Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 10

ASUHAN KEPERAWATAN OTITIS MEDIA

● Annas Tasya Mifta Firdawati (P27220020144)


 
● Fitri Damayanti Prastyaningrum (P27220020156)
 
● Intansari Rahmawati (P27220020160)
Pengertian
Otitis Media Akut (OMA) merupakan peradangan pada telinga bagian tengah yang terjadi
secara cepat dan singkat dalam waktu kurang dari 3 minggu disertai dengan gejala lokal
seperti demam, nyeri, pendengaran berkurang, dan keluarnya cairan (Tesfa et.al, 2020).

Patofisiologi
• Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah
dengan nasofaring, yang terdiri atas tulang rawan pada dua pertiga ke arah
nasofaring dan sepertiganya terdiri atas tulang (Djaafar dalam anita 2019).
• Tuba Eustachius mempunyai tiga fungsi penting, yaitu ventilasi, proteksi, dan
drainase sekret. Ventilasi 24 berguna untuk menjaga agar tekanan udara dalam
telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar.
• Pathogenesis OMA pada sebagian besar anak-anak dimulai oleh infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA) atau alergi, sehingga terjadi kongesti dan edema pada
mukosa saluran napas atas, termasuk nasofaring dan tuba Eustachius.
• Tuba Eustachius menjadi sempit, sehingga terjadi sumbatan tekanan negatif pada
telinga tengah. Bila keadaan demikian berlangsung lama akan menyebabkan refluks
dan aspirasi virus atau bakteri dari nasofaring ke dalam telinga tengah melalui tuba
Eustachius.
• Mukosa telinga tengah bergantung pada tuba Eustachius untuk mengatur proses
ventilasi yang berkelanjutan dari nasofaring. Jika terjadi gangguan akibat obstruksi
tuba, akan mengaktivasi proses inflamasi kompleks dan terjadi efusi cairan ke dalam
telinga tengah. Ini merupakan faktor pencetus terjadinya OMA dan otitis media
dengan efusi.
Manifestasi Klinis
• Gejala klinis OMA bergantung pada stadium penyakit serta umur pasien.
• Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utama adalah rasa nyeri di dalam
telinga, di samping suhu tubuh yang tinggi. Biasanya terdapat riwayat batuk pilek
sebelumnya.
• Pada anak yang lebih besar atau pada orang dewasa, selain rasa nyeri, terdapat
gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang mendengar.
• Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dapat mencapai
39,5°C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba-tiba anak menjerit
waktu tidur, diare, kejang-kejang dan kadang-kadang anak memegang telinga yang
sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka sekret mengalir ke liang telinga,
suhu tubuh turun dan anak tidur tenang (Djaafar, dalam anita 2019).
Etiologi
1. Bakteri .
Bakteri piogenik merupakan penyebab OMA yang tersering. Menurut penelitian, 65-
75% kasus OMA dapat ditentukan jenis bakteri piogeniknya melalui isolasi bakteri
terhadap kultur cairan atau efusi telinga tengah. . Spesies yang paling sering adalah
haemophilus influenzae dan streptococcus pneumoniae serta steptococcus
penumoniae, haemophilus influenzae, dan moraxella catarrhalis.

2. Virus
Virus juga merupakan penyebab OMA. Virus dapat dijumpai tersendiri atau bersamaan
dengan bakteri patogenik yang lain. Virus yang paling sering dijumpai pada anak-anak,
yaitu respiratory syncytial virus (RSV), influenza virus, atau adenovirus (sebanyak 30-
40%). Kira-kira 10-15% dijumpai parainfluenza virus, rhinovirus atau enterovirus
Pathway
Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Corrwin , pemeriksaan diagnostic untuk otitis media ialah :

 Pemeriksaan otoskopi memberikan informasi tentang gendang telinga yang dapat digunakan
untuk mendiagnosis otitis media.

 Penunggaan alat pneumonik dengan otoskop fotoshop pneumatic lebih lanjut membantu
mendiagnosis otitis media.

 Timpanogram, suatu pemeriksaan yang mencangkup pemasangan sonde kecil pada telinga luar
dan pengukuran gerakan membrane timpani (gendang telinga) setelah adanya tonus yang
terfiksasi, juga dapat digunakan untuk mengevaluasi mobilotas membrane timpani.
Penatalaksanaan Otitis Media Akut
Pengobatan
Penatalaksanaan OMA tergantung pada stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi tuba,
pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius sehingga tekanan
negatif di telinga tengah hilang.

Pembedahan
Terdapat beberapa tindakan pembedahan yang dapat menangani OMA rekuren, seperti
miringotomi dengan insersi tuba timpanosintesis, dan adenoidektomi .
1. Miringotomi ialah tindakan insisi pada pars tensa membran timpani, supaya terjadi
drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.
2. Timpanosintesis, merupakan pungsi pada membran timpani, dengan analgesia lokal
supaya mendapatkan sekret untuk tujuan pemeriksaan.
3. Adenoidektomi, efektif dalam menurunkan risiko terjadi otitis media dengan efusi
dan OMA rekuren, pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan insersi
tuba timpanosintesis, tetapi hasil masih tidak memuaskan.
 
Pengkajian Keperawatan
Identitas Klien
Kaji Data klien secara lengkap yang mencakup ; nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, agama,
pekerjaan, suku bangsa, status perkawinan, alamat, diagnosa medis, No RM / CM, tanggal masuk,
tanggal kaji, dan ruangan tempat klien dirawat.Data penanggung jawab mencakup nama, umur, jenis
kelamin,agama, pekerjaan, suku bangsa, hubungan dengan klien dan alamat.

Keluhan
Klien dengan Otitis Media Akut datang dengan keluhan nyeri pada telinga bagian tengah.

Riwayat Penyakit Sekarang


Kaji keluhan kesehatan yang dirasakan pasien pada saat dianamnesa, seperti penjabaran dari riwayat
adanya kelainan nyeriyang dirasakan. Biasanya alasan klien Otitis Media Akut datang memeriksakan
diri ke rumah sakit yaitu adanya nyeri pada telingatengah disertai terganggunya fungsi pendengaran.
Riwayat Penyakit Dahulu
Apakah ada kebiasaan berenang, apakah pernah menderita gangguan pendengaran (kapan, berapa lama, pengobatan apa
yang dilakukan, bagaimana kebiasaan membersihkan telinga, keadaan lingkungan tenan, daerah industri, daerah polusi).

Riwayat Kesehatan Keluarga


Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang sama. Ada atau tidaknya riwayat infeksi saluran
nafas atas yang berulang dan riwayat alergi pada keluarga.

Pemeriksaan Fisik

a) Keadaan umum klien

1. Telinga : Lakukan inspeksi, palpasi, perkusi dan di daerah telinga dengan menggunakan senter
ataupun alat-alat lain nya apakah ada cairan yang keluar dari telinga, bagaimana warna, bau,
dan jumlahnya. Apakah ada tanda-tanda radang.

2. 2) Kaji adanya nyeri pada telinga

3. 3) Leher : Kaji adanya pembesaran kelenjar limfe di daerah leher

4. 4) Dada / thorak, jantung, perut / abdomen, genitourinaria, ekstremitas, sistem integumen,


sistem neurologi.
b) Data pola kebiasaan sehari-hari

Nutrisi
Bagaimana pola makan dan minum klien pada saat sehat dan sakit,apakah ada perbedaan konsumsi diit
a.

Eliminasi
Kaji miksi,dan defekasi klien

Aktivitas sehari-hari dan perawatan diri


Biasanya klien dengan gangguan otitis media ini, agak susah untuk berkomunikasi dengan orang lain karena
ada gangguan pada telinga nya sehingga ia kurang mendengar apa yang di bicarakan orang lain.
Pemeriksaan diagnostic

a) Otoskopi

• Perhatikan adanya lesi pada telinga luar

• Amati adanya oedema pada membran tympani Periksa adanya pus dan ruptur pada membran
tympani

• mati perubahan warna yang mungkin terjadi pada membran tympani

b) Tes bisik

 Dengan menempatkan klien pada ruang yang sunyi, kemudian dilakukan tes bisik, pada
klien dengan OMA dapat terjadi penurunan pendengaran pada sisi telinga yang sakit.
 Tes garpu tala
 Tes Rinne didapatkan hasil negatif
 Tes Weber didapatkan lateralisasi ke arah telinga yang sakit
 Tes Audiometri : AC menurun
 Xray : terhadap kondisi patologi
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077)

 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130)

 Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasif (D.0142)

 Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan gangguan pendengaran


(D.0119)

 Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111)


Intervensi Keperawatan
     
Dx. Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1. Nyeri akut L . 08066 I . 08238
 
berhubungan dengan agen Setelah dilakukan intervensi selama Observasi :
 
pencedera fisiologis (D.0077) 3x24 jam diharapkan tingkat nyeri
 Identifikasi lokasi, dan skala nyeri
menurun, dengan kriteri hasil :
- Keluhan nyeri menurun  Identifikasi karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Meringis menurun Identifikasi skala nyeri

- Gelisah menurun
 Identifikasi respons nyeri
- Kesulitan tidur menurun nonverbal
- Pola tidur membaik  Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan
nyeri
 Identifikasi pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
    Terapeutik :
 
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa


nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur

 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam


pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
 
 Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

 Jelaskan strategi meredakan nyeri

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
 
 Kolaborasi pemberian analgetik
     
L . 14134 I.15506
2. Hipertermia berhubungan dengan  
pses penyakit (D.0130) Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Observasi :
 
diharapkan termoregulasi membaik, dengan
 identifikasi penyebab hipertermia
kriteri hasil :
 Monitor suhu tubuh
  - suhu tubuh membaik Terapeutik:
 
- suhu kulit membaik
 Sediakan lingkungan yang
- menggigil menurun
dingin
- pucat menurun
- tekanan darah membaik  Longgarkan atau lepaskan
pakaian
 Berikan cairan oral
 
Edukasi :
 
 Anjurkan tirah baring
 
Kolaborasi :
 
 Kolaborasi pemberian
cairan dan elektrolit
intravena
L. 14137 I. 14539
 
3. Risiko infeksi Setelah dilakukan intervensi selama Observasi
 
berhubungan dengan efek 3x24 jam diharapkan risiko infeksi
prosedur invasif  Monitor tanda dan gejala
menurun, dengan kriteria hasil :
(D.0142) - Demam menurun infeksi lokal dan sistemik
- Kemerahan menurun Terapeutik
 
- Nyeri menurun
 Berikan perawatan kulit pada area
- Bengkak menurun
luka
- Kadar sel darah putih
 Cuci tangan sebelum dan sesudah
membaik
kontak dengan paien dan
lingkungan pasien
Edukasi
 
 Jelaskan tanda dan gejala
    infeksi
 
 Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
operasi

 Ajarkan meningkatkan asupan nutrisi


 Ajarkan meningkatkan asupan cairan

L. 13118 I. 13493
 
4. Gangguan komunikas iverbal Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam Observasi
 
berhubungan dengan gangguan diharapkan komunikasi verbal meningkat, dengan
 Periksa kemampuan pendengaran
pendengaran (D.0119) kriteria hasil :
- Kemampuan mendengar meningkat  Monitor akumulasi serumen berlebihan
- Respons periaku membaik Terapeutik
- Pemahaman komunikasi membaik  
- Kontak mata meningkat  Gunakan bahasa sederhana

 Pertahankan kontak mata selama berkomunikasi

 Hindari kebisingan saat beromunikasi

 Hindari berkomunikasi lebih dari 1 meter dari pasien

 Pertahankan kebersihan telinga

Edukasi
     Ajarkan cara membersihkan serumen dengan
tepat
5 L. 12111 I.12383
Defisit pengetahuan Observasi
Setelah dilakukan intervensi selama 3x24 jam
berhubungan dengan  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
diharapkan tingkat pengetahuan menerima informasi
kurang terpapar informasi
(D.0111) membaik, dengan kriteria hasil :
- Perilaku sesuai anjuran meningkat
  - Pertanyaan tentang masalah Terapeutik
   Sediakan materi dan media pendidikan
yang dihadapi menurun
- Persepsi yang keliru terhadap masalah kesehatan
 
menurun  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
  - Kemampuan menggambarkan pengalaman kesepakatan
   Berikan kesempatan untuk bertanya
sebelumnya yang sesuai dengan topik
  Edukasi
meningkat
  Jelaskan faktor yang dapat mempengaruhi

kesehatan
 Ajarkan perilaku hidup
  bersih dan sehat
 Ajarkan strategi yang dapat
  digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
 
 
Evaluasi
Pelaksanaan evaluasi didokumentasikan bisa dalam bentuk catatan perkembangan
dengan menggunakan metode SOAP :
S (Subjektif) : data berdasarkan keluhan pasien/keluarga pasien.
 
O (Objektif) : data berdasarkan hasil pengukuran/observasi langsung kepada pasien.
 
A (Assegment) : masalah keperawatan yang masih terjadi atau baru saja terjadi akibat
perubahan status kesehatan yang telah teridentifikasi datanya dalam data subjektif dan
objektif.
P (Planning) : perencanaan tindakan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi, atau menambah rencana tindakan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai