Anda di halaman 1dari 74

PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN

HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

Diklat Pengawas Ketenagakerjaan


Human : Virus menginfeksi
manusia

Immunodeficiency : Virus, membuat tubuh


manusia turun sistem
kekebalannya ,
sehingga tubuh gagal
melawan infeksi

Virus Virus,karakteristiknya
mereproduksi diri sendiri
: didalam sel manusia
APA ITU HIV?
HIV adalah virus yang menyerang sel
darah putih (CD 4) di dalam tubuh.
Sel darah putih berfungsi membantu
melawan bibit penyakit yang masuk ke
dalam tubuh
CD4 = Limfosit = sel kekebalan tubuh
(normal = 500 – 1600)
A - Acquired Didapat - bukan krn faktor keturunan
Ditularkan dari orang ke orang.

I - Immune Kekebalan adalah sistem pertahanan


tubuh untuk mempertahankan diri dari
serangan infeksi spt bakteri, virus atau
jamur.

D - Deficiency Penurunan sistem kekebalan tubuh

S - Syndrome Kumpulan tanda & Gejala


Orang dengan AIDS mengalami
berbagai infeksi oportunistik dan
penyakit lainnya.
APA ITU AIDS?
Suatu kumpulan gejala penyakit yang
diakibatkan oleh hilangnya sistem kekebalan
tubuh yang disebabkan oleh HIV.

AIDS terjadi setelah HIV masuk ke dalam tubuh


seseorang dan melemahkan sistem kekebalan
tubuh.

Bila sistem kekebalan tubuh seseorang sudah


menurun, maka tubuh akan mudah terserang
penyakit yang berakibat fatal.
INFEKSI OPORTUNISTIK
(Infeksi memanfaatkan kesempatan karena kelemahan
pertahanan tubuh)
Jenis Infeksi Oportunistik Frekuensi (%)
1. Kandidiasis mulut & oesophagus 80.8
2. Tuberkulosis 40.1
3. Sitomegalovirus 28.8
4. Ensefalitis toksoplasma 17.3
5. Pneumonia P. carinii (PCP) 13.4
6. Herpes simplex 9.6
7. M. avium complex (MAC) 4.0
8. Kriptosporodiosis 2.0
9. Histoplasmosis paru 2.0
Sumber: Pokdisus AIDS RSCM
INFEKSI OPORTUNISTIK
Jenis Infeksi Oportunistik Kelainan CD-4
1. Kandidiasis mulut & oesophagus Jamur di mulut & Tinggi
tenggorokan
2. Tuberkulosis Paru-paru & otak Tinggi
3. Sitomegalovirus Retina mata < 50
4. Ensefalitis toksoplasma Otak < 100
5. Pneumonia P. carinii (PCP) Paru-paru < 200
6. Herpes simplex Mulut & alat -
kelamin
7. M. avium complex (MAC) Pencernaan < 75
8. Kriptosporodiosis Diare & -
meningitis
9. Histoplasmosis paru Paru-paru -
HIV/AIDS PERLU DIKETAHUI ?
• AIDS penyakit mematikan dan saat ini belum
ditemukan obatnya.
• AIDS dapat menular kepada siapa saja.
• AIDS sudah ada di mana-mana seluruh dunia.
• Silent epidemi
• Merupakan bencana (silent tsunami)
• Sisa hidup manusia berdampingan dengan HIV
DIMANAKAH HIV ITU BERADA?
HIV terutama ditemukan di:
• Darah
• Cairan Vagina
• Air Mani (bukan pada sperma)
• Air Susu Ibu

Penularan terjadi melalui kontak dengan


cairan tsb yang mengandung HIV

HIV tidak ditemukan di keringat, air kencing,


tinja, air ludah
BAGAIMANA SESEORANG
DAPAT TERTULAR HIV?
KONTAK SOSIAL TIDAK AKAN MENULARKAN HIV
KONTAK SOSIAL TIDAK AKAN MENULARKAN HIV
PRINSIP E-S-S-E
Prinsip seseorang dapat tertular HIV :
• Exite : Virus keluar dari tubuh
• Survival : Virus dapat hidup di luar
tubuh
• Sufficient : Virus jumlahnya cukup
• Enter : Virus masuk dalam tubuh.
SIAPA YANG SUDAH TERINFEKSI HIV?

 TIDAK BISA DIKATAKAN DENGAN


PASTI

 ORANG DENGAN HIV+ TERLIHAT


SEHAT DAN MERASA SEHAT

 ORANG DENGAN HIV+ TIDAK TAHU


BAHWA DIRINYA SUDAH TERINFEKSI

 TES HIV ADALAH SATU-SATUNYA


CARA UNTUK MENGETAHUI APAKAH
SESEORANG SUDAH TERINFEKSI HIV
PERKEMBANGAN DARI HIV MENJADI AIDS:
Tertular

Periode
Jendela HIV + AIDS

3 - 6 BULAN 5 - 10 TAHUN 1 - 2 TAHUN


PERIODE JENDELA

• Tahap 3 - 6 bulan setelah infeksi


• Sudah ada virus tetapi tes HIV bisa memberi
hasil negatif
• Pada tahap ini virus sedang aktif
memperbanyak diri
• Tahap ini sangat infeksius:
– Mudah menulari orang lain (kontak seks dan darah)
– Penularan ibu ke anak
CARA PENCEGAHAN
Bagi yang belum menikah dianjurkan
untuk tidak melakukan hubungan
seksual (abstinensia)

A
Abstinence (puasa seks)
Saling setia pada satu pasangan
yang tidak terinfeksi HIV (baku
setia)

B
Be Faithful (setia)
Gunakan kondom setiap kali
berhubungan seks yang berisiko

C
Condom (gunakan kondom)
Hindari penggunaan jarum suntik
secara bergantian dan tidak steril

D
Drugs
PENCEGAHAN PENULARAN MELALUI DARAH
1. Skrining Darah Transfusi
2. Menggunakan Jarum Suntik Steril (Disposible)
3. Pekerja Kesehatan, Menggunakan APD Sarung
Tangan dan Sterile Equipment
4. Stop Narkoba Suntik
5. Universal Precaution (kewaspadaan universal):
• Hati-hati Pengumpulan dan pembuangan benda tajam
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan di air mengalir
dengan deterjen/sabun/alkohol 70%
• Penggunaan pelindung : sarung tangan, masker, jubah bila
kontak langsung dengan cairan tubuh/darah
• Membuang sisa darah atau cairan yang tercemar dengan
aman
• Peralatan tercemar disterilisasi dengan menggunakan
disinfektan
• Kain kotor dilakukan pencucian dengan ditergen dan bahan
disinfektan dengan temperatur 80%
PINTU GERBANG MASUKNYA HIV
IMS/PMS/PHS/STD/STI
• IMS : Infeksi Menular Seksual
• PMS: Penyakit Menular Seksual
• PHS : Penyakit Hubungan Seksual
• STD : Sexual Transmitted Disease
• STI : Sexual Transmitted Infection
• Merupakan penyakit yang menular melalui
hubungan seksual.
CONTOH IMS
• GONORRHEA (GO) : Bakteri Neisseria Gonorrhea
• SIFILIS (Raja Singa) : Treponema pallidum
• CLAMEDIA : Klamedia Trachomatis
• HERPES GENITALIS : Virus Herpes Simplek
• CONDYLOMA AKUMINATA (Jengger Ayam) : Virus
Human Papilloma.
• CANDIDIASIS : Jamur Candida Albican
 IMS DAN HIV DITULARKAN DENGAN CARA YANG SAMA DAN
DAPAT DICEGAH DENGAN CARA YANG SAMA JUGA
 BILA SESEORANG MENGIDAP IMS, AKAN LEBIH MUDAH
UNTUK TERINFEKSI HIV
 ANTIBIOTIK TIDAK DAPAT MELINDUNGI SESEORANG DARI IMS
DAN HIV
 MEMILIKI BANYAK PASANGAN = BERISIKO RINGGI UNTUK
TERINFEKSI
 DAPAT TERINFEKSI BERULANG KALI
 DAPAT TERINFEKSI BEBERAPA IMS PADA WAKTU YANG
BERSAMAAN
SEKS AMAN dan TIDAK AMAN
Seks aman :
 Seks yang tidak ada pertukaran cairan tubuh (air mani,
cairan vagina atau darah).

Seks tidak aman :


 Seks yang ada pertukaran cairan tubuh
 Seks dimana alat penis penetrasi ke dalam salah satu
dari tiga lubang tanpa kondom (mulut, vagina atau dubur)
CONTOH SEKS TAK AMAN
 Hubungan seksual anal tanpa kondom
 Hubungan seksual vaginal tanpa kondom
 Seks oral tanpa kondom

MANFAAT SEKS AMAN


 Melindungi diri kita dari tertular infeksi
 Melindungi pasangan dari tertularnya
penyakit infeksi
HAL-HAL BERKAITAN DENGAN
PENGGUNAAN KONDOM ?
• Periksa tanggal kadaluarsa
• Periksa kondisi bungkus kondom (kusut,
gelembung, bolong atau tidak baik)
• Gunakan kondom sekali pakai
• Simpan kondom pada tempat sejuk dan kering.
• Jangan menggunakan pelicin tambahan yang
terbuat dari minyak (mis. Baby olil, krim
pelembab tubuh) karena dapat merusak.
Gunakan dengan bahan dasar air (KY Jelly,
Aquagel)
• Hati-hati terkena cincin atau kuku, kondom
dapat rusak.
KASUS BARU HIV/AIDS BERDASARKAN
TAHUN PELAPORAN
6000

5000

4000

3000

2000

1000

HIV AIDS TOTAL


Kelompok Berisiko
• Kasus AIDS menurut Gol. Umur : 88% usia
produktif
• Usia 20 – 29 : 47.20%
• Usia 30 – 39 : 31.30%
• Usia 40 – 49 : 9.50%
• Perbandingan laki-laki : Perempuan : 3 : 1
• Cara penularan :
• Heterosex : 53.1%
• IDU : 37.9%
• Homo/Bisex : 3%
• Perinatal : 2.6%
• Lain-lain : 3.4%
Provinsi Dengan Jumlah Kumulatif
Kasus AIDS s.d Maret 2011
4000

3500

3000

2500

2000

1500

1000

500

0
Kep. Sumb a
DKI Jatim Jab ar papua Bali Kalb ar Jateng Sulsel DIY Sumut Banten
Riau r

Kumulatif AIDS Propinsi 3995 3775 3728 3712 1747 1125 1030 591 542 507 477 410 401
AIDS Case Rate s.d Maret 2011

180

160

140

120

100

80

60

40

20

0
Papu
Papu Kep. Kalb a Maluk Kep. Nasio Sumb Kep.
Bali DKI DIY Jatim Jamb i a Jab ar NTT
a Riau r u Bab el nal ar Riau
Barat

AIDS Case Rate 175.9 49.16 44.74 25.57 23.96 15.91 14.21 11.65 10.45 10.62 9.93 9.1 8.93 8.91 8.62 8.39
Kumulatif Kasus AIDS Menurut
Faktor Risiko s.d Maret 2008
60

50

40

30

20

10

0
Hetero-Sex IDU Homo-Sex Transmisi Perinatal Transfusi Darah Tak Diket

AIDS (%-age) 53.1 37.9 3 2.6 0.2 3.2


USIA PRODUKTIF RENTAN PENULARAN IMS/HIV?
• Usia produktif merupakan periode usia sexually
active
• Banyak pekerja berstatus migrant worker
(perantau) atau terpisah dari keluarga.
• Industri hiburan yang marak di sekitar tempat
kerja
• Stress pekerjaan yang membutuhkan refreshing
• Akses informasi di tempat kerja yang terbatas
(atau malah tidak ada?) tentang IMS/HIV
• Fenomena 3 M (Mobile Men with Money)
HIV & AIDS dan Ketenagakerjaan
• HIV dan AIDS sudah merupakan masalah serius bagi
sektor ketenagakerjaan
• Kasus AIDS lebih dari 85% pada kelompok usia
produktif.
• Usia produktif merupakan tulang punggung kegiatan
pembangunan dan bisnis
• Tempat kerja merupakan wilayah yang strategis untuk
menjangkau usia kerja
• Epidemi AIDS akan berdampak kegiatan usaha.
• Dunia kerja perlu aktif dalam upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja utk
kepentingan dunia usaha itu sendiri.
HIV & AIDS dan Ketenagakerjaan
• Masih banyak yang belum mengetahui tentang
HIV/AIDS sehingga menimbulkan tindak dan sikap
stigma dan diskriminasi
• Diskriminasi terhadap ODHA mengancam prinsip dasar
dan hak bekerja, dan mengurangi upaya untuk
pencegahan dan perawatan
• Sarana penunjang di tempat kerja belum berfungsi
dalam pencegahan HIV/AIDS (Pelayanan Kesehatan
Kerja dan P2K3).
ALASAN : MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?
1) Lebih dari 90% kasus pada kelompok usia
produktif (tulang punggung pembangunan
dan bisnis)
2) Tempat kerja adalah tempat strategis untuk
melakukan intervensi, untuk menjangkau
usia kerja
3) Epidemi AIDS berdampak terhadap dunia
bisnis (produktivitas, biaya TK).
ALASAN : MENGAPA DIPERLUKAN
PENCEGAHAN HIV/AIDS DI DUNIA KERJA ?
4) Banyak pekerja yang bekerja dengan situasi dan
pola kerja yang berisiko tinggi terhadap
terjangkitnya HIV/AIDS.
5) Banyak pekerja berisiko terinfeksi HIV dalam
pekerjaan yang dilakukan; spt. Pelayanan
kesehatan.
6) Pengetahuan tentang HIV/AIDS rendah sehingga
menimbulkan tindak dan sikap stigma dan
diskriminasi (mengancam prinsip dasar dan hak
bekerja, dan mengurangi upaya untuk pencegahan
dan perawatan).
PERATURAN PERUNDANGAN YANG TERKAIT
1. UU. No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. U.U. No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
3. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang
Pelayanan Kesehatan Kerja
4. Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004 tentang
Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat
Kerja
5. Keputusan Dirjen PPK No. 20/DJPPK/VI/2005 tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pencegahan dan
Penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja
6. Permennakertrans No. Kep. 11/Men/2005 tentang P4GN di
tempat kerja.
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN
HIV/AIDS DI TEMPAT KERJA

KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/ MEN/IV/2004


• DILAKUKAN BERSAMA-SAMA OLEH :
– PEMERINTAH
– PENGUSAHA
– SERIKAT PEKERJA/BURUH
KEWAJIBAN PEMERINTAH
• Melakukan pembinaan thd program pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
• Bersama-sama dengan Pengusaha dan SP/SB
atau sendiri2 melaksanakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
• Dapat dilakukan dengan melibatkan fihak ketiga
dan atau ahli dibidang HIV/AIDS.
KEWAJIBAN PENGUSAHA
• Menetapkan kebijakan PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN HIV/AIDS di tempat
kerja (dpt dituangkan dalam PP atau PKB)
• Mengkomunikasikan kebijakan mell :
– Penyebarluasan informasi
– Penyelenggaraan pendidikan dan latihan
• Memberikan perlindungan kpd pekerja/buruh dari
tindakan dan perlakuan diskriminatif.
• Menerapan prosedur K3 khusus.
KEWAJIBAN SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH

• Bersama-sama Pemerintah dan Pengusaha atau


sendiri-sendiri melaksanakan upaya pencegahan
dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja;
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 2
(1) Pengusaha wajib melakukan upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja
(2) Untuk melaksanakan upaya pencegahan dan penanggulangan
HIV/AIDS di tempat kerja sebagaimana dimaksud ayat (1),
pengusaha wajib :
a. Mengembangkan kebijakan tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja, yang dapat dituangkan
dalam Peraturan Perusahaan atau Perjanjian Kerja Bersama.
b. Mengkomunikasikan kebijakan dengan Komunikasi, Informasi dan
Edukasi melalui program pendidikan yang berkesinambungan
c. Memberikan perlindungan dari tindak dan perlakuan diskriminatif.
d. Menerapkan prosedur K3 khusus untuk pencegahan dan
penanggulangan HIV/AIDS sesuai dengan peraturan Per-UU dan
standar yang berlaku
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 3 :
• Pekerja/Buruh Dengan HIV/AIDS berhak
mendapatkan Pelayanan Kesehatan Kerja sama
dengan pekerja/buruh lainnya sesuai dengan
peraturan per-UU-an yang berlaku
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 4 :
1) Pemerintah melakukan pembinaan
2) Pemerintah, pengusaha dan SP/SB
melaksanakan upaya pencegahan dan
penanggulangan (sendiri/bersama)
KEPMENNAKERTRANS NO. KEP. 68/MEN/IV/2004

Pasal 5 :
(1) Pengusaha atau pengurus dilarang melakukan tes
HIV untuk digunakan sebagai prasarat suatu proses
rekrutment atau kelanjutan status pekerja/buruh atau
kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.
(2) Tes HIV hanya dapat dilakukan atas dasar sukarela
dengan persetujuan tertulis dari pekerja/buruh
(3) Apabila tes HIV dilakukan, pengusaha atau pengurus
wajib menyediakan konseling
TES HIV
• DILARANG digunakan untuk :
 Persyaratan dalam proses rekrutmen
 Kelanjutan status pekerja/buruh
 Kewajiban pemeriksaan kesehatan rutin.

• DAPAT DILAKUKAN atas dasar :


 Kesukarelaan
 Dengan persetujuan tertulis
 Menyediakan konseling sebelum dan sesudah tes
 Dilakukan oleh dokter yang mempunyai keahlian
khusus.
 Tidak digunakan untuk sebagaimana ad. Dilarang
diatas
KERAHASIAAN
YANG HARUS DIJAGA

INFORMASI yang diperoleh dari :


 Kegiatan konseling
 Tes HIV
 Pengobatan
 Perawatan
 Kegiatan lainnya.
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS
DI TEMPAT KERJA
KEPDIRJEN PPK NO. KEP. 20/DJPPK/VI/2005
 TUJUAN :
Sebagai Pedoman Bagi Pengusaha dan Pekerja/Buruh Dalam
Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS di
Tempat Kerja melalui Program K3.

 LINGKUP PETUNUK TEKNIS PELAKSANAAN


A. Kebijakan (bentuk, isi)
B. Pendidikan
C. Perlindungan hak pekerja/buruh yang berkaitan dengan HIV/AIDS
D. Prosedur Keselamatan dan Kesehatan Kerja khusus
E. Program pengendalian
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Bentuk kebijakan :
i. Diintegrasikan dalam kebijakan K3
ii. Atau secara tersendiri
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Isi kebijakan :
i. Pernyataan komitmen pengusaha/pengurus
ii. Mengembangkan strategi dan promosi program
iii. Memberikan pendidikan kepada pekerja buruh
iv. Memberikan informasi tentang pelayanan testing,
konseling dan pelayanan yg dibutuhkan
v. Dilarang mewajibkan tes HIV
vi. Melarang segala bentuk stigmatisasi dan diskriminasi
vii. Menjaga kerahasiaan identitas pekerja/buruh dengan
HIV/AIDS
KEBIJAKAN
PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS

Penerapan kebijakan :
i. Membuat kebijakan tertulis
ii. Mengkomunikasikan kebijakan
iii. Menyusun rencana pelaksanaan pendidikan
melalui program P2K3 dan PKK yang sudah ada
iv. Melaksanakan program
v. Mengevaluasi kebijakan dan pelaksanaan
program
PENDIDIKAN
PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA

STRATEGI PENDIDIKAN :
i. Menyusun program pendidikan
ii. Melaksanakan pendidikan secara
berkesinambungan
iii. Memanfaatkan P2K3 dan atau PKK
PENDIDIKAN
PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA

CAKUPAN PENDIDIKAN :
i. Penjelasan ttg HIV/AIDS, cara penularan dan
pencegahannya
ii. Penjelasan IMS salah satu faktor risiko terinfeksi
HIV/AIDS
iii. Pemberian informasi ttg layanan pengobatan IMS,
VCT
iv. Penjelasan peraturan perundang-undangan
v. Metode pendidikan bersifat interaktif dan
partisipatif
PENDIDIKAN
PEKERJA/BURUH DI TEMPAT KERJA
PELAKSANAAN PENDIDIKAN :
i. Membentuk subkomite dalam kepengurusan P2K3 atau PKK;
ii. Mempersiapkan dan membekali anggota P2K3 dan/ atau
personil PKK serta pekerja/buruh yang dipilih sebagai
penyuluh;
iii. Anggota P2K3 dan/atau personil PKK serta pekerja/ buruh
yang dipilih setelah dididik wajib menyelenggarakan
pendidikan kpd seluruh pekerja/buruh;
iv. Pekerja/buruh yang dipilih dan sudah dididik ditugaskan untuk :
 Menyebarluaskan informasi
 Mempengaruhi pekerja/buruh
 Memantau perilaku pekerja/buruh yang berisiko terhadap
penularan HIV/AIDS
KEPUTUSAN DIRJEN PPK
NO. KEP. 20/DJPPK/VI/2005
Perlindungan Hak Pekerja Buruh Berkaitan Dengan
HIV/AIDS :
1. Perjanjian Kerja Bersama (PKB) :
• Memasukkan prinsip-prinsip tentang perlindungan dan
pencegahan HIV/AIDS dalam PP atau PKB
2. VCT
• Larangan wajib tes HIV
• Dalam hal tes HIV dilakukan, maka harus memenuhi persyaratan;
informed consent, mendapatkan konseling pra & pasca tes,
pemberitahuan hasil tes langsung kpd si pekerja.
3. Diskriminasi dan stigma
4. Pelayanan Kesehatan Kerja bagi pekerja/buruh dengan
HIV/AIDS
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
PERJANJIAN KERJA BERSAMA (PKB) :
a) Menyusun dan menetapkan kebijakan harus
berkonsultasi dengan wakil pekerja/buruh dan
atau SP/SB
b) Bersama-sama (pengusaha/pengurus, wakil
pekerja/buruh dan atau SP/SB) memasukkan
dalam PP atau PKB
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
KONSELING DAN TESTING SUKARELA :
a) Larangan tes untuk tujuan tertentu;
b) Tes dapat dilakukan :
 Atas dasar kesukarelaan dengan persyaratan tertentu;
 Bagi pekerja yg akan dipekerjakan pd lingkungan
kerja yg mungkin menimbulkan pajanan HIV;
 Utk tujuan survei pemantauan epidemiologi dgn
persyaratan anonim; memenuhi prinsip etika riset,
ilmiah serta profesi; melindungi kerahasiaan ;
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
DISKRIMINASI DAN STIGMATISASI :
a) Larangan tindak dan sikap diskriminasi;
b) Upaya meniadakan stigma;
c) Menghormati hak azasi dan menjaga martabat;
d) Tindakan disiplin yang melakukan tindakan diskriminasi
dan stigmatisasi;
e) Pekerja/buruh dengan HIV/AIDS :
 berhak untuk terus bekerja selama mampu;
 bertindak secara bertanggungjawab untuk mencegah penularan;
 didorong menginfo jika pekerjaan yg akan dilakukan
menimbulkan potensi risiko penularan.
PERLINDUNGAN
HAK PEKERJA/BURUH
PELAYANAN KESEHATAN KERJA :
a) Berhak mendapatkan pelayanan kesehatan kerja;
b) Penetapan stadium HIV/AIDS dilakukan oleh
dokter yang mempunyai keahlian.
KEPUTUSAN DIRJEN PPK
NO. KEP. 20/DJPPK/VI/2005
Pelayanan Kesehatan Kerja pekerja dengan
HIV/AIDS :
a. Pekerja/buruh dengan HIV +, mempunyai gejala
penyakit umum berhak mendapatkan PKK dan
JPK
b. Pekerja/buruh dengan HIV/AIDS, dikategorikan
PAK berhak mendapatkan JKK
c. Pekerja/buruh dengan HIV +, dan telah masuk
stadium AIDS, bukan PAK tidak berhak
mendapatkan JPK dan JKK
d. PKK tidak wajib menyediakan obat ARV
PERMENNAKER NO. PER. 12/MEN/2007
TENTANG JUKNIS PENDAFTARAN KEPESERTAAN,
PEMBAYARAN IURAN, PEMBAYARAN SANTUNAN DAN
PELAYANAN JAMSOSTEK

Penyakit yang
diakibatkan oleh :
 Penyakit Kelamin
 AIDS
 Alkohol

TIDAK DITANGGUNG
DALAM PROGRAM JPK
JAMSOSTEK
PERMENNAKER NO. PER. 20/MEN/2012
TENTANG PERUBAHAN ATAS PERMENNAKERTRANS NO.
12/2007 TENTANG JUKNIS PENDAFTARAN KEPESERTAAN,
PEMBAYARAN IURAN, PEMBAYARAN SANTUNAN DAN
PELAYANAN JAMSOSTEK

Penyakit yang
diakibatkan oleh :
 HIV DAN AIDS

DITANGGUNG DALAM
PROGRAM JPK JAMSOSTEK
PROSEDUR K3 KHUSUS
1. Langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian;
2. Pengawasan terhadap Infeksi di tempat
kerja;
3. Program gawat darurat dan pertolongan
pertama.
PROSEDUR K3 KHUSUS
1. Langkah-langkah pencegahan dan
pengendalian;
a) Syarat-syarat K3
b) Menunjukkan yang berisiko penularan
c) Pekerja mamatuhi instruksi dan prosedur
d) Pendidikan dan latihan khusus dan menyediakan
perlengkapan
e) Pengendalian (identifikasi bahaya, penilaian
risiko, pengendalian risiko).
PROSEDUR K3 KHUSUS
2. Pengawasan terhadap Infeksi di tempat kerja;
a) Kewaspadaan universal
b) Penularan HIV pada pekerja

3. Program gawat darurat dan pertolongan


pertama.
a) Penanganan terhadap pekerja yang kemungkinan
terpajan darah/cairan tubuh
b) Persyaratan pelaksanaan P3K.
MONITORING DAN EVALUASI
BERTUJUAN UNTUK mengetahui :
1. Efektivitas penerapan kebijakan dan prosedur di
tempat kerja
2. Efektivitas penyebarluasan informasi dan
pelaksanaan program pelatihan
3. Tingkat kepatuhan dalam melaksanakan
persyaratan K3
4. Pendataan kasus kecelakaan
5. Efektivitas tindakan yang dilakukan dan follow up
TATACARA PEMERIKSAAN
• Pola pengawasan penerapan persyaratan program P2-
HIV/AIDS di tempat kerja sesuai dengan UU No. 1/1970 jo.
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982, jo.
Kepmennakertrans No. Kep. 68/Men/IV/2004, yang terkait
dengan persyaratan :
– Kebijakan P2- HIV/AIDS di tempat kerja
– Mengkomunikasikan kebijakan dengan penyebarluasan informasi
dan menyelenggarakan pendidikan dan latihan
– Perlindungan kepada pekerja/buruh dengan HIV/AIDS dari tindak
dan perlakukan diskriminatif
– Menerapkan prosedur K3 khusus
• Memeriksa dan menilai terhadap dokumen penerapan
persyaratan program P2-HIV dan AIDS di tempat kerja
• Koreksi atau rekomendasi temuan pelanggaran.
• Hasil pemeriksaan dicatat dan dianalisis
BOXES
• Upaya P2 penyakit di tempat kerja wajib dilaksanakan agar tenaga
kerja selalu dalam keadaan sehat terhindar dari gangguan
kesehatan dan dapat meningkatkan produktivitas kerja.
• Pengurus/perusahaan wajib melakukan upaya P2 -HIV dan AIDS di
tempat kerja, agar semua pelaku di tempat kerja mengetahui
tentang HIV dan AIDS sehingga mampu melakukan pencegahan
penularan dan terhindar dari sikap dan tindak diskriminasi di tempat
kerja.
• Untuk lebih mendorong masyarakat pada umumnya dan khususnya
perusahaan dalam melaksanakan program P2, maka dilaksanakan
penganugerahan penghargaan kepada perusahaan yang telah
melaksanakan program dan kepala daerah sebagai Pembina serta
pemerduli yang telah memberikan konstribusi dalam implementasi
Kepmenakertrans No. 68 Tahun 2004.
BOXES
• Latihan melakukan penilaian terhadap perusahaan yang
telah melaksanakan program P2- HIV dan AIDS di
tempat kerja untuk mendapatkan penganugerahan
penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai