penurunan sirkulasi darah meningkat menurun Terapeutik
ke otak  Berikan posisi semi fowler
Tekanan Intrakranial  Hindari pemberian cairan IV hipotonik
 Cegah terjadinya kejang
1 2 3 4 5 Kolaborasi
Sakit kepala  Kolaborasi dalam pemberian sedasi dan anti konvulsan, jika
perlu
1 2 3 4 5  Kolaborasi pemberian oksigen
 Kolaborasi pemberian diuretik osmosis, jika perlu
Gelisah
1 2 3 4 5
Kecemasan
1 2 3 4 5
Agitasi
1 2 3 4 5
Menurun Cukup Sedang Cukup Meningkat
menurun meningkat
Tingkat kesadaran
1 2 3 4 5
Kognitif
1 2 3 4 5
Memburuk Cukup Sedang Cukup Membaik
memburuk membaik
Kesadaran
1 2 3 4 5
Tekanan darah sistolik
1 2 3 4 5
Tekanan darah diastolik
1 2 3 4 5
Refleks saraf
1 2 3 4 5
E. Implementasi Keperawatan

N
HARI/TGL JAM IMPLEMENTAS RESPON PARAF
O
I
Dx
DS :
Sabtu, 15 11.30 Memonitor Tanda- Via
1,2 - Keluarga pasien
Januari 2022 WIB Tanda Vital
mengatakan pasien
tidak sadarkan diri
DO :
- Kesadaran samnlen
- GCS 9 (E3V3M3)
- TTV
TD : 110/70 mmHg
N : 89 x/menit
S : 36,5 oC
RR :26x/menit
1 DS : -
Sabtu, 15 11.35 Melakukan Via
DO : GDS : 50 mg/dl
Januari 2022 WIB pengukuran GDS
2 DS : -
Sabtu, 15 11.40 Memposisikan semi Via
DO :
Januari 2022 WIB fowler
- Pasien dalam posisi 30º
2 DS : -
Sabtu, 15 11.42 Berkolaborasi dengan Via
DO :
Januari 2022 WIB dokter dalam
- Telah terpasang nasal
pemberian terapi
canul 3 lpm
Oksigen
1,2 DS : -
Sabtu, 15 11.43 Berkolaborasi dengan Via
DO :
Januari 2022 WIB dokter dalam
- Cairan Dextrosa 40%
pemberian terapi obat
25 ml sebanyak 2
( memasang IV cath
flash masuk via
nomor 22 di tangan
intravena
kiri lalu memberikan
DS :-
terapi cairan Dextrosa
DO :
40% 100 ml)
- Dextrosa 10 %masuk
Dilanjutkan dengan kecepatan 20
memberikan terapi tpm melalui intravena.
dextrose 10%
1,2 DS : -
Sabtu, 15 11.44 Berkolaborasi dengan Via
DO :
Januari 2022 WIB dokter dalam
- Telah masuk injeksi
pemberian terapi obat
furosemid 2 ml dan
injeksi omeprazole 40
mg melalui intravena
2 DS :-
Sabtu, 11.50 Melakukan Via
DO :
01Januari WIB pemeriksaan EKG
- EKG Normal Synus
2022
Rythme
1 DS : -
Sabtu, 15 12.35 Melakukan Via
DO : GDS : 145 mg/dl
Januari 2022 WIB pemeriksaan GDS
2 DS : -
Sabtu, 15 12.33 Melakukan Via
DO :
Januari 2022 WIB pemeriksaan Glasgow
- Kesadaran Apatis
Coma Scale (GCS)
- E4V5M3 (12)
1 DS :
Sabtu, 15 12..45 Menganjurkan Via
- Keluarga mengatakan
Januari 2022 WIB keluarga untuk
akan memberikan
memberikan makanan
makan sedikit tapi
dan minuman pada
sering
pasien
DO :
- Pasien tampak minum
teh

1,2 DS :
Sabtu, 15 12.50 Memonitor Tanda- Via
- Pasien mengatakan
Januari 2022 WIB Tanda Vital
“ya”
DO :
- Kesadaran apatis
- GCS 12 (E4V5M3)
- TTV
TD : 127/98 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,5 oC
RR :24x/menit
- SPO 2 : 98%

F. Evaluasi Keperawatan
No Hari/Tgl/Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx
1. Sabtu, 15 Januari S: Via
2022 - Pasien mengatakan badan terasa lemas
12.50 wib - Pasien mengatakan sedikit pusing
O:
- Pasien masih tampak lemas
- Akral dingin
- TTV :
TD : 127/98 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,5 oC
RR :24x/menit
- SPO 2 : 98%
- GDS : 145 mg/dl
- Terpasang infus D10% 20 tpm
-
A:
- Masalah ketidakstabilan kadar gula darah
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Pertahankan intervensi,
- Monitor GDS dan TTV berkala,
- Pertahankan cairan parenteral, pasien
pindah bangsal Alamanda

2. Sabtu, 15 Januari S: Via


2022 - Pasien mengatakan badan terasa lemas
12.55 wib O:
- Pasien sadar
- Pasien dapat diajak berkomunikasi
- Bicara jelas
- Masih tampak lemah
- Akral dingin
- GDS : Composmentis E4V5M5 (GCS 14)
- TTV :
TD : 127/98 mmHg
N : 100 x/menit
S : 36,5 oC
RR :24x/menit
A : Risiko perfusi jaringan serebral tidak efektif
teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
- Pantau perfusi jaringan,
- Monitor TTV dan tingkat kesadaran.
- Pasien dipindahkan ke bangsal alamanda
PEMBAHASAN EVIDENCE BASED PRACTICE (EBP)

IDENTITAS JURNAL
Nama Jurnal Indonesian Journal of Clinical Pharmacy,
Volume Vol. 8 Iss. 2,
Nomor pg 99–106
Tahun 2019
Judul artikel Comparison of Effects of the Hypoglycemia Management
Protocol with 40% Dextrose Concentrated Solution to the Post-
correction Blood Sugar Response through Intravenous Infusion
and Intravenous Bolus
Penulis Yuriani1 , Retnosari Andarajati1 , Laurentius A. Pramono2

TELAAH JURNAL
P (Population) Penelitian analitik komparatif. dilakukan di Rumah Sakit St.
Carolus (D40% iv kelompok infus) dan Rumah Sakit Bella
(D40% iv kelompok bolus). Studi ini telah etis disetujui oleh
Komite Etik Penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia (10343/UN2.F1/ETIK/2018). Populasi dalam penelitian
ini adalah Pasien dewasa di IGD atau bangsal rawat inap dengan
hipoglikemia menerima terapi D40%. Pengucualian responden
jika dirawat karena ketoasidosis diabetik, keadaan hiperglikemik
hiperosmolar, sdalam masa kehamilan. Responden yang
digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 70 pasien yang
menerima infus iv D40% dan 70 pasien yang menerima bolus iv
D40% memenuhi syarat untuk studi inklusi
I (Intervention) Cara pemberian D40% diberikan dengan dua cara yang berbeda
yaitu melalui intravena infus (iv infus) dan intravena bolus (iv
bolus), Untuk kelompok infus iv, D40% harus diencerkan dengan
NaCl 0,9% untuk memastikan hal yang sama jumlah dekstrosa
yang diberikan antar kelompok. Pengenceran dengan NaCl 0,9%
menghasilkan lebih sedikit larutan dekstrosa pekat. Oleh karena
itu, itu mengakui bahwa solusinya tidak lagi 40% dalam
konsentrasi, tetapi jumlah total dekstrosa yang diberikan 20 gram,
masih sama antara kelompok yang dibandingkan. Untuk analisis
statistik, data yang tidak memiliki distribusi parametrik dianalisis
menggunakan uji Chi-Square, uji eksak Fisher, atau
Uji Mann-Whitney U sesuai indikasi
C (Comparation) Kelompok pembanding dalam penelitain ini adalah kelompok
pemberian intravena bolus
O (Outcome) Median kenaikan gula darah pada kelompok iv infus D40% 69,5
(3–195) mg/dL (n=60 pasien) dan kelompok iv bolus D40% 77
(15–249) mg/dL (n=62 pasien) (p=0,259). Koefisien variasi
dengan iv infus adalah 47,18% dan iv bolus 52,75%. Median
derajat overkoreksi iv infus D40% lebih rendah dibandingkan iv
bolus D40%, dengan masing-masing 10% (0–138%) dan 23% (0–
195%). Kebutuhan laju infus dekstrosa untuk mempertimbangkan
tingkat oksidasi glukosa. Oksidasi dekstrosa dapat dikurangi pada
pasien dengan kondisi hipermetabolik, pasien dengan diabetes,
pasien lanjut usia, dan interaksi dengan obat bersamaan. Studi ini
memberikan gambaran umum dari respon glukosa darah oleh
pemberian D40% pada pasien yang sakit kritis menerima infus
insulin. Sebanyak 49% dari pasien mengalami peningkatan darah
glukosa di atas 100 mg/dL pasca-koreksi menunjukkan
variabilitas glikemik yang tinggi. Sebanyak 70 pasien yang
menerima infus iv D40% dan 70 pasien yang menerima bolus iv
D40% memenuhi syarat untuk studi inklusi. D40% iv infus dan
pemberian bolus berpengaruh pada darah pasca-koreksi respon
gula. Kedua cara pemberian D40% memiliki hubungan yang bermakna
dengan derajat overkoreksi (uji Mann-Whitney; p=0,000).
T (Time) Penelitian ini dilakukan pada tahun 2019
DAFTAR PUSTAKA

Danne, Thomas et al. 2017. “International Consensus on Use of Continuous Glucose


Monitoring.” Diabetes Care 40(12): 1631–40.
Gómez, Ana María et al. 2020. “Hypoglycemia Incidence and Factors Associated in a Cohort
of Patients With Type 2 Diabetes Hospitalized in General Ward Treated With Basal
Bolus Insulin Regimen Assessed by Continuous Glucose Monitoring.” Journal of
Diabetes Science and Technology 14(2): 233–39.
Stanley, Sarah, Amir Moheet, and Elizabeth R. Seaquist. 2018. “Central Mechanisms of
Glucose Sensing and Counterregulation in Defense of Hypoglycemia.” Endocrine
Reviews 40(3): 768–88.
Umpierrez, Guillermo E., and David C. Klonoff. 2018. “Diabetes Technology Update: Use of
Insulin Pumps and Continuous Glucose Monitoring in the Hospital.” Diabetes Care
41(8): 1579–89.
Yuriani, Yuriani, Retnosari Andrajati, and Laurentius A. Pramono. 2019. “Comparison of
Effects of The Hypoglycemia Management Protocol with 40% Dextrose Concentrated
Solution to the Post-Correction Blood Sugar Response through Intravenous Infusion and
Intravenous Bolus.” Indonesian Journal of Clinical Pharmacy 8(2): 99.

Nama Mahasiswa Nama Pembimbing Akademik Nama Pembimbing Klinik

Via Indriawati Rina Budi S.ST., Ners


P27220021344

Tanda Tanda Tanda


Tangan Tangan Tangan

Tanggal Tanggal Tanggal

Anda mungkin juga menyukai