Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn.

S
DENGAN CHF (CONGESTIVE HEART FAILURE)
DI RUANG IGD RSUD TUGUREJO SEMARANG

Oleh:
Chusnul Nur Fatmawati Muhamad Tarmizi
Rahajeng Rahmawati Azizah Fadhilah Nuha
Dwi Rani Khairunnisa Trinurhilawati
Ni Nyoman Ayu W. Devi Afina Azmi

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
2020
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn. S
DENGAN CHF (Congestive Heart Failure)
DI RUANG IGD RSUD TUGUREJO SEMARANG

Tanggal/Jam Pengkajian : 14 April 2020/ 15.30 WIB


Metode pengkajian : Autoanamnesa, Alloanamnesa, Status Pasien
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama : Tn. S
Usia : 67 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tanggal Masuk : 14 April 2020
No. RM : 123XXX
Diagnosa Medis : CHF (Congestive Heart Failure)
2. Keluhan Utama/alasan masuk RS
Pasien mengeluh sesak napas sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu.
3. Primary Survey
A. Air Way B. Breathing C. Circulation
1. Jalan Nafas: 1. Pola nafas: 1. Akral:
 Bebas  Apnea  Sesak  Hangat  Dingin
 Tidak bebas :  Bradipnea  Takipnea 2. Pucat:
 Pangkal lidah jatuh  Orthopnea  Ya  Tidak
 Sputum 2. Frekuensi nafas: 28x/mnt 3. Sianosis:
 Darah 3. Suara nafas:  Ya  Tidak
 Spasme  Vesikuler  Whezing 4. Capillary Refill Time:
 Benda Asing  Cracles  Ronchi  <2detik  >2detik
2. Suara nafas: 4. Irama nafas: 5. Nadi:
 Normal  Teratur  Tidak teratur a. Heart Rate: 123x/mnt
 Stridor 5. Tanda distres pernapasan: b. Irama:
 Tidak ada suara nafas  Penggunaan otot bantu
3. Lain-lain: -  Retraksi dada/interkosta  Reguller
 Cuping hidung  Irreguler
6. Jenis pernafasan: c. Kekuatan:
 Pernafasan dada  Kuat
 Pernafasan perut  Lemah
7. Lain-lain: SpO₂ : 93-94% 6. TD: 176/102 mmHg
7. Kelembaban kulit:
 Lembab
 Kering
8. Turgor:
 Baik
 Kurang
 Jelek
9. Lain lain:
- Nadi carotis teraba kuat
- Ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi jantung tidak ada
nyeri tekan
- Perkusi jantung terdengar
suara pekak
- Auskultasi jantung
terdengar S1 dan S2
irreguler
D. Disability E. Exposure
1. Tingkat kesadaran: 1. Adanya trauma pada
Apatis daerah :
2. Nilai GCS: Tidak ada trauma
E: 4 M: 5 V: 3 = 12 2. Adanya jejas/ luka pada
3. Pupil: daerah:
 Isokor Tidak ada jejas/ luka
 Anisokor 3. Ukuran luka (panjang,
Respon Cahaya: + (Ada) kedalaman, lebar):
Diameter: Tidak ada luka
 1 mm  2 mm 4. Lain-lain :
 3 mm  4 mm - Terdapat asites
4. Ekstremitas: - Bising usus 10x/ menit
Sensorik  Ya  Tidak - Perkusi abdomen
Motorik  Ya  Tidak terdengar dullness
5. Kekuatan otot : - Tidak terdapat nyeri tekan
5|5 di semua area perut baik
4|4
kuadran I-IV
6. Lain-lain: Terdapat oedem
- Tidak ada pembengkakan
pada kedua kaki
kelenjar tyroid

4. Pengkajian sekunder (Secondary Survey)


a. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluarga pasien mengatakan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu pasien mengalami sesak
napas dan nyeri dada saat bernapas. Saat dirumah pasien tidak melakukan aktivitas yang
berat.
b. Riwayat Kesehatan lalu
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya pernah dirawat di rumah sakit dengan
penyakit yang sama juga.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Hipertensi (+), Jantung (+), DM (-)
d. Anamnesa singkat (SAMPLE)
1) Sign and symptom (tanda dan gejala)
Pasien sesak napas, tampak retraksi dada, lemas badan, perut tampak besar dan kaki
bengkak.
2) Allergies (riwayat alergi)
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak mempunyai alergi makanan, obat, dan alergi
lainnya (suhu, debu).
3) Medication (riwayat pengobatan)
Keluarga pasien mengatakan pasien tidak sedang mengkonsumsi obat obatan.
4) Past Illness (riwayat penyakit)
Keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di rumah sakit dengan penyakit yang sama.
5) Last Oral Intake (asupan makan/ minum terakhir)
Keluarga mengatakan pasien makan nasi sayur dan minum terakhir tadi pagi sewaktu
sarapan serta minum air putih sebanyak 1 gelas.
6) Event Before Incident (kejadian sebelum insiden)
Keluarga mengatakan sejak kurang lebih 1 minggu pasien mengalami sesak napas, nyeri
dada saat bernapas. Saat dirumah pasien tidak melakukan aktivitas yang berat.
5. Diagram Tubuh
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan: 14 April 2020
JENIS
HASIL SATUAN RUJUKAN KETERANGAN
PEMERIKSAAN
HEMATOLOGI
DARAH RUTIN (5 DIFF)
Hemoglobin 12.08 g/dL 14.0-18.0 Menurun
Eritrosit 6.19 10^6/uL 4.70-6.20 Normal
Leukosit 14.04 10^3/pul 4.8-10.8 Meningkat
Trombosit 446 10^3/pul 150-450 Normal
Hematokrit 32.2 % 37-52 Menurun
MCV 72.8 fL 80.0-99.0 Menurun
MCH 27.8 fL 27-31 Normal
MCHC 33.5 g/dL 33.0-37.0 Normal
RDW 13.9 % 10.0-15.0 Normal
DIFF COUNT
Basofil 0.32 % 0-1 Normal
Neutrofil 91.06 % 50-70 Meningkat
Eosinofil 0.75 % 1-3 Menurun
Limfosit 4.39 % 20-40 Menurun
Monosit 3.48 % 2-8 Normal
MPV 7.3 fL
KIMIA KLINIK
Total protein 9.80 g/ dL 6.60-8.80 Meningkat
Albumin 5.8 g/ dL 3.5-5.0 Meningkat
Globulin 4.10 g/ dL 2.90-3.30 Meningkat
Ureum 112.2 mg/ dL 19.0-44.0 Meningkat
Creatinin 4.20 mg/ dL 0.70-1.10 Meningkat
Bun 52.4 mg/ dL 7.0-18.0 Meningkat
Paket Elektrolit
Natrium 127.6 mmol/ L 136.0-145.0 Menurun
Kalium 2.94 mmol/ L 3.50-5.10 Menurun
Chlorida 83.5 mmol/ L 98.0-107.0 Menurun
AST (GOT) 59.5 U/ L 7.0-45.0 Meningkat
ALT (GPT) 43.5 U/ L 7.0-41.0 Meningkat
b. Pemeriksaan diagnostik
Tanggal pemeriksaan: 14 April 2020
Jenis Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
1. EKG  Sinus takikardi
Jam 15.40 WIB
7. Terapi Medis
Hari/ Tanggal : Selasa, 14 April 2020
Dosis Golongan & Fungsi
Jenis Terapi
Kandungan
Cairan IV:
 Infus RL 10 Cairan Untuk resusitasi cairan dan
(Jam 15.50 WIB) tpm elektrolit terapi cairan rumatan
isotonik

Obat Peroral:
-

Obat Parenteral:
 Injeksi Furosemid Obat Obat golongan loop diuretik
(Jam 15.50 WIB) 2A golongan yang bekerja pada
(20 loop diuretik glomerulus ginjal untuk
mg) menghambat penyerapan
melalui kembali zat natrium oleh sel
IV tubulus ginjal sehingga
terjadi peningkatan
pengeluaran air, natrium,
klorida, dan kalium tanpa
mempengaruhi tekanan
darah normal. Oleh karena
itu furosemid digunakan
untuk membuang cairan
yang berlebihan dari di
dalam tubuh.
 Injeksi ISDN
(Isosorbid Dinitrat) Obat anti
(Jam 16.00 WIB) Dosis angina Obat ini bekerja untuk
3 cc/ golongan menurunkan kebutuhan dan
jam nitrat meningkatkan suplai oksigen
melal dengan cara mempengaruhi
ui tonus vaskular. Obat ini
syring digunakan untuk mengatasi
e angina (nyeri dada) yang
pump disebabkan oleh penyakit
jantung.
 Injeksi Catapres
(Jam 16.00 WIB)
Clonidine Mempengaruhi saraf yang
HCl mengatur otot jantung dan
Antihipertensi pembuluh darah, sehingga
150 dapat melemaskan pembuluh
mcg darah dan mengurangi
melalui denyut jantung. Akibatnya
Obat Topikal: syringe tekanan darah juga turun. 
- pump
dengan
2
cc/ja
m

B. ANALISA DATA
N DATA
HARI/TGL PROBLEM ETIOLOGI
O. (DS DAN DO)
1. Selasa, DS : Pola napas tidak Gagal pompa
ventrikel kanan
14 April 2020 - Keluarga pasien mengatakan efektif
sejak kurang lebih 1 minggu Tekanan diastol
meningkat
yang lalu pasien mengalami
sesak napas dan nyeri dada Bendungan atrium
kanan
saat bernapas.
DO : Bendungan vena
- Terdapat retraksi sistemik

dada/interkosta Hepatomegali,
- Pola napas takipnea Splenomegali

- Terdapat pernapasan cuping Mendesak


hidung diafragma

- TD : 176/102 mmHg Sesak napas


- Nadi : 123x/ menit
- RR : 28x/ menit
- Suhu : 36,8o C
- SpO₂ : 93-94%
2. Selasa, DS : Penurunan curah Beban tekanan
berlebihan
14 April 2020 - Keluarga pasien mengatakan jantung
sejak kurang lebih 1 minggu Beban sistol
meningkat
yang lalu pasien mengalami
sesak napas dan nyeri dada Kontraktilitas
menurun
saat bernapas.
- Saat dirumah pasien tidak Hambatan
melakukan aktivitas yang pengosongan
ventrikel
berat.
- Keluarga pasien mengatakan COP menurun

pasien sebelumnya pernah Gagal pompa


dirawat di rumah sakit dengan ventrikel kiri

penyakit yang sama juga.


DO :
- Terdengar S1 dan S2 irreguler
- Ictus cordis tidak terlihat
- Hasil EKG : Sinus takikardi
- Terdapat asites dan oedem pada
kedua kaki
- Pola napas takipnea
- Kesadaran apatis
- GCS 453
- Pasien tampak lemas badan
- TD : 176/102 mmHg
- Nadi : 123x/ menit
- RR : 28x/ menit
- Suhu : 36,8o C
3. Selasa, DS : Hipervolemia Gagal pompa
ventrikel kiri
14 April 2020 - Keluarga pasien mengatakan
sejak kurang lebih 1 minggu Forward failure
yang lalu pasien mengalami
Renal flow
sesak napas. menurun
DO :
RAA meningkat
- Terdapat asites dan oedem pada
kedua kaki Aldosteron
meningkat
- Pola napas takipnea
- Hb : 12.08 g/ dL ADH meningkat

- Ht : 32.2 % Retensi natrium


- TD : 176/102 mmHg dan air

- Nadi : 123x/ menit


- RR : 28x/ menit
- Suhu : 36,8o C
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif b.d. hambatan upaya napas d.d. terdapat dispnea, nyeri dada saat bernapas,
terdapat retraksi dada/interkosta, pola napas takipnea, terdapat pernapasan cuping hidung, RR : 28x/
menit, SpO₂ : 93-94%
2. Penurunan curah jantung b.d. perubahan kontraktilitas d.d. terdapat dispnea, terdengar S1 dan S2
irreguler, hasil EKG : sinus takikardi, terdapat asites dan oedem pada kedua kaki, pola napas
takipnea, TD : 176/102 mmHg, nadi : 123x/ menit, RR : 28x/ menit
3. Hipervolemia b.d. gangguan mekanisme regulasi d.d. terdapat dispnea, terdapat asites dan oedem
pada kedua kaki, pola napas takipnea, Hb : 12.08 g/ dL, Ht : 32.2 %
D. PERENCANAAN
TGL. JAM/
N DIAGNOSA TUJUAN &
INTERVENSI INISIAL PRWT,
O. KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
TTD
1. Pola napas tidak efektif Observasi Setelah dilakukan tindakan 14 April 2020
b.d. hambatan upaya 1. Monitor frekuensi, kedalaman, usaha napas keperawatan selama 1 x 24 jam. (15.30 WIB)/
napas d.d. terdapat 2. Monitor pola napas (mis: bradipnea, takipnea, Diharapkan pola napas pasien
dispnea, nyeri dada saat hiperventilasi, kusssmaul, cheyne-stokes) efektif.
bernapas, terdapat 3. Monitor bunyi nafas tambahan (mis: gurgling,
retraksi dada/interkosta, mengi, wheezing, ronkhi kering) Kriteria Hasil:
pola napas takipnea, 4. Monitor saturasi oksigen  Tidak ada sesak
terdapat pernapasan 5. Monitor hasil x-ray thorax  Respiration Rate normal (16-
cuping hidung, RR : 28x/ 6. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 20x/menit)
menit Terapeutik  Tidak ada penggunaan otot
1. Posisikan semifowler atau fowler bantu napas
2. Berikan oksigen tambahan, jika perlu  Pola napas normal
3. Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi  Tidak ada tanda hipoventilasi
pasien dan hiperventilasi
Edukasi
1. Jelaskan pentingnya penggunaan terapi oksigen
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain,
penggunaan oksigen dan pemberian
bronkodilator

2. Penurunan curah jantung Observasi Setelah dilakukan tindakan 14 April 2020


b.d. perubahan 1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah keperawatan selama 1 x 24 jam. (15.30 WIB)/
kontraktilitas d.d. jantung (ex. dispnea) Diharapkan jantung mampu
terdapat dispnea, 2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan memompa darah untuk memenuhi
terdengar S1 dan S2 curah jantung (ex. hepatomegali) kebutuhan metabolisme tubuh.
irreguler, hasil EKG : 3. Monitor tekanan darah
sinus takikardi, terdapat 4. Monitor intake output Kriteria Hasil:
asites dan oedem pada 5. Monitor saturasi oksigen  Irama jantung normal
kedua kaki, pola napas 6. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang
takipnea, TD : 176/102 sama
mmHg, nadi : 123x/ 7. Monitor keluhan nyeri dada (intesitas, lokal,
menit, RR : 28x/ menit radiasi, durasi, presipitasi yang mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12 sadapan
9. Monitor nilai laboratorium jantung (ex. elektrolit,
enzim jantung, BNP, Ntpro- BNP)
Terapeutik
1. Posisikan pasien semifowler atau fowler
2. Berikan diet jantung yang sesuai
3. Modifikasi pasien dan keluarga untuk modifikasi
gaya hidup sehat
4. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stres,
jika perlu
5. Berikan dukungan emosional dan spiritual
6. Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Edukasi
1. Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
2. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan
output cairan harian
3. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi dan
secara bertahap
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian oksigen untuk
mempertahankan saturasi oksigen >94%
2. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
3. Hipervolemia b.d. Observasi Setelah dilakukan tindakan 14 April 2020
gangguan mekanisme 1. Periksa tanda dan gejala hipervolemia (ex. keperawatan selama 1 x 24 jam. (15.30 WIB)/
regulasi d.d. terdapat ortopnea, dispnea, edema, Diharapkan tidak ada peningkatan
dispnea, terdapat asites 2. JVP/CVP meningkat, refleks hepatojugular volume cairan intravaskular,
dan oedem pada kedua positif, suara napas tambahan) intersisial, dan/atau intraseluler.
kaki, pola napas 3. Identifikasi penyebab hipervolemia
takipnea, Hb : 12.08 g/ 4. Monitor status hemodinamik (ex. frekuensi Kriteria Hasil:
dL, Ht : 32.2 % jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, PCWP,  Sesak berkurang/hilang
CO,CI, jika tersedia)  Edema anasarka/ perifer
5. Monitor intake output berkurang.
6. Monitor tanda hemokonsentrasi (ex. kadar  Tidak ada suara napas
natrium, BUN, hematokrit, berat jenis urin) tambahan.
7. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma (ex. kadar protein dan albumin meningkat)
8. Monitor kecepatan infus secara ketat
9. Monitor efek samping diuretik (ex. hipotensi
ortotorstatik, hipovolemia, hipokalemia,
hiponatremia)
10.Monitor frekuensi, kekuatan nadi, frekuensi
napas, tekanan darah, waktu pengisian kapiler,
elastisitas atau turgor kulit.
11.Monitor berat badan
Terapeutik
1. Batasi asupan cairan dan garam
2. Tinggikan tempat tidur 30º-40º
3. Anjurkan untuk melapor jika haluaran urin
<0,5mL/kg/jam dalam 6 jam
Edukasi
1. Ajarkan cara mengukur dan mencatat asupan dan
haluaran cairan
2. Ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian diuretik
2. Kolaborasi penggantian kehilangan kalium akibat
diuretik
3. Kolaborasi pemberian continouos renal
replacement therapy (CRRT), jika perlu
E. CATATAN KEPERAWATAN
NO.
HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI RESPON PARAF
Dx
1. Selasa, 15.35 Observasi DS :
14 April 2020 1. Memonitor frekuensi, kedalaman, usaha napas - Pasien mengeluh masih sesak
2. Memonitor pola napas (mis: bradipnea, takipnea, napas
hiperventilasi, kusssmaul, cheyne-stokes) DO :
3. Memonitor bunyi nafas tambahan (mis: gurgling, - Posisi pasien semifowler
mengi, wheezing, ronkhi kering) - Terpasang O₂ rebreathing mask 8
4. Memonitor saturasi oksigen lpm
5. Melakukan palpasi kesimetrisan ekspansi paru - Terdapat retraksi dada/interkosta
Terapeutik - Pola napas takipnea
1. Memposisikan semifowler atau fowler - Ronchi (-)
2. Memberikan oksigen tambahan - Wheezing (-)
Edukasi - TD : 176/102 mmHg
1. Menjelaskan pentingnya penggunaan terapi - Nadi : 123x/ menit
oksigen - RR : 28x/ menit
Kolaborasi - Suhu : 36,8o C
1. Melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan - SpO₂ : 96-97%
lain, penggunaan oksigen
2. Selasa, 15.35 Observasi DS :
14 April 2020 1. Mengidentifikasi tanda/gejala primer penurunan - Pasien mengeluh masih sesak
curah jantung (ex. dispnea) napas
2. Memonitor tekanan darah - Pasien mengeluh nyeri seperti
3. Memonitor intake output tertekan-tekan pada dada saat
4. Memonitor saturasi oksigen bernapas, skala nyeri 6
5. Memonitor keluhan nyeri dada (intesitas, lokal, DO :
radiasi, durasi, presipitasi yang mengurangi - Pola napas takipnea
nyeri) - Posisi pasien semifowler
6. Memonitor EKG 12 sadapan - Hasil EKG : Sinus takikardi
7. Memonitor nilai laboratorium jantung (ex. - Terpasang infus RL 10 tpm
elektrolit, enzim jantung, BNP, Ntpro- BNP) - Terpasang O₂ rebreathing mask 8
Terapeutik lpm
1. Memposisikan pasien semifowler atau fowler - Injeksi ISDN 3 cc/ jam melalui
2. Memberikan terapi relaksasi untuk mengurangi syringe pump
stres - Injeksi Catapres 150 mcg melalui
3. Memberikan dukungan emosional dan spiritual syringe pump dengan 2 cc/jam
4. Mempertahankan tirah baring minimal 12 jam - TD : 176/102 mmHg
Edukasi - Nadi : 123x/ menit
1. Menganjurkan segera melaporkan nyeri dada - RR : 28x/ menit
Kolaborasi - Suhu : 36,8o C
1. Melakukan kolaborasi pemberian oksigen untuk - SpO₂ : 96-97%
mempertahankan saturasi oksigen >94%
2. Melakukan kolaborasi pemberian antiaritmia, jika
perlu
3. Selasa, 15.35 Observasi DS :
14 April 2020 1. Memeriksa tanda dan gejala hipervolemia (ex. - Pasien mengeluh masih sesak
ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP meningkat, napas
refleks hepatojugular positif, suara napas DO :
tambahan) - Posisi pasien semifowler
2. Mengidentifikasi penyebab hipervolemia - Terdapat asites dan oedem pada
3. Memonitor status hemodinamik (ex. frekuensi kedua kaki
jantung, tekanan darah, MAP, CVP, PAP, - Pola napas takipnea
PCWP, CO,CI, jika tersedia) - Terpasang infus RL 10 tpm
4. Memonitor intake output - Injeksi Furosemid 2A (20 mg)
5. Memonitor tanda hemokonsentrasi (ex. kadar melalui IV
natrium, BUN, hematokrit, berat jenis urin) - Hb : 12.08 g/ dL
6. Memonitor kecepatan infus secara ketat - Ht : 32.2 %
7. Memonitor efek samping diuretik (ex. hipotensi - CRT <2 detik
ortotorstatik, hipovolemia, hipokalemia, - Turgor kulit : baik
hiponatremia) - TD : 176/102 mmHg
8. Memonitor frekuensi, kekuatan nadi, frekuensi - Nadi : 123x/ menit, kekuatan
napas, tekanan darah, waktu pengisian kapiler, nadi : kuat
elastisitas atau turgor kulit. - RR : 28x/ menit
Terapeutik - Suhu : 36,8o C
1. Membatasi asupan cairan dan garam
2. Meninggikan tempat tidur 30º-40º
3. Menganjurkan untuk melapor jika haluaran urin
<0,5mL/kg/jam dalam 6 jam
Edukasi
1. Mengajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi pemberian diuretik
F. EVALUASI
No.
Hari/Tgl/Jam Evaluasi (SOAP) Paraf
Dx.
1. 14 April 2020 S:
(16.15 WIB) - Pasien mengatakan sesak napasnya sedikit
berkurang
O:
- Terpasang O₂ rebreathing mask 8 lpm
- Ronchi (-)
- Wheezing (-)
- TD : 148/96 mmHg
- Nadi : 92x/ menit
- RR : 24x/ menit
- Suhu : 36,4o C
- SpO₂ : 98-99%
A : Pola napas tidak efektif teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
2. 14 April 2020 S:
(16.15 WIB) - Pasien mengatakan sesak napasnya sedikit
berkurang
- Pasien mengatakan nyerinya sedikit berkurang,
nyeri seperti tertekan-tekan pada dada saat
bernapas, skala nyeri 4
O:
- Hasil EKG : Sinus takikardi (Jam 15.40)
- Terpasang infus RL 10 tpm (Jam 15.50)
- Terpasang O₂ rebreathing mask 8 lpm
- Injeksi ISDN 3 cc/ jam melalui syringe pump (Jam
16.00)
- Injeksi Catapres 150 mcg melalui syringe pump
dengan 2 cc/jam (Jam 16.00)
- TD : 148/96 mmHg
- Nadi : 92x/ menit
- RR : 24x/ menit
- Suhu : 36,4o C
- SpO₂ : 98-99%
A : Penurunan curah jantung teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3. 14 April 2020 DS :
(16.15 WIB) - Pasien mengatakan sesak napasnya sedikit
berkurang
DO :
- Terdapat asites dan oedem pada kedua kaki
- Injeksi Furosemid 2A (20 mg) melalui IV (Jam
15.50)
- Hb : 12.08 g/ dL
- Ht : 32.2 %
- TD : 148/96 mmHg
- Nadi : 92x/ menit, kekuatan nadi : kuat
- RR : 24x/ menit
- Suhu : 36,4o C
A : Hipervolemia teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai