SERUMEN
Disusun Oleh :
433131440120004
A. Pengertian
Serumen adalah cairan pada canalis externus yang bersifat lengket, kental,
berwarna, dan, berbau, yang khas. Fungsi serumen itu sendiri adalah sebagai
proteksi telinga terhadap debu, kotoran, pasir bahkan serangga dan
bakteri/kuman. Serumen, yang kerap disebut kotoran telinga, merupakan
produksi alami telinga. Substansi itu dibentuk oleh kelenjar seruminosa yang
terletak disepertiga luar liang telinga.
Serumen merupakan hasil sekresi kelenjar serumen yang terdapat pada bagian
tulang rawan telinga. Jumlah serumen yang terbentuk dan konsistensinya sangat
bervariasi. Adanya serumen, walaupun merupakan sekresi yang normal, dapat
menyebabkan gangguan pendengaran, nyeri telinga, keluarnya cairan, dan
vertigo. Jumlah dan konsistensinya beragam, sehingga banyak orang harus
membersihkan telinganya (mengirigasi) pada saat-saat tertentu secara teratur.
a. Serumen lunak
b. Serumen keras
B. Etiologi
Dermatitis kronik pada telinga luar, liang telinga sempit, produksi serumen
terlalu banyak dan kental, serta kebiasaan membersihkan telinga yang salah dapat
mengakibatkan terdorongnya serumen ke lubang lebih dalam pada kanalis
sehingga terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan otalgia, rasa penuh dalam
telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan serumen terutama pada
populasi geriatrik sebagai penyebab defisit pendengaran usaha membersihkan
kanalis auditorius dengan batang korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa
berbahaya karena trauma terhadap kulit bisa menyebabkan risiko infeksi, nyeri
membran tympani, dan perubahan persepsi sensori yang mengakibatkan
terjadinya gangguan pendengaran.
D. Manifestasi klinis
Menurut Boies (2000), Gejala klinis yang umumnya dirasakan oleh penderita
penyakit impaksi serumen, antara lain:
a. Pendengaran berkurang.
E. Komplikasi
Menurut Bruner & Sudarth, (2002) komplikasi yang dapat terjadi pada impaksi
serumen, diantaranya:
a. Otalgia
b. Vertigo
c. Otitis media
d. Resiko infeksi
F. Pemeriksaan Penunjang
b. Scan Galium-67 (terlihat focus infeksi akut yang akan kembali normal
dengan resolusi infeksi)
f. Ketajaman Auditorius.
g. Uji Weber
h. Uji Rinne
G. Penatalaksanaan
H. Pengkajian
a. Identitas pasien
Inspeksi
Palpasi
Data Subyektif:
Data Obyektif:
2) Pasien meringis
I. Diagnosa Keperawatan
J. Intervensi keperawatan
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah vol 3. Ed 8. Jakarta: EGC