Anda di halaman 1dari 52

PENGENALAN HIV & AIDS

dr. Rijantono Franciscus Maria, M.P.H


DEFINISI
HIV
H UMAN ( Manusia )
I MMUNODEFICIENCY (Penurunan Daya Tahan Tubuh)
V IRUS

HIV adalah virus yang hidup,


berkembang dalam tubuh
manusia dan melemahkan sistem
kekebalan tubuh
AIDS
ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCY
SYNDROME
✔ Kumpulan gejala penyakit yang di dapat akibat
menurunnya sistem kekebalan tubuh akibat infeksi
HIV
✔ Kekebalan tubuh dapat turun oleh karena sebab
lain, misal obat-obatan steroid paska transplantasi
• ODHA = Orang dengan HIV / AIDS
• OHIDHA = Orang yang hidup dengan orang
terinfeksi HIV
• MARP = Most at risk population
– Populasi / kelompok dengan risiko tinggi
• Key Population / Populasi Kunci
– Populasi / kelompok yang menjadi kunci dalam
epidemi HIV dan mempunyai risiko terinfeksi HIV
– Gay, waria, LSL (lelaki seks dengan lelaki) lain, PS
(pekerja seks), WB (warga binaan)
HIV Positif
HIV Positif
Perjalanan Penyakit HIV & AIDS

Infeksi Mulainya
HIV 2 org HIV positif AIDS
1 org HIV negatif
Beresiko

Tidak Terinfeksi HIV AIDS Terminal

Masing-masing tahap mempunyai karakter dan


membutuhkan pelayanan & dukungan yang berbeda
Perjalanan Penyakit HIV

1000

800 Gejala-gejala Umum


600 Infeksi Oportunistik awal
sel +
400 Infeksi Oportunistik Lanjut
CD4
200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Infeksi
Waktu (dalam tahun)
Stadium Infeksi HIV
• Stadium klinis I:
– Tanpa gejala
– Limfadenopati generalisata yang persisten

• Stadium klinis II:


– Kehilangan BB < 10%
– Gambaran mukokutaneus minor
– Herpes zoster
– Angular cheilitis
– Recurrent oral ulceration
– Papular pruritic eruption (PPE)
– Seborrhoeic dermatitis
– Fungal nail infection (infeksi jamur di kuku)
• Stadium klinis III:
– Kehilangan BB > 10% tanpa diketahui penyebabnya
– Diare kronis > 1 bulan tanpa diketahui penyebabnya
– Demam berkepanjangan > 1 bulan
– Kandidiasis mulut persisten
– Oral hairy leukoplakia
– Tuberkulosis paru
– Infeksi bakteri yang parah (pneumonia, empiema,
meningitis, dan lain-lain)
– Acute necrotizing
– Anemia yang tidak dapat diterangkan sebabnya,
trombositopenia, neutropenia
Stadium klinis IV

• Sindroma wasting HIV • Mikobakteriosis


• PCP • Herpes simpleks kronis
• Penumonia bakterial • TB luar paru
berulang • Sepsis berulang
• Toksoplasmosis otak • Limfoma
• CMV • Sarkoma kaposi
• Kandidiasis esofagus, • Ensefalopati HIV
trakea, bronkus, atau • Kriptokokosis ekstra paru
paru
• Progressive multifocal
• Karsinoma serviks invasif leukoencephalopathy
• Nefropati atau (PML)
kardiomiopati yang • Kriptosporidiosis kronis
berhubungan dengan
HIV • Isosporiasis kronis
• Mikosis diseminata
Stadium Lanjut
Stadium Lanjut
PENULARAN

Pengidap HIV
 
Selalu 2 orang

Sehat HIV+
(Odha) (Odha)

Virus HIV TIDAK MUDAH menular, cara penularannya


TERBATAS !!
TETAPI: sekali tertular,
SEUMUR HIDUP BISA menularkan
HIV didapatkan di

Darah dan produk


darah

Cairan sperma
Cairan vagina

Air susu ibu


Cara Penularan HIV
1. Seksual
- Homo seksual L L
- Hetero seksual
` L P
2. Narkoba suntik, transfusi darah
3. Penularan dari Ibu ke Bayi
(PIKB)
Seksual
IDU/NS PIKB
Penularan Melalui Darah dan
Produk Darah

HIV sebagai salah satu Blood-borne viruses


•Transfusi dengan darah atau produk darah yang
terkontaminasi
•Transplantasi organ
•Penggunaan ulang jarum dan spuit suntikan atau
alat medik lainnya yang terkontaminasi HIV (bisa
terjadi di tempat layanan kesehatan, penasun ~
pengguna napza suntik)
Penularan Secara Seksual

HIV sebagai salah satu IMS


•Hubungan seks anal
•Hubungan seks vaginal
•Hubungan seks oral
•Risiko meningkat bila terdapat luka dalam anus,
mulut, perdarahan gusi dan atau penyakit gigi
mulut atau pada alat kelamin
WAKTU & RISIKO PENULARAN HIV
DARI IBU KE ANAK

Masa Persalina Post partum melalui ASI


kehamilan 36 n Selama
0-14 14-36 mg-kelahi persalinan 0-6 6-24
mg mg ran bln bln

1% 4% 12% 8% 7% 3%

Semua tanpa ASI 15-25 %


Semua dg pemberian ASI sampai 6 bln 25-30 %
Semua dg pemberian ASI sampai 18-24 bln 30-45 %

Source: De Cock KM, et al. JAMA. 2000; 283 (9):


1175-82
Kourtis et al. JAMA 2001; DeCock et al. JAMA
2000
Mekanisme Penularan HIV dari Ibu ke
Anak / Bayi
• Infeksi melewati plasenta
• Persalinan
• ASI

Sumber Infeksi Rute Infeksi


•Darah Ibu • Sirkulasi Umbilical
•Placenta • Kulit
•Cairan Amnion • Mukosa membran
•Sekresi Cervicovaginal – Sal. Pencernaan
•ASI – Sal. Pernapasan

Simonds RJ, 2000


Faktor yang Berhubungan dengan
Penularan
• Jumlah virus ibu • Makanan campuran
• Infeksi plasenta pada tahap awal
• Infeksi menular seksual • Mastitis / abses pada
• Pecah ketuban dini payudara
• Persalinan yang invasif • Gizi bayi buruk
• Durasi menyusui ASI • Penyakit mulut pada
bayi
Individu yang Beresiko Terkena Infeksi
HIV

Resiko tinggi
Homoseksual dan biseksual
Pengguna narkoba suntik (IDU) yang berbagi jarum
Pasangan seks orang dengan resiko tinggi
Bayi yg lahir dari ibu HIV, terutama yang tanpa terapi
Penerima transfusi darah terutama di negara yang tidak ada alat
skrining

Resiko Rendah
Pekerja kesehatan termasuk perawat, dokter, dokter gigi dan
pekerja laboratorium
PENTING!!!!
HIV tidak ditularkan melalui kontak
sosial, hidup serumah, berjabatan
tangan, berpelukan, bersin dan batuk
dari penderita, dll
PENCEGAHAN
Pencegahan transmisi
• Belum ada vaksin yang dapat mencegah
infeksi HIV
Pencegahan Penularan Melalui Darah

a. Di unit transfusi dilakukan skrining darah dan


produk darah yang akan ditransfusikan : Tes
terhadap HIV, hepatitis B, hepatitis C & VDRL
b. Penyediaan jarum dan alat suntik steril dan
disposable untuk setiap unit layanan kesehatan
c. Program HARM REDUCTION – pengurangan dampak
buruk pada pengguna napza suntik
d. Tidak menggunakan obat napza suntik (no Drugs)
Pencegahan Penularan Melalui
Hubungan Seksual

a. Sejauh mungkin ABSTINEN – tidak melakukan


hubungan seks
b. Upayakan selalu BE FAITHFUL atau setia pada
pasangan dan tidak berganti-ganti pasangan
c. Penggunaan KONDOM (CONDOM) pada
hubungan seks, terutama hubungan seks
yang tidak aman
A–B–C
Pencegahan Penularan dari Ibu
ke Janin

a. Pemberian terapi antiretroviral


b. Persalinan dengan operasi Seksio Caesaria
c. Pemberian terapi antiretroviral pada bayi
d. Tidak memberikan ASI
e. ASI eksklusif
DIAGNOSIS
• HANYA DENGAN TES HIV seseorang diketahui apakah
HIV (+) atau (-)
Pemeriksaan laboratorium HIV

• Biakan virus (Virus culture)


• Deteksi antigen : p24
• Deteksi materi genetik : DNA provirus / RNA
• Deteksi antibodi : penyaring & konfirmasi
• Rapid Test
• ELISA
• Western Blot

1
4
Rapid Test
• Kelebihan:
– Hasilnya cepat
– Tidak perlu dilakukan dalam jumlah banyak
sekaligus (batch)
– Tidak perlu alat khusus / petugas terlatih
– Hasil pada hari yg sama
• WHO merekomendasi Rapid Test Antibodi HIV
untuk skrining

15
Immunoconcentration / Immunoprecipitation
Immunochromatography
Flow-Through
Devices: Kontro
HIV
l
S tat-Pak antigen
Sample
pad

Non
Reaktif

Reaktif

Sample Pad Test line Control line


16
Enzyme Immuno Assays (EIAs)

Pembaca otomatis akan membaca


hasil pengukuran densitas optikal

Setelah beberapa kali inkubasi dan pencucian,


reaksi perubahan warna akan timbul bila
terdapat antibodi HIV
17
Western Blot
• Protein virus dipisahkan dalam
pita-pita menurut berat molekul
pada gel elektroforesa.
• Lalu protein virus dipindahkan ke
kertas nitroselulosa yang diinkubasi
dalam serum pasien
• Antibodi HIV bereaksi dengan
protein HIV khusus & terikat dengan
kertas nitroselulosa secara tepat
pada titik yang sama, mengikuti
protein target.
• Antibodi dideteksi melalui teknik
kolorimetri
Tes HIV

• Didahului dengan suatu proses Konseling


(Counseling)
– Konseling bisa panjang maupun pendek, dilakukan
oleh konselor atau orang yang paham HIV
• Tes harus diSETUJUI oleh klien / pasien
(Consent)
• Hasil hanya diketahui oleh klien dan orang
yang diijinkan untuk tahu (Confidential)
Konseling

Konseling bertujuan untuk:


•Memberi pemahaman yang benar
tentang HIV dan AIDS
•Mengidentifikasi faktor risiko pada klien
•Memberi pengertian apa yang harus
dilakukan dengan hasil tes-nya
•Memberi pengarahan layanan yang
diperlukan
Diagnosis / Mengetahui Seseorang
Terinfeksi HIV
• KONSELING
– Dapat dilakukan oleh:
• Konselor profesional : mendapat pelatihan khusus
konseling minimal 40 jam
• Konselor umum (Lay conselor): orang yang mempunyai
pemahaman yang cukup tentang HIV, misal ToT
– Tempat Dilakukan :
• Di klinik atau rumah sakit
• Di manapun, misal di rumah
TERAPI
Terapi Antiretroviral (ARV)
• Diberikan pada yang memenuhi syarat
terapi:
– Memberi gejala (stadium 2, 3 atau 4)
– CD4 (Cluster of Differensiation 4) < 350/mmk
• Tujuan terapi:
– Memperpanjang hidup dan meningkatkan
mutu hidupnya dengan cara mempertahankan
penekanan maksimal jumlah virus selama
mungkin
Terapi Antiretroviral (ARV)

• Semua orang dewasa terinfeksi HIV yang


memenuhi syarat terapi
• Semua perempuan terinfeksi HIV yang hamil
• Pasien HIV dengan Koinfeksi Tuberkulosis
• Pasien HIV dengan koinfeksi Hepatitis B
• Untuk pencegahan pasca pajanan
Memulai Terapi

• Perlu mengetahui stadium klinis HIV


(Pedoman WHO)
• Perlu mengetahui jumlah CD4
• Keadaan lain
Saat Memulai Terapi ARV
Jenis Obat ARV
Nucleoside Analouge (NRTI)

Abacavir (ABC) Tab 300 mg; lar oral 100mg/5 ml


Diandosine (ddI) Tab 25 mg, 100, 150, 200
Lamivudin (3TC) Tab 150mg; lar oral 50mg/5ml
Stavudin (d4T) caps 15mg, 20mg, 30mg, 40 mg
Zidovudine (ZDV atau AZT) Kap 100mg, 250mg, 300mg

Non-Nucleosida Analouge (NNRTI)

Efavirenz (EFV atay EFZ) caps 50, 100, 200 mg


Nevirapine (NVP) Tab 200 mg; susp oral 50mg/5ml
Protease Inhibitor
Indinavir (IDV) caps 100, 200, 333 and 400 mg
Ritonavir (RTV) caps 100mg; lar oral 400mg/5ml
Lopinavir+ritonavir caps 133,3mg + 33mg
Nelfinavir (NFV) Tab 250; bubuk 50mg/g
Saquinavir (SQV) caps berisi jeli 200mg

Fusion Inhibitor
Fuzeon

Integrase Inhibitor : Raltegravir


Co-receptor Antagonist : Maraviroc

WHO: 2 NRTI + 1 NNRTI atau Abacavir atau PI


Antiretroviral yang Ada
Dosis: 2 x sehari Dosis: 1 x sehari

Dosis: 2 x sehari
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai