Anda di halaman 1dari 53

PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENANGGULANGAN HIV& AIDS


di TEMPAT KERJA
Oleh
dr. Anitasari Kusumawati

Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Ditjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan
KEMENAKER R.I
APA ITU
1. HIV
2. AIDS
3. ODHA
?
Human
Immunodeficiency
Virus

HIV adalah virus yang menyerang sel


darah putih (CD 4) di dalam tubuh.
Sel darah putih : sel kekebalan yang berfungsi
melawan bibit penyakit yang masuk ke dalam
tubuh
5
• AQUIRED (DIDAPAT)
• IMUNO (SISTEM KEKEBALAN TUBUH)
• DEFICIENCY (PENURUNAN FUNGSI)
• SYNDROME (KUMPULAN GEJALA/TANDA)
AIDS
(AQUIRED IMUNODEFICIENCY SYNDROME)

Suatu kumpulan gejala penyakit (Sindrom) berupa


menurun/hilangnya kekebalan tubuh yang
diakibatkan oleh virus (HIV) dan disertai berbagai
penyakit/infeksi ikutan yang berakibat fatal

Infeksi ikutan = infeksi opurtunistik


INFEKSI YANG MENYERTAI AIDS
(INFEKSI OPORTUNISTIK)
Jenis Infeksi Oportunistik Frekuensi (%)
1. Kandidiasis mulut & oesophagus 80.8
2. Tuberkulosis 40.1
3. Sitomegalovirus 28.8
4. Ensefalitis toksoplasma 17.3
5. Pneumonia P. carinii (PCP) 13.4
6. Herpes simplex 9.6
7. M. avium complex (MAC) 4.0
8. Kriptosporodiosis 2.0
9. Histoplasmosis paru 2.0

Sumber: Pokdisus AIDS RSCM


ODHA HIV (+)
• ORANG
• DENGAN
• HIV
• AIDS
MASALAH HIV/AIDS ?
1. HIV merupakan penyakit mematikan yang sampai saat
ini belum ditemukan obatnya.
2. HIV dapat menular kepada siapa saja.
3. HIV sudah ada di mana-mana/seluruh dunia.
HIV/AIDS MERUPAKAN
EPIDEMI TERSEMBUNYI (SILENT
EPIDEMY)
• Masa inkubasi panjang (5-10 tahun) dan tanpa gejala
• ODHA terlihat sehat dan tidak mengetahui kalau
dirinya terinfeksi HIV
• Orang yang tertular juga tidak tahu kalau dirinya
tertular dan selanjutnya bisa menulari lagi orang lain
• Fenomena gunung es (jumlah kasus yang tercatat
jauh lebih kecil dari jumlah kasus yang sesungguhnya)
KASUS BARU HIV/AIDS BERDASARKAN
TAHUN PELAPORAN
Jumlah kasus HIV berdasarkan kelompok
umur
Provinsi Dengan Jumlah Kumulatif
Kasus HIV s.d Desember 2013
Provinsi Dengan Jumlah Kumulatif Kasus AIDS
s.d Desember 2013
Kumulatif Kasus AIDS Menurut
Jenis Pekerjaan s.d Desember 2012
Kumulatif Kasus AIDS Menurut Faktor
Resiko s.d Desember 2013
MENTERI
KESEHATAN
Persentase Kasus AIDS Menurut Jenis Kelamin
Persentase Kumulatif Kasus AIDS
Menurut Jenis Kelamin di Indonesia,
2012

Tidak diketahui
15.1 %

Perempuan
33,03%
Laki-laki
51,57 %

Perempuan
Laki-laki
Mata Rantai Penularan HIV di Indonesian
(Populasi : ± 240 Juta)

230,000
Wanita
230.000
Penjaja Seks
Laki2 Pengguna

3,1 Juta NAPZA

Laki2 Membeli
1,8 Juta
Seks Wanita Memiliki
(2-20% dari Laki2 Dewasa)
Pasangan ODHA
800.000
Laki2 Seks
Dg Laki2
Bayi & Anak2
HIV/AIDS
Men Women
21
Commission on AIDS in Asia – Projections and Implications 21
DIMANAKAH HIV ITU BERADA?
HIV terutama ditemukan di:
• Darah
• Cairan Vagina
• Air Mani (bukan pada sperma)
• Air Susu Ibu

Penularan terjadi melalui kontak dengan


cairan tsb yang mengandung HIV

HIV tidak ditemukan di keringat, air kencing,


tinja, air ludah
BAGAIMANA
PENULARAN HIV ?
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
KONTAK SOSIAL TIDAK MENULARKAN HIV
HIV tidak menular melalui :

Makan bersama

Gigitan nyamuk/serangga
Berjabat tangan

23
SIAPA YANG SUDAH TERINFEKSI HIV
ATAU HIV + ?

 TIDAK BISA DIKATAKAN DENGAN


PASTI

 ORANG DENGAN HIV+ TERLIHAT


SEHAT DAN TETAP MERASA SEHAT

 ORANG DENGAN HIV+ TIDAK TAHU


BAHWA DIRINYA SUDAH TERINFEKSI

 TES HIV ADALAH SATU-SATUNYA CARA


UNTUK MENGETAHUI APAKAH
SESEORANG SUDAH TERINFEKSI HIV
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:

Periode Jendela HIV + AIDS


3 - 6 BULAN 5 – 10 tahun periode tanpa gejala fisik 1 - 2 TAHUN
Tertular

AIDS

Meninggal
PERIODE JENDELA

• Tahap 3 - 6 bulan setelah infeksi


• Sudah ada virus tetapi tes HIV (-)
• Virus aktif memperbanyak diri
• Tahap ini sangat infeksius/mudah menulari
orang lain :
• Kontak seks dan darah
• Penularan ibu ke anak
APAKAH KITA PERLU
MELAKUKAN TES HIV?
• Tidak perlu jika:
– Perilaku seksual kita tidak berisiko (tidak berganti-
ganti pasangan)
– Tidak terpapar pada pemakaian jarum suntik yang
tidak steril, tidak menggunakan narkoba suntik, tidak
pernah mendapat transfusi darah
• Perlu jika:
– Perilaku seksual kita atau pasangan kita berisiko
(berganti-ganti pasangan)
– Terpapar pada pemakaian jarum suntik tidak steril,
menggunakan narkoba suntik, pernah mendapat
transfusi darah
MANFAAT TES HIV
• Semakin dini kita mengetahui status HIV
semakin baik
• Gaya hidup dan perawatan kesehatan bisa
disesuaikan dengan hasil tes HIV yang +
– Hidup teratur, kebersihan perorangan
– Makanan bergizi, tidak merokok
– Pemeriksaan kesehatan
– Tidak menjadi donor
– Menggunakan kondom
• Akan memperpanjang masa tanpa gejala
(menunda tahap AIDS)
PRINSIP TES HIV

• Sukarela
• Konseling sebelum dan sesudah tes
• Kerahasiaan

Sumber: Strategi Nasional Penanggulangan AIDS


CARA PENCEGAHAN

Tidak melakukan hubungan seksual dg


pasangan yg tidak syah (abstinensia)

A
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku setia)

B
Gunakan kondom untuk hubungan
seks yang berisiko

C
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril

D
PENCEGAHAN PENULARAN
MELALUI DARAH
1. Skrining Darah Transfusi
2. Menggunakan Jarum Suntik Steril (Disposible)
3. Pekerja Kesehatan: menggunakan sarung tangan dan
alat steril
4. Stop Narkoba Suntik
5. Universal Precaution (kewaspadaan universal):
• Hati-hati Pengumpulan dan pembuangan benda tajam
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di air mengalir
dengan deterjen/sabun/alkohol 70%
• Penggunaan pelindung : sarung tangan, masker, jubah bila
kontak langsung dengan cairan tubuh/darah
• Membuang sisa darah atau cairan yang tercemar dengan
aman
• Peralatan tercemar disterilisasi dengan menggunakan
disinfektan
• Kain kotor dilakukan pencucian dengan ditergen dan bahan
disinfektan dengan temperatur 80%
CARA MENCEGAH PENULARAN
DARI IBU KE ANAK

• Selama kehamilan trimester III diberi ARV


(Anti Retro Virus)
• Persalinan secara sectio caesaria
• Bayi tidak diberi ASI

• Dengan cara ini kemungkinan penularan


dari ibu ke anak bisa diturunkan dari rata-
rata 30% menjadi 6%
CARA MENCEGAH PENULARAN HIV
PADA PEMAKAI NARKOBA SUNTIK

• Tidak menggunakan jarum yang tidak steril


• Dengan penggunaan jarum steril, pemakai
narkoba suntik akan terhindar juga dari
Hepatitis B dan Hepatitis C serta komplikasi
lain akibat pemakaian jarum tidak steril
• Penggunaan jarum suntik steril oleh pemakai
narkoba suntik akan mengurangi penularan
HIV diantara sesama mereka dan di
masyarakat
FAKTOR PENDUKUNG PENYEBARAN HIV
DI INDONESIA
 Kemiskinan dan ketimpangan pembangunan
mendorong terjadinya pelacuran
 Migrasi, terutama pada laki-laki yang berpindah-
pindah dalam mencari pekerjaan dan berpisah
dari pasangan seksual tetapnya dapat masuk
dalam situasi berisiko tinggi untuk penularan HIV
 Gaya hidup yang semakin bebas
Sektor dengan kerentanan tinggi terhadap HIV dan AIDS

• Sektor transportasi (pelaut, pengemudi jarak jauh,


nelayan)
• Sektor Perkebunan & Kehutanan,
• Sektor Pertambangan, Perminyakan dan Gas
• Sektor Industri lain dengan pekerja dominan laki2
dan pekerja dg mobilitas tinggi

Meningkatnya HIV & AIDS pada pekerja laki2  Kelompok 3 M


(Mobile Man With Money) = High Risk Man (HRM) 43
DAMPAK HIV/AIDS BAGI PEMBANGUNAN

 Menurunnya produktivitas:
 Meningkatnya tingkat absensi
 Tingginya pergantian tenaga kerja
 Berkurangnya tenaga kerja yang trampil
Secara makro akan menurunkan GNP

 Muncul keresahan di masyarakat yang


berdampak mengganggu kegiatan
pembangunan
Dalam pencegahan penyebarluasan
HIV/aids
1. KEWASPADAAN
2. TIDAK TAKUT BERLEBIHAN
3. MEMBERI DUKUNGAN :
• Tidak stigmatisasi
• Tidak diskriminasi
MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?

1) HIV/AIDS berdampak besar terhadap dunia kerja :


a) Mengancam kehidupan (pekerja dan pengusaha)
b) Melemahkan hak-hak pekerja (stigmatisasi dan diskriminasi)
c) Mengurangi jumlah tenaga kerja terampil dan
berpengalaman
d) Meningkatkan biaya
e) Menurunkan produktivitas
2) Banyak pekerja berhadapan dengan situasi dan pola
kerja yang berisiko tinggi terhadap terjangkitnya
HIV/AIDS
3) Tempat kerja merupakan tempat strategis untuk
melakukan intervensi pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS
DASAR HUKUM
• Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan Kerja, dan peraturan pelaksanaanya
• Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
• Kepmennakertrans No. KEP.68/MEN/IV/2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja dan Petunjuk Pelaksanaanya (Kep. Ditjen
Binwasnaker No. 20/2005)
• Permennakertrans No. 11/2005 tentang Pencegahan
dan Penanggulangan Penyalahgunan dan Peredaran
Gelap Narkoba di Tempat Kerja
KEWAJIBAN PEMERINTAH
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
• Melakukan pembinaan thd program pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
• Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB atau
sendiri2 melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
• Dapat dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga dan atau
ahli dibidang HIV/AIDS
KEWAJIBAN PENGUSAHA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan


dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja :
a) Mengembangkan kebijakan (dpt dituangkan
dalam PP atau PKB)
b) Mengkomunikasikan kebijakan melalui :
– Penyebarluasan informasi
– Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
c) Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari
tindakan dan perlakuan diskriminatif.
d) Menerapan prosedur K3 khusus.
KEWAJIBAN SERIKAT PEKERJA/
SERIKAT BURUH (SP/SB)
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
• Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha atau sendiri-
sendiri melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja;
HAK PEKERJA/BURUH DENGAN HIV/AIDS
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

• Mendapatkan pelayanan kesehatan


kerja yang sama dengan pekerja/buruh
lainnya sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
TES HIV Terhadap Tenaga Kerja
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)
 DILARANG digunakan untuk :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Kelanjutan status pekerja/buruh
 Kewajiban pemeriksaan kesehatan

 DAPAT DILAKUKAN atas dasar :


 Kesukarelaan
 Dengan persetujuan tertulis
 Tersidianya konseling sebelum dan sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian khusus.
KERAHASIAAN YANG HARUS DIJAGA
(Kepmenakertrans No 68 Th 2004)

INFORMASI yang diperoleh dari :


 Kegiatan konseling
 Tes HIV
 Pengobatan
 Perawatan
 Kegiatan lainnya
PETUNJUK TEHNIS PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DI EMPAT KERJA
(Kepdirjen Binwasnaker No. 20 Th 2005)
RUANG LINGKUP :
• Kebijakan
• Pendidikan
• Perlindungan hak pekerja/buruh
• Prosedur K3
• Program pengendalian
PENUTUP

• HIV/AIDS sudah ada di Indonesia dan jumlahnya


semakin meningkat dari tahun ke tahun
• Tanpa pencegahan yang efektif maka epidemi AIDS
akan menjadi bencana nasional
• Upaya pencegahan menjadi tanggungjawab kita semua
Thank You

Anda mungkin juga menyukai