Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA SINTESIS TINDAKAN

Analisa Sintesis Tindakan Pemberian Teknik Relaksasi Nafas Dalam Pada Ny. N
Dengan Partus Spontan Dengan Indikasi Ketuban Pecah Dini (KPD)
Di RSU dr. Gondo Suwarno Ungaran

Hari : Selasa
Tanggal : 05 Oktober 2021
Jam : 09.00
A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan cemas terhadap keadaannya saat ini, takut akan kematin pada anak dan
ibunya
B. Diagnosa Medis
Ketuban Pecah Dini
C. Diagnosa Keperawatan
Ansietas Berhubungan dengan Ancaman Kematian
D. Data yang mendukung diagnosa keperawatan
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan bahwa pasien cemas dengan keadaannya saat ini
Data Objektif :
- Pasien tampak gelisah
- Keluar air dari jalan lahir
- TTV :
TD : 117/64 mmHg
N : 78 x/menit
E. Dasar Pemikiran
Ketuban pecah dini adalah kondisi di mana kantung ketuban pecah sebelum waktu
persalinan dimulai. Kondisi ini dapat terjadi baik sebelum janin matang dalam kandungan
(sebelum minggu ke-37 masa kehamilan), maupun setelah janin matang. Ketuban pecah
dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan peregangan berulang.
Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan biokimia yang
menyebabkan selaput ketuban inferiorrapuh, bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Penyebab KPD masih belum di ketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti tapi secara
umum penyebab kejadian KPD adalah hidramnion, kelainan letak, CPD, kehamilan ganda,
serviksin kompeten, paritas. Pasien ketuban pecah dini sering mengalami cemas akibat
kondisi yang di alaminya, cemas akan keselamatan bayi dan ibunya. Pasien dengan
Ketuban Pecah dini membutuhkan dukungan dari keluarga serta perawat. Selain hal
tersebut dibutuhkan juga tindakan keperawatan mandiri dengan melakukan tindakan
Teknik Relaksasi Nafas Dalam untuk menurunkan derajat kecemasan ibu bersalin dengan
Ketuban pecah dini. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sri Gustini (2019)
yang berjudul “Pengaruh Teknik Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tingkat Kecemasan
Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif” yang membuktikan bahwa Intervensi teknik
relaksasi nafas dalam efektif untuk menurunkan kecemasan pada ibu bersalin. Pada
penelitian lain yang dilakukan oleh Fauzia Laili (2017) yang berjudul “Pengaruh Teknik
Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu
Hamil” juga menyatakan terdapat pengaruh pemberian Relaksasi Nafas Dalam terhadap
kecemasan dalam menghadapi persalinan pada Ibu hamil.
F. Prinsip Tindakan Keperawatan
SOP Teknik Relaksasi Nafas Dalam (Terlampir)
G. Analisa Tindakan
Relaksasi Nafas Dalam merupakan latihan yang dilakukan dengan mengatur mekanisme
pernafasan baik tempo dan intensitas yang lebih lambat dan dalam. Relaksasi Nafas Dalam
dilakukan dengan irama normal 3 kali dan di ulang sampai 15 kali dengan diselingi
istirahat singkat setiap 5 kali. Menurut National Safety Council (2004) bahwa teknik
Relaksasi Nafas Dalam masih menjadi teknik relaksasi yang termudah dan dari beberapa
penelitian menyebutkan bahwa Relaksasi Nafas Dalam dapat meningkatkan ventilasi paru
dan meningkatkan oksigenasi darah sehingga efektif dapat mengurangi stress dan
menurunkan kecemasan.
H. Bahaya setelah dilakukan tindakan
Tidak terdapat kontra indikasi setelah dilakukakn tidakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
Tindakan keperawatan lain terkait diagnosa keperawatan Ansietas yang sesuai dengan
SIKI (2018) yaitu:
Observasi
- Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif digunakan
- Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan penggunaan teknik sebelumya
- Monitor respon terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
- Ciptakan lingkungan tenang dan nyaman
- Berikan informasi tentang persiapan dan prosedur teknik relaksasi
- Gunakan suara yang lembut, lambat, tetapi jelas untuk dipahami
Edukasi
- Anjurkan mengambil posisi nyaman
- Anjurkan rileks dan merasakan sensasi rileksasi
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan:
S : Pasien mengatakan rasa cemas berkurang
O : Pasien tampak lebih rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi:
- Berikan dukungan dan motivasi pada pasien
- Kaji tinkat kecemasan pasien
- Berikan tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
K. Evaluasi Diri
Tindakan telah dilakukan sesuai dengan prosedur dan psinsip yang benar.
L. Daftar Pustaka
. Sri Gustini. 2019. Pengaruh Teknik Nafas Dalam Terhadap Perubahan Tingkat
Kecemasan Pada Ibu Bersalin Kala I Fase Aktif (Online)
http://ejurnal.poltekkestasikmalaya.ac.id/index.php/BMI/article/view/4
5/155 di akses pada 10 Oktober 2021.

Fauzia Laili. 2017. Pengaruh Teknik Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Kecemasan
Dalam Menghadapi Persalinan Pada Ibu Hamil (Online)
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kebidanan/article/view/621/55
5 di akses pada 10 Oktober 2021
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Definisi & Tindakan) Jakarta : DPP PPNI.

Mengetahui,
Pembimbing Klinik/CI/CT Mahasiswa praktikan,

Sari Pawarti, SsiT.Bd (Via Indriawati)


NIP : 196804081989032005
NIM. P2722002I344
Lampiran
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TEKNIK MENGATASI NYERI
ATAU RELAKSASI NAFAS DALAM

A. Pengertian
Merupakan metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yang mengalami
nyeri kronis.Rileks sempurna yang dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh,
kecemasan sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri. Ada tiga hal yang utama
dalam teknik relaksasi
1. Posisikan pasien dengan tepat
2. Pikiran beristirahat
3. Lingkungan yang tenang
B. Tujuan
Untuk menggurangi atau menghilangkan rasa nyeriIndikasi :Dilakukan untuk pasien
yang mengalami nyeri kronis
C. Prosedur pelaksanaan :
1. Tahap prainteraksi
a. Membaca status pasien
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap orintasi
a. Memberikan salam teraupetik
b. Validasi kondisi pasien
c. Menjaga privacy pasien
d. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien dan
keluarga
3. Tahap kerja
a. Ciptakan lingkungan yang tenang
b. Usahakan tetap rileks dan tenang
c. Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara melalui
hitungan 1,2,3
d. Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan ekstrimitas
atas dan bawah rileks
e. Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali
f. Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut secara
perlahan-lahan
g. Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks 2
h. Usahakan agar tetap konsentrasi
i. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang
j. Latihan dilakukan dalam 2 sesi yaitu pada pagi haripukul 09.00 dan siang hari
pukul 13.00. setiap sesi latihan nafas dalam dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c. Akhiri kegiatan dengan baik
d. Cuci tangan
5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksaan tindakan
b. Catat respon pasien
c. Paraf dan nama perawat juga

Anda mungkin juga menyukai