Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DAN ASKEP OMK

(OTITIS MEDIA KRONIK)

KELOMPOK 1
DIFINISI
Otitis Media Kronik adalah infeksi
kronis di telinga tengah dengan
perforasi membran timpani dan
secret yang keluar dari telinga
tengah secara terus menerus
(Alfatih, 2007).
Normal Perforasi Oklusi Tuba Eustachius
MANIFESTASI KLINIK
Gangguan
pendengaran

Nyeri, Vertigo

Febris, filek kental,


berbau, bisa
bercampur darah
PENATALAKSANAAN
Pada serangan otitis media kronis, saluran
telinga dan telinga tengah akan dibersihkan
dengan menggunakan penghisap dan kapas
kering. Kemudian ke dalam telinga tengah
dimasukkan cairan asam asetat dan
hydrocortisone. Serangan yang lebih hebat
diatasi dengan antibiotik per-oral (melalui
mulut). Biasanya dilakukan timpanoplasti
untuk memperbaiki gendang telinga,
Antibiotika oral adalah golongan
ampisilin,amoksisilin atau eritromisin.
penderita dianjurkan untuk operasi miring
oplasti (menutup perforasi membran
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Otoskop, dilakukan untuk menegakkan diagnosis berdasarkan
gejala dan hasil pemeriksaan telinga tengah.
2. Pembiakan terhadap cairan yang keluar dari telinga, berfungsi
untuk mengetahui organisme penyebabkan otitis media kronik
(OMK)
3. Rongen mastoid atau CT scan kepala untuk mengetahui adanya
penyebaran infeksi ke struktur disekeliling telinga.
4. Tes Audiometri dilakukan untuk mengetahui adanya
penurunan pendengaran
5. X-ray dikukan terhadap kalestatoma dan kekaburan mastoid.
KOMPLIKASI
peradangan telinga dalam (labirintitis)
- kelumpuhan wajah
- infeksi otak.
ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

Pengkajian
Riwayat
Fisik a.Nyeri telinga
a.Identitas Pasien b.Perasaan penuh dan
penurunan
b.Riwayat adanya
pendengaran
kelainan nyeri
c.Suhu Meningkat
c.Riwayat infeksi d.Malaise
saluran nafas atas e.Nausea Vomiting
yang berulang f.Vertigo
d.Riwayat alergi g.Ortore
e.OMA berkurang h.Pemeriksaan dengan
otoskop tentang
stadium
a.Nyeri otore
a.Tes
Pemerik Pengkaji berpengaruh pemerik
pada Audiometri :
saan a.Tes suara an saan
pendengaran
penden bisikan Psikosos interaksi Diagnos
b.Aktifitas menurun
garan b.Tes ial tik
terbatas b.X ray :
garputala terhadap
c.Takut
menghadapi kondisi
tindakan patologi
pembedahan
DIAGNOSA
2.Gangguan berkomunikasi
1.Nyeri berhubungaan
berhubungan dengan efek
dengan proses peradangan.
kehilangan pendengaran.

3.Perubahan
persepsi/sensoris
berhubungan dnegan
obstruksi, infeksi di telinga
tengah atau kerusakan di
saraf pendengaran.
NO.D NOC NIC RASIONAL
X

1 Setelah dilakukan tindakkan keperawatan 1.Ajarkan Klien untuk 1. Metode pengalihan


selama..x24 jam nyeri berkurang sampai mengalihkan suasana suasana dengan
hilang dengan kreteria hasil: dengan melakukan melakukan relaksasi
1.Klien mengungkapkan bahwa rasa metode relaksasi saat bisa mengurangi nyeri
nyeri berkurang .dengan skala ringan nyeri yang teramat yang diderita klien.
2.Klien mampu melakukan metode sangat muncul, 2. Kompres dingin
pengalihan suasana. relaksasi yang seperti bertujuan untuk
3.klin tidak mengeluh nyeri dengan menarik nafas panjang. mengurangi nyeri
menunjukan ekspresi wajah berseri 2.Kompres dingin di karena rasa nyeri
sekitar area telinga teralihkan oleh rasa
3.Atur posisi klien dingin disekitar area
4. Untuk kolaborasi, telinga.
beri aspirin/analgesik 3. Posisi yang sesuai
sesuai instruki, beri akan membuat klien
sedatif sesuai indikasi merasa lebih nyaman
4. Analgesik
merupakan pereda
nyeri yang efektif pada
pasien untuk
mengurangi sensasi
nyeri dari dalam.

Anda mungkin juga menyukai