DISUSUN OLEH:
NURAENI
219072
KELAS 3 B
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya serta usaha yang dilakukan, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Keluarga Dengan Anggota
Keluarga Yang Mengalami Depresi (Depresi Pada Lansia)”
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Depresi Pada Lansia..........................................................
B. Gejala Depresi Pada Lansia...........................................................
C. Faktor Yang Mempengaruhi Depresi Pada Lansia.........................
D. Pencegahan Dan Penanganan Depresi Pada Lansia....................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010). Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses
pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam
lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Depresi adalah sebuah gangguan kejiwaan yang mempengaruhi
fungsi fisik, psikologis dan sosial seseorang. Depresi dapat dilihat
dengan beberapa kondisi yang ditunjukkan oleh orang tersebut sebagai
sebuah kemerosotan perasaan, aktifitas dan sebagainya. Depresi
didefenisikan sebagai gangguan mood atau keadaan melankolia
(kesedihan) yang berkepanjangan. Keadaan tersebut timbul tanpa
alasan yang jelas baik pada tubuh maupun pada pikiran seseorang.
Keadaan melankolia (kesedihan) tersebut dimungkinkan sebagai reaksi
terhadap suatu kejadian yang menjadi penyebabnya. Rasa sedih
tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi fisik dan mental, seperti:
kemampuan kerja, nafsu makan dan kemampuan berfikir meskipun
sederhana (Shreeve, 1992).
Keluarga pasien yang anggota keluarganya dalam keadaan kritis
mengalami kecemasan yang tinggi. Jika keluarga cemas maka
keluarga sebagai sumber daya untuk perawatan pasien tidak berfungsi
dengan baik. Selain itu kecemasan keluarga dapat dikomunikasikan
atau ditransfer kepada pasien sehingga berakibat memperparah
penyakit dan menghambat proses penyembuhan. Menurut penelitian
(Stuart & Sunden, 2008).
B. Rumusan masalah
1 apa yang dimaksud dengan depresi lansia
2. Apa gejala depresi pada lansia
3. Apa penanganan dan pencegahan depresi pada lansia
C. Tujuan
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud depresi pada lansia
2. Mampu mengetahui apa gejala depresi pada lansia
3. Mampu mengetahui apa faktor yang mempengaruhi depresi
pada lansia
4.Mampu mengetahui apa penanganan dan pencegahan depresi
pada lansia.
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Santoso dan Ismail (2009: 100) tanda- tanda dan gejala-
gejala depresi, ada keluhan fisik dan gangguan psikis. Keluhan fisik
antara lain nafsu makan berubah, tidak suka makan sehingga berat
badan turun. Namun, kadangkadang ada juga yang justru makan
camilan terus sehingga menjadi gemuk. Umumnya, lansia mengeluh
saat tidur, baru tertidur larut malam, dan jika terbangun tengah malam
susah untuk tidur kembali. Sebaliknya, ada juga yang tidur terus dan
tidak mempunyai keinginan apa-apa. Ada juga yang mengeluh sakit
kepala, sakit punggung, pinggang pegal, dan rasa nyeri umum yang
berkepanjangan. Merasa ada gangguan di perut, rasa tidak nyaman
yang sulit dijelaskan. Biasanya lansia mengeluh lelah dan capai
sepanjang waktu, tidak bertenaga atau kekuatannya hilang. Keluhan
fisik ini umumnya tidak dapat dibuktikan kaitannya dengan kelainan
fungsi organ tubuh. Gangguan psikis yang terlihat antara lain: suasana
hati yang terus menerus murung, sedih, kecewa, resah, gelisah, takut,
emosi labil, mudah marah, cepat tersinggung, merasa kesepian, tidak
berharga, tidak berdaya, perasaan hampa, rasa bersalah yang
berlebihan sehingga kadang mempunyai pikiran atau kecenderungan
untuk bunuh diri. Berdasarkan uraian tersebut di simpulkan gejala-
gejala depresi pada lansia adalah suasana hati, kecewa pada diri,
menarik diri, dan gangguan tidur.
C. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Depresi pada Lansia
Menurut Lubis (2016: 61) ada beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya depresi atau meningkatkan risiko seseorang terkena depresi:
1. Faktor Fisik
a. Faktor Genetik Seseorang yang dalam keluarganya diketahui
menderita depresi berat memiliki risikolebih besar menderita
gangguan depresi daripada masyarakat pada umumnya.
b. Susunan Kimia Otak dan Tubuh Beberapa bahan kimia di dalam
otak dan tubuh memgang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan
adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormon
noradrenalin yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak dan aktivitas tubuh, tampaknya berkurang
pada mereka yang mengalami depresi.
c. Faktor Usia Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan
usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena
depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat
tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu
peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke
dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa
pubertas hingga ke pernikahan.
d. Gender Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita
depresi daripada pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang
depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui adanya
depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi
pada wanita.
e. Gaya Hidup Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat
berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat
memicu kecemasan dan depresi. tingginya tingkat stres dan
kecemasan digabung dengn makanan yang tidak sehat dan
kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka waktu yang
lama menjadi faktor beberapa orang mengalami depresi.
f. Penyakit Fisik Pada individu lanjut usia penyakit fisik adalah
penyebab yang paling umum terjadinya depresi.
g. Obat-obatan Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat
menyebabkan depresi. namun bukan berarti obat tersebut
menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih
berbahaya daripada depresi.
h. Obat-obatan terlarang Obat-obat terlarang telah terbukti dapat
menyebabkan depresi karena memengaruhi kimiaa dalam otak
dan menimbulkan ketergantungan.
2. Faktor Psikologis
a. Kepribadian Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi
tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap
depresi. ada individuindividu yang lebih rentan terhadap depresi,
yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif,
pesimis, juga tipe kepribadian introvet (Retnowati dan Culbertson
dalam Lubis, 2006: 72).
b. Pola Pikir Pada tahun 1967 psikiatri Amerika Aaron Beck
menggambarkan pola pemikiran yang umum pada depresi dan
dipercaya membuata seseorang rentan terkena depresi. Secara
singkat, Beck percaya bahwa seseorang yang merasa negatif
mengenai diri sendiri rentan terkena depresi.
c. Harga Diri Butler, Hokanson, & Flynn (dalam Lubis 2006: 76)
berpendapat bahwa harga diriyang rendah akan berpengaruh
negatif pada individu yang bersangkutan dan mengakibatkan
individu tersebut menjadi stres dan depresi.
d. Stres Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah
rumah atau stres berat yang lain dianggap dapat menyebabkan
depresi.
e. Lingkungan Keluarga Terdiri dari kehilangan orang tua ketika
masih anak-anak, jenis pengasuhan, dan penyiksaan fisik dan
seksual ketika kecil.
f. Penyakit Jangka Panjang Orang yang sakit keras menjadi rentan
terhadap depresi saat mereka dipaksa dalam posisi di mana
mereka tidak berdaya atau karena energi yang mereka perlukan
untuk melawan depresi sudah habis untuk penyakit jangka
panjang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ke tergantungan
(Rasni, Rohmana dan Sahuleka, 2017).
Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah dalam kelompoknya.
Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu anggota keluarganya mempunyai masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain
(Rasni, Rohmana dan Sahuleka, 2017).
B. Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata
sempurna. Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa
sumber dan kritik yang membangun dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
Pieter, Herri Zan, Bethsaida Janiwarti, dan Ns. Marti Saragih. (2011).
Pengantar Psikopatologi untuk Keperawatan. Jakarta: Kencana.
DISUSUN OLEH:
NURAENI
219072
KELAS 3 B
A.Latar Belakang
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang
menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus pelayanan
dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010). Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses
pemberian pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam
lingkup praktik keperawatan (Depkes RI, 2010).
Depresi adalah sebuah gangguan kejiwaan yang mempengaruhi
fungsi fisik, psikologis dan sosial seseorang. Depresi dapat dilihat
dengan beberapa kondisi yang ditunjukkan oleh orang tersebut sebagai
sebuah kemerosotan perasaan, aktifitas dan sebagainya. Depresi
didefenisikan sebagai gangguan mood atau keadaan melankolia
(kesedihan) yang berkepanjangan. Keadaan tersebut timbul tanpa
alasan yang jelas baik pada tubuh maupun pada pikiran seseorang.
Keadaan melankolia (kesedihan) tersebut dimungkinkan sebagai reaksi
terhadap suatu kejadian yang menjadi penyebabnya. Rasa sedih
tersebut dapat menimbulkan gangguan fungsi fisik dan mental, seperti:
kemampuan kerja, nafsu makan dan kemampuan berfikir meskipun
sederhana (Shreeve, 1992).
Keluarga pasien yang anggota keluarganya dalam keadaan kritis
mengalami kecemasan yang tinggi. Jika keluarga cemas maka
keluarga sebagai sumber daya untuk perawatan pasien tidak berfungsi
dengan baik. Selain itu kecemasan keluarga dapat dikomunikasikan
atau ditransfer kepada pasien sehingga berakibat memperparah
penyakit dan menghambat proses penyembuhan. Menurut penelitian
(Stuart & Sunden, 2008).
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan klien dan
keluarga klien dapat mengetahui tentang depresi.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan, diharapkan klien dan
keluarga mampu:
1. Mampu mengetahui apa yang dimaksud depresi pada
lansia
2. Mampu mengetahui apa gejala depresi pada lansia
3. Mampu mengetahui apa faktor yang mempengaruhi depresi
pada lansia
4. Mampu mengetahui apa penanganan dan pencegahan
depresi pada lansia.
D. Materi Terlampir
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
2. Media: leaflet
E. Kegiatan penyuluhan
3 10 menit Penutup
Menggali Menjawab dan
kemampuan menjelaskan
peserta kembali materi
penyuluhan penyuluhan
Menyimpulkan Mendengarkan
materi penyuluhan hasil kesimpulan
Melakukan Menjawab
evaluasi (post test) pertanyaan
Menutup
penyuluhan dan
memberikan salam
E. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
Klien menyepakati kontrak yang telah di sepakati dan tersedianya
media penyuluhan.
b. Evaluasi Proses
Klien berpartisipasi selama kegiatan, lingkungan tidak bising dan
pelaksanaan sesuai dengan rencana.
c. Evaluasi Hasil
Klien dan keluarga klien mampu dalam:
• Menjelaskan pengertian depresi
• Menjelaskan penyebab depresi
• Menjelaskan tanda dan gejala depresi
• Menjelaskan klasifikasi depresi
• Menjelaskan peran keluarga dalam penanganan depresi
MATERI PENYULUHAN
KELUARGA DENGAN ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI
DEPRESI (DEPRESI PADA LANSIA)
Menurut Santoso dan Ismail (2009: 100) tanda- tanda dan gejala-
gejala depresi, ada keluhan fisik dan gangguan psikis. Keluhan fisik
antara lain nafsu makan berubah, tidak suka makan sehingga berat
badan turun. Namun, kadangkadang ada juga yang justru makan
camilan terus sehingga menjadi gemuk. Umumnya, lansia mengeluh
saat tidur, baru tertidur larut malam, dan jika terbangun tengah malam
susah untuk tidur kembali. Sebaliknya, ada juga yang tidur terus dan
tidak mempunyai keinginan apa-apa. Ada juga yang mengeluh sakit
kepala, sakit punggung, pinggang pegal, dan rasa nyeri umum yang
berkepanjangan. Merasa ada gangguan di perut, rasa tidak nyaman
yang sulit dijelaskan. Biasanya lansia mengeluh lelah dan capai
sepanjang waktu, tidak bertenaga atau kekuatannya hilang. Keluhan
fisik ini umumnya tidak dapat dibuktikan kaitannya dengan kelainan
fungsi organ tubuh. Gangguan psikis yang terlihat antara lain: suasana
hati yang terus menerus murung, sedih, kecewa, resah, gelisah, takut,
emosi labil, mudah marah, cepat tersinggung, merasa kesepian, tidak
berharga, tidak berdaya, perasaan hampa, rasa bersalah yang
berlebihan sehingga kadang mempunyai pikiran atau kecenderungan
untuk bunuh diri. Berdasarkan uraian tersebut di simpulkan gejala-
gejala depresi pada lansia adalah suasana hati, kecewa pada diri,
menarik diri, dan gangguan tidur.
G. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Depresi pada Lansia
Menurut Lubis (2016: 61) ada beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya depresi atau meningkatkan risiko seseorang terkena depresi:
3. Faktor Fisik
i. Faktor Genetik Seseorang yang dalam keluarganya diketahui
menderita depresi berat memiliki risikolebih besar menderita
gangguan depresi daripada masyarakat pada umumnya.
j. Susunan Kimia Otak dan Tubuh Beberapa bahan kimia di dalam
otak dan tubuh memgang peranan yang besar dalam
mengendalikan emosi kita. Pada orang yang depresi ditemukan
adanya perubahan dalam jumlah bahan kimia tersebut. Hormon
noradrenalin yang memegang peranan utama dalam
mengendalikan otak dan aktivitas tubuh, tampaknya berkurang
pada mereka yang mengalami depresi.
k. Faktor Usia Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa golongan
usia muda yaitu remaja dan orang dewasa lebih banyak terkena
depresi. Hal ini dapat terjadi karena pada usia tersebut terdapat
tahap-tahap serta tugas perkembangan yang penting, yaitu
peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja, remaja ke
dewasa, masa sekolah ke masa kuliah atau bekerja, serta masa
pubertas hingga ke pernikahan.
l. Gender Wanita dua kali lebih sering terdiagnosis menderita
depresi daripada pria. Bukan berarti wanita lebih mudah terserang
depresi, bisa saja karena wanita lebih sering mengakui adanya
depresi daripada pria dan dokter lebih dapat mengenali depresi
pada wanita.
m.Gaya Hidup Banyak kebiasaan dan gaya hidup tidak sehat
berdampak pada penyakit misalnya penyakit jantung juga dapat
memicu kecemasan dan depresi. tingginya tingkat stres dan
kecemasan digabung dengn makanan yang tidak sehat dan
kebiasaan tidur serta tidak olahraga untuk jangka waktu yang
lama menjadi faktor beberapa orang mengalami depresi.
n. Penyakit Fisik Pada individu lanjut usia penyakit fisik adalah
penyebab yang paling umum terjadinya depresi.
o. Obat-obatan Beberapa obat-obatan untuk pengobatan dapat
menyebabkan depresi. namun bukan berarti obat tersebut
menyebabkan depresi, dan menghentikan pengobatan dapat lebih
berbahaya daripada depresi.
p. Obat-obatan terlarang Obat-obat terlarang telah terbukti dapat
menyebabkan depresi karena memengaruhi kimiaa dalam otak
dan menimbulkan ketergantungan.
4. Faktor Psikologis
g. Kepribadian Aspek-aspek kepribadian ikut pula memengaruhi
tinggi rendahnya depresi yang dialami serta kerentanan terhadap
depresi. ada individuindividu yang lebih rentan terhadap depresi,
yaitu yang mempunyai konsep diri serta pola pikir yang negatif,
pesimis, juga tipe kepribadian introvet (Retnowati dan Culbertson
dalam Lubis, 2006: 72).
h. Pola Pikir Pada tahun 1967 psikiatri Amerika Aaron Beck
menggambarkan pola pemikiran yang umum pada depresi dan
dipercaya membuata seseorang rentan terkena depresi. Secara
singkat, Beck percaya bahwa seseorang yang merasa negatif
mengenai diri sendiri rentan terkena depresi.
i. Harga Diri Butler, Hokanson, & Flynn (dalam Lubis 2006: 76)
berpendapat bahwa harga diriyang rendah akan berpengaruh
negatif pada individu yang bersangkutan dan mengakibatkan
individu tersebut menjadi stres dan depresi.
j. Stres Kematian orang yang dicintai, kehilangan pekerjaan, pindah
rumah atau stres berat yang lain dianggap dapat menyebabkan
depresi.
k. Lingkungan Keluarga Terdiri dari kehilangan orang tua ketika
masih anak-anak, jenis pengasuhan, dan penyiksaan fisik dan
seksual ketika kecil.
l. Penyakit Jangka Panjang Orang yang sakit keras menjadi rentan
terhadap depresi saat mereka dipaksa dalam posisi di mana
mereka tidak berdaya atau karena energi yang mereka perlukan
untuk melawan depresi sudah habis untuk penyakit jangka
panjang.