Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Tn. D DENGAN DIAGNOSA POST OP


TRANS URETRAL RESECTION PROSTATECTOMY (TURP)
DENGAN INDIKASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)
DI RUANG AMARILIS 1 RSUD TUGUREJO SEMARANG

Untuk memenuhi tugas praktek klinik


mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

DISUSUN OLEH :

1. TASYA SYAFHIRA APRILIYA


2. MUHAMMAD TARMIZI
3. TRINURHILAWATI
4. VERLENTIA AGVEZHA

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2019/2020
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA Tn. D DENGAN DIAGNOSA POST OP
TRANS URETRAL RESECTION PROSTATECTOMY (TURP)
DENGAN INDIKASI BENIGNA PROSTAT HIPERPLASIA (BPH)
DI RUANG AMARILIS 1 RSUD TUGUREJO SEMARANG

Tgl/Jam MRS : 16 Desember 2019/ 09.57 WIB


Tanggal/Jam Pengkajian : 17 Desember 2019/ 14.00 WIB
Metode pengkajian : Wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik
Diagnosa Medis : Benigna Prostat Hiperplasia (BPH)
No. Registrasi : 40-43-44

A. PENGKAJIAN
1. BIODATA
a. Identitas Klien
Nama Klien : Tn. “P”
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Krapyak, Kota Semarang
Umur : 56 tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny “M”
Jenis Kelamin : Perempuan.
Umur : 55 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Krapyak, Kota Semarang
Hubungan dengan Klien : Istri

2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama : Nyeri post op TURP. P= Nyeri daerah kemaluan, Q = nyeri
seperti ditusuk-tusuk, R= Perut bagian bawah dan penis , S=Skala 3, T= Hilang
timbul.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien masuk IGD pada tanggal 16 Desember 2019 Jam 09.57 WIB dengan
keluhan nyeri saat kencing, BAK tak lancar. Tanggal 17 Desember 2019 pukul
10.00 WIB pasien keluar dari ruang IBS setelah dilakukan tindakan TURP
(Trans Uretral Resection Prostatectomy).

c. Riwayat Penyakit Dahulu


Sebelumnya pasien pernah di rawat di puskesmas karena hipertensi.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga


Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit menular
ataupun menahun.
e. Genogram:

Keterangan :

Laki-laki Garis perkawinan

Perempuan Garis keturunan

Pasien Tinggal serumah

Sudah meninggal

3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON

a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


Pasien mengatakan kesehatan merupakan hal yang penting, jika ada keluarga
yang sakit maka akan segera dibawa ke pelayanan kesehatan terdekat.
b. Pola Aktifitas dan Latihan (Kegiatan sehari-hari)
- Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit biasanya pasien melakukan
aktivitas sehari-hari secara mandiri.
- Selama sakit: Pasien tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasanya karena
pasien terkulai lemah di atas tempat tidur dan membutuhkan bantuan orang
lain untuk memenuhi kebutuhan dasarnya seperti BAB, memakai pakaian dan
makan.

c. Pola istirahat dan tidur

- Sebelum sakit : pasien mengatakan biasanya tidur ± 6-8 jam dan tidak
memiliki gangguan tidur.
- Selama sakit: Pasien tidak memiliki gangguan tidur akan tetapi kadang-
kadang terbangun karena merasakan nyeri di daerah kemaluannya.

d. Pola nutrisi metabolik


1) Pengkajian Nutrisi (ABCD)
A (Antropometri) :
- BB =56 kg
- TB = 165 cm
- IMT = 20.52 kg/m2.
- Status gizi = normal
B ( Biomechanical) :
- Hb = 11.00 g/ dl (Nilai normal = 11,7 – 15,5 g/ dl)
- Hematokrit = 35.00 % (Nilai normal = 40-52 %)
- Creatinin = 1.20 mg/dL (0.70-1.10 mg/dL)
C (Clinical Sign) : Mukosa bibir lembab, conjungtiva anemis
D (Diet) : bubur
2) Pola Nutrisi
Sebelum Sakit
a) Frekuensi : 3 x sehari
b) Jenis : nasi, lauk dan sayur
c) Porsi : 1 porsi habis
d) Keluhan : tidak ada keluhan.
Selama Sakit
a) Frekuensi : 3x sehari
b) Jenis : bubur
c) Porsi : pasien menghabiskan 1 porsi dan kadang-kadang
hanya mampu ½ porsi
d) Keluhan : tidak ada keluhan

e. Pola eliminasi
1). BAB
Sebelum Sakit
a) Frekuensi BAB : 1 x sehari terkadang 1x dalam 2 hari
b) Konsistensi : tidak terkaji
c) Warna : tidak terkaji
d) Keluhan/ kesulitan BAB: tidak ada keluhan ataupun kesulitan BAB
e) Penggunaan obat pencahar : tidak pernah menggunakan obat pencahar
Selama Sakit
a) Frekuensi BAB : selama dirawat di rumah sakit pasien baru 1x
BAB
b) Konsistensi : Lunak
c) Warna : Kekuningan
d) Keluhan/ Kesulitan BAB : Tidak ada keluhan
e) Penggunaan obat pencahar : tidak menggunakan obat pencahar.

2). BAK
Sebelum Sakit
1) Frekuensi BAK : Pasien mengatakan biasanya BAK 6-7x/hari
2) Jumlah Urine : tidak terkaji
3) Warna : tidak terkaji
4) Keluhan/ kesulitan BAK: nyeri saat BAK, urine tak lancar
Selama Sakit
1) Frekuensi BAK : pasien mengatakan selama di rawat di rumah
sakit BAKnya di tempat tidur dengan menggunakan dower cateter
2) Jumlah urine : ± 1000 cc
3) Warna : kemerahan
4) Keluhan/ Kesulitan BAK: tidak ada keluhan

f. Pola kognitif dan perceptual


Nyeri Post Op : Pasien mengatakan nyeri post op TURP. P= Nyeri daerah
kemaluan, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk, R= Perut bagian bawah dan penis ,
S=Skala 3, T= Hilang timbul.
g. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Lemah
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 105/62 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 37ºC

h. Pemeriksaan Head To Toe


- Kepala
Bentuk kepala normal, tidak tampak adanya tumor, tidak tampak adanya
bekas luka, tidak terdapat nyeri tekan, pertumbuhan rambut merata.
- Muka : Ekspresi wajah tampak meringis dan tegang
a) Mata
Pertumbuhan rambut bulu mata baik, reaksi pupil terhadap cahaya
isokor, konjungtiva tampak anemis.
b) Hidung
Tidak tampak adanya sekret, tidak terdapat pembengkakan, lubang
hidung simetris, tidak terdapat nyeri tekan pada hidung, tidak tampak
adanya gerakan cuping hidung.
c) Mulut
Mukosa mulut kering dan pucat, warna lidah pucat dan kebersihan lidah
cukup.
d) Gigi
Keadaan gigi lengkap, kebersihan gigi cukup bersih.
e) Telinga
Fungsi pendengaran normal, bentuk simetris antara kiri dan kanan,
keberihan telinga cukup, tidak terdapat nyeri tekan pada telinga.
- Leher
Tidak tampak adanya pembesaran kelenjar tiroid, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe.
- Dada (Thorax)
a) Paru-paru
- Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, gerakan dinding dada
tampak simetris.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : sonor
- Auskultasi : vesikuler
b) Jantung
- Inspeksi : bentuk dada tampak simetris, gerakan dinding dada
tampak simetris.
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Perkusi : Suara pekak
- Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 reguler
c) Abdomen
- Inspeksi : Permukaan abdomen rata, dinding abdomen simetris,
tidak terdapat sikatrik atau lesi, Pergerakan dinding perut normal,
tidak terdapat massa abnormal.
- Auskultasi : Bising Usus (+)
- Perkusi : timpani
- Palpasi : tidak ada nyeri tekan
d) Genetalia
Tampak terpasang dower kateter, penis tampak bengkak.
e) Anus dan rektum
Tidak ada kelainan pada anus dan rektum
f) Ekstremitas
1) Atas
Tangan kiri dan kanan dapat bergerak sesuai rentang gerak, tidak
tampak adanya sianosis, kekuatan tonus otot kaki kiri dan kanan.
2) Bawah
Kaki kiri dan kanan dapat bergerak sesuai rentang gerak, tidak
tampak adanya sianosis, kekuatan tonus otot kaki kiri dan kanan.
5 5
5 5
g) Integumen
Kulit pasien tampak kering, turgor kulit baik, perabaan pada akral
hangat, suhu 36 oC.

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan laboratorium
Tanggal pemeriksaan : 16 Desember 2019/ Jam : 13.17 WIB
Keterangan
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil
Hasil
HEMA LENGKAP
(WB EDTA)
Leukosit 3.6-11 10ˆ3/uL 6.46
Eritrosit 3.8-5.2 10ˆ6/uL 4.24 Rendah
Hemoglobin 11.7-15.5 g/dL 12.10 Rendah
Hematokrit 35- 47 % 35.00 Rendah
MCV 80 - 100 fL 94.80
MCH 26 - 34 pg 32.00
MCHC 32 - 36 g/dL 33.80
Trombosit 150 - 440 10ˆ3/uL 219
RDW 11.5 - 14.5 % 13.90
MPV fL 11.5
PLRC % 36.0
Eosinofil Absolute 0.045 - 0.44 10ˆ3/uL 0.11
Basofil absolute 0 - 0.2 10ˆ3/uL 0.01
Netrofil absolute 1.8 - 8 10ˆ3/uL 4.26
Limfosit absolute 0.9 - 5.2 10ˆ3/uL 1.38
Monosit absolute 0.16 - 1 % 0.90
Eosinofil 2–4 % 1.70 Rendah
Basofil 0 -1 0.10
Neutrofil 50 – 70 % 66.00
Limfosit 25 – 40 % 26.90
Monosit 2–8 % 6.80
KIMIA KLINIK
(SERUM) B
Glukosa sewaktu < 125 mg/dL 89
SGOT 0 – 35 U/L 20
SGPT 0 – 35 U/L 23
Ureum 10.0 – 50.0 mg/dL 35
Creatinin 0.70 – 1.10 mg/dL 1.20
Tanggal pemeriksaan : 16 Desember 2019/ Jam : 13.17 WIB
Keterangan
Jenis Pemeriksaan Nilai Normal Satuan Hasil
Hasil
KIMIA KLINIK
(SERUM) B
Kalium 3.50 – 5.0 mmol/L 3.11 Rendah
Natrium 135 – 145 mmol/L 139.7
Chlorida 95.0 – 105 mmol/L 102.5

b. Pemeriksaan diagnostik
Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan X foto - Cor : CTR <50%, bentuk dan letak normal
thorax PA (Tgl - Pulmo : Corakan bronchovaskuler normal
pemeriksaan : 16-12- Tak tampak gambaran infiltrat
2019 Jam : 19.10 WIB) - Diafragma dan sinus costophrenicus : Baik
KESAN :
- Cor : normal
- Pulmo : dalam batas normal
USG Abdomen (Tgl - Hepar : ukuran dan bentuk normal, parenkim
pemeriksaan : 13-12- homogen, tepi dan permukaan rata. Tak
2019, Jam : 10.50 WIB) tampak nodul. V. Porta dan v. Hepatika tak
melebar
- Duktus billiaris : intra dan ekstra hepatik
baik, tak melebar
- Kandung empedu : ukuran normal, tak
tampak sludge/batu
- Pankreas : ukuran normal, tak tampak
massa/kalsifikasi
- Kelenjar para aorta : tak membesar
- Limpa : ukuran normal, parenkim homogen,
nodul (-), v. Lienalis tak melebar
- Ginjal kanan : ukuran dan bentuk normal,
echogenisitas parenkim baik. Sistem
pelviocalyces tak melebar, batu (-)
- Ginjal kiri : ukuran dan bentuk normal,
echogenisitas parenkim baik. Sistem
pelviocalyces tak melebar, batu (-)
- Vesika urinaria : dinding menebal (0.61 c,),
tidak tampak batu
- Prostat : ukuran membesar, volume 31,68 cc
- Tidak tampak ascites maupun effusi pleura.
KESAN
- Pembesaran prostat
- Struktur hepar, kandung empedu, pankreas,
limpa dan ginjal baik.

5. TERAPI MEDIS
Nama : Tn. “P” No. CM : 59-11-62
Umur : 56 tahun Diagnosa Medis: Post op BPH

No Hari/ Jenis Golongan &


Dosis Fungsi
. Tgl Terapi Kandungan
1. Selasa, Cairan IV: 20 Setiap 500 ml Sodium chloride 0.9%
17-12- Infus Nacl tpm Sodium infus merupakan larutan
2019 0.9% Chlorida 0.9% steril untuk injeksi
mengandung : intravena. Obat ini
 Na+ 154 mEq digunakan untuk
 Cl- : 154 mEq pengobatan dehidrasi
isotonik ekstraseluler,
deplesi natrium dan juga
dapat digunakan sebagai
pelarut sediaan injeksi
2. Obat 2x1 Nonsteroidal Ketorolak adalah obat
Parenteral anti inflamatory untuk mengatasi nyeri
: drug (NSAID) sedang hingga berat untuk
Ketorolak sementara. NSAID
30 mg bekerja dengan memblok
produksi substansi alami
tubuh yang menyebabkan
inflamasi. Efek ini
membantu mengurangi
bengkak, nyeri atau
demam.
2. Furosemid 2X1 Furosemide adalah obat
20 mg untuk mengurangi cairan
berlebih dalam tubuh
(edema) yang disebabkan
oleh kondisi seperti gagal
jantung, penyakit hati, dan
ginjal. Obat ini juga
digunakan untuk
mengobati tekanan darah
tinggi.
3. Ceftriaxone 2x1 Golongan : Salah satu jenis obat yang
(Inj) 1 gr Antibiotik 1 gr digunakan untuk
mengandung mengobati infeksi yang
Ceftriaxone disebabkan oleh bakteri.
sodium Ceftriaxone sodium
membunuh bakteri dengan
menganggu pembentukan
dinding sel bakteri.
4. Asam 3x1 Antifibrinolitik Asam traneksamat adalah
traneksamat obat yang digunakan
500 untuk mengurangi atau
menghentikan perdarahan.
5. Phytomena 2x1 Hemostatik Phytomenadione 10 mg di
dion (inj) (mengontrol gunakan untuk perawatan
10 mg perdarahan) pembentukan tulang,
pembentukan bekuan
darah.
6. Obat oral : 1x1 Komposisi : Harnal OCAS adalah obat
Harnal ocas Tamsulosin yang digunakan untuk
0.4 mg hydrochloride 0.4 mengobati gejala yang
mg
berkaitan dengan
Golongan : alpha
blocker pembesaran prostat jinak
(benign prostatic
hyperplasia).
7. Avodart 0.5 1x1 Komposisi : Avodart 0.5 mg merupakan
mg soft Dutasteride 0,5 mg obat untuk mengobati gejala
capsule pembesaran prostat dan
meringankan gejala BPH
seperti kesulitan buang air
kecil, urin yang keluar
sedikit, dan kebutuhan
untuk sering buang air kecil
atau mendadak ingin buang
air kecil.
8. KSR 600 2x1 Komposisi : KCl KSR 600 mg mengandung
mg (tab) 600 mg kalium klorida yang di
gunakan untuk mengobati
atau mencegah jumlah
kalium yang rendah dalam
darah.
B. ANALISA DATA
Nama : Tn. “P” No. CM : 59-11-62
Umur : 56 tahun Diagnosa Medis: Post op BPH
N Hari/Tgl/
Data Fokus Masalah Etiologi Diagnosa
o. Jam
1. Selasa, DS : Pasien mengatakan Nyeri akut Keluhan LUTS Nyeri akut
17-12- nyeri post op TURP. P= (Lower Urinary berhubungan
2019 Nyeri post op TURP, Q = Tract Symptom) dengan agen
cidera fisik
Jam : nyeri seperti ditusuk-
(iritasi
15.15 tusuk, R= Perut bagian BPH kandung
WIB bawah dan penis , kemih post op
S=Skala 3, T= Hilang Pembedahan TRUP)
timbul. (TUR-P)
DO :
TD : 105/62 mmHg Nyeri akut
N : 74 x/menit
R : 20 x/menit
S : 37ºC
- Ekspresi wajah
meringis
- Pasien tampak tegang
2. Selasa, DS : - Risiko Keluhan LUTS Risiko
17-12- DO : infeksi (Lower Urinary infeksi
2019 - Pasien tampak lemas Tract berhubungan
dengan
Jam : dan pucat Symptom)
prosedur
15.15 - Tampak penis bengkak infasif (alat
WIB post op TURP BPH selama
- Terpasang kateter pembedahan,
- Terdapat irigasi Pembedahan kateter,
- Tidak ada tanda tanda- (TUR-P) irigasi
tanda infeksi seperti kandung
kemih)
tumor, rubor, dolor, Terpasang
kalor. kateter

Risiko infeksi

3. Selasa, - DS : Pasien Hambatan Keluhan LUTS Hambatan


17-12- mengatakan tidak bisa mobilitas (Lower Urinary mobilitas
2019 melakukan aktivitas fisik Tract fisik
seperti biasanya karena Symptom) berhubungan
Jam :
pasien terkulai lemah di dengan
15.15
atas tempat tidur dan BPH kelemahan,
WIB
membutuhkan bantuan nyeri/ketidak
orang lain untuk Pembedahan nyamanan
memenuhi kebutuhan (TUR-P)
dasarnya seperti BAB,
BAK, memakai Terpasang
pakaian dan makan. kateter
DO :
- Pasien makan, BAB
Hambatan
dan BAK di tempat
mobilitas fisik
tidur dan dibantu
anaknya ataupun
perawat
- Kekuatan otot
5 5

5 5

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (iritasi kandung kemih post op
TRUP)
2. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif (alat selama pembedahan,
kateter, irigasi kandung kemih)
3. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan, nyeri/ketidaknyamanan
D. INTERVENSI

Nama : Tn. “P” No. CM : 59-11-62


Umur : 56 tahun Diagnosa Medis: Post op BPH

Hari/Tgl DX.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
/Jam Kep
Selasa, DX 1 Setelah dilakukan tindakan Paint management
17-12- keperawatan selama 1X24 jam 1. Kaji nyeri secara komprehensif
2019 diharapkan nyeri dapat berkurang (lokasi, karakteristik, durasi,
Jam : NOC: frekuensi, kualitas, dan faktor
15.20 1. Pain level presipitasi)
WIB 2. Pain control 2. Beri penjelasan mengenai
3. Comfort level penyebab nyeri
Kriteria hasil : 3. Observasi reaksi nonverbal dari
1. Memperlihatkan pengendalian ketidaknyamanan
nyeri yang dibuktikan dengan 4. Ajarkan teknik manajemen stress
indikator : tidak pernah, jarang, misalnya relaksasi nafas dalam
kadang-kadang, sering, selalu. dan tekhnik distraksi
2. Mengenali awitan nyeri 5. Observasi TTV
3. Mampu melakukan tindakan 6. Kolaborasi dengan tim kesehatan
pencegahan lain dalam pemberian obat
4. Melaporkan nyeri dapat analgetik sesuai indikasi
dikendalikan
5. Menunjukkan tingkat nyeri
yang dibuktikan oleh indikator
sebagai berikut : sangat berat,
berat, sedang, ringan, atau
bahkan tidak ada
Selasa, DX 2 Setelah dilakukan tindakan Kontrol Infeksi (6540)
17-12- keperawatan selama 1 X 24 jam 1. Cuci tangan dan sesudah kegiatan
2019 diharapkan risiko infeksi tidak terjadi. perawatan pasien.
Jam : NOC: 2. Pastikan traksi terpasang dengan
15.20 1. Tidak ada tanda-tada infeksi benar dan irigasi tidak mengalami
WIB Kriteria hasil : sumbatan dan mengkaji warna
1. Pasien mampu mengidentifikasi cairan irigasi
tentang kontrol infeksi meningkat 3. Kaji adanya tanda-tanda infeksi
2. Vital sign dalam batas normal seperti tumor, rubor, kalor, dolor,
fungsi laesa
4. Monitor TTV
5. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotik.
Selasa, DX 3 Setelah dilakukan tindakan Exercise therapy ambulation
17-12- keperawatan selama 1X24 jam 1. Kaji kemampuan pasien
2019 diharapkan pasien mampu melakukan dalam mobilisasi
Jam : mobilitas fisik 2. Latih pasien dalam
15.20 NOC: pemenuhan kebutuhan ADLs
WIB 1. Joint movement: active secara mandiri sesuai
2. Mobility level kemampuan
3. Self care: ADLs 3. Anjurkan keluarga untuk
4. Transfer performance membantu dalam pemenuhan
Kriteria hasil : kebutuhan ADLs pasien
1. Pasien meningkat dalam aktivitas
fisik
2. Mengerti tujuan dari peningkatan
mobilitas
3. Memverbalisasikan perasaan dalam
meningkatkan kekuatan dan
kemampuan berpindah
E. IMPLEMENTASI

Nama : Tn. “P” No. CM : 59-11-62


Umur : 56 tahun Diagnosa Medis: Post op BPH
Hari/Tgl Jam No Dx Implementasi Respon Ttd
Selasa, 15.25 Dx.1 1. Mengkaji nyeri secara DS : Pasien mengatakan nyeri
17-12- WIB komprehensif (lokasi, post op TURP. P= Nyeri post
2019 karakteristik, durasi, op TURP, Q = nyeri seperti
frekuensi, kualitas, ditusuk-tusuk, R= Perut bagian
dan faktor presipitasi) bawah dan penis , S=Skala 3,
T= Hilang timbul.
DO : Ekspresi tampak meringis

15.30 Dx.3 2. Mengkaji kemampuan DS : pasien sedikit susah


WIB pasien dalam menggerakan badannya akibat
mobilisasi nyeri post operasi
DO : Pasien tampak kesulitan
mengganti posisi
15.35 Dx.1 3. Memberikan DS : Pasien mengatakan nyeri
WIB penjelasan mengenai daerah kemaluan
penyebab nyeri DO : Pasien tampak mengerti
setelah di beri penjelasan
tentang penyebab nyeri
15.40 Dx.3 4. Melatih pasien dalam DS : Pasien mengatakan susah
WIB pemenuhan kebutuhan dalam memenuhi kebutuhan
ADLs secara mandiri aktivitasnya secara mandiri
sesuai kemampuan DO : Pasien tampak berusaha
duduk
15.45 Dx.3 5. Menganjurkan DS : Pasien mengatakan
WIB keluarga untuk anaknya selalu membantu
membantu dalam dalam memenuhi aktivitasnya
pemenuhan kebutuhan di tempat tidur.
ADLs pasien DO : Pasien tampak dibantu
anaknya saat makan
16.00 Dx.1 6. Mengobservasi TTV DS : -
WIB DO : TTV
TD : 132/84 mmHg
N : 82 x/m
S : 37ºC
R : 20 x/m
18.00 Dx.1 7. Mengkolaborasikan DS : -
WIB dalam pemberian DO : Pasien mendapatkan
analgetik injeksi Ketorolak via IV
18.00 Dx.2 8. Mengkolaborasikan DS : -
WIB dalam pemberian DO : Pasien mendapatkan
antibiotik. injeksi ceftriaxone via IV
18.03 Dx.2 9. Mencuci tangan dan DS : -
WIB sesudah kegiatan DO : -
perawatan pasien.

18.06 Dx.2 10. Memastikan traksi DS : -


WIB terpasang dengan DO : Traksi tidak ada masalah,
benar dan irigasi tidak
irigasi lancar warna cairan
mengalami sumbatan
dan mengkaji warna irigasi masih merah
cairan irigasi
18.10 Dx.2 11. Mengkaji adanya DS : -
WIB tanda-tanda infeksi DO : Tampak penis sedikit
seperti tumor, rubor, bengkak serta masih keluar
kalor, dolor, fungsi darah.
laesa

18.15 Dx.1 12. Mengobservasi reaksi DS : -


WIB nonverbal dari DO : Pasien tampak meringis
ketidaknyamanan dan tegang saat dilakukan
penggantian balutan pada
penisnya
18.20 Dx.1 13. Mengajarkan teknik DS : Pasien mengikuti cara
WIB manajemen stress relaksasi nafas dalam
misalnya relaksasi DO : Tampak pasien mengikuti
nafas dalam dan dan mengulang tekhnik napas
tekhnik distraksi dalam yang diajarkan saat
ganti balutan
Rabu, 18- 07.25 Dx.1 1. Mengkaji nyeri secara DS : Pasien mengatakan nyeri
12-2019 WIB komprehensif (lokasi, post op TURP. P= Nyeri post
karakteristik, durasi, op TURP, Q = nyeri seperti
frekuensi, kualitas, ditusuk-tusuk, R= Perut bagian
dan faktor presipitasi) bawah dan penis, S=Skala 2,
T= Hilang timbul.
DO : Ekspresi tampak meringis
07.27 Dx.3 2. Mengkaji kemampuan DS : pasien sedikit susah
WIB pasien dalam menggerakan badannya akibat
mobilisasi nyeri post operasi
DO : Pasien tampak kesulitan
mengganti posisi
07.30 Dx.1 3. Mengobservasi TTV DS : -
WIB DO : TTV
TD : 130/73 mmHg
N : 85 x/m
S : 36ºC
R : 20 x/m
07.33 Dx.3 4. Melatih pasien dalam DS : Pasien mengatakan
WIB pemenuhan kebutuhan sebagian aktivitasnya masih
ADLs secara mandiri dibantu keluarga
sesuai kemampuan DO : Pasien tampak berusaha
duduk
07.37 Dx.3 5. Menganjurkan DS : Pasien mengatakan
WIB keluarga untuk anaknya selalu membantu
membantu dalam dalam memenuhi aktivitasnya
pemenuhan kebutuhan di tempat tidur.
ADLs pasien DO : Pasien tampak dibantu
anaknya saat makan
08.00 Dx.1 6. Mengkolaborasikan DS : -
WIB dalam pemberian DO : Pasien mendapatkan
analgetik injeksi Ketorolak via IV
08.00 Dx.2 7. Mengkolaborasikan DS : -
WIB dalam pemberian DO : Pasien mendapatkan
antibiotik. injeksi ceftriaxone via IV
08.05 Dx.2 8. Mencuci tangan dan DS : -
WIB sesudah kegiatan DO : -
perawatan pasien.

08.07 Dx.2 9. Memastikan traksi DS : -


WIB terpasang dengan DO : Traksi tidak ada masalah,
benar dan irigasi tidak irigasi lancar warna cairan
mengalami sumbatan irigasi masih merah
dan mengkaji warna
cairan irigasi

08.10 Dx.2 10. Mengkaji adanya DS : -


WIB tanda-tanda infeksi DO : Tampak penis sedikit
seperti tumor, rubor, bengkak serta masih keluar
kalor, dolor, fungsi darah.
laesa

08.15 Dx.1 11. Mengobservasi reaksi DS : -


WIB nonverbal dari DO : Pasien tampak meringis
ketidaknyamanan dan tegang saat dilakukan
penggantian balutan pada
penisnya
08.20 Dx.1 12. Mengajarkan teknik DS : Pasien mengikuti cara
WIB manajemen stress relaksasi nafas dalam
misalnya relaksasi DO : Tampak pasien mengikuti
nafas dalam dan dan mengulang tekhnik napas
tekhnik distraksi dalam yang diajarkan saat
ganti balutan
F. EVALUASI

Nama : Tn. “P” No. CM : 59-11-62


Umur : 56 tahun Diagnosa Medis: Post op BPH
Hari/tgl/
DX Evaluasi TTD
jam
1 Selasa, 17- S : P= Nyeri pot op TURP hr.1
12- 2019 Q =seperti di tusuk-tusuk
Jam : R = perut bagian bawah dan penis
20.00 S = skala 3
WIB T = hilang timbul.
O : Ekspresi tampak rileks
TTV : TD : 132/79 mmHg
N : 86 x/m
S : 36.8ºC
R : 20x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri secara komperehensif
- Observasi reaksi non verbal
- Observasi TTV
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian
obat analgetik
2 Selasa, 17- S : -
12- 2019 O : Terpasang kateter
Jam : Irigasi lancar berwarna merah
20.05WIB Daerah kemaluan tampak masih bengkak dan masih keluar
darah
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Memonitoring traksi terpasang dengan benar, irigasi dan
mengkaji warna cairan irigasi
- Mengkaji tanda-tanda infeksi
- Monitor TTV
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
3 Selasa, 17- S : pasien sedikit kesulitan dalam melakukan aktivitas secara
12- 2019 mandiri akibat nyeri post operasi
Jam : O:
20.15 - Pasien tampak kesulitan dalam melakukan aktivitas
seperti mengubah posisi terlentang ke posisi semi
WIB
fowler/fowler
- Tampak aktivitas pasien dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Latih pasien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
- Anjurkan keluarga untuk membantu dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs pasien
4 Rabu, 18 - S : P= Nyeri pot op TURP hr.2
12- 2019 Q =seperti di tusuk-tusuk
Jam 13.00 R = perut bagian bawah dan penis
WIB S = skala 2
T = hilang timbul.
O : Ekspresi tampak rileks
TTV : TD : 128/76 mmHg
N : 85 x/m
S : 36.7ºC
R : 20x/m
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji nyeri secara komperehensif
- Observasi reaksi non verbal
- Observasi TTV
- Kolaborasi dengan tim kesehatan lain dalam pemberian
obat analgetik
5 Rabu, 18 - S:-
12- 2019 O:
Jam 13.30 - Terpasang kateter
WIB - Irigasi lancar berwarna merah
- Daerah kemaluan tampak masih bengkak
- A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Memonitoring traksi terpasang dengan benar, irigasi dan
mengkaji warna cairan irigasi
- Mengkaji tanda-tanda infeksi
- Monitor TTV
- Kolaborasi dalam pemberian antibiotik.
6 Rabu, 18 - S : pasien sedikit kesulitan dalam melakukan aktivitas secara
12- 2019 mandiri akibat nyeri post operasi
Jam 14.00 O:
WIB - Pasien tampak kesulitan dalam melakukan aktivitas
seperti mengubah posisi terlentang ke posisi semi
fowler/fowler
- Tampak aktivitas pasien dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
- Latih pasien dalam pemenuhan ADLs secara mandiri
sesuai kemampuan
- Anjurkan keluarga untuk membantu dalam pemenuhan
kebutuhan ADLs pasien

Anda mungkin juga menyukai