Anda di halaman 1dari 35

PROGRAM TRIPLE

ELIMINASI
HIV, SIFILIS DAN HEPATITIS
OLEH :
Dr.Faris Adi Bachtiar
PUSKESMAS PAGADUNGAN
PENGERTIAN
Triple Eliminasi adalah program upaya
untuk mengeliminasi infeksi tiga
penyakit menular langsung dari ibu ke
anak yaitu infeksi HIV/AIDS, Sifilis dan
Hepatitis B yang terintegrasi langsung
dalam program Kesehatan ibu dan
anak. ( Kemenkes RI, 2019).
DASAR HUKUM PROGRAM TRIPLE ELIMINASI .

• Program Triple Eliminasi merupakan


sebuah program kesehatan yang telah
berlandaskan dasar hukum Peraturan Menteri
Kesehatan nomor 52 tahun 2017 tentang
"Eliminasi penularan Human
Immunodefeciency Virus, Sifillis, dan
Hepatitis B dari ibu ke anak".
• Kegiatan ini merupakan kegiatan yang
diadopsi dari program WHO (World Health
Organization) bernama triple elimination.

• WHO berpendapat bahwa angka penularan


dapat menurun hingga 5% dari seharusnya
15% dengan adanya kegiatan preventif
berupa pelaksanaan tes HIV, hepatitis B, dan
sifilis saat antenatal care (ANC). 
• Kementerian Kesehatan mempunyai target
untuk mencapai zero pada tahun 2030 sesuai
dengan yang tertulis dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia nomer 52 tahun
2017. 

• Mengacu pada surat edaran Direktorat Jenderal


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P),
dari awal tahun 2017 sampai per Juni 2019 ada
11.958 ibu hamil di Indonesia yang dinyatakan
positif HIV setelah menjalani tes.
PENULARAN
• Infeksi HIV, Sifilis dan Hepatitis B memiliki cara
penularan yang hampir sama yaitu melalui
hubungan seksual, darah dan mampu menularkan
secara vertical dari ibu yang positif ke anak.
• Infeksi ketiga penyakit menular tersebut pada ibu
hamil dapat mengakibatkan kematian pada ibu
dan dapat menyebabkan morbiditas, kecacatan
dan kematian, sehingga merugikan dan
mempengaruhi kelangsungan hidup serta kualitas
hidup anak (Fatimah et al, 2020)
 

• Penularan ketiga penyakit dari ibu hamil ke


bayi dapat menyebabkan premature, BBLR,
dan yang paling parah adalah kematian.
PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan dapat dilakukan di
Puskesmas terdekat pada kunjungan
perawatan antenatal pertama, idealnya
sebelum usia kehamilan 20 minggu dan
untuk ibu hamil yang datang setelah 20
minggu tes skrining dan pengobatan
harus dilakukan sesegera mungkin .
Indikator Program Triple Eliminasi

1 Cakupan ibu hamil yang melakukan ANC ≥ 95%.


2 Cakupan ibu hamil yang melakukan tes HIV,
sifilis, hepatitis B ≥ 95% .
3 Cakupan ibu hamil positif HIV, sifilis, hepatitis B
yang mendapatkan pengobatan ≥ 95% .
4 Persalinan ibu hamil positif HIV, sifilis, hepatitis
B ditolong tenaga kesehatan ≥ 95% .
5 Cakupan bayi baru lahir yang mendapat
imunisasi Hepatitis B ≥ 95% .
Penyebab HIV dan AIDS pada ibu hamil

– HIV adalah penyakit infeksi yang


disebabkan oleh human immunodeficiency
virus. Virus ini menyerang sel T (sel CD4)
dalam sistem imun yang tugas utamanya
adalah melawan infeksi.
• Sistem imun yang lemah atau rusak akibat
infeksi HIV kronis dapat membuat ibu hamil
sangat rentan terhadap infeksi oportunistik,
seperti pneumonia, toksoplasmosis,
tuberkulosis (TBC), penyakit kelamin, hingga
kanker.
• Kumpulan penyakit ini menandakan bahwa
HIV telah berkembang menjadi penyakit AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome).
Pengidap HIV yang telah memiliki AIDS
biasanya dapat bertahan hidup sekitar 3
tahun jika tidak mendapatkan pengobatan.
PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYINYA

Penularan HIV dari ibu hamil pada anaknya juga


dapat terjadi selama proses persalinan normal,
apabila bayi terpapar darah, cairan ketuban yang
pecah, cairan vagina, atau cairan tubuh ibu
lainnya.

Selain itu, penularan HIV dari ibu kepada


bayinya juga dapat berlangsung selama masa
menyusui eksklusif karena HIV dapat ditularkan
melalui ASI.
Penanganan ibu hamil dengan HIV
• Ibu hamil terinfeksi HIV dilakukan tindak
lanjut pengobatan dengan meminum obat
ARV sejak diketahui terkena HIV.
• Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kekebalan tubuh ibu hamil menjadi lebih
kuat dan mengurangi resiko penularan pada
janin.
Persalinan

Bila viral load nya sudah negative pada


pemeriksaan darah, bisa dipertimbangkan
partus pervaginam.
Tetapi bila masih tinggi viral loadnya, UNTUK
MENURUNKAN RISIKO TERTULAR DARI Ibunya :
dilakukan Operasi Seksio Cesaria.
dan sebaiknya tidak menyusui.
SIFILIS
• Sifilis adalah salah satu penyakit infeksi
menular seksual (IMS) yang disebabkan infeksi
bakteri Treponema Pallidum.

• Sifilis mempunyai sifat perjalanan penyakit


yang kronik, dapat menyerang semua organ
tubuh, menyerupai berbagai penyakit, memiliki
masa laten yang asimtomatik, dapat kambuh
kembali dan dapat ditularkan dari ibu ke janin.
TAHAPAN GEJALA KLINIS
1. Sifilis Primer
• Tahapan primer ditandai dengan munculnya luka di
sekitar alat kelamin, anus, maupun mulut yang mana
menjadi tempat masuknya bakteri T. pallidum.
• Kondisi khas pada tahapan ini adalah terbentuknya ulkus
durum.
• Ulkus durum berbentuk bulat, dengan dasar bergranulasi
warna merah dan bersih, indolen, serta teraba indurasi.
• Meski terbentuk ulkus, sering kali penderita tidak
merasakan nyeri. Kondisi ini dapat sembuh sendiri dalam
waktu 3-10 minggu.
SIFILIS SEKUNDER
•Sifilis sekunder muncul beberapa minggu setelah luka sembuh. Pada
tahapan ini, mulai muncul ruam di tubuh Anda, termasuk di telapak
tangan dan kaki.

•Selain memberikan gejala klinis pada kulit, sifilis sekunder juga disertai
dengan keluhan lain, seperti demam, penurunan berat badan, nyeri
kepala, sakit tenggorokan, nyeri sendi, rasa lelah berlebihan, dan juga
pembesaran kelenjar getah bening.

• SIFILIS LATEN
•Pada tahapan sifilis laten ini, penderita tidak mengalami gejala klinis
maupun kelainan. Namun, tetap masih berjalan dan aktif.
SIFILIS
SIFILIS TERSIER

• Sifilis tersier merupakan bagian akhir dari sifilis


yang paling berbahaya. Gejala pada tahapan ini
dapat muncul 10-40 tahun sejak infeksi awal.
• Kelainan yang khas pada tahapan ini adalah
terbentuknya guma, yaitu infiltrate sirkumskrip,
bersifat kronis, biasanya melunak dan destruktif.
• Selain itu, dalam tahapan ini pula penyakit
menular seksual ini bisa menyebar dan merusak
organ lain seperti otak, jantung, saraf, hati,
hingga tulang. 
AKIBAT SIFILIS
• Ibu hamil yang terinfeksi sifilis dan tidak
diobati dengan adekuat mengakibatkan 67%
kehamilan akan berakhir dengan abortus, lahir
mati atau Sifilis Kongenital pada neonatus.

• Infeksi sifilis pada ibu hamil yang tidak diobati


juga dapat mengakibatkan keguguran,
prematuritas, berat bayi lahir rendah .
SIFILIS KONGENITAL
• Anak dengan sifilis kongenital pada awalnya
akan terlihat baik-baik saja, namun akan
memperlihatkan gejala saat usia 2 tahun .

• Seperti : berat badan sulit naik, tangan dan


kaki sulit digerakkan, kulit pecah sekitar
mulut, anus dan genital, sering keluar cairan
dari hidung, sering rewel, anemia,
meningitis.
TUMBUH KEMBANG ANAK TERGANGGU
• Pada anak balita kelainan sifilis
kongenital menunjukkan tanda
gejala : kelainan pertumbuhan gigi,
gangguan pada tulang, kebutaan,
gangguan pendengaran hingga tuli,
gangguan pertumbuhan tulang
hidung.
Infeksi Hepatitis B
• Hepatitis B adalah peradangan hepar
disebabkan virus hepatitis B.
• Hepatitis akut apabila inflamasi hepar
akibat infeksi virus hepatitis setelah
masa inkubasi virus 30- 180 hari (rata-
rata 60-90 hari).
• Hepatitis kronik apabila telah lebih dari
6 bulan.
• Hepatitis B merupakan penyakit kronis
yang asimptomatik (tanpa gelaja) BISA
mengakibatkan kematian sehingga
diperlukan pemeriksaan laboratorium
untuk menegakkan diagnose dan
pengobatan yang adekuat.
Penularan Hepatitis B
• Terjadi melalui 2 cara :
• a. Horizontal : Penularan terjadi melalui
kontak perkutan bisa melalui selaput
lendir/mukosa
• b. Vertikal Penularan yang terjadi dari ibu ke
bayi yang dapat berlangsung pada masa
kehamilan, saat persalinan dan saat masa
laktasi.
Akibat Hepatitis B
• Hepatitis B pada kehamilan beresiko
mengakibatkan abortus, kelahiran BBLR dan
prematuritas sampai pada kematian
maternal akibat perdarahan.

• Akibat jangka panjang yang buruk, ibu


dengan hepatitis B disarankan untuk
transplantasi hepar, abortus atau sterilisasi.
Akibat pada bayi
• Infeksi hepatitis B pada bayi bisa menyebabkan
kerusakan hati, dan pada kasus terparah, dapat
berujung hingga kematian.

• Pada bayi, infeksi ini juga sulit dihilangkan, dan


akan berkembang menjadi infeksi kronis,
dimana bayi berpotensi menularkan pada
orang lain.
ANTE NATAL CARE
PERSALINAN AMAN
KESIMPULAN
Agar Program Trieliminisasi berjalan baik :
1. Deteksi dini pada semua Ibu hamil.
2. Bila positif, segera diterapi.
3. Monitor dengan periksa Lab secara berkala.
4. Bayi yang lahir dengan Ibu positif, mendapat
pelayanan screening awal, utk deteksi dini.
5. Integrasi yang baik, antara pasien dan keluarga,
masyarakat, tenaga Kesehatan dan pemerintah.
KERJA ITU
IBADAH, BUKAN
RUPIAH
BPIS
BPAS
Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai