Anda di halaman 1dari 15

Makalah Keperawatan Jiwa

Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Topik Kehilangan


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa yang dibimbing oleh
Ibu Dwi Ariani Sulistyowati.,S.Kp.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 3
Fairuz Salma Purwitasari (P27220020153)
Innes Setia Dewi (P27220020159)
Intansari Rahmawati (P27220020160)
Riana Kusuma Dewi (P27220020172)
Zanuar Angga Purnama (P27220020180)
2BD4-Keperawatan

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
TAHUN 2021/2022
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufik, hidayah serta
inayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah tentang “ Asuhan Keperawatan Jiwa
dengan Topik Kehilangan” dengan optimal. Shalawat dan salam semoga senantiasa tersampaikan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah begitu banyak mengajarkan kebijakan dan
menyebarkan ilmunya pada semua orang.
Penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada Ibu Dwi Ariani
Sulistyowati.,S.Kp.,Ns.,M.Kep yang telah memberikan bimbingan sehingga makalah ini dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Selain itu , terimakasih juga penulis sampaikan kepada rekanrekan yeng telah
memberikan kontribusi dan motivasi dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah, dan kami
mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari para pembaca untuk bahan perbaikan
makalah.
Surakarta, 8 Februari 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehilangan adalah suatu keadaan individu mengalami kehilangan sesuatu yang
sebelumnya ada dan dimiliki. Kehilangan merupakan sesuatu yang sulit dihindari (Stuart,
2005), seperti kehilangan harta, kesehatan, orang yang dicintai, dan kesempatan. Berduka
adalah reaksi terhadap kehilangan, yaitu respons emosional normal dan merupakan suatu
proses untuk memecahkan masalah. Seorang individu harus diberikan kesempatan untuk
menemukan koping yang efektif dalam melalui proses berduka, sehingga mampu
menerima kenyataan kehilangan yang menyebabkan berduka dan merupakan bagian dari
proses kehidupan
Gangguan jiwa merupakan perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan penderitaan
atau hambatan sehingga dalam melaksanakan peran sosial dan aktivitas sehari-harinya
ikut terganggu. Depresi merupakan gangguan emosional atau gangguan jiwa ringan yang
ditandai dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan
tidak berarti. Kehilangan adalah suatu keadaan ndividu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang
kehidupan cenderung mengalami kembali walaupun dalam bentuk berbeda. Rentang
respon kehilangan yaitu, denial (penyangkalan), anger (marah), bergaining (tawar-
menawar) depression (depresi), acceptance (menerima)
Prevalensi depresi total penduduk yang berusia lebih dari 15 tahun di Indonesia mencapai
6,1%. Perempuan lebih rentan terhadap depresi daripada laki-laki. Prevalensi depresi
pada perempuan sebesar 7,4% dan laki-laki sebesar 4,7%. Masyarakat yang tidak bekerja
dan nelayan juga menjadi kontributor depresi tertinggi, yaitu masing-masing sebesar 8,1
dan 6,9% [4]. Prevalensi depresi pada penduduk usia ≥ 15 tahun di Kabupaten Tegal
menurut Riskesdas Provinsi Jawa Tengah sebesar 6,87% atau sebanyak 2.689 jiwa
B. Rumusan Masalah
1. Apa Yang dimaksud dengan Kehilangan ?
2. Jelaskan klasifiksai kehilangan ?
3. Apa faktor penyebab kehilangan ?
4. Apa intervensi yang diberikan pada pasien kehilangan ?
C. Tujuan
1. Mengetahui deskripsi kehilangan
2. Memahami klasifiksi dan bentu bentuk kehilangan
3. Mengetahui faktor penyebab kehilangan
4. Mengetahui intervensi yang diberikan pada pasien kehilangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya
ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan
merupakan pengalaman yang pernah dialami oleh setiap individu selama rentang
kehidupan, sejak lahir individu sudah mengalami kehilangan dan cenderung akan
mengalaminya kembali walaupun dalam bentuk yang berbeda. (E Sitorus 2019)

B. Klasifikasi Etiologi
Kehilangan dibagi menjadi 2 tipe, yaitu:
1. Kehilangan aktual atau nyata
Kehilangan ini sangat mudah dikenali atau diidentifikasi oleh orang lain, seperti
hilangnya sebagian anggota tubuh, amputasi, atau kematian orang yang sangat berarti
atau dicintai.
2. Kehilangan presepsi
Kehilangan presepsi ini hanya dialami oleh individu dan sulit untuk dapat dibuktikan.
Misalnya seorang perempuan yang diceraikan oleh suami yang dicintainya sehingga
menyebabkan perasaan rendah diri hingga mengasingkan diri.

Selain itu terdapat beberapa bentuk kehilangan, antara lain (Sutejo, 2019):
1. Kehilangan orang yang sangat berarti, misalnya orang yang sangat berarti tersebut
mininggal atau pergi ke suatu tempat dalam waktu yang sangat lama.
2. Kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, misalnya menderita suatu penyakit, amputasi
bagian tubuh kehilangan pendapatan, kehilangan perasaan tentang diri, kehilangan
pekerjaan, kehilangan kedudukan, dan kehilangan kemampuan seksual.
3. Kehilangan milik pribadi. Misalnya benda yang berharga, uang, atau perhiasan.

C. Faktor Predisposisi
Adapun beberapa faktor predisposisi antara lain (Sutejo, 2019) :
1. Genetik
Seorang individu yang memiliki anggota keluarga atau dibesarkan dalam keluarga yang
mempunyai riwayat depresi akan mengalami kesulitan dalam bersikap optimis dan
menghadapi kehilangan.
2. Kesehatan fisik
Individu dengan kesehatan fisik prima dan hidup dengan teratur mempunyai kemampuan
dalam menghadapi stres dengan lebih baik dibandingkan dengan individu yang
mengalami gangguan fisik.
3. Kesehatan mental
Individu dengan riwayat gangguan kesehatan mental memiliki tingkat kepekaan yang
tinggi terhadap suatu kehilangan dan berisiko untuk kambuh kembali.
4. Pengalaman kehilangan sebelumnya
Kehilangan dan perpisahan dengan orang berarti di masa kanak-kanak akan memengaruhi
kemampuan individu dalam menghadapi kehilangan di masa dewasa.

D. Faktor Presipitasi
Factor yang memunculkan rasa kehilangan adalah perasaan stres nyata atau imajinasi
individu dan kehilangan yang bersifat bio-psiko-sosial, seperti kondisi sakit, kehilangan
fungsi seksual, kehilangan harga diri, kehilangan pekerjaan, kehilangan peran, dan
kehilangan posisi di masyarakat (Sutejo, 2019).

E. Mekanisme Koping
Adapun mekanisme koping yang dilakukan terhadap kehilangan adalah (Sutejo, 2019) :
1. Denial
2. Regresi
3. Intelektualisasi/rasionalisasi
4. Supresi
5. Proyeksi
BAB III

PEMBAHASAN

A. REVIEW JURNAL
1. Judul Jurnal : TERAPI MUSIK KLASIK UNTUK MENURUNKAN
TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN PSIKOSOSIAL : KEHILANGAN
2. Volume dan Halaman : Jurnal ilmu keperawatan jia Volume 3 No 2, hal 2237-
2246
3. Tahun Publish : 2021
4. Penulis Jurnal : Suci Fitriya, Ramadhan Putra Satria, dan Sam’un
5. Latar Belakang : Pasien psikososial kehilangan cenderung mengalami
depresi, untuk menurunkan tingkat depresi bisa menggunakan obat antidepresan.
Penanganan depresi yang lebih mudah adalah dengan menggunakan terapi musik
klasik. Musik klasik memiliki pengaruh besar pada kondisi psikologi sosial lansia
karena musik klasik memiliki efek yang besar terhadap ketegangan dan kondisi rileks
pada diri seseorang. Musik klasik juga menimbulkan rasa aman dan sejahtera, serta
melepaskan rasa gembira dan sedih. Selain itu terapi musik dapat membangkitkan
gelombang otak alfa yang menimbulkan rasa relaksasi sehingga perilaku individu
akan menjadi dan bisa menurunkan timbulnya dampak dari depresi. Terapi musik ini
mempunyai fungsi menenangkan pikiran dan meredakan emosi dapat juga melatih
otot-otot serta pikiran menjadi rileks. Dengan mendengarkan musik, pasien
merasakan kondisi yang rileks dan perasaan yang nyaman Kehilangan adalah suatu
keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada menjadi tidak ada,
baik terjadi sebagian atau keseluruhan. Kehilangan merupakan pengalaman yang
pernah dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan cenderung mengalami
kembali walaupun dalam bentuk berbeda. Rentang respon kehilangan yaitu, denial
( p e n y a n g k ala n ) , a n g e r (marah), bergaining (tawar-menawar) depression
(depresi), acceptance (menerima).
6. Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pemberian terapi musik klasik untuk menurunkan tingkat depresi pada pasien
psikososial : kehilangan di wilayah kerja Puskesmas Dukuhwaru
7. Subjek Penelitian : subjek penelitian yaitu dari skor 25 poin (depresi sedang)
menjadi skor 19 poin (depresi ringan).
8. Metode Penelitian : Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang
dipilih untuk penelitian yang akan dilaksanakan yaitu studi kasus. Penelitian ini
melibatkan 2 individu yaitu pasien psikososial : kehilangan dengan masalah depresi
yang dilakukan intervensi terapi musik klasik untuk menurunkan tingkat depresi.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Dukuhwaru Kabupaten Tegal
pada tanggal 15 - 17 Februari 2021. Instrument yang digunakan yaitu lembar BDI
( Beck Depression Inventory ), lembar observasi, handphone , dan music box . Proses
pengambilan data meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi yang kemudian
disajikan dalam deskriptif naratif, tabel dan grafik. Kriteria inklusi pada sampel
penelitian ini adalah klien berjenis kelamin lakilaki/perempuan, berusia 40-60 tahun,
klien dengan masalah psikososial : kehilangan tahap depresi sedang/ringan, dan klien
yang kooperatif dan bersedia diberikan terapi musik klasik. Kriteria eksklusi pada
sampel penelitian ini adalah klien yang memiliki gangguan lain selain depresi karena
kehilangan, misalnya demam, sesak napas, klien yang sulit diajak berinteraksi, klien
yang memiliki gangguan pendengaran. Musik klasik yang didengarkan responden
adalah karya dari Mozart dengan durasi waktu pemberian 20 menit.
9. Hasil Penelitian : Hasil dari penelitian yang menerapkan terapi
musik didapatkan median skor depresi melalu BDI pre test 17 poin (depresi ringan)
dan setetah intervensi post test yaitu 7 poin (depresi minimal/tidak depresi)
menunjukkan bahwa terapi musik mampu menurunkan tingkat depresi karena terapi
musik suatu proses yang memadukan antara aspek penyembuhan dengan kondisi fisik
seseorang, sehingga terapi musik mampu menenangkan, mampu menstabilkan emosi,
mental, spiritual dan mampu meningkatkan kognitif seseorang sehingga siapa saja
yang mendengarkan musik mampu berpikiran positif. Pada penelitian ini juga
mengatakan bahwa terapi musik merupakan terapi tanpa efek samping sehingga aman
diaplikasikan untuk siapapun. Penelitian lain menunjukkan dari 14 responden pada
kelompok lansia sebelum dilakukan terapi musik klasik yang mengalami depresi
ringan didapatkan rerata sebesar 17,57. Sedangkan pada kelompok lansia sesudah
dilakukan terapi musik klasik yang mengalami depresi ringan didapatkan rerata
sebesar 15,07. Hasil uji statistik dapat diketahui bahwa ada pengaruh setelah
dilakukan intervensi terapi musik klasik terhadap depresi lansia
10. Kekuatan penelitian : Kekuatan penelitian ini adalah alat yang digunakan dalam
penelitian berupa kuesioner ini mudah digunakan oleh subjek penelitian.
11. Kelemahan penelitian : Kelemahan pada penelitian ini adalah tingkat responnya
masih rendah Banyaknya metode yang digunakan dalam penelitian
12. Kesimpulan : Dalam penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa terapi
musik klasik dapat menurunkan tingkat depresi karena ketika menghadapi masalah
atau tekanan berat, musik membantu mengalihkan perhatian. Mendengarkan musik
secara rutin membuat suasana menjadi tenang. Musik juga dapat mengaktifkan syaraf
menjadi rileks sehingga membantu pernapasan pasien menjadi lebih baik.
Implementasi pada kedua subjek penelitian dilakukan sebanyak dua kali pertemuan
dengan durasi mendengarkan musik selama 20 menit setiap pertemuan. Kedua subjek
penelitian mengalami penurunan tingkat depresi yang ditunjukkan dengan skor
depresi pada kedua klien mengalami penurunan dari 25 poin (depresi sedang) menjadi
19 poin (depresi ringan).

B. SOP Melatih Mengenal Berduka dan Kehilangan

PENGERTIAN Melatih Mengenal Berduka Dan Kehilangan adalah tindakan mandiri


perawat yang mana di lakukan untuk mengajarkan klien mengenal
tentang berduka dan kehilangan serta cara cara untuk mengatasi nya.
TUJUAN 1. Membantu klien memahami kehilangan dan berduka yang dialaminya
2. Membantu klien menyebutkan cara cara untuk mengatasi nya
3. Membantu kliendalam membatasi faktor pendukung nya
PROSEDUR 1. Persiapan
a. Alat dan Bahan
1) Persiapan tempat yang aman dan tenang
2) Meja dan kursi
3) Alat dan bahan : Kertas kosong dan alat tulit
(jika di butuhkan )
4) Form CPT ( catatan Perkembangan terintergrasi )
dan bolpoint
5) Form nursing order (resep keperawatan) ( jika
klien bias membaca)
6) Form logbook SKP Harian
b. Klien
1) Membuat kontrak pertemuan dengan klien
2) Menjamin pemenuhan privasi klien, hanya
perawat dan perawat saja
2. Pelaksanaan
FASE ORIENTASI
a. Memberikan salam
b. Memperkenalkan nama perawat, dan panggilan, dan
menjelaskan saat ini yang akan membantu klien
c. Menanyakan nama klien umur klien (dan nomor register
jika perlu/ lihat pada gelang yang dipakai klien ).
d. Menjelaskan tujuan pertemuan ( melatih mengenal
halusinasi yang dialami)
e. Mengevalusi tanda dan gejala kehilangan dan berduka
yang dialami ( jika pasien pernah di temui perawat
gunakan data subjektif dan objektif untuk mengevalusi
dengan mengidentifikasi:
1) Ada perasaan tentang kehilangan dan berduka.
2) Ansietas bertambah, afek labil
3) Rentang perhatian terbatas
4) Hipersensitivitas terhadap stimulus normal
5) Tidak mampu menyelesaikan masalah
6) Disoreintasi
7) kekacauan alur piker
8) pikiran cepat berubah – ubah
9) berusaha melukai diri sendiri dan orang lain
f. Melakukan kontrak ulang tentang topik latihan yang kan
di berikan, lamanya waktu dan tempat latihan.
g. Memberikan kesempatan klien untuk buang air
kecil,atau minum air sebelum latihan.

FASE KERJA
a. Menjelaskan selama latihan, klien mendengarkan perawat dan
ada kesempatan tersendiri diakhir jika dan yang ditanyakan.
b. Menjelaskan pada klien
1) Pengertian mengenal berduka dan kehilangan (kegiatan
yang dilakukan untuk menggali kegitan yang dapat
menambah wawasan tentang proses –proses berduka dan
kehilangan serta cara – cara untuk mengatasi nya) .
2) Tujuan mengenal berduka dan kehilangan ( klien
mampu memahami serta menyebutkan cara – cara untuk
mengatasinya selama berada di rumah sakit maupun
dirumah sehingga diharapkan intensitas ketegangan
pikiran dan perasaan berkurang)
3) Alat dan bahan yang di perlukan dalam mengontrol
halusiansi ( tidak butuh alat)
4) Jelaskan langkah- langkah latihan memahani kehilangan
dan berduka
a) Identifikasi bersama dengan klien cara atau
tindakan yang diharapkan untuk mengatasi
perasaan untuk menyakiti diri sendiri atau orang
lain.
b) Berdiskusi mengenai kondisi pasien saat ini
(kondisi pikiran, perasaan, fisik, sosial,dan
spiritual sebelum/sesudah mengalami peristiwa
kehilangan serta hubungan antara kondisi saat ini
dengan peristiwa kehilangan yang terjadi
c) Berdiskusi cara mengatasi berduka yang dialami
( cara verbal ( mengungkapkan perasaan), cara
fisik ( memberi kesempatan aktivitas fisik), cara
sosial ( sharing dengan teman maupun keluarga),
cara Spiritual ( berserah diri dan berdoa).
d) Memberi informasi tentang sumber-sumber
komunitas yang tersedia untuk saling
memberikan pengalaman dengan saksama
e) Membantu klien memilih cara yang telah
dianjurkan dan latih untuk mencobanya.
f) Pantau pelaksaan cara yang telah dipilih dan
dilatih, beri pujian jika klien berhasil
melakukanya.
g) Menganjurkan klien mengikuti TAK, orientasi
realita, dan stimulasi persepsi.
c. Mendemonstrasikan cara mengatasi berduka dan kehilangan
sesuai langkah diatas
d. Memberikan reinforcement positif atas kemampuan pasien
dalam menyebutkan cara cara untuk mengatasi kehilangan dan
berduka

TERMINASI
1) Menanyakan perasaan klien setelah berlatih mengenal berduka
dan kehilangan
2) Meminta klien mencoba kembali cara cara mengatasi berduka
dan kehilangan
3) Mengobservasi perilaku baik verbal maupun non verbal selama
proses interaksi
4) Membuat kontrak untuk pertemuan selanjutnya (topik, tempat
dan waktu)
5) Mempersilahkan klien untuk istirahat dan mengikuti kegiatan
lain nya.

PENDOKUMENTASIAN
a. Mencatat tindakan keperawatan yang telah dilakukan kedalam
catatan perkembangan terintergrasi sesuai standar presedur
operasional yang berlaku. Pendokumentasian Catatan
perkembangan Terintergrasi harus dilakukan oleh perawat yang
telah diberikan penugasan klinik oleh direktur utama.
b. Mencatat latihan mengenal berduka dan kehilangan yang harus
dilakukan klien pada papan jadal kegiatan untuk di tindak
lanjuti
perawat shif berikutnya
c. Mencatat tindakan keperawatan pada logbook (SKP) Harian
d. Membereskan catatan perkembangan terintergrasi pada status
rekam medis pasien

3. Hal – Hal Yang Harus Di Perhatikan


a. Mengevalusi respon serta toleransi klien selama latihan
b. Mengevalusi kebutuhan kenyamanan dan keamanan
pasien dan staff selama latihan.

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehilangan merupakan suatu kondisi dimana seseorang mengalami suatu kekurangan
atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada atau pernah dimiliki. Kehilangan
dibagi dalam 2 tipe : aktual dan persepsi. Terdapat 3 kategori kehilangan, yaitu:
kehilangan orang yang sangat berarti, kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial, dan
kehilangan milik pribadi. Dalam kesimpulan jurnal penelitian bahwa terapi musik klasik
dapat menurunkan tingkat depresi karena ketika menghadapi masalah atau tekanan berat,
musik membantu mengalihkan perhatian.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas penulis merumuskan saran yang dapat diaplikasikan
dalam berbagai kalangan, antara lain:
 Semua manusia pasti merasakan kehilangan dan sebagai makhluk Tuhan harus
mensyukuri tehadap kejadian kehilangan karena sadar sesuatu yang berada
disekeliling kita bersifat sementara, jadi kita dalam keadaan siap maupun tidak
siap harus menerima keadaan tersebut.
 Perawat diharapkan untuk memahami kehilaangan dan dukacita yang dialami
pasien, sehingga dapat membantu pasien dengan baik dalam mengahadapi proses
kehilangan
DAFTAR PUSTAKA

Sutejo, Ns., M.Kep., Sp.Kep.J. 2019. Keperawatan Jiwa Konsep dan Praktik Asuhan
Keperawatan Jiwa : Gangguan Jiwa dan Psikososial. Pustaka Baru Press : Yogyakarta.
ISBN : 978-602-6237-38-5

Keliat, B. A., (2018) Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas (CMHN –Basic Course)

Jakarta EGC

Suci Fitriya, Ramadhan Putra Satria, dan Sam’un, ” Terapi Musik Klasik Untuk Menurunkan
Tingkat Depresi Pada Pasien Psikososial : Kehilangan,” Jurnal ilmu keperawatan jia
Volume 3 No 2, hal 2237-2246, 2021.
https://jurnal.umpp.ac.id/index.php/prosiding/article/view/1045

Yasir. (2018). “SOP Kehilangan dan Berduka” . Online:


https://www.scribd.com/document/381821311/Kehilangan-Dan-Berduka (diunduh pada
07 Februari 2022)

Anda mungkin juga menyukai