Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS


RUMAH SAKIT UMUM Dr. A. Dadi Tjokrodipo
2017
SERUMEN PROP
1. Pengertian (Definisi) Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar
seruminosa,epitel kulit yangterlepas dan partikel debu yang
terdapatpada bagian kartilaginosa liangtelinga. Bila serumen
iniberlebihan maka dapat membentuk gumpalan
yangmenumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen
prop.
2. Anamnesis 1. Keluhan pendengaran yang berkurang disertai rasa
penuh pada telinga.
2. Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di liang
telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan
pendengaran (tuli konduktif).
3. Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi atau
berenang), serumen mengembang sehingga
menimbulkan rasa tertekan dan gangguan
pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.
4. Adanya vertigo atau tinitus. Rasa nyeri timbul apabila
serumen keras membatu dan menekan dinding liang
telinga.
5. Faktor Risiko
- Dermatitis kronik liang telinga luar
- Liang telinga sempit
- Produksi serumen banyak dan kering
- Adanya benda asing di liang telinga
- Kebiasaan mengorek telinga
3. PemeriksaanFisik 1. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang
telinga oleh materialberwarna kuning kecoklatan atau
kehitaman. Konsistensi dari serumendapat bervariasi.
2. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan
tulikonduktif akibatsumbatan serumen.
4. Pemeriksaan Tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas
Penunjang
5. Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
6. Diagnosis Klinis Serumen Prop
7. Diagnosis Banding Benda asing di liang telinga
8. Komplikasi Trauma pada liang telinga dan atau membran timpani saat
mengeluarkan serumen
9. Tatalaksana 1. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
2. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam
telinga
3. Tatalaksana farmakoterapi:
a. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan
kapas yang dililitkanpada pelilit kapas.
b. Serumen yang keras dikeluarkan
denganpengait atau kuret. Apabiladengan cara
ini serumen tidak dapat dikeluarkan,
makaserumenharus dilunakkan lebih
dahuludengan tetes karbogliserin 10%selama
3 hari.
c. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong
kedalam liang telingasehingga dikuatirkan
menimbulkan trauma pada membran
timpanisewaktu mengeluarkannya,
dikeluarkandengan mengalirkan (irigasi)air
hangat yang suhunya disesuaikan dengan
suhu tubuh.

d. Indikasi untuk mengeluarkan serumen adalah


sulit untukmelakukan evaluasi
membrantimpani, otitis eksterna,
oklusiserumen danbagian dari terapi tuli
konduktif.Kontraindikasidilakukannya irigasi
adalah adanya perforasi membran timpani.
Bilaterdapat keluhan tinitus, serumen yang
sangatkeras dan pasien yangtidak
kooperatifmerupakan kontraindikasi dari
suction.
10. Edukasi (Hospital 1. Memberitahu pasien dan keluarga untuk tidak
Health Promotion) mengorek telinga baik dengan cotton bud atau
lainnya.
2. Memberitahu keluarga dan pasien untuk menghindari
memasukkan air atau apapun ke dalam telinga
3. Menganjurkan untuk mengeluarkan serumen 6-12
bulan sekali
11. Prognosis Ad vitam : ad bonam
Ad functionam : ad bonam
Ad sanationam : ad bonam
12. Tingkat Evidens IV
13. Tingkat Rekomendasi A
14. Penelaah Kritis Dokter Umum
15. Indikator Pelayanan Pertama / Primer

16. Kepustakaan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5


Tahun 2014 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)


TATA LAKSANA KASUS
RUMAH SAKIT UMUM Dr. A. Dadi Tjokrodipo
2017
OTITIS MEDIA SEROSA
1.Pengertian (Definisi) Keadaan dimana terdapatnya secret nonpurulen di telinga
tengah, sedangkan membrane timpani utuh.
Nama lain:otitis media nonsupuratif, otitis media musinosa,
otitis media efusi, otitis media sekretoria, otitis media
mucoid (glue ear).
2.Anamnesis a. Adanya riwayat aktivitas yang menyebabkan
perubahan tekanan(barotrauma:menyelam/pesawat),
infeksi virus, alergi atau tidak jelas yang mengganggu
fungsi tuba.
b. Gejala Pada Otitis media serosa akut:
 Pendengaran berkurang
 Telinga terasa tersumbat
 Suara sendiri terdengar lebih nyaring atau
berbeda, pada telinga yang sakit
 Terasa seperti ada cairan yang bergerak dalam
telinga pada saat posisi kepala berubah
 Sekret secara tiba-tiba dan Terasa nyeri dalam
telinga
 Tinitus. Vertigo kadang-kadang dalam bentuk
ringan

2. Gejala otitis media serosa kronik (glue ear)


 Banyak pada anak-anak
 Sekret terbentuk secara bertahap dan tanpa
rasa nyeri pada telinga.
 Sekret dapat kental seperti lem
Gejala kronik atau gejala sisa dari otitis media akut
yang tidak sembuh sempurna
3.PemeriksaanFisik a. Pada Otitis Media serosa akut
 Pada otoskop terlihat membrane timpani
retraksi
 Kadang tampak gelembung udara atau
permukaan cairan dalam cavum timpani
 Garpu tala:tuli konduktif
b. Pada Otitis Media Serosa Kronik
 Pada otoskop terlihat membrane timpani utuh,
retraksi, suram, kuning kemerahan atau ke
abu-abuan.
4.Pemeriksaan Penunjang a. Laboratorium
b. Foto Rontgen Mastoid
c. Kutur dan resistensi test dari sekret telinga yang
sakit
d. Pemeriksaan fungsi pendengaran
5.Kriteria Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik
6.Diagnosis Klinis Otitis Mrdia Serosa
7.Diagnosis Banding a. Otitis Media Akut
b. Otitis Media Kronik
c. Myringitis bulosa
d. Herpes zoster otikus
e. SOM (Serous Otitis Media)

8.Komplikasi Pecahnya membran timpani karena bulging dan infeksi


9.Tatalaksana a. Otitis media serosa akut:
 Medikamentosa :obat vasokonstriktor local
(tetes hidung), antihistamin,serta perasat
valsalva bila tidak ada tanda infeksi
 Bila setelah satu atau dua minggu gejala
menetap, maka dilakukan miringotomi serta
pemasangan pipa ventilasi (Grommet).
b. Otitis Media Serosa Kronik
 Mengeluarkan secret dengan miringotomi dan
pasang pipa ventilasi (Grommet).
 Kasus baru:dekongestan tetes hidung serta
kombinasi anti-histamin-dekongestan peroral.
10.Edukasi (Hospital Health a. Menjelaskan tentang mekanisme penyakit yang dialami
Promotion) pasien serta rencana tatalaksana hingga prognosa pasien
tersebut.
b. Edukasi kebersihan dari telinga
c. Makan makanan bergizi bulan sekali
11.Prognosis Advitam : ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
12.Tingkat Evidens IV
13.Tingkat Rekomendasi A
14.Penelaah Kritis Dokter Umum
15.Indikator Pelayanan Pertama / Primer

16.Kepustakaan 1. Djaafar ZA. Kelainantelingatengah. Dalam: Soepardi EA,


Iskandar N, Ed. Buku ajar ilmu kesehatan telinga hidung
tenggorok kepala leher. Edisi kelima. Jakarta: FKUI, 2001.
2. Paparella MM, Adams GL, Levine SC. Penyakit telinga
tengah dan mastoid. Dalam: Effendi H, Santoso K, Ed.
BOIES bukuajarpenyakit THT. Edisi 6. Jakarta: EGC, 1997

Anda mungkin juga menyukai