Anda di halaman 1dari 3

SERUMEN PROP

No. Dokumen :445/PKM-K/SOP/ /


/ /
SOP No. Revisi :
Tanggal Terbit :
Halaman :
Jeand’arc F.
PUSKESMAS Tanda Tangan Ka Puskesmas Karundeng
KAKASKASEN NIP. 19700205
199903 2 011
Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa,
epitel kulit yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada
1. Pengertian bagian kartilaginosa liang telinga. Bila serumen ini berlebihan
maka dapat membentuk gumpalan yang menumpuk di liang
telinga, dikenal dengan serumen prop.

2. Tujuan Sebagai acuan tatalaksana penyakit serumen prop.

3.Kebijakan Dibawah tanggungjawab dan pengawasan dokter umum

 Permenkes RI Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktis


4.Referensi
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
5.Prosedur / 1. Anamnesis
Langkah - Pasien datang dengan keluhan pendengaran yang berkurang
langkah disertai rasa penuh pada telinga. Impaksi/gumpalan serumen yang
menumpuk di liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan
penurunan pendengaran (tuli konduktif). Terutama bila Telinga
masuk air (sewaktu mandi atau berenang), serumen mengembang
sehingga menimbulkan rasa tertekan dan gangguan pendengaran
semakin dirasakan sangat mengganggu. Beberapa pasien
mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus. Rasa nyeri timbul apabila
serumen keras membatu dan menekan dinding liang telinga.

2. Faktor Resiko
a. Dermatitis kronik liang telinga luar
b. Liang telinga sempit
c. Produksi serumen banyak dan kering
d. Adanya benda asing di liang telinga
e. Kebiasaan mengorek telinga

3. Pemeriksaan Fisik
a. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh
material berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi
dari serumen dapat bervariasi.
b. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat
sumbatan serumen.

4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas

5. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik

6. Diagnosis Banding
Benda asing di liang telinga

7. Komplikasi
Trauma pada liang telinga dan atau membran timpani saat
mengeluarkan serumen

8. Penatalaksanaan
a. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
b. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga
c. Tatalaksana farmakoterapi:
1. Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas.
2. Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret.
Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka
serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin
10% selama 3 hari.
3. Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang
telinga sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran
timpani sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan
mengalirkan (irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan
suhu tubuh.
4. Indikasi untuk mengeluarkan serumen adalah sulit untuk
melakukan evaluasi membran timpani, otitis eksterna, oklusi
serumen dan bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi
dilakukannya irigasi adalah adanya perforasi membran timpani.
Bila terdapat keluhan tinitus, serumen yang sangat keras dan
pasien yang tidak kooperatif merupakan kontraindikasi dari suction.

9. Konseling dan Edukasi


a.Memberitahu pasien dan keluarga untuk tidak mengorek telinga
baik dengan cotton bud atau lainnya.
b.Memberitahu keluarga dan pasien untuk menghindari
memasukkan air atau apapun ke dalam telinga

10. Kriteria rujukan: -


11. Sarana Prasarana
a. Lampu kepala
b. Spekulum telinga
c. Otoskop
d. Serumen hook
e. Aplikator kapas
f. Cairan irigasi telinga
g. Irigator telinga (Spoit 20 - 50 cc + cateter wing needle)

12. Prognosis
Prognosis penyakit ini adalah bonam karena jarang menimbulkan
kondisi klinis berat.

6. Bagan Alir

7.Hal-hal yang
perlu
diperhatikan

8. Unit terkait Seluruh ruang pelayanan

9.Dokumen Rekam Medik


Terkait Resep

10.Rekaman No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Histori Diberlakukan
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai