KEHAMILAN
AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)
• Organisme Penyebab
- HTLV III (Human T- Cell Lymphotrophic Virus)
- HIV (Human Immune Deficiency Virus)
• Jenis
I. HIV Primer
II. Asimptomatis/HIV Laten: bulanan - tahunan
III. Gejala klinis: usia harapan hidup 5 tahun
IV. AIDS
AIDS
• Secara selektif
menyerang dan
menghancurkan Sel T,
makrofag dan
monosit, sehingga
menyebabkan turunnya
imunitas sel dan pada
akhirnya imunitas hilang
Cara Penularan
• Kontak langsung dengan cairan tubuh penderita
• Penularan langsung kepada bayi melalui vagina
• Transplasenta
• Air Susu Ibu
• Angka Rata-rata
- 20 % penularan HIV terjadi saat dalam rahim
- 80 % saat persalinan
Faktor Risiko
• Berganti-ganti pasangan seksual
• Ada infeksi kelamin lainnya
• Pengguna obat terlarang lewat injeksi
• Pendatang dari daerah endemis HIV, seperti
Haiti atau Afrika
• Pelacuran
• Menerima transfusi darah antara tahun 1977
dan 1985
Gilbert,E.S. (2007). Manual of high risk pregnancy & delivery. St. Louis: Mosby-Elsevier, p. 568.
Mendeteksi kasus
• Dua jenis tes
- Tes Rapid HIV
▪ OraQuick Advance HIV-1 Antibody Test
▪ Uni-Gold Recombigen HIV Test
▪ Reveal Rapid HIV-1 Antibody Test
- Tes Konfirmasi
▪ Western blot – tes paling spesifik
▪ IFA – (immunoflourescence Assay)
Efek pada Ibu
• Gejala awal seperti infeksi mononukleosis: demam,
faringitis, limfadenopati, arthralgia, mual muntah, lesu, berat
badan turun
• Bercak kemerahan makulopapular
• Urtikaria yang menyeluruh
• Alopesia
• Infeksi berulang
• Sarkoma Kaposi luas
• Persalinan preterm, pertumbuhan janin terhambat, ketuban
pecah dini, endometritis postpartum
• Mudah terkena infeksi oportunis
Efek pada Bayi
• Semua bayi baru lahir yang
terinfeksi akan memiliki antibodi
HIV positif
• 20-30% akan tetap positif
hingga 15-18 bulan dan
menjadi AIDS (300 kasus per
tahun di Amerika)
• Meningkatkan risiko lahir mati,
mortalitas neonatal
• Dengan pengobatan, risiko
penularan < 2 %
Pengobatan
• Antepartum ( > 28 minggu): ZDV 200mg po. TID atau 300mg BID
• Neonatal: ZDV syrup 2 mg/kg po. Q 6 jam, sejak usia 12 jam setelah
lahir hingga usia 6 minggu (Bayi aterm)
Gilbert,E.S. (2007). Manual of high risk pregnancy & delivery. St. Louis: Mosby-Elsevier, p.569.
Faktor Lain
• Isolasi penuh
• Jangan menggunakan
elektroda kulit kepala
• Sarung tangan ganda pada
persalinan per vagina
• Jangan memberikan ASI
• Bila direncanakan seksio, saat optimal
pemberian obat adalah 3 jam sebelum
tindakan pembedahan
Faktor Lain Pada Bayi
• Suction mekanik pada bayi baru lahir
• Pencegahan paparan terhadap cairan tubuh ibu
• Mandikan bayi sesegera mungkin
• Jangan berikan suntikan atau salep mata
sampai selesai dimandikan
• Periksa darah CBC serta HIV DNA PCR
(Bayi akan menjadi anemia bila diberikan ZDV)
Hepatitis
• Hepatitis A - 40%
• Hepatitis B - 45%
• Hepatitis C - 5-10%
• Hepatitis D - 5-10%
• Hepatitis E - 5-10%
Gilbert,E.S. (2007). Manual of high risk pregnancy & delivery. St. Louis: Mosby-Elsevier, p.561.
Infeksi Kronis HBV (Karier)
• HBsAg tetap tinggi
• IgG anti-HBc tetap tinggi
• IgM anti-HBc tidak ada
• Bila HBsAg positif tapi HBeAg negatif, artinya karier tanpa
penyakit hati aktif
• Bila HBsAg & HBeAg positif, artinya karier dengan penyakit
hati aktif
Gilbert,,E.S. (2007). Manual of high risk pregnancy & delivery. St. Louis: Mosby-Elsevier , p.561.
Efek pada Ibu
• Pasien hamil dengan HBV akut:
- Demam tidak tinggi yang kronis
- Mual dan muntah
- Anoreksia
- Lesu
- Bercak merah pada kulit
- Arthralgia
Gilbert,E.S. (2007). Manual of high risk pregnancy & delivery. St. Louis: Mosby-Elsevier,p.561.
Efek pada Janin / Bayi
• Pada bayi:
Bila ibu memiliki HBsAg (+) berikan vaksin HBV & HBIg
kepada bayi dalam waktu 12 jam setelah lahir, kemudian
saat usia 1 & 6 bulan
Kategori Risiko Tinggi
• Wanita hamil berasal dari:
1) China
2) Asia Tenggara
3) Afrika Tengah
4) Timur Tengah
5) Kepulauan Pasifik
6) Alaska
• Pengguna obat terlarang IV
• Pelacur
• Memiliki Penyakit Menular Seksual lain dan/atau
berganti-ganti pasangan
• Penerima transfusi berulang
• Pekerja medis yang terpapar darah dan jarum suntik
Hepatitis A
• Dahulu dikenal sebagai hepatitis infeksiosa
• Dalam 1:1,000 kehamilan
• Ditemukan di Asia Tenggara, Afrika, Amerika
Tengah, Meksiko, Timur Tengah
• Penularan melalui fecal-oral, kontak dengan
penderita, atau melalui makanan atau air yang
tercemar. Tidak menular melalui darah
• Masa inkubasi 28 hari
• Penularan umumnya terjadi di fasilitas Day Care
• Infeksi akut: IgM Anti-HAV positif
• Tidak ditemukan karier kronik
• Tersedia immunisasi
Hepatitis C
• Penyebab utama hepatitis akut & kronis
• Sebagian besar penderita asimptomatis
• Angka penularan tidak meningkat melalui
ASI
• Angka penularan sama seperti Hepatitis B
tapi tidak mudah menular melalui hubungan
seksual
• Angka infeksi kronis tinggi
Hepatitis C
• Tindakan Seksio tidak terbukti bermanfaat
menurunkan angka penularan vertikal
• Diagnosis: antibodi Hepatitis C (Anti-HCV)
melalui pemeriksaan Enzyme Immune
Assay (EIA). Bila positif, untuk tes
konfirmasi selanjutnya dilakukan RIBA
• Spesimen diambil melalui biopsi hati
Hepatitis D (Delta)
• Terjadi bersamaan dengan Hepatitis B
• Masa inkubasi 2-8 minggu
• Banyak ditemukan di daerah Laut Mediterranea
• Pemeriksaan ditemukan antibody Hepatitis D (Anti-HDV)
atau biopsi hati
• Sangat menular, biasanya karena transfusi berulang,
penggunaan obat terlarang IV, hemofilia
• Vaksin Hepatitis B bisa melindungi
• Gejala lanjut: penurunan fungsi hati, ikterus, penurunan
kesadaran
Hepatitis E (HEV)
• Penularan melalui makanan atau air yang tercemar
• Kasus banyak ditemukan saat banjir, bencana angin
ribut, musim penghujan
• Mirip Hepatitis A
• Banyak ditemukan di India, Asia Tenggara, Afrika,
Amerika Selatan
• Biasanya menginfeksi pasien di usia subur (15-40
tahun)
• Tidak ditemukan karier kronis
• Tanda kekebalan: IgG anti-HEV positif
Hepatitis E (HEV)
• Ditandai dengan gejala ringan, angka
kematian tinggi bila terjadi infeksi akut dan
kegagalan fungsi hati saat trimester ketiga
• Angka kematian neonatus karena infeksi
HEV lebih tinggi daripada hepatitis virus
jenis lainnya
• Kasus penularan vertikal sudah ditemukan
• Diagnosis infeksi akut: serum IgM antiHEV
antibody (+). Tidak semua lab bisa
melakukan tes ini
Gonorrhea
• Penyebab: Neisseria gonorrhea (gram negatif)
• Cara penularan: Oral, rektal, genital, penularan
vertikal ke janin
• Masa inkubasi: 10 hari,Tidak menembus plasenta
• Kasus dalam kehamilan 0.5 sampai 7 %
• Lakukan juga pemeriksaan untuk chlamydia &
trichomonas
• Bila tidak diterapi, 40% menjadi PID (Radang
panggul)
• Gejala: Meriang, demam, perdarahan/sekret per
vaginam
Gonorrhea
• Pemeriksaan
- Endoserviks/urethra/rektal/kultur tenggorokan
- ELISA Immunoassay
- Jika tanpa gejala lakukan kultur DNA
• Pengobatan
- Bayi: Salep mata Erythromycin
- Ibu: Ceftriaxone 125 mg IM
dan Cefixime 400 mg PO
- Berikan pengobatan juga
pada pasangan seksual pasien
Efek pada Ibu
• 70-80% tanpa gejala
• Endoservisitis menyebabkan kelemahan
membran janin dan menyebabkan ketuban
pecah dini / kelahiran prematur
• Berkaitan dengan abortus septik
• Gejala infeksi saluran kemih: dysuria, pyuria
• Sering bersamaan dengan infeksi chlamydia
Efek pada ibu
• Postpartum endometritis,
kesuburan berkurang
• Sekret purulen kekuningan
• Nyeri pada glandula
Skene/ Bartholin
• Dapat menimbulkan infeksi
luas: arthritis, perikarditis,
meningitis, dermatitis
Efek pada janin
• Ketuban Pecah Dini
• Chorioamnionitis
• Conjunctivitis purulen
• Sepsis/meningitis
• Boleh diberikan ASI setelah diberikan
terapi antibiotik, penting untuk sering
mencuci tangan
Syphilis
• Penyebab: Golongan Spirochaeta
Treponema pallidium