Kes
• PSK
• HIV-AIDS
MATERI
• Gambaran perempuan sebagai pekerja seks komersial di Indonesia
• Pengantar HIV-AIDS
• Gambaran perempuan dengan HIV AIDS di Indonesia
• Deteksi dini
• Stigma perempuan dengan HIV AIDS di masyarakat
• Stigma bidan terhadap perempuan dengan HIV AIDS
• Kehamilan, persalinan, dan nifas pada perempuan dengan HIV AIDS – PMTCT
• Asuhan kebidanan dan upaya layanan kesehatan (interprofesional) pada perempuan dengan HIV
AIDS
PREFACE Status sosial
ekonomi
rendah
Eksploitasi seks
HIV/AIDS (kekerasan
seksual)
Anak
Generasi kehilangan masa
depan karena HIV/AIDS
DETEKSI DINI
PERMENKES (NO21/2013 TENTANG
PENGANGGULANGAN HIV/AIDS) TANGGAL 30
APRIL 2013 :
1. Tes HIV pada PPIA wajib ditawarkan pada semua ibu hamil
dan termasuk dalam pelayanan rutin di KIA pada daerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi. Bila ada infeksi TB dan
IMS pada daerah epidemi rendah
A1 pos
A2 pos
A3 pos
Lapor Lapor
sebagai sebagai
“reaktif” Risti Risiko rendah
“Indeterm”
Anggap Anggap
neg
STIGMA
PENYEBAB STIGMA
• Kurangnya pengetahuan mengenai HIV dan AIDS.
• Tanggapan yang salah tentang cara penularan HIV.
• Kesalahan dalam mencari tindakan dan pengobatan.
• Adanya pelopor epidemi yang kurang benar dan anggapan bahwa
penyakit HIV dan AIDS tidak dapat disembuhkan.
• Adanya prasangka dan ketakutan yang berlebihan terhadap masalah
sosial yang sensitif
STIGMA MASYARAKAT
• Ketakutan akan stigma dan diskriminasi,
kendala utama penanganan HIV dan AIDS.
• Stigma HIV dan AIDS masih berkutat pada
masalah seks.
• Paradigma baru pola transmisi HIVdan AIDS
yang didominasi oleh pengguna narkotika
intevana
STIGMA BIDAN
• Stigmatisasi ibu hamil HIV dan AIDS lebih banyak ditemukan di kelompok diskusi
bidan praktik swasta dibanding kelompok diskusi lainnya.
• Sebagian besar bidan praktik swasta menganggap ibu hamil HIV dan AIDS adalah
wanita pekerja seks dan seseorang yang memiliki perilaku menyimpang,
menganggap ibu hamil HIV dan AIDS memiliki virus mematikan dan membahayakan
sehingga bidan akan membedakan pelayanan pada ibu hamil HIV dan AIDS
dengan pasien lainnya.
ASUHAN KEBIDANAN DAN UPAYA LAYANAN
KESEHATAN (INTERPROFESIONAL) PADA
PEREMPUAN DENGAN HIV AIDS
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS
Indonesia Suluh Triple 95 zero infeksi
S.T.OP HIV
Three Zeroes
Bebas baru
AIDS pada Temukan
zero kematian
tahun 2030 Obati terkait AIDS,
Pertahankan zero stigma
dan
diskriminasi
S.T.OP HIV
Suluh
• informasi yang benar mengenai HIV AIDS
Temukan
• 95% ODHIV mengetahui statusnya
Obati
• 95% ODHIV yang tahu statusnya mendapat ARV,
Pertahankan
• 95% ODHIV dalam terapi ARV mengalami penekanan jumlah virus.
PMTCT – HIV
PMTCT – HIV / PPIA-HIV
(PREVENTION OF MOTHER TO CHILD HIV TRANSMISSION)
Formula
10% 15% 0% 25%
MODUL 4, Halaman 15
Mazami Enterprise© 2009
PENATALAKSANAAN ANTENATAL
Kurangi jumlah virus (Viral Load)
Minum ARV secara teratur, sedini mungkin
MODUL 4, Halaman 16
Mazami Enterprise© 2009
PENATALAKSANAAN ANTENATAL
Hindari penularan ke pasangan
Perilaku seksual sehat, setia pada pasangan
Selalu menggunakan kondom
Periksa status serologis HIV pasangan seksual
Konseling persiapan persalinan
Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan
dan keluarga mengenai manfaat dan risiko
persalinan pervaginam dan persalinan dengan
seksio sesarea berencana
Cara persalinan: Seksio sesarea/ pervaginam
Tempat persalinan dianjurkan di RS/Puskesmas
yang tersedia pelayanan PPIA
PENATALAKSANAAN ANTENATAL
Konseling pemberian makanan bayi
▪ Perlu dilakukan konseling kepada ibu, pasangan dan keluarga
mengenai manfaat dan risiko pemberian ASI Eksklusif dan Susu
Formula Eksklusif
▪ Perlu diberikan dukungan terhadap ibu mengenai keputusan
terhadap pilihan pemberian makanan bayi.
▪ Apabila pilihan adalah ASI Eksklusif maka dijelaskan mengenai
manajemen laktasi.
▪ Apabila pilihan adalah Susu Formula Eksklusif maka dijelaskan
mengenai syarat AFASS (affordable, feasible, acceptable,
sustainable, safe) dan cara mencapainya.
MODUL 4, Halaman 18
Mazami Enterprise© 2009
TERAPI ARV
▪ Obat yang termasuk NRTI antara lain zidovudin,
zalcitabine, abacavir, didanosine, stavudine,
lamivudine, dan tenofovir
▪ Obat yang termasuk NNRTI antara lain efavirenz,
nevirapine, delavirdine, dan etravirine.
▪ Yang termasuk golongan PI antara lain saquinavir,
amprenavir, ritonavir, indinavir, lopinavir, dan
atazanavir.
MANFAAT TERAPI ARV :
ART
3 ODHA hamil dengan hepatitis B • TDF (1x300mg) + 3TC (atau FTC) (2x150mg) +
yang memerlukan terapi NVP (2x200mg) atau
• TDF (1x300mg) + 3TC (atau FTC) (1x300mg) +
EFV (1x600mg)
4 ODHA hamil dengan Bila OAT sudah diberikan, maka dilanjutkan. Bila
tuberkulosis aktif OAT belum, maka diberikan terlebih dahulu
sebelum ARV. Rejimen untuk ibu: Bila OAT sdh
diberikan dan TB telah stabil: AZT (d4T) + 3TC + EFV
OPTIMALKAN KESEHATAN IBU DENGAN HIV POSITIF
Sikap:
1. Minum Roboransia
2. Pola Hidup Sehat:
• Cukup nutrisi, cukup istirahat, cukup olahraga
• Tidak merokok, tidak minum alkohol
3. Menggunakan kondom:
• Mencegah infeksi baru (bila pasangan non odha)
• Mencegah superinfeksi (bila pasangan odha)
TUJUAN PENATALAKSANAAN OBSTETRI
MODUL 4, Halaman 33
Mazami Enterprise© 2009
MEMINIMALKAN PAPARAN JANIN/BAYI DENGAN CAIRAN TUBUH
IBU HIV POSITIF
1. Persalinan:
• Seksio sesarea
• Pervaginam BILA ARV teratur minimal 6 bulan, viral
load tidak terdeteksi.
• Hindari vacum, forseps extraksi, bila terpaksa pilih
forceps.
• Hindari amniotomi dan episiotomy.
• Hati2 melakukan suction.
2. Laktasi:
• Susu Formula Eksklusif (bila memenuhi syarat AFASS)
• ASI Eksklusif (max 6 bln) dgn ARV bagi ibu dan bayi
Tidak boleh MakananMODUL
Campuran
2,
(Mix Feeding) !!!
PENATALAKSANAAN PERSALINAN
Pemilihan rute persalinan tergantung
Indikasi obstetri
Status PPIA: ARV & viral load
Kesiapan petugas medis: Kewaspadaan universal,
SDM, sarana medis & non medis
Persalinan pervaginam
Risiko penularan meningkat apabila
terjadi Proses Persalinan (inpartu)
dan Ketuban Pecah Dini
Bila terjadi KPD 4 jam atau lebih,
pertimbangkan percepat persalinan
MODUL 4, Halaman 39
Mazami Enterprise© 2009
PENATALAKSANAAN PASCANATAL
Perawatan nifas umum
Pemeriksaan tanda vital, involusi uterus
Higiene genitalia dan payudara
Nutrisi cukup, istirahat cukup
MODUL 4, Halaman 40
Mazami Enterprise© 2009
PENATALAKSANAAN PASCANATAL
Perawatan berkelanjutan pasca nifas
Hasil pemeriksaan/tes HIV pada bayi diinformasikan
kepada dokter spesialis obsgin yang merawat ibu,
sebagai bagian penilaian keberhasilan penerapan
PMTCT dalam institusi kesehatan, serta
memperkuat kinerja Tim PMTCT
Perawatan, Dukungan dan Pengobatan (CST)
lanjutan bagi Odha, termasuk penatalaksanaan
infeksi oportunistik
Pemeriksaan ginekologi rutin, Inspeksi Visual Asam
asetat (IVA) dan Pap smear (bila memungkinkan)
MODUL 4, Halaman 41
Mazami Enterprise© 2009
PRINSIP KONTRASEPSI
1. Setiap perempuan dengan HIV diberikan konseling mengenai
risiko penularan HIV terhadap bayi yang dikandungnya
2. Tundalah kehamilan sampai kesehatan secara umum baik
3. Sebaiknya perempuan dengan HIV tidak hamil lagi, kontrasepsi
mantap dianjurkan
MODUL 4, Halaman 42
PENCEGAHAN DAN PENUNDAAN KEHAMILANPADA IBU DENGAN HIV
Pil progesteron √
PMTCT
Bayi Bayi
HIV (-) HIV (+)
Feasibility = Layak
Availability = Terjangkau
Sustainability = Berkelanjutan
Safe = Aman
Tidak memenuhi AFASS → ASI
Eksklusif
MAKANAN CAMPURAN → BAHAYA
45
40
35
30
25
20
Mix-feeding
15
10 ASI eksklusif
5
0
Susu formula
o
o
ks
h
m
irt
w
B
12
15
6
METODE PEMANASAN ASI
1. Cara cepat (flash heating)
Letakkan ASI perah dalam wadah terbuka berbahan gelas dalam panci berisi
air, panaskan panci sampai air mendidih. Matikan api, segera angkat ASI
perah, tutup dan biarkan berangsur dingin
2. Pasteurisasi cara Pretoria
letakkan ASI dalam tempat berbahan gelas, tutup,
masukkan dalam air panas yang sudah dididihkan selama 20 menit, lalu
angkat dan biarkan dingin
ARV PROFILAKSIS PADA BAYI
Pemberian AZT (Zidovudine) pada bayi prematur:
Bayi prematur <30 minggu : 2 mg/kgBB/12 jam selama 4 minggu,
kemudian 2 mg/KgBB/8 jam selama 2 minggu terakhir
Bayi prematur 30-35 minggu: 2 mg/kgBB/12 jam selama 2
minggu pertama, kemudian 2 mg/kgBB /8 jam selama 2 minggu
diikuti 4 mg/KgBB/12 jam selama 2 minggu terakhir
Nevirapine tidak lagi diberikan: berkaitan dengan risiko resistensi
jika kemudian bayi perlu mendapatkan ART
PROFILAKSIS KOTRIMOKSASOL
▪Diberikan pada semua bayi terekspos HIV (bayi lahir dari ibu HIV) dari
usia 6 minggu (termasuk atau tidak dalam program PMTCT) sampai usia
12 bulan bila klinis baik atau sampai terbukti bayi tidak terinfeksi HIV
▪Pemberian dilanjutkan bila bayi terinfeksi HIV
▪Mencegah Pneumocystis Jirovecii Pneumonia dan juga efektif
mencegah toxoplasmosis dan beberapa infeksi bakteri seperti
Salmonella, Haemophilus, Staphylococcus
▪Dosis: 4-6 mg (TMP)/kgBB, sekali sehari
IMUNISASI
Bayi yang terpapar HIV harus mendapat imunisasi
sesuai dgn jadwal Kemkes RI atau IDAI untuk melindungi
dari berbagai penyakit
Prinsip umum: tidak memberi vaksin hidup bila sudah
terdapat gejala infeksi HIV
Perhatian khusus utk BCG
PMTCT BERBASIS MASYARAKAT
PENGEMBANGAN PROGRAM PMTCT
BERBASIS MASYARAKAT
TUJUAN
Identifikasi, rujukan, perawatan, dan dukungan terhadap perempuan rentan,
dan perempuan dan anak ODHA mampu dilakukan oleh ‘masyarakat’ tanpa
meninggalkan prinsip kerahasiaan
PENGEMBANGAN PROGRAM PMTCT PARIPURNA
Tenaga Masyarakat
Kesehatan Improvement
Eliminasi
Accessibility Quality
Stigma & Discrimination
Sosialisasi
Support
ODHA RS Rujukan HIV
Accept
Pelayanan
BlockedServices Advokasi
Lintas Program
H
PUSKESMAS
H Dukungan
RS SWASTA
H H
Sub PUSKESMAS
H BPS
PROGRAM
(PMTCT)
ORGANISASI
MASYARAKAT
KEMASYARA-
SASARAN
KATAN
PRONG 1
Sosialisasi PMTCT kepada masyarakat terutama remaja perempuan usia subur
Motivasi ANC
Motivasi VCT pada kelompok rentan
PRONG 2
Dukungan psikososial kepada perempuan HIV(+)
Pendamping minum obat
Masalah kehamilan pada perempuan HIV(+) → KB
PRONG 3
Dukungan psikososial ibu HIV(+) hamil
Pendamping minum obat
Persiapan persalinan → Caesar; ASI Eksklusif; Susu Formula
PRONG 4
Dukungan psikososial
Pengawasan nutrisi bayi → ASI eksklusif/formula
Dukungan pemeliharaan kesehatan ibu dan bayi
Pendamping minum obat
REFERENCES
• Hargono, R., 2019. Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Bayi/Anak (PMTCT). PO HIV-AIDS
Unicef Jawa Timur-NTB
• Kemenkes RI. 2022. Laporan Triwulan ke-1 HIV tahun 2021
• Kemenkes RI. 2019. Pedoman Program Pencegahan Penularan HIV, Sifilis dan Hepatitis B dari
Ibu ke Anak. Jakarta: Kemenkes RI
• Putra, I Wayan A., 2019. Pencegahan dan Penatalaksanaan HIV/AIDS pada Kehamilan. FK
Unud
• SIHA Tahun 2019