Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

(Skenario 6)
Seorang laki – laki berusia 28 tahun datang ke klinik karena mengeluh telinga kanan
keluar cairan berwarna kuning kental dan berbau busuk dan mengeluh telinganya berdenging
sehingga pendengaran terganggu disertai kepala pusing. Pasien sering mengalami batuk pilek
disertai hidung tersumbat bergantian kanan dan kiri terutama jika terpapar debu. Riwayat
keluar cairan dari telinga sebelumnya disangkal.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran compos mentis dan TTV dalam batas
normal. Pada pemeriksaan telinga dengan otoskopi didapatkan telinga kanan liang telinga
lapang, tampak secret mukopurulen dan granuloma, dan tampak perforasi membrane timpani
sentral. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior didapatkan secret serumukuos, konka inferior
oedema, septum nasal deviasi (+), pada pemeriksaan pharing didapatkan tonsil mukosa
hiperemi, kripta melebar, detritus (+). Pada pemeriksaan kelenjar getah bening leher tidak
didapatkan lymphadenophaty.
Pemeriksaan penunjang dengan rontgen kepala lateral focus adenoid, tampak
gambaran soft tissue mass di regio nasofaring, dicurigai hipertrofi adenoid, dengan A/N ratio
0.8.

A. PENGKAJIAN

1. Biodata

Nama pasien :

Umur / tgl lahir : 28 tahun

Jenis kelamin : Laki – laki

Diagnosa Medis : Otitis Media Supuratif Kronik

2. Keluhan utama

Pasien mengatakan telinga kanan keluar cairan berwarna kuning kental dan
berbau busuk dan mengeluh telinganya berdenging sehingga pendengaran terganggu
disertai kepala pusing
3. Riwayat Kesehatan Sekarang

4. Riwayat Kesehatan sebelumnya

Pasien sering mengalami batuk pilek disertai hidung tersumbat bergantian kanan dan
kiri terutama jika terpapar debu. Riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya
disangkal.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga

Tidak terkaji

6. Riwayat Psikososial

Tidak terkaji

7. Pemeriksaan Fisik Persistem

Keadaan umum : Sakit sedang,

Kesadaran : CM

TTV :

TD :

N :

R :

S :

a. Sistem Pernafasan

Terdapat secret serumukuos, konka inferior oedema, septum nasal deviasi (+),
didapatkan telinga kanan liang telinga lapang, tampak secret mukopurulen dan
granuloma, dan tampak perforasi membrane timpani sentral pada pemeriksaan pharing
didapatkan tonsil mukosa hiperemi, kripta melebar, detritus (+). Pada pemeriksaan
kelenjar getah bening leher tidak didapatkan lymphadenophaty.
b. Sistem pencernaan

Tidak terkaji

c. Sistem kardiovaskular

Tidak terkaji

d. Sistem Renal

Tidak terkaji

e. Sistem Muskuloskeletal

Tidak terkaji

f. Sistem integument

Tidak terkaji

g. Sistem syaraf

1. Nervus I : Olfaktori

Penciuman tidak terkaji

2. Nervus VIII : Verstibulocochlearis

Pendengaran berdenging, kepala terasa pusing

h. Pemeriksaan Laboratorium

Rontgen kepala lateral focus adenoid, tampak gambaran soft tissue mass di regio
nasofaring, dicurigai hipertrofi adenoid, dengan A/N ratio 0.8.

B. ANALISA DATA

No. Data Etiologi Diagnosa


1. DS : Infeksi sekunder Nyeri
- Pasien mengatakan
telinga berdenging Invasi bakteri
dan pusing Otitis media

DO : Proses peradangan
- Terdapat cairan
berwarna Nyeri
kehijauan
- Liang telinga
kanan lapang
- Perforasi
membrane central
2. DS : Infeksi sekunder Gangguan persepsi
Pasien mengatakan sensori pendengaran
telinga berdenging Invasi bakteri
sehingga pendengaran Otitis media
terganggu.
DO : Peningkatan produksi cairan
- Didapatkan serosa
telinga kanan
liang telinga Akumulasi cairan mukus dan
lapang, serosa
- Tampak secret
mukopurulen dan Hantaran suara yang diterima
granuloma menurun
- Tampak perforasi
membrane Gangguan persepsi sensori
timpani sentral pendengaran
3. DS :Pasien sering Infeksi sekunder Ketidakefektifan
mengalami batuk bersihan jalan napas
pilek disertai hidung Invasi bakteri
tersumbat.
DO : Peradangan
- Terdapat secret
serumukuos. merusak sel mukosa hidung
- Konka inferior
oedema. produksi sekret berlebih

ketidakefektifan bersihan
jalan napas
No Data Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
. (SDKI) (SLKI) (SIKI)
1. DS : Nyeri Akut (D.0077) Tingkat Nyeri Manajemen nyeri
Pasien mengatakan Setelah dilakukan Observasi :
telinga berdenging dan tindakan keperawatan  Identifikasi lokasi, karateristik, durasi,
pusing selama 3x24 jam frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
DO : diharapkan tingkat  Identifikasi skala nyeri
- Terdapat cairan nyeri menurun dengan  Identifikasi respon nyeri non verbal
berwarna kehijauan kriteria hasil :  Identifikasi factor yang memperberat
- Liang telinga kanan - Frekuensi nadi dan memperingan nyeri
lapang membaik  Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
- Perforasi membrane - Pola nafas tentang nyeri
central membaik  Identifikasi pengaruh nyeri pada
- Keluhan nyeri kualitas hidup
menurun  Monitor efek samping penggunaan
- Tidak meringis analgetic
- Gelisah menurun Terapeutik
- Kesulitan tidur  Berikan teknik nonfarmakologi untuk
menurun mengurangi rasa nyeri.
 Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
 Jelasakan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetic, jika
perlu.
2. DS : Gangguan persepsi sensori : Persepsi sensori Observasi
Pasien mengatakan Pendengaran Setelah dilakukan  Periksa status mental, status sensori, dan
telinga berdenging (D.0085) tindakan keperawatan tingkat kenyaman (mis.kelelahan)
sehingga pendengaran selama 3x24 jam  Monitor tingkat kesadaran, tanda-tanda
terganggu. diharapkan persepsi vital, warna kulit suhu, sensasi dan
DO : sensori membaik kondisi secara berkala
- Didapatkan telinga dengan kriteria hasil : Terapeutik
kanan liang telinga  Verbalisasi  Diskusikan tingkat toleransi terhadap
lapang, mendengar
- Tampak secret bisikan membaik beban sensori (mis. Terlalu terang )
mukopurulen dan  Batas stimulus lingkungan, jadwalkan
granuloma aktivitas harian dan waktu istirahat
Tampak perforasi  Lakukan supervisi dan survelensi dalam
membrane timpani memonitor Tindakan
sentral Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus
3. DS : Pasien mengatakan Bersihan jalan napas tidak efektif Pertukaran Gas Manajemen jalan napas
pusing. Pasien sering (D.0001) Setelah dilakukan Observasi
mengalami batuk pilek tindakan keperawatan - Monitor pola napas
disertai hidung tersumbat 3x24 jam oksigenasi - Monitor bunyi napas tambahan
bergantian kanan dan kiri dalam batas normal - Monitor keluaran cairan ( jumlah, warna,
terutama jika terpapar dengan kriteria hasil : aroma)
debu - Produksi cairan Terapeutik
DO : mukosa hidung - Pertahankan kepatenan jalan napas
- Terdapat secret menurun - Posisikan semifowler atau fowler
serumukuos. - Lakukan penghisapan lender kurang dari
- Konka inferior 15 detik (jika diperlukan)
oedema
- Berikan oksigen ( jika perlu)
Edukasi
- Anjurkan menghindari penyebab
terjadinya peningkatan mucus
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antibiotic

Anda mungkin juga menyukai