Anda di halaman 1dari 39

INFEKSI TORCH

Oleh :
Sri Mudayatiningsih,SKp
Pendahuluan
• TORCH adalah istilah untuk
menggambarkan gabungan dari empat
jenis penyakit infeksi yaitu TOxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes.
Keempat jenis penyakti infeksi ini, sama-
sama berbahaya bagi janin bila infeksi
diderita oleh ibu hamil.
• Prinsip dari pemeriksaan ini adalah
deteksi adanya zat anti (antibodi) yang
spesifik taerhadap kuman penyebab
infeksi tersebut sebagai respon tubuh
terhadap adanya benda asing (kuman.
Antibodi yang terburuk dapat berupa
Imunoglobulin M (IgM) dan Imunoglobulin
G (IgG)
Toxoplasmosis
• Toxoplasmosis adalah suatu infeksi
protozoa yang timbul akibat akibat
mengkomsumsi daging mentah atau tidak
mencuci tangan sewaktu menyiapkan
daging mentah atau terinfeksi kotoran
kucing .
• Toxoplasma yang disertai gejala ringan, mirip
gejala influenza, bisa timbul rasa lelah, malaise,
demam, dan umumnya tidak menimbulkan
masalah.

• Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat


ibu sedang hamil atau pada orang dengan
sistem kekebalan tubuh terganggu (misalnya
penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang
mendapatkan obat penekan respon imun).
• Ibu hamil dengan antibodi HIV beresiko
karena toxoplasmosis adalah salah satu
infeksi opportunistik yang sering menyertai
infeksi HIV

• Keberadaan Toxoplasmosis bisa diketahui


dengan pemeriksaan darah dan titer
toxoplasmosis
• Jika wanita hamil terinfeksi Toxoplasma
maka akibat yang dapat terjadi adalah
abortus spontan atau keguguran (4%),
lahir mati (3%) atau bayi menderita
Toxoplasmosis bawaan. pada
Toxoplasmosis bawaan, gejala dapat
muncul setelah dewasa, misalnya kelinan
mata dan atelinga, retardasi mental,
kejang-kejang dan ensefalitis.
• Diagnosis Toxoplasmosis secara klinis sukar
ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik
atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub
klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan
laboratorium mutlak diperlukan untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat.
Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-
Toxoplasma IgG, IgM dan IgA, serta Aviditas
Anti-Toxoplasma IgG.
• Pemeriksaan tersebut perlu dilakukan
pada orang yang diduga terinfeksi
Toxoplasma, ibu-ibu sebelum atau selama
masa hamil (bila hasilnya negatif pelu
diulang sebulan sekali khususnya pada
trimester pertma, selanjutnya tiap
trimeter), serta bayi baru lahir dari ibu
yang terinfeksi Toxoplasma.
• Pengobatan alternatif untuk toxoplasmosis
adalah spiramisin : sulfa / Klindamisin
untuk wanita yang alergi terhadap sulfa
Penatalaksanaan
• Hindari konsumsi daging mentah yang
terpepar kotoran kucing yang terinfeksi

• Jika ada kucing didalam rumah periksa


titer toxoplasma

• Jika titer naik selama masa hamil dini,


abortus bisa dipertimbangkan sebagai
pilihan
INFEKSI LAIN
• Infeksi primer yang termasuk dalam
kategori ini adalah HEPATITIS.

• Hepatitis A atau hepatitis infeksiosa adalah


virus yang disebarkan oleh dorplet /
kontak tangan akibat tidak mencuci tangan
setelah buang air besar
• Gejala :
– Demam
– Malaise
– Mual
– Rasa tidak nyaman di abdomen

• Pengaruhnya dalam kehamilan adalah


abortus spontan dan gejala seperti
influenza
• Jika janin terinfeksi pada trimester
pertama dan tidak diobati bisa
menyebabkan anomali janin, kelahiran
prematur, hepatitis pada janin atau
neonatus dan kematian janin didalam
rahim

• Vaksinasi Gama Globulin diberikan


kepada ibu dan bayi baru lahir untuk
mendapatkan profilaksis.
• Hepatitis B atau Hepatitis serum adalah
virus yang ditularkan seperti penularan
HIV
• Gejala :
– Demam - Malaise
– Ruam - Lemah
– Artralgia - Ikterik
– Penurunan nafsu makan – Nyeri tekan
– Dispepsia - Pembesaran hati
– Nyeri Abdomen
• Cara trasmisinya melalui jarum yang
terkontaminasi, tranfusi darah, bisa secara
oral atau melalui koitus

• Apabila terjadi infeksi maternal pada


trimester pertama, jumlah neonatus yang
menjadi seropositif untuk antigen hepatitis
B (HBsAg) mencapai 10%
• Jika ibu terinfeksi secara akut pada
trimester ketiga 80% sampai 90%
neonatus akan terinfeksi

• Perlu skrining virus hepatitis B untuk


semua ibu hamil pada kunjungan pertama

• Ibu yang beresiko harus diberi vaksinasi


hepatitis B
• Ibu yang sudah terpapar virus hepatitis B
sebelum divaksinasi, diberikan imunisasi
pasif dengan globulin imun hepatitis B
(HBIG)

• Kehamilan bukan kontraindikasi untuk


vaksinasi
RUBELA
• Infeksi Rubella ditandai dengan demam
akut, ruam pada kulit dan pembesaran
kelenjar getah bening. Infeksi ini
disebabkan oleh virus Rubella, dapat
menyerang anak-anak dan dewasa muda
• Infeksi Rubella berbahaya bila tejadi pada
wanita hamil muda, karena dapat
menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika
infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan
maka risiko terjadinya kelainan adalah 50%,
sedangkan jika infeksi tejadi trimester
pertama maka risikonya menjadi 25%
(menurut America College of Obstatrician
and Gynecologists, 1981).
• Tanda tanda dan gejala infeksi Rubella
sangat bervariasi untuk tiap individu,
bahkan pada beberapa pasien tidak
dikenali, terutama apabila ruam merah
tidak tampak. Oleh Karena itu, diagnosis
infeksi Rubella yang tepat perlu
ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan
laboratorium.
• Pemeriksaan Laboratorium yang dilakukan
meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG
dana IgM.

Pemeriksaan Anti-rubella IgG dapat


digunakan untuk mendeteksi adanya
kekebalan pada saat sebelum hamil. Jika
ternyata belum memiliki kekebalan,
dianjurkan untuk divaksinasi.
• Pemeriksaan Anti-rubella IgG dan IgM
terutama sangat berguna untuk diagnosis
infeksi akut pada kehamilan < 18 minggu
dan risiko infeksi rubella bawaan.
• Akibat pada janin meliputi : abortus
spontan, anomali kongenital dan
kematian.

• Pencegahan infeksi rubela maternal dan


efek pada janin adalah fokus program
imunisasi rubela

• Vaksinasi ibu hamil dikontraindikasikan


karena infeksi rubela bisa terjadi setelah
vaksin diberikan
• Ibu yang mendapat imunisasi rubela
dianjurkan untuk memakai kontrasepsi
selama minimal 3 bulan setelah vaksinasi

• Wanita hamil yang non reaktif terhadap


antigen hemaglutin-inhibisi dapat
divaksinasi secara aman setelah
melahirkan
EFEK PADA JANIN

• Insiden anomali kongenital : bulan


pertama 50%, bulan kedua 25%, bulan
ketiga 10%, bulan keempat 4%
• Pemaparan pada bulan pertama :
malformasi jantung, mata telinga atau otak
• Pemaparan setelah bulan keempat :
infeksi sistemik, hepatosplenomegali,
retardasi pertumbuhan intrauterin, ruam
• Pada usia 15 sampai 20 tahun, anak yang
terkena bisa mengalami kemunduran
intelektual dan perkembangan atau bisa
menderita epilepsi
CYTOMEGALIVIRUS
• Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo,
dan virus ini temasuk golongan virus keluarga
Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya,
virus CMV dapat tinggal secara laten dalam
tubuh dan CMV merupakan salah satu
penyebab infeksi yang berbahaya bagi janin bila
infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi
terjadi saat ibu sedang hamil.
• Jika ibu hamil terinfeksi. maka janin yang
dikandung mempunyai risiko tertular
sehingga mengalami gangguan misalnya
pembesaran hati, kuning, pekapuran otak,
ketulian, retardasi mental, dan lain-lain.
• Pemeriksaan laboratorium sangat
bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut
atau infeski berulang, dimana infeksi akut
mempunyai risiko yang lebih tinggi.
Pemeriksaan laboratorium yang silakukan
meliputi Anti CMV IgG dan IgM, serta
Aviditas Anti-CMV IgG.
• Infeksi CMV primer asimptomatik dan
kebanyakan ibu menunjukkan infeksi CMV
pada kehamilan (titer positif) mengalami
infeksi kronis / rekuren.
• Tidak ada terapi farmakologi yang efektif
untuk CMV, terapi berfokus pada upaya
mengobati gejala.
HERPES SIMPLEKS
• Infeksi herpes pada alat genital (kelamin)
disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks
tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada
dalam bentuk laten, menjalar melalui
serabut syaraf sensorik dan berdiam
diganglion sistem syaraf otonom.
• Bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terinfeksi HSV II biasanya memperlihatkan
lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu
muncul sehingga mungkin tidak diketahui.
Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir
dapat berakibat fatal (Pada lebih dari 50
kasus)
• Pemeriksaan laboratorium, yaitu Anti-HSV
II IgG dan Igm sangat penting untuk
mendeteksi secara dini terhadap
kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV
II dan mencaegah bahaya lebih lanjut
pada bayi bila infeksi terjadi pada saat
kehamilan.
• Gejala :
– Demam
– Malaise
– Anoreksia
– Limfadenopati
– Inguinalis nyeri
– Disuria
– Dispareunia

• Kekambuhan biasanya diawali dengan : rasa


gatal, rasa terbakar didaerah genetalia,
kesemutan pada tungkai, sekret vagina
bertambah
• Efek infeksi herpes genetalia primer pada
kehamilan :
– Abortus spontan
– Persalinan prematur
– IUGR
• Kelahiran sesaria di lakukan pada ibu
hamil yang memperlihatkan lesi aktif, bila
lesi tidak aktif dilahirkan normal
• Pengobatan : Asiklovir (penggunaan oleh
wanita hamil efek samping belum jelas)
Penyakit Jengger ayam
di vagina (Condiloma)
Infeksi virus herpes simplek

Anda mungkin juga menyukai