BAB I
A. Pengertian
B. Etiologi
C. Patofisiologi
Infeksi, Vertigo
defisit pendengaran, dan tinitus
menyebabkan otalgia, rasa
penuh dalam telinga dan atau
kehilangan pendengaran.
Gejala klinis yang umumnya dirasakan oleh penderita penyakit impaksi serumen,
antara lain :
A. Pendengaran berkurang.
B. Nyeri di telinga karena serumen yang keras membatu menekan dinding liang telinga.
C. Telinga berdengung (tinitus).
3
E. Pemeriksaan Penunjang
tangan pemeriksa. Kemudian diletakkan pada dahi atau gigi pasien. Pasien ditanya
apakah suara terdengar di tengah kepala, di telinga kanan atau telinga kiri. Individu
dengan pendengaran normal akan mendengar suara seimbang pada kedua telinga
atau menjelaskan bahwa suara terpusat di tengah kepala. Bila ada kehilangan
pendengaran konduktif (otosklerosis, otitis media), suara akan lebih jelas terdengar
pada sisi yang sakit. Ini disebabkan karena obstruksi akan menghambat ruang suara,
sehingga akan terjadi peningkatan konduksi tulang. Bila terjadi kehilangan
sensorineural, suara akan meng-alami lateralisasi ke telinga yang pendengarannya
lebih baik. Uji Weber berguna untuk kasus kehilangan pendengaran unilateral.
b) Uji Rinne
Gagang garpu tala yang bergetar ditempatkan di belakang aurikula pada tulang
mastoid (konduksi tulang) sampai pasien tak mampu lagi mendengar suara.
Kemudian garpu tala dipindahkan pada jarak 1 inci dari meatus kanalis auditorius
eksternus (konduksi uda-ra). Pada keadaan normal pasien dapat terus mendengarkan
suara, menunjukkan bahwa konduksi udara berlang-sung lebih lama dari konduksi
tulang. Pada kehilangan pendengaran konduktif, konduksi tulang akan melebihi
konduksi udara begitu konduksi tulang melalui tulang temporal telah menghilang,
pasien sudah tak mampu lagi mendengar garpu tala melalui mekanisme konduktif
yang biasa. Sebaliknya kehilangan pendengaran sensorineural memungkinkan suara
yang dihantarkan melalui udara lebih baik dari tulang, meskipun keduanya
merupakan konduktor, yang buruk dan segala suara diterima seperti sangat jauh dan
lemah.
F. Komplikasi
BAB II
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
B. Diagnosa Keperawatan
mengatasi gangguan
fungsi secara efektif
dengan sedikit
penanganan, dilain
pihak ada juga orang
yang mengalami
kesulitan dalam
menerima dan
mengatasi
kekurangannya
4. Mendemontrasikan
penerimaan/membant
u pasien untuk
mengenal dan mulai
memahami perasaan
ini
- Melakukan prosedur
dengan benar dan
menjelaskan alasan
tindakan.
5 Resiko infeksi Setelah diberikan 1. Kaji tanda tanda infeksi 1. Untuk mengetahui
tindakan keperawatan 2. Pantau TTV,terutama apakah pasian
b.d trauma
3X24 jam diharapkan suhu tubuh. mengalami infeksi.
tidak terjadi tanda-tanda 3. Ajarkan teknik aseptik Dan untuk
10