Anda di halaman 1dari 3

SOP PENANGANAN IMPACTED CERUMEN

S No. Dokumen : 189.SOPBP/429.114.44/2018


No. Revisi :
O
Tanggal Terbit : 22 Februari 2018
P Halaman :1/3
PUSKESMAS dr. Y. Roni Satrio
SILIRAGUNG NIP: 19700711 200212 1 002

1. Pengertian Serumen adalah sekret kelenjar sebasea, kelenjar seruminosa, epitel kulit
yang terlepas dan partikel debu yang terdapat pada bagian kartilaginosa
liang telinga. Bila serumen ini berlebihan maka dapat membentuk gumpalan
yang menumpuk di liang telinga, dikenal dengan serumen prop.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah bagi petugas dalam
penanganan impacted cerumen.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala Puskesmas nomor 188.4/62.114.44/2018 tentang
kebijakan pelayanan klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilisitas Kesehatan Primer.
5. Peralatan a. Lampu kepala
b. Spekulum telinga
c. Otoskop
d. Serumen hook
e. Aplikator kapas
f. Cairan irigasi telinga
g. Irigator telinga (Spoit 20 - 50 cc + cateter wing needle)
6. Prosedur A. Petugas melakukan anamnesa dan mendapatkan keluhan
Pasien datang dengan keluhan pendengaran yang berkurang disertai
rasa penuh pada telinga. Impaksi/gumpalan serumen yang menumpuk di
liang telinga menyebabkan rasa penuh dengan penurunan pendengaran
(tuli konduktif). Terutama bila telinga masuk air (sewaktu mandi atau
berenang), serumen mengembang sehingga menimbulkan rasa tertekan
dan gangguan pendengaran semakin dirasakan sangat mengganggu.
Beberapa pasien mengeluhkan adanya vertigo atau tinitus. Rasa nyeri
timbul apabila serumen keras membatu dan menekan dinding liang
telinga.
Faktor Risiko
a. Dermatitis kronik liang telinga luar
b. Liang telinga sempit
c. Produksi serumen banyak dan kering
d. Adanya benda asing di liang telinga
e. Kebiasaan mengorek telinga

SOP PENANGANAN HORDEOLUM AND OTHER DEEP INFLAMMATION OF EYELID


1
B. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
a. Otoskopi: dapat terlihat adanya obstruksi liang telinga oleh material
berwarna kuning kecoklatan atau kehitaman. Konsistensi dari serumen
dapat bervariasi.
b. Pada pemeriksaan penala dapat ditemukan tuli konduktif akibat
sumbatan serumen.
C.Petugas melakukan pemeriksaan penunjang.
Tidak ada pemeriksaan penunjang yang khas
D. Petugas menegakkan diagnose
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
b. Diagnosis Banding
Benda asing di liang telinga
E. Petugas memberikan penatalaksanaan komprehensif.
a. Menghindari membersihkan telinga secara berlebihan
b. Menghindari memasukkan air atau apapun ke dalam telinga
c. Tatalaksana farmakoterapi:
1 Serumen yang lembek, dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
pada pelilit kapas.
2 Serumen yang keras dikeluarkan dengan pengait atau kuret.
Apabila dengan cara ini serumen tidak dapat dikeluarkan, maka
serumen harus dilunakkan lebih dahulu dengan tetes karbogliserin
10% selama 3 hari.
3 Serumen yang sudah terlalu jauh terdorong kedalam liang telinga
sehingga dikuatirkan menimbulkan trauma pada membran timpani
sewaktu mengeluarkannya, dikeluarkan dengan mengalirkan
(irigasi) air hangat yang suhunya disesuaikan dengan suhu tubuh.
4 Indikasi untuk mengeluarkan serumen adalah sulit untuk melakukan
evaluasi membran timpani, otitis eksterna, oklusi serumen dan
bagian dari terapi tuli konduktif. Kontraindikasi dilakukannya irigasi
adalah adanya perforasi membran timpani. Bila terdapat keluhan
tinitus, serumen yang sangat keras dan pasien yang tidak kooperatif
merupakan kontraindikasi dari suction.
Pemeriksaan penunjang lanjutan
Tidak diperlukan
F. Petugas melakukan konseling dan edukasi.
a. Memberitahu pasien dan keluarga untuk tidak mengorek telinga baik
dengan cotton bud atau lainnya.
b. Memberitahu keluarga dan pasien untuk menghindari memasukkan air
atau apapun ke dalam telinga
SOP PENANGANAN HORDEOLUM AND OTHER DEEP INFLAMMATION OF EYELID
2
7. Bagan Alir -
8. Unit terkait 1. UGD
2. Poli Umum
3. Pustu Ponkesdes
9. Dokumen
Terkait
10. Rekaman Tanggal Mulai
No Yang Diubah Isi Perubahan
historis Diberlakukan
perubahan

SOP PENANGANAN HORDEOLUM AND OTHER DEEP INFLAMMATION OF EYELID


3

Anda mungkin juga menyukai